Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MENYUSUN RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (KEGIATAN


PEMBELAJARAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI SERTA
MANFAATNYA)

Dosen Pengampu :

Ilham Arya Susanto, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 11

Siti Fatimah Hadi 2020143605

Rizka Damaiati 2020143613

Isma Dwita Wildaniaty 2020143619

Rani 2020143620

Kelas 6A

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Palembang

2023/2024
A. Kegiatan Pembelajaran dalam PKR

Menyusun Rancangan Kegiatan Belajar Proses belajar murid merupakan inti


dari kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini yang terpenting adalah bagaimana murid
belajar, dan bagaimana guru membelajarkan murid. Pembelajaran harus menghasilkan
terjadinya proses belajar pada diri murid. Jika pada diri murid tidak terjadi tindak belajar,
maka pembelajaran dapat dikatakan gagal atau sia-sia. Oleh karena itu agar tindak
mengajar tidak sia-sia, terlebih dahulu disusun rancangannya. Rancangan atau disain
dalam kegiatan pembelajaran adalah kerangka pikir yang melukiskan bentuk penataan
interaksi guru-murid-sumber belajar dalam rangka pencapaian tujuan belajar.
Pengaturan interaksi ini mencakup urutan prosedur atau langkah yang akan
dilalui oleh guru dan murid serta jenis dan bobot isi kegiatan yang akan berlangsung
pada setiap langkah prosedur tersebut. Bruce Joyce dan Marsha Weil tahun 1986
menyebut rancangan ini dengan istilah ‘’model’’. Sebanyak empat kelompok besar
model pembelajaran yang diperkenalkan dalam bukunya yakni;
1. Model Pengolahan Informasi
2. Model Sosial
3. Model Personal
4. Model Pengubahan Perilaku.
Hampir semua model tersebut dirancang untuk pembelajaran kelas tunggal,
namun dalam banyak hal dapat disesuaikan untuk pembelajaran kelas rangkap. Selain
model-model tersebut ada model dasar pembelajaran yang mengaitkan seluruh model
yakni model Weil Murphy dan McGreal tahun 1986. Model dasar ini memiliki lima
langkah sebagai berikut :
1. Orientasi atau Pendahuluan Guru menetapkan tujuan, langkah, dan materi.
2. Pengembangan Guru menjelaskan konsep atau keterampilan, mendemonstrasikan
model atau langkah, dan mengecek pengertian murid.
3. Latihan terstruktur Guru memandu kegiatan kelompok murid, dan memberikan
balikan kepada murid, dan murid memberi tanggapan.
4. Latihan terbimbing Murid-murid berlatih memahami konsep baru atau
keterampilan, guru memantaunya, dan selanjutnya murid-murid berlatih lebih
lanjut di luar kelas.
5. Latihan bebas atau mandiri Guru memeriksa dan membetulkan hasil latihan di
luar kelas dan murid melanjutkan latihan mandiri.
Kerangka berpikir dari model dasar ini dapat digunakan untuk melihat lebih
jauh beberapa kemungkinan model yang khas untuk pembelajaran merangkap kelas. Ada
dua gugus model pembelajaran merangkap kelas, yakni Proses Belajar Arahan Sendiri
dan Proses Belajar Melalui Kerja Sama (Knowles dalam Miller, 1991).
1. Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) ditandai oleh kemandirian murid, sumber
belajar yang memadai, berorientasi tugas dan masalah, dan motivasi instrinsik
yang berdasarkan perasaan ingin tahu.
2. Sementara itu menurut Kagan (dalam Miller, 1991) Proses Belajar Melalui Kerja
Sama (PBMKS) ditandai oleh berbagai ide dan pengalaman melalui pengelolaan
suasana keterbukaan, komu-nikasi, pemecahan masalah secara bersama,
pencapaian ide terbaik, salaing mendorong dan menghargai, dan pembinaan
kerjasama kelompok.
Kedua format pembelajaran ini merupakan sarana konseptual yang sangat tepat untuk
digunakan dalam pembelajaran kelas rangkap.

B. Penilaian Terhadap Pelaksanaan PKR

Dalam melaksanakan penilaian kelas, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai


berikut :

1. Valid Penilaian kelas harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan


dalam kurikulum (standar kompetensi, kompetensi dasar, dan hasil belajar).
2. Edukatif Penilaian kelas dilakukan untuk memotivasi murid dalam mencapai
kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.
3. Obyektif Penilaian kelas dilakukan untuk mengukur potensi murid yang
sesungguh-nya sesuai dengan kompetensi yang dibelajarkan. Penilaian kelas
hendaknya tidak dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang agama, sosial-
ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional.
4. Transparan Kriteria penilaian kelas dan proses pengambilan keputusan terhadap
hasil belajar murid bersifat transparan bagi semua pihak yang berkepentingan.
5. Berkesinambungan Penilaian kelas dilakukan secara berencana, bertahap, dan
terus menerus untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang perkembangan
belajar murid.
6. Menyeluruh Penilaian dilakukan dengan berbagai cara (teknik dan prosedur)
untuk memperoleh informasi yang utuh dan lengkap tentang perkembangan
belajar murid baik yang mencakup aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
7. Bermakna Hasil penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti,
bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru, murid,
dan orang tua.

Beberapa hal perlu dinilai dalam pelaksanaan PKR adalah:

1. Keterlaksanaan jadwal harian


PKR yang baik seharusnya terjadwal dengan baik. Artinya anda sadar
dan siap betul kapan, di kelas mana, dan materi pelajaran yang mana yang akan
diajarakan di kelas-kelas yang di rangkap PKR yang baik tidak bisa dilaksanakan
secara insidental artinya sewaktu-waktu karena situasi. Karena itu jadwal harian
dan mingguan sangatlah penting baik bagi guru maupun siswa.

2. Keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas-kelas yang dirangkap


Dalam ragka PKR tentunya guru sudah mempersiapkan kegiatan-kegiatan apa
saja yang akan dikerjakan di kelas yang di rangkap, dan kegiatan apa pula yang di
harapkan dapat dilakukan oleh siswa. Bukankah kita sebagai guru sepakat bahwa
pengajaran apapun, dimanapun, dan kapan pun dapat dianggap berhasil bila dapat
menghasilkan terjadinya kegiatan belajar siswa. Karena itu pengecekan terhadap kegiatan
itu sangatlah penting.

3. Materi pelajaran yang tidak dapat diajarkan


Dalam praktik bisa saja terjadi dimana suatu materi pelajaran tidak sampai
diajarakan karena situasi mendadak. Misalnya mendadak mendapat tugas lain, atau
terjadi banjir atau kejadian lain. Haltersebut harus anda catat, agar minggu yang akan
datang materi tersebut tidak lupa di ajarkan. Dengan demikian murid-murid tidak merasa
dirugikan.

4. Kegiatan yang masih tertunda


Suatu kegiatan yang telah anda rencanakan bisa tertunda bukan? Hal itu bisa
terjadi karena kehabisan waktu, atau tidak ada alat, atau kehabisan bahan, atau karena
ganggguan lain. Tidaklah perlu dikhawatirkan asalkan kita catat dan selajutnya segera
dikerjakan lebih lanjut. Rencanakan kembali kapan kegiatan yang terpaksa tertunda itu
akan di lanjutkan. Dengan cara itu andan telah memperbaiki rencana pemebelajaran
sambil berjalan. Tapi janganlah lupa mengetur kembali, bila perlu jadwal mingguannya.

5. Tugas-tugas murid untuk hari atau minggu berikutnya


Maksud kita membari tugas untuk hari/minggu berikutnya adalah memberi
pijakan atau dasar bagi materi yang akan datang dan atau memberi tuntutan belajar lebih
lajut. Pendek kata kita sebagai guru menginginkan agar murid dapat belajar terus
menerus, bukan? Proses ini kan sangat bermakna bagi murid bila guru selalu memberi
umpan balik atas kegiatan belajar murid. Itu sebabnya tugas-tugas itu harus kita catat
agar pada saatnya kita dapat mengecek pekerjaan murid dan memberi balikan secara
lebih khusus dan tepat.

6. Pertanyaan murid yang belum sempat dijawab


Pernyataan murid bisa berisi minta penjelasan ulang atau permintaan
penegasan. Semua itu merupakan tanda-tanda telah terjadinya kegiatan mental murid.
Bila pertanyaan itu belum terjawab harus anda catat untuk dibahas dalam pertemuan
berikutnya. Pembelajaran yang berpijak pada atau yang bertolak dari pertanyaan murid
merupakan salah satu ciri prinsip belajar yang mengaktifkan murid.

7. Murid-murid yang belum banyak terlibat dalam proses belajar


Murid yang diam ada kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal misalnya
rendah diri, pemalu, rendah kemampuan, sakit, dan lambat mengerti. Dalam kelas PKR
malah mungkin lebih banyak lagi penyebabnya. Oleh karena itu maka kita harus
membari perhatian sama banyak kepada murid yang aktif dan murid yang tidak aktif.
Semua murid harus dapat melakukan proses belajar. Dengan kata lain murid yang tidak
aktif harus di dorong agar ia menjadi murid yang aktif.

8. Hal-hal yang dirasa perlu diperbaiki dalam PKR


Sesungguhnya PKR bisa terjadi di sekolah manapun. Tapi yang tidak bisa
dihindari tentunya di SD-SD sekolah kecil atau SD biasa yang jumlah gurunya lebih
kecil dari jumlah kelas. Oleh karena itu, PKR harus di terima bukan hanya sebagai
keterpaksaan tetapi suatu tugas profesional. Bila hal itu kita terima sebagai suatu tugas
profesional kita harus selalu menyempurnakan PKR. Ingatlah bahwa dalam pembelajaran
tidak ada satu carapun yang dapat diterima sebagai satu-satunya cara yang ampuh.
Mengajar adalah seni yang berwawasan keilmuan. Artinya guru PKR ahrus memahami
ilmu dan seni pembelajaran merangkap kelas.
9. Hal-hal yang dirasakan masih mengecewakan guru
Bekerja dalam bidang apapun, di mana pun dan kapan pun akan mengalami
rasa puas dan kecewa. Puas dan kecewa seperti dua sisi dari satu mata uang. Artinya rasa
puas dan kecewa harus di terima sebagai suatu keadaan yang wajar dan tidak dapat di
tolak salah satunya. Yang penting bagaimana memanfaat kan keduanya untuk mengorek
diri kita. Demikian juga dalam PKR. Malah bila kita ingin selalu maju, kita harus selalu
memiliki rasa tidak puas. Artinya kita selalu ingin memperbaiki diri.

10. Hal-hal yang dirasakan perlu untuk dibicarakan dengan guru lain
Masih ingatkah anda bahwa salah satu ciri guru profesional ialah memiliki rasa
dan sikap kesejawatan atau kolegalisme (rasa kesatuan dalam tugas) yang kuat. Artinya
antara pribadi guru harus tercipta, terpelihara dan terbian kesejawatan, rasa setugas,
setanggung jawab, dan selangkah kerja. Lebih-lebih lagi bagi anda yang mengajar di SD
terpencil yang gurunya hanya 2-3 orang termasuk anda. Kesemua itu merupakan modal
besar bagi berhasilnya pembelajaran merangkap kelas.

C. Evaluasi Pembelajaran dan Manfaatnya

Evaluasi merupakan bagian penting dari sistem pendidikan dan pengajaran


dalam berbagai bentuk dan waktu pengajarannya. Evaluasi atau penilaian pada dasarnya
bertujuan menentukan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran dengan indikator
utama pada keberhasilan atau kegiatan pembelajar dalam mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang di tetapkan. Selanjutnya menjadi balikan bagi perbaikan dan
pengembangan proses belajar mengajar berikutnya (Suardipa dan Primayana. 2020).
Evaluasi atau penilaian adalah proses sistematis mengumpulkan, menganalisis,
dan menginterpretasi informasi dalam menentukan sejauh mana siswa telah mencapai
tujuan pengajaran. Hasil penilaian ini digunakan untuk mengambil keputusan
berdasarkan pertimbangan yang dilakukan (Yadnyawati. 2019 : 5). Evaluasi belajar dan
pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang
dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran belajar dan
pembelajaran (Magdalena, 2020).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi
adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan belajar
peserta didik yang akan dijadikan acuan oleh guru dalam melakukan pembelajaran di
tahap selanjutnya. Kegiatan evaluasi ini dapat menjadi umpan balik bagi siswa dan guru
dalam memperbaiki kegiatan belajar mengajar.
Tujuan dari evaluasi adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan
memberikan keputusan terhadap suatu program yang dievaluasi, apakah program
tersebut harus diperbaiki, diteruskan, atau bahkan dihentikan. Selanjutnya, kegunaan dari
hasil evaluasi ini adalah sebagai acuan untuk pengambilan keputusan atau kebijakan
(Febriana. 2019 : 8). Ada tiga kata kunci yang berkaiatan dengan desain evaluasi yaitu,
tes (test), pengukuran (measurment), dan evaluasi (evaluation).

Bentuk-bentuk evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut yaitu :


1. Evaluasi Formatif Evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu
pokok bahasan atau topik, dan di maksudkan untuk mengetahui sejauh manakah
proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan.
2. Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap
akhir satu satuan waktu yang di dalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan,
dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat
berpindah dari satu unit ke unit yang berikutnya.
3. Evaluasi Diagnostic Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat di
berikan perlakuan yang tepat ( Joint Committee dalam Suardipa dan Primayana,
2020).

Secara garis besar ruang lingkup evaluasi pembejaran terdiri dari beberapa hal yaitu:
1. Dalam perspektif domain hasil belajar tediri dari: kognitif, afektif, dan
psikomotor.
2. Dalam perspektif sistem pembelajaran terdiri dari:
a. Program pembelajaran (tujuan, materi, metode, media dll).
b. Pelaksanaan pembelajaran (kegitan, guru, dan peserta didik).
c. Hasil belajar (jangka pendek, menengah, dan jangka panjang).
3. Dalam perspektif penilaian berbasis kelas terdiri dari:
a. Penilaian kompetensi dasar mata pelajaran.
b. Penilaian kompetensi rumpun pelajaran.
c. Penilaian kompetensi lintas kurikulum.
d. Penilaian kompetensi tamatan.
e. Penilaian kompetensi life skill (Zainal Arifin dalam Suardipa dan
Primayana. ,020).
Evaluasi pembelajaran dalam perspektif sistem pembelajaran yaitu:
1. Program pembelajaran meliputi :
a. Tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar, yaitu target yang
harus dikuasai peserta didik dalam setiap pokok bahasan atau topik.
b. Isi atau materi pembelajaran, yaitu isi kurikulum yang berupa topik atau
pokok bahasan dan sub topik atau sub pokok bahasan beserta rinciannya
dalam setiap bidang studi atau mata pelajaran.
c. Metode pembelajaran, yaitu cara guru menyampaikan materi pelajaran,
seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah, dan
sebagainya.
d. Media pembelajaran, yaitu alat-alat yang membantu untuk mempermudah
guru dalam menyampaikan isi atau materi pelajaran.
e. Sumber belajar, yang meliputi : pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar.
f. Lingkungan, terutama lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga.
g. Penilaian proses dan hasil belajar, baik yang menggunakan tes maupun
non-tes.
2. Proses pelaksanaan pembelajaran meliputi :
a. Kegiatan yang terdiri dari prosedur pelaksanaan setiap jenis kegiatan,
sarana pendukung, efektifitas dan efisiensi.
b. Guru terdiri dari menyampaikan materi, kesulitan-kesulitan guru,
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, menyiapkan alatalat
dan perlengkapan yang diperlukan, membimbing peserta didik,
menggunakan teknik penilaian, menerapkan disiplin kelas, dan
sebagainya.
c. Peserta didik terdiri dari peran serta peserta didik dalam kegiatan belajar
dan bimbingan, memahami jenis kegiatan, mengerjakan tugas- tugas,
perhatian, keaktifan, motivasi, sikap, minat, umpan balik, kesempatan
melaksanakan praktik dalam situasi yang nyata, kesulitan belajar, waktu
belajar, istirahat, dan sebagainya.
3. Hasil pembelajaran, baik untuk jangka pendek (sesuai dengan pencapaian
indikator), jangka menengah (sesuai dengan target untuk setiap bidang studi atau
mata pelajaran), dan jangka panjang (setelah peserta didik terjun ke masyarakat)
(Trisnamansyah, 2014 : 93-96)
Manfaat Evaluasi pembelajaran yaitu:
1. Memahami sesuatu: mahasiswa (entry behavior, motivasi, dll), sarana dan
prasarana, dan kondisi dosen.
2. Membuat keputusan: kelanjutan program penanganan “masalah", dll.
3. Meningkatkan kualitas PBM: komponen-komponen PBM (Mahirah. 2017).

Manfaat evaluasi yang lainnya yaitu bagi guru, siswa, dan kepala sekolah.
1. Bagi siswa yaitu, mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran
memuaskan atau tidak memuaskan.
2. Bagi guru yaitu, mendeteksi siswa yang telah dan belum menguasai tujuan
melanjutkan remedial atau pengayaan. Ketepatan materi yang diberikan jenis,
lingkup, tingkat kesulitan, dan ketepatan metode yang digunakan.
3. Bagi sekolah yaitu, hasil belajar cermin kualitas sekolah, membuat program
sekolah dan pemenuhan standar (Mahirah. 2017).
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=menyusun+rpp+pkr&btnG=#d
=gs_qabs&t=1687051868029&u=%23p%3DIiT5VStmpGcJ

http://repository.umpri.ac.id/id/eprint/668/3/BAB%20II.pdf

https://bgpntt.kemdikbud.go.id/index.php/profil/sejarah/11-artikel/393-pembelajaran-kelas-
rangkap-sebagai-salah-satu-solusi-pembelajaran-paket-di-daerah-kepulauan-2

https://id.scribd.com/presentation/431543044/PPT-PKR

https://docs.google.com/document/u/0/d/1Btx7u_R4rKYrqslDZAU6xL98lHRD56BY5Kmbc
HWx6dU/mobilebasic

Anda mungkin juga menyukai