Anda di halaman 1dari 18

MODUL PRAKTIKUM SAINS DASAR

Nama : ........................................................
NIM : .......................................................
Prodi : ........................................................

Disusun oleh:

Wulan Pertiwi, S.Si. M.Si.


Nanda Raudhatil Jannah, S.Si. M.Si.P

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG


2019-2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. 1


PETUNJUK UMUM ..................................................................................................... 2
MENANGANI KECELAKAAN................................................................................... 6
PERCOBAAN 1 TEKNIK DASAR LABORATORIUM ............................................. 7
PERCOBAAN 2 REAKSI KIMIA .............................................................................. 19
PERCOBAAN 3 INDIKATOR DAN pH.................................................................... 29
PERCOBAAN 4 TITRASI ASAM BASA .................................................................. 37
PERCOBAAN 5 DISTILASI ...................................................................................... 45
PERCOBAAN 6 ESTERIFIKASI ............................................................................... 51
PERCOBAAN 7 UJI FEHLING ................................................................................. 54
LAMPIRAN 1 COVER LAPORAN ........................................................................... 58

1
PETUNJUK UMUM

1. Mempelajari terlebih dahulu materi dan prosedur percobaan. Hal ini dapat
dilakukan selama persiapan praktikum (responsi), praktikan yang tidak mengikuti
kegiatan responsi tidak diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum.
2. Sebelum praktikum, praktikan harus mengikuti responsi terlebih dahulu.
Praktikan yang tidak mengikuti responsi, tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.
3. Membuat log book persiapan praktikum. Log book ditulis di satu buku ukuran
A4.
4. Format log book:
I. JUDUL
II. TUJUAN
III. PRINSIP PERCOBAAN ( 2 Paragraf)
IV. ALAT DAN BAHAN
a. ALAT
b. BAHAN
Senyawa dan
Rumus Titik didih Titik leleh Kelarutan Precaution
Molekul

V. DIAGRAM ALIR PERCOBAAN


VI. DATA PENGAMATAN
PROSEDUR PENGAMATAN

VII. PENGOLAHAN DATA


VIII. PEMBAHASAN
IX. DAFTAR PUSTAKA

5. Datang tepat waktu lalu mengisi daftar hadir.

2
6. Praktikan mengumpulkan laporan akhir dari percobaan yang telah dilakukan dan
mengumpulkan log book untuk percobaan yang akan dilakukan. Praktikan yang
tidak mengumpulkan laporan dan log book, tidak diperkenankan melakukan
praktikum.
7. Praktikan akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok dibimbing
oleh satu asisten pembimbing. Bagi mahasiswa yang belum mengerti prosedur
percobaan tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
8. Praktikan yang tidak mengikuti kegiatan praktikum selama tiga kali, tidak
diperbolehkan mengikuti percobaan di pertemuan selanjutnya dan dianggap
mengundurkan diri dari praktikum.
9. Praktikan akan mengerjakan quiz sebelum melakukan percobaan.
10. Selama bekerja dalam laboratorium:
a. Membawa modul, log book, dan alat tulis.
b. Mengenakan jas laboratorium, mengenakan alas kaki tertutup, rambut rapi
dan diikat (jika panjang).
c. Bekerja pada meja yang ditentukan. Tas dan buku disimpan di tempat yang
ditentukan. Hanya alat praktikum yang terletak di atas meja.
d. Letakkan alat-alat laboratorium yang akan digunakan maksimal 20 cm dari
ujung meja, agar tidak terjadi insiden.
e. Sebelum praktikum dimulai, pastikan alat-alat yang akan digunakan dalam
keadaan baik. Praktikan yang memecahkan alat wajib mengganti sejumlah
uang sesuai dengan harga alat yang pecah/retak/hilang dengan harga yang
terlampir.
f. Setiap waktu selama bekerja di laboratorium, mata selalu dilindungi dari
percikan zat kimia yang berbahaya.
g. Hati-hati terbakar oleh bunsen atau zat kimia. Ketahui posisi shower atau
washbak terdekat.
h. Dilarang merokok, makan (termasuk mengunyah permen karet), dan
minum di laboratorium untuk menjaga terjadi transfer zat kimia berbahaya
dari tangan ke mulut.
i. Tidak boleh meninggalkan percobaan yang sedang berlangsung tanpa
pengawasan. Fokus bekerja dan tidak bermain-main di laboratorium.
j. Percobaan yang menimbulkan gas harus dilakukan di lemari asam/alat
penghisap pada posisi On. Hindari menghisap uap/gas beracun.

3
k. Biasakanlah mengenal sifat-sifat kimia zat yang akan digunakan.
l. Gunakan sarung tangan dan masker saat bekerja dengan zat yang
berbahaya.
m. Bacalah label pada botol reagen setidaknya dua kali sebelum
mengeluarkan bahan kimia apapun. Bahan kimia yang salah dapat
menyebabkan kecelakaan serius atau hasil yang "tidak dapat dijelaskan"
dalam percobaan.
n. Hindari penggunaan reagen berlebihan. Jangan pernah mengeluarkan lebih
dari yang diminta percobaan. Jangan mengembalikan kelebihan bahan
kimia ke botol reagen!
o. Jangan pernah menyentuh, merasakan, atau mencium bau bahan kimia.
Iritasi kulit, hidung, dan / atau mata dapat terjadi.
p. Sisa zat kimia ditampung dalam wadah yang telah disediakan.

11. Setelah selesai praktikum, praktikan wajib membersihkan meja kerjanya.


Sampah disimpan di keranjang sampah yang telah disediakan. Botol pereaksi
dikembalikan pada tempat semula. Kran gas, air, diperiksa dan ditutup rapi. Log
book yang telah dilengkapi hasil pengamatan dikumpulkan dan dinilai oleh
asisten pembimbing, selanjutnya dikembalikan kepada praktikan yang
bersangkutan.
12. Praktikan membuat laporan hasil praktikum dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Ditulis tangan pada kertas A4 dengan margin kiri 4 cm dan atas, bawah,
dan kanan @ 3cm.
b. Tulisan rapi, jelas, dan mudah dibaca.
c. Maksimal 10 halaman (5 lembar) dan dihekter di samping kiri sebanyak 3
buah. Setiap laporan menggunakan cover seperti contoh pada Lampiran 1.
d. Laporan terdiri atas:
I. TUJUAN
II. TEORI DASAR (jelaskan prinsip, teori dan reaksi (jika ada) yang
mendukung percobaan, berbentuk paragraf singkat, padat, dan jelas
yang bersumber dari: buku, e-book, jurnal, atau dari website institusi
resmi, bukan dari blog seseorang), tuliskan sitasi diakhir paragraf
III. ALAT (digambar lebih baik) DAN BAHAN

4
IV. PROSEDUR (ditulis dalam bentuk paragraf menggunakan kalimat
pasif)
V. HASIL DAN PEMBAHASAN (hasil dipaparkan dengan jelas
beserta gambar (jika ada) kemudian dibahas secara terperinci)
VI. KESIMPULAN (berisi jawaban sesuai dengan tujuan percobaan,
ditulis dalam kalimat sederhana.
VII. DAFTAR PUSTAKA (minimal 3):
o Contoh penulisan daftar pustaka dari buku atau e-book:
Nama belakang dan inisial nama depan pengarang (tahun): judul,
edisi, penerbit.
Campbell, N.A. dan Reece, J.B. (2005): Biology, Seventh Ed.,
Benjamin and Cummings.
o Contoh penulisan daftar pustaka dari paper sebuah jurnal
tertentu:
Nama belakang dan inisial nama depan pengarang (tahun): Judul
paper. Nama jurnal cetak miring, edisi: halaman.
Duan, C. Dan Feng, J. (2010): Mining Metagenomes for Novel
Cellulase Genes. Biotechnol Lett., 32: 1765-1775.
o Contoh penulisan daftar pustakan dari website resmi.
Nama belakang dan inisial nama depan pengarang (tahun): Judul
artikel. Alamat website. Tanggal akses.
Nganro, N.R. (2009): Prospek Laut Dalam Sebagai Sumber
Ekonomi Baru. http://www.sith.itb.ac.id/profile/noor/PROSPEK.
Diakses pada tanggal 6 September 2017.

13. Penilaian akhir praktikum menggunakan skala angka 0-100 yang meliputi aspek:
• Quiz (10%)
• Pelaksanaan Praktikum (40%)
• Laporan (30%)
• UAS (20%)
14. Praktikan yang belum menyelesaikan tanggungan laboratorium seperti alat,
bahan atau tugas revisi sampai batas waktu tertentu akan diberi nilai T.

5
MENANGANI KECELAKAAN

Bila terjadi kecelakaan di laboratorium, beberapa hal yang harus dilakukan:


1. Jika terjadi kecelakaan, jangan panik.
2. Semua kecelakaan harus dilaporkan lengkap kepada dosen penanggung jawab
praktikum. Bila diperlukan, segera lakukan tindakan dengan memindahkan
penderita ke tempat aman dan sesuai dengan tingkat kecelakaan.
3. Harus diketahui dengan jelas tempat dan cara menggunakan alat-alat keselamatan
berikut ini:
Perlindungan/pencuci mata, Shower emergency, alat pemadam kebakaran, alat
P3K/kotak obat, telepon terdekat dan alarm kebakaran.
4. Jika mata terkena zat kimia, maka cuci mata dengan air segera selama 5 sampai
dengan 10 menit, lalu periksa ke dokter mata.
5. Jika kulit terkena zat kimia, maka cuci kulit dengan air sebanyak mungkin dan
obati dengan obat yang dianjurkan.
6. Jika mengalami luka sayat. Luka sayat kecil dicuci dengan air lalu segera ditutup
dengan plester dengan rapi. Jika sayat cukup parah, pendarahan dihentikan
dengan menekan/mengikat dengan kain bersih, lalu segera diperiksa oleh dokter.
7. Jika mengalami luka bakar, simpan air es di bagian yang terasa sakit atau olesi
dengan analgesik. Jika luka cukup parah, segera periksa ke dokter.

6
PERCOBAAN 1 TEKNIK DASAR LABORATORIUM

Tujuan:
1. Mengenal alat-alat dasar laboratorium kimia
2. Mengembangkan keterampilan dalam teknik dasar laboratorium kimia

A. Alat-Alat Dasar dan Teknik Membersihkannya


Alat-alat yang umum digunakan dalam laboratorium kimia adalah sebagai berikut:

7
Gambar 1.1 Alat-Alat Umum di Laboratorium Kimia Dasar

8
Ahli kimia sangat memperhatikan kontaminan yang menyebabkan kegagalan dalam
eksperimen. Kebersihan sangat penting demi keberhasilan percobaan yang akan
dilakukan sehingga data yang dihasilkan dapat menjadi presisi dan akurat. Alat-alat
gelas harus dibersihkan sebelum digunakan dan harus dibersihkan segera setelah
digunakan. Membersihkan gelas adalah proses multi langkah (multi-step process).

Prosedur yang paling umum yang akan efektif dalam membersihkan alat-alat gelas
adalah:
1. Dengan membilasnya terlebih dahulu dengan pelarut organik. Prinsip yang
paling dasar adalah “like” dissolves “like”, artinya larutan yang bersifat polar
(dapat larut dalam air, memiliki elektron bebas pada atom pusat. Contoh: aseton,
air, HCl, HBr, NH3, air garam, alkohol, isopronanol, diklorometana, etil asetat)
akan melarutkan material polar juga, sedangkan larutan yang bersifat non polar
(contoh: heksana, minyak goreng, minyak tanah, bensin) akan melarutkan
material non polar.
2. Cuci dan gosok dengan sabun/detergen dalam air atau sabun/detergen dalam air
hangat. Gunakan spon atau sikat tabung yang sesuai.
3. Bilas dengan air keran, kemudian bilas dengan air deionisasi
4. Dan akhirnya dengan aseton untuk membantu penguapan air dalam alat gelas
sebelum diletakkan di rak/ di atas tissu sampai kering.

Alat-alat gelas dikatakan bersih jika air dilewatkan pada permukaan gelas, tidak ada
sisa cairan yang menempel. Bila tidak berhasil, langkah tambahan untuk
membersihkan alat gelas dengan ultrasonik, larutan basa atau asam (atau keduanya)
mungkin perlu dilakukan.
• Pembersihan dengan menggunakan ultrasonik dianjurkan untuk residu yang
terjebak di daerah yang sulit dijangkau. Isi alat gelas dengan air hangat, lalu
tempatkan dalam sonikator, maka partikel yang terjebak akan lepas.
• Pembersihan dengan larutan basa seperti 2M kalium hidroksida (KOH) sangat
baik untuk melenyapkan minyak pada alat gelas benda kotor lainnya seperti
batang aduk atau spatula. Namun, alat gelas yang bersifat kuantitatif (labu
ukur, volum pipet) dan alat vakum tidak dianjurkan menggunakan larutan
basa, karena basa bersifat kaustik dan dapat mengikis partikel kaca.

9
• Larutan asam seperti 1M asam klorida (HCl) atau 5% asam asetat
(CH3COOH) dan oksidator seperti kalium dikromat (K2Cr2O7) dapat
menghilangkan garam, logam, dan reagen organik. Penggunaan asam harus
dilakukan di ruang asam berventilasi baik. Alat yang tidak dapat dicuci dengan
larutan basa, dapat dibersihkan dengan metode ini.

Beberapa reaksi kimia membutuhkan kondisi yang bebas air. Oleh karena itu, air harus
dihilangkan dari dalam alat. Walaupun tampak kering, namun bisa terdapat lapisan air
dari kelembaban udara. Hal ini dapat diatasi dengan pemanasan atau penempatan alat
gelas dalam oven atau pemanasan dalam kondisi vakum.

B. Teknik Menimbang Zat


Neraca (timbangan) adalah alat laboratorium yang sangat sering digunakan.
Karena penggunaannya yang ekstensif, praktikan harus mengikuti beberapa
panduan untuk menjaga umur panjang dan keakuratan.
1. Gunakan kertas timbang, kaca arloji, aluminium foil, gelas kimia, atau wadah
lain untuk mengukur massa bahan kimia; Jangan menempatkan bahan kimia
secara langsung pada piring keseimbangan. Jangan menjatuhkan apapun pada
wajan keseimbangan.
2. Pengukuran massa sampel dapat dilakukan dengan dua cara.
a. Dengan metode tradisional, massa kertas timbang (tanpa sampel) pertama
kali diukur dan dicatat. Sampel kemudian ditempatkan pada kertas
timbang lalu massa gabungan (sampel dan kertas timbang) diukur dan
dicatat. Massa gabungan dari sampel dan kertas timbang kemudian
dikurangi dengan massa kertas timbang tanpa sampel. Dengan demikian
diperoleh massa sampel.
b. Pada neraca elektronik modern, massa kertas timbang tanpa sampel bisa
langsung ditara (di-nol-kan). Sampel kemudian ditimbang dengan
menggunakan kertas timbang yang massanya sudah ditara, sehingga
massa sampel bisa langsung terukur dan dapat dicatat.
3. Setelah menyelesaikan pengukuran massa, kembalikan pengaturan massa ke
posisi nol kemudian bersihkan neraca dari zat kimia yang tumpah.

10
(a) (b) (c)

Gambar 1.2 Jenis-jenis neraca: (a) Neraca teknis (top-loading balance)


sensitivitas sampai ±0,01g, (b) Neraca analitis (analytical balance), sensitivitas
sampai ±0,0001g, (c) Neraca analitis (analytical balance), sensitivitas sampai
±0,00001g.

C. Teknik Memindahkan Larutan

(a) (b)
Gambar 1.3 (a) Batang pengaduk menyentuh bibir wadah pemberi larutan dan
dinding bagian dalam dari wadah penerima larutan. Kemudian larutan
dipindahkan melalui batang pengaduk. (b) Sentuhkan batang pengaduk ke bibir
botol dan dinding wadah penerima larutan. Lalu tuangkan larutan melalui batang
pengaduk.

11
D. Teknik Memisahkan Cairan dari Endapan dengan Metode Dekantasi

(a) (b)
Gambar 1.4 (a) Miringkan gelas kimia agar endapan terkumpul ke salah satu
sisi. Gunakan batang pengaduk atau benda serupa untuk memiringkan gelas.
(b) Transfer supernatan ke bejana penerima dengan bantuan batang pengaduk.

E. Teknik Memisahkan Cairan dari Endapan dengan Metode Filtrasi Gravitasi

(a) (b)
Gambar 1.5 (a) Urutan pelipatan kertas saring: Buatlah lipatan sehingga kertas
menjadi setengah bagian, lipat menjadi seperempat bagian dengan menyisakan sudut
10⁰, lalu robek sedikit di ujung lipatan, kemudian buka lipatan sehingga membentuk
corong. (b) Tempatkan kertas saring pada corong saring, kemudian tuangkan larutan
ke kertas saring dalam corong (tidak lebih dari 2/3 dari tinggi kertas saring)
menggunakan batang pengaduk yang menyentuh corong. Ujung corong menyentuh

12
dinding dalam dari gelas kimia penerima. Gunakan bantuan botol semprot, bila perlu,
untuk membilas endapan agar keluar dari wadah pemberi.
F. Teknik Memisahkan Cairan dari Endapan dengan Metode Sentrifugasi
Alat sentrifugasi berputar dengan kecepatan 5.000 sampai 25.000 putaran per menit!
Campuran padat-cair dalam tabung reaksi kecil atau tabung sentrifugal ditempatkan di
lengan rotor sentrifus. Dengan gaya sentrifugal, padatan dipaksa ke dasar tabung
reaksi atau tabung sentrifus dan dipadatkan. Cairan bening, yang disebut supernatan,
kemudian mudah dituang, tanpa padatan. Pemisahan cepat cairan dari padat
membutuhkan waktu 20-40 detik.

Gambar 1.6 Alat Sentrifugasi

Gambar 1.7 Sentrifugasi memisahkan supernatan dari endapannya. Tuangkan


supernatan ke dalam lain. Selalu seimbangkan posisi tabung sentrifus dalam rotor
dan samakan volume tiap sampel.

Harap diperhatikan:
1. Jangan sekali-kali mengisi tabung sentrifus sampai ketinggian lebih dari 1 cm
dari atas.

13
2. Beri label pada tabung sentrifus untuk menghindari kebingungan sampel.
3. Selalu mengoperasikan sentrifus dengan sejumlah tabung sentrifus yang
memiliki volume cairan sama yang ditempatkan berlawanan satu sama lain di
rotor sentrifus. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan sentrifus dan
menghilangkan getaran dan keausan yang berlebihan.
4. Jika hanya satu tabung yang perlu disentrifugasi, maka seimbangkan
sentrifus dengan tabung penyeimbang yang mengandung volume pelarut
yang sama.
5. Jangan pernah mencoba menghentikan pemantik secara manual. Saat alat
sentrifugasi dimatikan, biarkan rotor berhenti sendiri.

G. Teknik Mengukur Volume


Pengukuran dan pencatatan volume cairan yang hati-hati diperlukan untuk
mendapatkan data kuantitatif untuk sejumlah besar reaksi kimia yang terjadi
dalam larutan. Volume harus dibaca dan dicatat seakurat mungkin (dengan jumlah
angka signifikan yang benar) untuk meminimalkan kesalahan dalam data.

 
Gambar 1.8 Cara membaca skala pada gelas ukur

Membaca meniskus. Untuk pengukuran cairan pada gelas ukur, pipet, buret, dan
labu ukur. volume cairan dibaca di bagian bawah meniskusnya. Posisikan mata
secara horisontal di bagian bawah meniskus untuk membaca level cairan. Cairan
bening atau transparan dibaca lebih mudah, terutama dalam buret, dengan
memposisikan tanda hitam (dibuat dengan kartu putih) di belakang atau tepat di
bawah level cairan.

14
Merekam volume. Catat volume cairan dalam gelas volumetrik dengan
menggunakan semua digit tertentu (dari tanda kalibrasi pada gelas) ditambah satu
angka yang tidak pasti (digit terakhir, yang merupakan perkiraan terbaik antara
tanda kalibrasi). Pembacaan ini memberikan jumlah angka signifikan untuk
pengukuran yang benar.

H. Teknik Memipet Cairan (Pipetting) menggunakan Pipet Volume


a. Persiapan Pipet. Periksa pipet untuk memastikannya bebas dari retak.
Transfer cairan yang ingin Anda pipet dari botol reagen ke dalam gelas kering
yang bersih; Jangan memasukkan pipet tip langsung ke botol reagen, namun
tuangkan sejumlah reagen dari botol ke gelas kimia. Dari gelas kimia inilah
pengambilan reagen dilakukan. Keringkan bagian luar ujung pipet dengan
tissu laboratorium (mis., Kimwipe). Dengan menggunakan daya hisap dari
bola karet pipet (bulb pipette) tariklah 2 sampai 3 mL cairan ke dalam pipet
sebagai untuk membilas bagian dalam pipet. Gulingkan cairan bilasan di
dalam pipet untuk memastikan bahwa cairan itu membasahi seluruh
permukaan dinding bagian dalam. Keluarkan cairan bilasan melalui ujung
pipet ke dalam gelas limbah dan buang sesuai petunjuk dalam percobaan.
Ulangi bilasan sebanyak 2-3 kali.
b. Mengisi pipet. Tempatkan ujung pipet di bawah permukaan cairan dalam
gelas kimia. Dengan menggunakan bola pipet (bulb pipette) atau pompa pipet
(jangan sekali-kali menggunakan mulut!), tarik cairan itu ke dalam pipet
mencapai 2-3 cm di atas tanda "kalibrasi" pada pipet. Lepaskan bulb pipette
dan tutup bagian pipet dengan jari telunjuk Anda dengan cepat (bukan dengan
ibu jari). Angkat ujung pipet dari cairan dan bersihkan ujung pipet dengan
tissu bersih, lalu pegang pipet dalam posisi vertikal di atas gelas limbah, lalu
keluarkan cairan sedikit demi sedikit sampai mencapai tanda kalibrasi yang
diinginkan (volume yang diinginkan). Baca meniskus dengan benar. Hapus
tetesan apapun yang ada di ujung pipet dengan menyentuhnya ke dinding
gelas limbah.
c. Pemindahan cairan. Pindahkan cairan ke bejana penerima dengan
melepaskan jari telunjuk dari atas pipet. Lepaskan cairan pada dinding bejana
penerima agar tidak terjadi cipratan. Untuk melepaskan tetesan yang
menggantung di ujung pipet, sentuhkan ujung pipet ke dinding bagian dalam

15
bejana penerima sehingga tetesan tadi jatuh dan masuk ke bejana penerima.
Jangan meniup atau menggoyangkan tetesan yang tertinggal di ujung pipet;
cairan ini telah termasuk dalam kalibrasi pipet.
d. Membersihkan. Setelah tidak lagi diperlukan dalam percobaan, bilas pipet
dengan beberapa bagian air deionisasi kemudian keluarkan bilasan melalui
ujungnya.

(a) (b) (c)


Gambar 1.9 (a) Tarik cairan ke dalam pipet dengan bantuan bola karet di ujung pipet
(bulb pipette). (b) Kontrol pengiriman cairan dari pipet ke bejana penerima dengan
ujung jari telunjuk. (c) Masukkan cairan dari pipet yang diposisikan secara vertikal
dengan ujung menyentuh dinding dalam bejana penerima.

Jika menggunakan bulb pipette with valves (bola hisap berkatup), maka cara
penggunaannya adalah:
1. Pasang bulb di ujung atas pipet melalui pipa bawah bulb. Pipet
jangan sampai menghalangi percabangan pipa.
2. Kosongkan udara dalam bulb, dengan menekan tanda aspiration (A),
lalu tempatkan ujung tip pipet di bawah permukaan cairan yang akan
ditarik.
3. Tekan tanda suction (S) untuk menyedot cairan. Jangan sampai
cairan masuk ke dalam bulb.
4. Cairan yang terhisap dapat dikeluarkan dengan menekan pipa cabang bertanda
empty (E).

16
5. Lepas bulb dari pipet dan biarkan udara masuk kembali ke dalam bulb.

Prosedur
A. Teknik Membersihkan Alat-Alat Gelas
1. Asisten pembimbing menyediakan alat gelas yang telah kotor dan harus
dibersihkan oleh praktikan dengan menggunakan teknik yang sudah
dijelaskan.

Cara Cara
No. Nama Alat Jenis pengotor
membersihkan mengeringkan

B. Teknik Memisahkan Cairan dari Endapan


1. Dengan menggunakan neraca analitis, timbang sejumlah 2,5670 gram zat X
(disediakan oleh asisten pembimbing) (teknik B), kemudian larutkan dalam
50 mL akuades (gunakan pipet dan bulb pipette dalam mengukur akuades
(teknik H)) dalam gelas kimia A.
2. Kemudian pindahkan sekitar 25 mL larutan ke dalam gelas kimia B dengan
menggunakan batang pengaduk (teknik C).
3. Sisa larutan di gelas kimia A dipisahkan dari endapannya menggunakan
metode sentrifugasi (teknik F). Sediakan sejumlah tabung reaksi atau
tabung sentrifus. Beri label. Lakukan sentrifugasi pada 12.000 rpm selama 3
menit. Tuangkan supernatan ke gelas kimia C. Biarkan endapan tetap dalam
tabung reaksi atau tabung sentrifus.
4. Aduk larutan dalam gelas kimia B menggunakan batang pengaduk, kemudian
saring dengan metode filtrasi gravitasi (teknik E). Siapkan kertas saring lalu
lakukan filtasi gravitasi larutan dan tampung filtrat dalam gelas kimia D.
Ukur volume filtrat menggunakan gelas ukur (teknik G).

17

Anda mungkin juga menyukai