Anda di halaman 1dari 34

PETUNJUK PRAKTIKUM

KI3121 ANALISIS SPEKTROMETRI

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


PROGRAM STUDI SARJANA KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2022
PERATURAN KESELAMATAN BEKERJA DI
LABORATORIUM PROGRAM STUDI KIMIA ITB
Merujuk pada dokumen K3G.KI_POB-02

1. Bersikap penuh tanggung jawab selama berada di dalam laboratorium.


2. Mahasiswa wajib memahami MSDS (Material Safety Data Sheet) dari zat yang akan dipergunakan,
terutama cara penanganan, pemusnahan, dan bahaya yang mungkin ditimbulkan. MSDS wajib
dilampirkan dalam proposal penelitian.
3. Sebelum memasuki lab, mahasiswa wajib mengetahui: jalur evakuasi (minimal dua jalur) dan titik
berkumpul (assembly point) terdekat dari ruang laboratorium. Titik berkumpul terdapat di lapangan
parkir Lab Kimia Dasar (sebelah utara Gedung Kimia Baru) dan lapangan parkir seberang Gedung
Kimia Lama (Lapangan Parkir Labtek 1/dekat bungker).
4. Mahasiswa wajib mengetahui letak dan prosedur peralatan keselamatan (kotak P3K dan pemadam
kebakaran).
5. Mempergunakan pakaian yang layak selama berada di dalam laboratorium. Beberapa panduan
kelayakan berpakaian di lab adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa wajib memakai goggle (kacamata pelindung) dan tidak menggunakan lensa kontak.
b. Mahasiswa wajib memakai jas lab lengan panjang dan selalu tertutup rapi (terkancing, resleting
tertutup atau velkro terkait). Lengan jas lab tidak boleh digulung selama dipakai.
c. Mahasiswa wajib memakai masker (bila diperlukan), untuk menghindari bau dan partikulat
berbahaya.
d. Mahasiswa yang berambut panjang wajib mengikat rambutnya.
e. Mahasiswa yang memakai pakaian lebar atau longgar harus menyesuaikan pakaiannya (contoh:
jilbab dimasukkan ke dalam jas lab).
f. Mahasiswa wajib menggunakan alas kaki yang tertutup. Mahasiswa tidak mempergunakan sepatu
bertumit tinggi.
g. Gunakan sarung tangan yang sesuai saat menangani benda panas, dingin dan zat kimia berbahaya.
h. Mahasiswa tidak memakai perhiasan yang menjuntai atau membahayakan dalam bentuk lain.
i. Mahasiswa tidak menggunakan rok mini/celana pendek dan pakaian yang robek-robek.
6. Jauhkan tangan dari wajah, mata, mulut, dan tubuh ketika menggunakan bahan kimia atau peralatan
laboratorium. Cuci tangan dengan air dan sabun setelah melakukan semua percobaan.
7. Mahasiswa harus membawa peralatan kebersihan sendiri (sabun, lap, tisu, dst) serta memelihara
kebersihan lingkungan lab.
8. Memberi label pada semua zat yang dipergunakan di laboratorium.
9. Mahasiswa harus mempergunakan zat-zat kimia secara efisien dan hati-hati.
10. Percobaan yang menghasilkan gas yang berbau dan/atau beracun harus dilakukan di dalam lemari asam.
11. Mahasiswa wajib memahami cara kerja alat yang akan digunakan pada percobaan.
12. Bila tidak digunakan, alat-alat dengan glass joint ditinggalkan dalam keadaan terbuka/terlepas.
13. Penggunaan instrumen seperti neraca, pH meter, Spectronic 20, dsb. harus memperhatikan keakuratan
pengukuran, kebersihan, dan perawatan alat. Mahasiswa yang akan menggunakan peralatan tersebut
harus mencatat nama, tanggal pemakaian, kondisi alat pada buku yang telah disediakan.
14. Peralatan yang tersedia di lab lain di lingkungan Prodi Kimia dapat dipinjam dengan mengikuti
prosedur peminjaman antar lab. (mengikuti prosedur yang berlaku di lab tersebut).

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 2
15. Mahasiswa wajib memusnahkan atau mengembalikan sisa pereaksi dan produk hasil percobaan kepada
pembimbing sebelum mengajukan “SX-05. Surat Keterangan Bebas Alat, Keuangan, dan
Perpustakaan”. (X : Kode Jenjang Pendidikan)
16. Limbah sisa penelitian (pelarut organik, limbah logam berat, larutan asam-basa pekat, dan material
padatan lain) harus dikumpulkan dan dibuang pada tempat yang sudah disediakan.
17. Laporkan semua kecelakaan (bahan tumpah, peralatan rusak, dll) atau luka (teriris, terbakar, dll) kepada
dosen pembimbing atau pihak yang berwenang lainnya.
18. Sebelum meninggalkan lab, pastikan untuk mematikan kran air, lampu penerangan, dan aliran gas.
19. Tidak bermain-main dan bersenda gurau di dalam laboratorium.
20. Tidak melakukan percobaan dan/atau merubah prosedur pekerjaan tanpa sepengetahuan dosen
pembimbing atau pihak yang berwenang lainnya.
21. Mahasiswa tidak diperkenankan merokok, makan, dan minum di dalam lab.
22. Tidak diperbolehkan bekerja sendirian di lab.
23. Tidak meninggalkan percobaan tanpa pengawasan. Untuk percobaan yang membutuhkan waktu lama
dan akan ditinggal, diwajibkan mendapatkan izin dari pembimbing atau yang berwenang, dan
memberikan “keterangan percobaan” dan nomer kontak yang dapat dihubungi saat darurat. Isi “Form
Percobaan Tanpa Pengawasan, FRM-TA06 ”. Form ini dapat diambil di Tata Usaha Kimia. Form
tersebut harus diletakkan di dekat tempat percobaan dan mudah dilihat.
24. Hal-hal khusus yang berkaitan dengan Peraturan Keselamatan Lab diatur secara tersendiri pada
dokumen khusus laboratorium masing-masing.
25. Teguran dan peringatan (serta tindakan yang diperlukan) akan diberikan bila terjadi pelanggaran
terhadap peraturan ini.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 3
ATURAN UMUM

1. Semua pihak mengutamakan keselamatan kerja dengan merujuk pada dokumen “Peraturan Keselamatan
Kerja di Laboratorium Program Studi Kimia ITB”.

2. Praktikum dimulai pukul 08.00 s/d 12.00 WIB (Pagi) dan 13.00 s/d 17.00 WIB (Siang) untuk senin-
kamis, sedangkan pukul 07.30 s/d 11.30 WIB (Pagi) dan 13.00 s/d 17.00 WIB (siang) untuk hari jumat.

3. Praktikan tidak dibolehkan terlambat menghadiri praktikum. Keterlambatan akan menyebabkan


praktikan tidak dapat mengikuti praktikum hari tersebut dan menyebabkan nilai praktikum = 0.

4. Praktikan wajib mengikuti semua percobaan tanpa terkecuali. Tidak ada praktikum susulan.

5. Praktikan wajib mengerjakan dan membawa jurnal praktikum (buku catatan praktikum) dan tugas
pendahuluan (jika ada) sebelum praktikum dimulai.

6. Jurnal praktikum terdiri dari: hari dan tanggal, judul percobaan, tujuan percobaan, prinsip percobaan,
alat dan bahan, cara kerja, data pengamatan, pengolahan data, diskusi dan pembahasan, kesimpulan, dan
daftar pustaka/pustaka.

7. Sebelum praktikum dimulai, praktikan akan melaksanakan tes awal yang terdiri dari beberapa soal yang
berhubungan dengan percobaan yang akan dilakukan. Tes awal akan dilaksanakan selama 15-20 menit.

8. Penilaian praktikum terdiri dari: jurnal praktikum, tes awal, kerja, diskusi dan laporan.

9. Praktikan wajib menandatangani bukti kehadiran sebelum menuju meja praktikum.

10. Laporan dikumpulkan paling lambat satu minggu setelah penyelenggaraan praktikum.

11. Praktikan wajib membawa tisu (lap), korek api, dan sabun cuci gelas setiap praktikum dilaksanakan.

12. Jika menggunakan pembakar Bunsen, cek terlebih dahulu saluran gas dan tabung gas yang akan
digunakan. Jika ada masalah dalam penggunaan, silahkan tanyakan kepada asisten yang bertugas.

13. Periksalah dengan segera kelengkapan peralatan gelas yang tersedia. Kekurangan atau ketidaklengkapan
peralatan harus dilaporkan segera kepada petugas. Pada akhir periode kerja, kembali anda laporkan
keadaan peralatan ini kepada petugas. Peralatan gelas harus dikembalikan dalam keadaan bersih.

14. Dilarang mengerjakan tugas dan atau aktifitas lain yang tidak berhubungan dengan praktikum.

15. Hal-hal khusus yang berkaitan dengan penyelenggaraan praktikum suatu mata kuliah diatur secara
tersendiri pada dokumen khusus praktikum masing-masing

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 4
ATURAN KHUSUS

• Semua reaksi yang tertulis pada penuntun praktikum ini, BELUM SETARA. Silahkan setarakan
sebelum praktikum dilaksananakan.
• Laporan praktikum dikerjakan di luar jam praktikum dan dikumpulkan seminggu setelah praktikum
modul tersebut dilaksanakan. Format laporan terdiri dari halaman judul, judul percobaan, tujuan
percobaan, teori dasar, alat dan bahan, cara kerja (paragraf), data pengamatan, pengolahan data,
pembahasan, kesimpulan, daftar pustaka/pustaka dan lampiran (jika ada). Halaman judul harus sesuai
dengan ketentuan laboratorium (dapat dilihat di laboratorium saat praktikum dilaksanakan).

Modul Judul
P0 Spektrofotometri sinar tampak
P1 Analisis dua komponen tanpa pemisahan
P2 Penetapan anion fosfat dalam air
P3 Titrasi spektrofotometri
P4 Penentuan kekeruhan air secara turbidimetri
P5 Spektrofotometri serapan atom
P6 Spektrofotometri emisi atom (spektrofotometri nyala)
P7 Spektroskopi inframerah

No Tanggal Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Kel 7


1 25 Agustus PERSIAPAN PRATIKUM
2 1 September PERSIAPAN PRAKTIKUM
3 8 September ASISTEN UJI COBA
4 15 September PERTEMUAN AWAL PRAKTIKUM
5 22 September P0
6 29 September P1 P7 P6 P5 P4 P3 P2
7 6 Oktober P2 P1 P7 P6 P5 P4 P3
8 13 Oktober P3 P2 P1 P7 P6 P5 P4
9 20 Oktober P4 P3 P2 P1 P7 P6 P5
10 27 Oktober P5 P4 P3 P2 P1 P7 P6
11 3 November P6 P5 P4 P3 P2 P1 P7
12 10 November P7 P6 P5 P4 P3 P2 P1
13 17 November UJIAN PRAKTIKUM
14 24 November UJIAN PRAKTIKUM
15 01 Desember PRESENTASI

• Pemakaian kuvet dan cara membersihkan kuvet harus benar. Kuvet tidak boleh dikeringkan dengan
menggunakan kertas isap. Selalu gunakan tisu untuk mengeringkan bagi luar kuvet. Bagian dalam
kuvet tidak perlu dikeringkan tetapi bilas bersih dengan aqua dm setelah dicuci dengan sabun khusus
dan air kran, kemudian bilas lagi dengan pelarut yang sesuai atau larutan yang akan diukur.
• Untuk beberapa percobaan, penyiapan larutan akan dilakukan di dalam laboratorium kimia analitik
pendidikan (lantai 2) dan pengukuran akan dilaksanakan di laboratorium kimia analitik penelitian
(lantai 3). Pastikan anda berhati-hati selama proses mobilisasi larutan. Persiapkan larutan dengan
lengkap sebelum dilakukan pengukuran.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 5
DAFTAR ISI

PERATURAN KESELAMATAN BEKERJA DI LABORATORIUM PROGRAM STUDI KIMIA ITB ................... 2


ATURAN UMUM ........................................................................................................................................................................ 4
ATURAN KHUSUS .................................................................................................................................................................... 5
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................................. 6
PERCOBAAN 0 SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK ......................................................................................... 7
PERCOBAAN 1 ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN ................................................................... 11
PERCOBAAN 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR .................................................................................. 13
PERCOBAAN 3 TITRASI SPEKTROFOTOMETRI ....................................................................................................... 16
PERCOBAAN 4 PENENTUAN KEKERUHAN AIR SECARA TURBIDIMETRI .................................................. 20
PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) ......................................................................... 22
PERCOBAAN 6 SPEKTROFOTOMETRI EMISI ATOM (SPEKTROFOTOMETRI NYALA) .......................... 26
PERCOBAAN 7 SPEKTROFOTOMETRI INFRAMERAH ......................................................................................... 27

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 6
PERCOBAAN 0
SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK

Pendahuluan
Pada spektofotometri, konsentrasi suatu larutan ditetapkan dengan jalan mengukur banyaknya
cahaya yang diserap (diabsorpsi) oleh larutan bersangkutan. Hubungan antara banyaknya cahaya
yang diserap dengan konsentrasi komponen yang menyerap dinyatakan oleh hukum Lambert-
Beer,
Log Po/P = ε b C, atau A = ε b C
Dalam persamaan ini,
Po : intensitas cahaya yang datang pada larutan
P : intensitas cahaya yang diteruskan oleh larutan
A : absorbans = log Po/F
ε : absorptivitas molar
C : konsentrasi larutan dinyatakan dalam mol/L
b : tebal larutan penyerap (tebal kuvet) dinyatakan dalam cm.

Absorptivitas molar merupakan suatu besaran yang karakteristik bagi suatu zat tertentu.
Karenanya setiap zat yang dapat menyerap cahaya mempunyai nilai C yang konstan pada suatu
harga panjang gelombang tertentu.
Menurut hukum Lambert-Beer di atas, A berbanding lurus dengan konsentrasi untuk suatu zat
penyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu dan pada b yang tetap, sehingga alur A terhadap
C merupakan suatu garis lurus yang melalui titk nol.
Untuk keperluan analisis dengan metoda spektrofotometri sinar tampak, diperlukan langkah-
langkah pengerjaan seperti berikut ini:

Pembentukan warna
Langkah ini perlu dilakukan bila komponen yang akan dianalisis (analit) tidak berwarna atau
warnanya kurang kuat, sehingga nilai absorbans di daerah sinar tampak terlalu kecil. Pembentukan
warna dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti: penambahan zat pembentuk warna, melalui
reaksi oksidasi atau reduksi.
Untuk analisis besi misalnya, maka ion besi(II) direaksikan dengan pereaksi 1,10
phenantroline agar terbentuk senyawa kompleks berwarna Fe(Phen)32+. Ion kompleks ini berwarna
merah dan menyerap cahaya dengan kuat pada panjang gelombang 512 nm. Cara lain untuk
mengubah ion logam menjadi bentuk yang berwarna adalah melalui reaksi oksidasi. Ion Mn2+
dapat dioksidasi menjadi ion permanganate MnO4- yang berwarna ungu. Perlu diperhatikan bahwa
bila diperlukan penambahan zat pembentukan warna, maka pereaksi tersebut sebaiknya memiliki
sifat-sifat kolorimetri berikut ini.
1. Kestabilan dalam larutan. Pereaksi-pereaksi yang berubah sifat-sifatnya dalam waktu
beberapa jam, berfermentasi atau menyebabkan timbulnya “mold” bila disimpan, setiap
kali harus dibuat baru dan suatu kurva kalibrasi yang baru harus dibuat pada tiap kali
pembuatan larutan pereaksi tersebut.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 7
2. Pembentukan warna dengan analit harus cepat.
3. Reaksinya dengan analit sedapat mungkin berlangsung secara stoikiometri. Bila reaksinya
berlangsung dengan sempurna maka jumLah pereaksi yang ditambahkan tidak menjadi
kritis, asal saja pereaksi itu sendiri tidak berwarna. Dalam hal seperti ini pereaksi dapat
ditambahkan secara sangat berlebihan untuk memenuhi keperluan berbagai konsentrasi
komponen dan kemungkinan adanya reaksi-reaksi tambahan yang menggunakan pereaksi
tersebut. Kadang perlu ditambahkan pereaksi pembentukan warna secara sangat berlebihan
untuk menggeser kesetimbangan reaksi ke arah yang dikehendaki yakni ke arah
pembentukan hasil reaksi yang berwarna.
4. Pereaksi tidak boleh menyerap cahaya dalam daerah spektrum di mana dilakukan
pengukuran.
5. Pereaksi harus selektif dan spesifik untuk komponen yang akan dianalisis sehingga warna
yang timbul benar-benar merupakan ukuran bagi komponen tersebut saja.
6. Tak boleh ada gangguan dari komponen-komponen lain dalam larutan yang dapat
mengubah zat pereaksi atau analit menjadi suatu bentuk atau kompleks yang tidak
berwarna sehingga pembentukan warna menjadi tak sempurna.

Selain hal-hal di atas, maka larutan yang diukur absorbansnya secara ideal harus memiliki sifat-
sifat di bawah ini,
1. Mempunyai warna yang stabil untuk waktu yang cukup guna memungkinkan pengukuran
absorbans dengan teliti. Ketakstabilan yang berakibat memudarnya warna larutan (fading)
kadang-kadang diakibatkan oleh oksidasi oleh udara, penguraian secara fotokimia,
pengaruh keasaman, suhu, jenis pelarut dan hal-hal yang lain.
2. Warna larutan yang diukur harus mempunyai intensitas yang cukup tinggi atau dengan kata
lain mempunyai absorptivitas molar yang besar. Hal ini seringkali dapat dikontrol dengan
merubah pelarut yang digunakan atau dengan memilih perreaksi yang mempunyai
kepekaan cukup tinggi.
3. Warna larutan yang akan diukur sebaiknya bebas dari pengaruh variasi-variasi kecil dalam
nilai pH, suhu serta kondisi lainnya.
4. Sistem berwarna tersebut harus memenuhi hukum Lambert-Beer.

1. Tujuan
a. Mahasiswa mampu untuk melakukan perhitungan untuk membuat larutan dari
padatan
b. Mahasiswa mampu untuk melakukan perhitungan untuk membuat larutan dari larutan
lainnya
c. Mahasiswa mampu untuk membuat larutan dari padatan secara baik dan benar
d. Mahasiswa mampu untuk membuat larutan dari larutan lainnya secara baik dan benar

2. Alat dan bahan


Alat Bahan
a. Gelas kimia 100 mL a. Air demineral
b. Pipet seukuran 25 mL b. Asam sitrat monohidrat
c. Pipet seukuran 10 mL c. Larutan karmoisin 100 ppm
d. Pipet tetes d. Larutan tartrazin 100 ppm
e. Botol semprot e. Kertas saring
f. Timbangan analitik

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 8
g. Spatula
h. Batang pengaduk
i. Labu takar 100 mL
j. Corong
k. Buret 25 mL
l. Klem dan statif

3. Cara kerja
Pembuatan larutan dari padatan
a. Hitung massa asam sitrat monohidrat yang dibutuhkan untuk membuat larutan asam
sitrat 0,01 M sebanyak 100 mL
b. Timbang gelas kimia 100 mL bersih dan kering menggunakan timbangan analitik.
Catat massa secara teliti.
c. Timbang sejumlah asam sitrat monohidrat di gelas kimia 100 mL menggunakan
timbangan analitik. Padatan diambil menggunakan spatula. Catat massa secara teliti.
d. Tambahkan 50-70 mL air bebas mineral ke dalam gelas kimia 100 mL. Perhatikan:
jangan menambahkan lebih dari 70 mL.
e. Aduk larutan menggunakan batang pengaduk hingga padatan terlarut sempurna.
f. Tuangkan larutan ke dalam labu takar 100 mL menggunakan corong. Pelajari cara
memasang corong dan cara menuang larutan.
g. Bilas gelas kimia dengan kurang lebih 10 mL air bebas mineral dan tuangkan ke labu
takar 100 mL. Ulangi 3 kali.
h. Lakukan tanda batas dengan mengikuti prosedur berikut:
- Tambahkan air bebas mineral hingga mendekati batas labu takar.
- Keringkan leher labu takar menggunakan kertas saring. Pelajari teknik
pengeringan yang tepat.
- Tepatkan labu takar menggunakan air bebas mineral. Perhatikan teknik penepatan
yang baik.
- Lakukan pengadukan minimal 10 kali. Perhatikan teknik pengadukan yang baik.

Pembuatan larutan dari larutan lainnya (1)


a. Pipet sebanyak 10 mL larutan asam sitrat 0,01 M yang anda buat menggunakan
pipet volume 10 mL.
b. Masukkan larutan ke dalam labu takar 100 mL. Tanda bataskan sesuai prosedur
pada pembuatan larutan dari padatan.
c. Pipet sebanyak 25 mL larutan yang telah anda encerkan yang anda buat
menggunakan pipet volume 25 mL.
d. Masukkan larutan ke dalam labu takar 100 mL. Tanda bataskan sesuai prosedur
pada pembuatan larutan dari padatan.
e. Ukur pH ketiga larutan yaitu larutan asam sitrat 0,01 M, larutan asam sitrat
pengenceran pertama dan larutan asam sitrat pengenceran kedua menggunakan
pH meter.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 9
Pembuatan larutan dari larutan lainnya (1)
a. Hitung volume larutan yang dibutuhkan untuk membuat larutan
- 1, 3, 5, 8, dan 10 ppm larutan karmoisin sebanyak 100 mL
- 2, 6, 10, 15, dan 20 ppm ppm larutan tartrazin sebanyak 100 mL
b. Bilas buret menggunakan larutan yang akan dimasukkan sebanyak kurang lebih 5
mL sebanyak 3 kali.
c. Masukkan masing-masing larutan karmoisin 100 ppm ataupun tartrazin 100 ppm
ke dalam buret 25 mL. Ingat seluruh bagian buret harus terisi larutan sebelum
ditandabataskan pada skala tertentu.
d. Masukkan larutan karmoisin 100 ppm ataupun tartrazin 100 ppm ke dalam labu
takar 100 mL sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan.
Deret yang dibuat adalah
- Larutan karmoisin 1, 3, 5, 8, dan 10 ppm
- Larutan tartrazin 2, 6, 10, 15, dan 20 ppm
- Campuran larutan karmoisin 1, 3, 5, 8, dan 10 ppm dan larutan tartrazin 2, 6,
10, 15, dan 20 ppm
e. Tanda bataskan labu takar sesuai prosedur yang ada pada pembuatan larutan dari
padatan.
f. Ukur setiap larutan pada panjang gelombang 425 nm dan 510 nm.

Kurva kalibrasi
1. Ukur A dari larutan standar warna kuning/merah pada masing-masing λmaks.
2. Buat kurva hubungan A dengan C (konsentrasi zat).

Penentuan Konsentrasi contoh


1. Encerkan contoh yang diberikan asisten sampai tanda batas.
2. Ukur A larutan contoh pada λmaks.
3. Tentukan konsentrasi larutan warna tersebut.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 10
PERCOBAAN 1
ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

Pendahuluan
Terdapat dua kemungkinan jika dua komponen yang berlainan dicampurkan dalam suatu
larutan. Adanya interaksi antar komponen akan merubah spektrum absorpsi jadi warna atau lebih
tepatnya lagi sifat-sifat penyerapan akan berubah. Sebaliknya jika tak terjadi interaksi sifat-sifat
tersebut tidak mengalami perubahan. Dalam hal terakhir ini, absorpsi campuran larutan tersebut
akan merupakan jumLah aljabar dari absorpsi masing-masing larutan komponen yang terpisah jika
konsentrasinya sama dengan konsentrasi komponen-komponen tersebut dalam campurannya. Sifat
seperti ini yang disebut sebagai sifat aditif. Jika sifat aditif ini dipenuhi maka analisis dua
komponen secara simultan tanpa pemisahan dapat dilakukan secara spektrofotometri.
Analisis dua komponen tanpa pemisahan ini dapat dilakukan melalui dua pendekatan yang
berbeda. Dalam pendekatan yang pertama, dapat dipilih satu panjang gelombang dimana
komponen yang satu menyerap jauh lebih kuat serta panjang gelombang lainya dimana terdapat
yang sebaliknya. Dalam hal ini berlaku anggapan bahwa absorpsi komponen yang lain dapat
diabaikan terhadap absorpsi komponen yang diukur. Namun pengabaian ini jarang dapat dilakukan
dalam persoalan-persoalan analisis nyata.
Pendekatan kedua dapat dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan hukum
Lambert-Beer dalam satu larutan yang mengandung n komponen, maka:
Ai= ∑ kij Cj i=1
j=1
j menyatakan komponen , i adalah panjang gelombang yang digunakan.
Untuk i = 1,
A1 = k11C1 + k12C2 + … + k1nCn

Untuk panjang gelombang berikutnya (i=2)

A2 = k21C1 + k22C2 + … + k2nCn

Karena disini hanya ada dua komponen, maka hanya diperlukan dua persamaan dari dua panjang
gelombang yang berbeda agar C1 dan C2 dapat dihitung, yakni:
A1 = k11C1 + k12C2
A2 = k21C1 + k22C2
Harga k dapat diperoleh dari kemiringan kurva standar, sedangkan A dari hasil mengukuran pada
panjang gelombang yang bersesuaian.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 11
Cara Kerja
1. Keaditifan absorbans larutan KMnO4 + K2Cr2O7
Dari larutan induk KMnO4 0,0200 M dan K2Cr2O7 0,0166 M siapkan larutan sbb:
1. 0,0001 M KMnO4 dalam labu 50 mL dalam suasana asam (gunakan 5 mL H2SO4 2 M)
2. 0,0016 M K2Cr2O7 dalam labu 50 mL dalam suasana asam (gunakan 5 mL H2SO4 2 M)
3. Larutan campuran KMnO4+K2Cr2O7 yang mengandung 0,0001 M KMnO4 dan 0,0016 M
K2Cr2O7 dalam suasana asam (gunakan 5 H2SO4 2 M).
Ukur absorbans ketiga larutan diatas pada panjang gelombang 400-550 nm dengan aqua dm +5
mL H2SO4 2 M dalam labu 50 mL sebagai blanko. Tentukan panjang gelombang pengukuran
KMnO4 dan K2Cr2O7.

2. Nilai k
Siapkan larutan standar KMnO4 0,0001 M-0,0004 M dalam labu 50 mL dari larutan KMnO4
0,0200 M, tambahkan 5 mL H2SO4 2 M, tanda bataskan. Siapkan larutan standar K2Cr2O7 0,0013
M dalam labu 50 mL dari larutan K2Cr2O7 0,0166 M, tambahkan 5 mL H2SO4 2 M tanda bataskan.
Ukur absorbans masing-masing pada panjang gelombang KMnO4 dan panjang gelombang
K2Cr2O7. Hitungkan nilai k pada masing-masing panjang gelombang tersebut.

3. Analisa contoh campuran


Tentukan komposisi campuran, dengan mengukur absorbans larutan campuran pada panjang
gelombang KMnO4 dan gelombang K2Cr2O7 dan berdasarkan nilai-nilai k yang diperoleh pada
bagian 2.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 12
PERCOBAAN 2
PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR

Pendahuluan
Fosfat dalam jumLah renik dapat menyebabkan lumut tumbuh dengan baik di dalam reservoir
air. Fosfat sering terdapat dalam air, dalam air di daerah pertanian dan juga dalam air di industri.
Meskipun fosfat juga terdapat dalam bentuk suspensi atau endapan, namun dalam percobaan ini
yang akan ditetapkan adalah fosfat yang larut.
Dalam suasana asam, fosfat akan bereaksi dengan asam molibdat membentuk suatu kompleks
asam heteropoli yang rumuskan kadang-kadang ditulis sebagai H3[P(M03O10)4]. Bila dilarutkan
dalam air, asam heteropoli ini akan memberikan larutan yang berwarna kuning yang dapat
digunakan sebagai dasar penetapan fosfat secara kolorimetri. Atau asam heteropoli itu dapat juga
di reduksi dengan pertolongan berbagai zat pereduksi untuk menghasilkan suatu larutan yang
berwarna biru yang disebut biru heteropoli atau biru molibden. Larutan biru molibden warnanya
lebih kuat daripada kompleks berwarna kuning dan berlangsung dengan cepat. Sedang reaksi yang
membentuk biru molibden berlangsung lebih lambat dan reaksi baru sempurna setelah jangka
waktu 10-15 menit. Akan tetapi warna biru senyawa hasil reduksi itu tidak stabil dan mempunyai
kecenderungan untuk berkurang intensitasnya disebabkan oleh berbagai reaksi tambahan.
Perlu diketahui bahwa cara biru molibden ini hanya peka terhadap ion-ion ortofosfat (PO43-)
dan tidak peka terhadap ion-ion fosfat “ganda” seperti misalnya P2O74- (pirofosfat) dan P2O93-.
Oleh karena itu, apabila tujuan analisis ialah penetapan kadarfosfat total maka larutan yang di
analisa harus diasamkan dan dididihkan selama beberapa menit untuk mengubah fosfat-fosfat
ganda itu menjadi ortofosfat. Cara ini dapat di gunakan untuk menetapkan kadar (PO43-) ortofosfat
antara 0,1 dan 5 ppm. Gangguan terhadap cara ini: gangguan terpenting ialah dari ion silika, SiO4,
yang juga memberikan hasil reaksi heteropoli yang berwarna biru.
Catatan:
1. Warna biru molibden tidak stabil, berangsur-angsur intensitasnya akan berkurang. Akan
tetapi hasil pengukuran absoraban yang bersifat boleh ulang (reproducible) akan dapat
diperoleh jika setiap kali (baik pada pengukuran standar maupun pada pengukuran
cuplikan) dipertahankan jangka waktu yang sama antara pembentukan warna biru dan
pembacaan absorbans.
2. Di atas konsentrasi 1,6 ppm akan nada penyimpangan dari hukum Lambert-beer. Bila
jalannya kurva kalibrasi agak melengkung, tariklah garis kurvanya sesuai dengan
lengkungan titik-titik pengamatan yang ada.
3. Pengambilan cuplikan dan penyimpanannya:
Sebelum penetapan dilakukan, sebaliknya cuplikan air yang telah diambil disaring dahulu
melalui kertas saring yang bebas fosfat. Bila cuplikan itu disimpan, sebaiknya ditambah 5
mL CHCI3 per liter cuplikan untuk mencegah atau menghambat aktivitas mikrobiologi.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 13
Alat dan Bahan
1. Spectronic-20 B&L dengan kuvet
2. Peralatan gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia enelitik.

Larutan baku PO43-


Timbanglah dengan teliti 0,1834 gram K2HPO4 kering. Larutkan dalam labu ukur 1 liter dan
tetapkan volumenya dengan air suling (100 ppm PO43-).

Larutan ammonium molibdat


Larutan 25 gram ammonium molibdat, (NH4)6Mo,C24.4H2O. Dalam kira-kira 175 mL air
suling. Tambahkan larutan asam sulfat yang dibuat dengan jalan menambahkan (hati-hati) 310 mL
H2SO4 pekat perlahan-lahan sambil diaduk ke dalam 400 mL air suling. Dinginkan larutan yang
diperoleh sampai suhu kamar dan encerkan sampai 1 liter dengan air suling.

Larutan 0,5 M SnCl2


Larutkan 2,5 gram SnCl2.2H2O dalam 100 mL gliserin. Panaskan di dalam pengangas air dan
aduklah dengan batang kaca untuk mempercepat pelarutan. Larutan ini stabil asal disimpan
tertutup terhadap udara.

Cara Kerja
A. Penentuan λ maksimum dan kurva kalibrasi:
1. Ukur dengan mikroburet berturut-turut ke dalam sejumLah labu ukur 50 mL 0,00
(=blangko); 0,50; 1,00; 1,50; 2,00; dan 2,50 mL larutan standar (100 ppm di atas) PO43-.
2. Encerkan sampai kira-kira 50 mL dengan air suling.
3. Tambahkan 1 mL larutan ammonium molibdat (diukur dengan pipet ukuran) dan kocok
larutan didalam labu ukur dengan memutar-mutar labu tersebut (jangan dibolak-balik) agar
tercampur dan bereaksi dengan baik.
Catatan:
Lakukan pekerjaan No. 3 diatas itu paling dahulu dengan larutan di dalam labu ukur yang
mengandung 1,0 mL larutan standar fosfat, sebab dengan larutan ini mula pertama akan
dicari panjang gelombang maksimum (lihat dibawah ini).
4. Tambahkan 0,5 mL larutan SnCl2 dan kocok lagi. Catatlah waktu pada penambahan ini.
5. Tepatkan volume sampai 50 mL dengan air suling.
6. Setelah 10 menit pindahkan larutan ke dalam kuvet (yang sebelumnya harus sudah saudara
siapkan).
7. Setelah 1 menit masukan kuvet ke dalam alat spectronic-20 yang sebelumnya harus saudara
nolkan dan sudah di 100%-kan dengan blanko (perhatikan:yang di pakai sebagai blangko
bukan air melainkan larutan dalam labu ukur yang mengadung 0,00 mL (l) larutan standar
fosfat (jadi tidak mengandung fosfat, tetapi mengandung semua pereaksi yang di
tambahkan ke dalam labu-labu lainya dan di encerkan sampai volume 100 mL)).
8. Setelah 1 menit baca absorbans (berarti bahwa percobaan dilakukan 12 menit setelah
penambahan SnCl2.
9. Carilah panjang gelombang maksimum antara 600-750 nm (selang antara: 20 nm, tetapi
disekitar nilai maksimum dipakai selang antara 5 nm, supaya lebih teliti menemukan
maksimum). Buatlah spektrum serapannya dan tentukan maksimumnya.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 14
10. Kerjakan langkah-langkah dari No. 3 sampai No. 8 dengan larutan-larutan standar lainnya,
pada panjang gelombang maksimum yang telah ditemukan pada No. 9 buatlah kurva
kalibrasinya.

B. Penentuan PO43- dalam cuplikan air


Mintalah sejumLah volume cuplikan air di analisa kepada asisten. Lakukanlah analisa menurut
langkah-langkah No. 2 sampai dengan No. 8 (lihat A di atas) kalau diberi cuplikan air (misalnya
air sumur atau air ledeng) lakukan duplo.

Catatan: Bila perlu,air yang di periksa terlebih dahulu disaring dengan kertas saring bebas abu dan
halus. Kertas saring ini terlebih dahulu harus di cuci dengan asam dan dibilas dengan air suling.

Ke dalam 100 mL cuplikan air yang mengandung lebih dari 0,5 mg dan bebas warna dan
kekeruhan, ditambahkan 1 tetes fenolftalien indikator bila warna cuplikan berubah menjadi merah
muda, maka dtambahkan asam kuat sampai warna tersebut hilang.bila lebih 5 tetes diperlukan
maka diambil cuplikan yang jumLahnya lebih sedikit dari 100 mL, kemudian diencerkan dengan
air suling sampai 100 mL. Sebelumnya hilang dahulu warna merah (fenolftalein suasana basa)
dengan menambahkan asam.

Pustaka
1. Day and Underwood, “Quantitative Analysis.Laboratory manual”, 3rd ed. Prentice-Hall of
India.
2. Beltz “Colorimetric Deteminations of Non Metals”, Interscience Publ.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 15
PERCOBAAN 3
TITRASI SPEKTROFOTOMETRI

Pendahuluan
Pada cara titrasi spektrofotometri, kepada larutan yang akan dititrasi ditambahkan larutan
pentitrasi sedikit demi sedikit seperti halnya pada cara titrasi lainya. Setiap kali setelah dilakukan
penambahan titrasi larutan dihomogenkan dan diukur absorbansnya pada panjang gelombang
tertentu. Adanya perbedaan antara nilai-nilai absorptivitas molar berbagai zat yang ada dalam
larutan pada panjang gelombang yang digunakan akan menentukan alur kurva titrasi yang akan
diperoleh. Timbulnya atau lenyapnya zat-zat penyerap (sebagai akibat dari suatu reaksi selama
titrasi berlangsung) akan menghasilkan perubahan absorbans yang merupakan fungsi dari
konsentrasi. Berubahnya A sebagai fungsi konsentrasi ini bila diaturkan akan menghasilkan dua
garis lurus yang akan saling berpotongan tepat pada titik ekivanlensi.
Pemilihan panjang gelombang yang akan digunakan selama titrasi perlu dipikirkan dengan
baik karena didalam larutan yang dititrasi paling sedikit akan ada tiga komponen yang dapat
melakukan penyerapan sinar, yaitu: zat yang dititrasi (x) zat penitrasi (T) dan hasil reaksi (P).
Biasanya dapat dipilih satu panjang gelombang dimana hanya salah satu komponen saja yang
melakukan penyerapan. Agar suatu titrasi spektrofotometri berhasil dengan baik, maka komponen
yang akan diukur absorbansnya harus mentaati Hk. Lambert-Beer, kondisi-kondisi kimia di dalam
larutan harus sedemikian rupa hingga Hk. Lambert-Beer tetap berlaku selama titrasi berlangsung.
Berikut ini diberikan beberapa kemungkinan jalannya kurva titrasi spektrofotometri untuk
reaksi:

X+T P

Gambar 1. Beberapa kemungkinan Kurva Titrasi Spektrofotometri

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 16
Keterangan gambar :
I. X dan P kedua-duanya menyerap
II. X dan T kedua-duanya menyerap
III. Hanya T yang menyerap
IV. Zat hasil reaksi (satu atau lebih )menyerap
V. P dan T menyerap dan ɛT > ɛP
VI. P dan T menyerap, tetapi ɛT < ɛP

Perlu dicatat juga bahwa kemungkinan (II) di atas menpunyai ketelitian (accuracy) yang paling
tinggi, karena sudut perpotongan kedua garis kurva titrasi adalah tajam sehingga memudahkan
penemuan titik ekivalensi.

Hal yang perlu diperhatikan pada suatu titrasi spektrofotometri ialah perubahan volume yang
terjadi selama titrasi. Koreksi itu dilakukan dengan jalan mengalihkan nilai A yang diukur dengan
faktor (V+v)/V di mana V = volume permulaan dan v = volume
larutan pentitrasi yang telah ditambahkan sampai titik tertentu.
Guna memperkecil koreksi ini, larutan pentitrasi T biasanya
dibuat lebih pekat daripada larutan X yang dititrasinya:
Salah satu keuntungan titrasi spektrofotometri ialah bahwa
untuk menemukan titik ekivalensi titrasi tidak perlu dilakukan
pengukuran atau pengamatan tepat pada titik ekivalen tersebut.
Cukup dilakukan sejumLah pengamatan sesudah titik ekivalen
tercapai (lihat gambar). Bila kedua garis lurus yang
menghubungkan titik-titik itu diextrapolasikan sehingga saling
Gambar 2.
memotong, maka titik potong itu adalah ekivalensinya.

Percobaan yang akan dilakukan ini terdiri dari dua bagian:


(1) Menstandarkan larutan EDTA
Dengan cara titrasi spektrofotometri dengan larutan standar Bi-nitrat yang mengandung
sedikit Cu(NO3)2; pH=2.
(2) Mentitrasi secara spektrofotometri larutan cuplikan yang diterima dari asisten dan yang
mengandung campuran ion-ion Bi(III) + Cu(II) untuk menetapkan kosentrasi masing-
masing ion tersebut, dengan menggunakan larutan EDTA yang telah ditentukan
konsentrasinya pada tahap (1) di atas. Titrasi ini juga dilakukan pada pH=2,0.

Pada kedua titrasi tersebut di atas digunakan sinar dengan panjang gelombang 745 nm, di mana
hanya kompleks Cu-EDTA yang menyerap sinar dengan panjang gelombang tersebut, sedang
senyawa-senyawa lain yang ada dalam larutan yang sama (ion Br3+, ion Cu2+, EDTA, dan
kompleks Bi-EDTA) tidak menyerap sinar 745 nm itu. Pada titrasi pertama, larutan EDTA yang
distandarkan ada pada buret dan ditambahkan kepada larutan standar Bi-nitrat yang mengandung
sedikit Cu-nitrat. Pada titrasi kedua, larutan EDTA di dalam buret yang distandarkan itu dipakai
untuk mentitrasi secara spektrofotometri larutan cuplikan yang mengandung campuran Cu(II) dan
Bi(III) setelah konsentrasi Bi(III) menjadi sangat kecil sekali, baru akan terjadi reaksi
pengkompleksan ion Cu(II) oleh EDTA:
Bi3+ + EDTA= Bi-EDTA (kompleks); Kstab=1022,8
Cu2+ + EDTA = Cu-EDTA (kompleks); Kstab=1018,8

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 17
(Kstab = tetapan kestabilan kompleks)
Pertanyaan: Apakah sebabnya ion Bi3+ yang akan dikomplekskan lebih dahulu oleh EDTA dan
baru kemudian (setelah konsentrasi Bi3+menjadi sangat kecil sekali) baru ion Cu2+diikat?
Jadi selama masih ada ion B3+ belum akan terjadi kompleks Cu-EDTA yang menyerap sinar
745 nm itu. Sehingga nilai A (absorbansi larutan) akan tetap nol (atau hampir nol), sampai
konsentrasi Bi3+ menjadi sangat kecil sekali. Kemudian akan mulai terbentuk kompleks Cu-EDTA
yang menyerap sinar 745 nm dengan kuat dan nilai A larutan akan semakin bertambah besar
dengan EDTA, maka nilai A larutan akan semakin bertambah besar dengan bertambah banyaknya
komplek Cu-EDTA. setelah semua ion Cu2+ beraksi dengan EDTA, maka nilai A larutan akan
tetap konstan (tidak bertambah besar) dengan penambahan EDTA lebih lanjut, oleh karena EDTA
tidak menyerap sinar 745 nm. Jalanya kurva titrasi (A terhadap konsentrasi) adalah seperti
ditunjukan pada Gambar-3 (perhatikan titik ekivalen untuk titrasi Bi3+ dan titik ekivalen untuk
titrasi Cu2+).
Titrasi campuran Bi3+ + Cu2+ dengan EDTA ini harus dilakukan pada pH larutan sama dengan
2,0. Pada pH<2 titik ekivalen tidak akan jelas, dan pH lebih dari 2,5 ada kemungkinan Bi3+
mengendap (sebagai garam basa atau hidroksida).

Gambar 3. Kurva titrasi campuran Bi3+ + Cu2+

Alat dan Bahan


Peralatan
• Spektrofotometer sinartampak dan kuvet
• Pengaduk magnit beserta batang magnitnya
• Peralatan gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia analitik
Bahan
1. 0,2 M EDTA
Larutan kira-kira 3,8 gram (tidak usah tepat) garam dinatrium dihidrogen EDTA dihidrat
dalam 100 mL larutan. Laruatn ini kemudian distandarkan dengan karutan standar Bi-nitrat
secara titrasi spektrofotometri.
2. 0,1 M Cu
Larutan kira-kira 2,4 gram Cu(NO3)2.3H2O (atau jumLah Cu-nitrat ekivalen dengan itu)
dalam 50 mL larutan.
3. 0,001 M Bi3+
Timbang dengan teliti 0,2 gram (misalnya 0,1998 gram atau 0,2003 gram) logam Bi murni
dan larutan dalam jumLah volume HNO3 (1:1) sedikit mungkin, sambil dipanaskan dengan
api kecil. Sesudah Bi larut dengan sempurna,pindahkan larutannya secara kuantitatif ke
dalam labu takar 100 mL dan encerkan hingga tepat sampai tanda batas dengan air bebas
mineral yang mengandung cukup HNO3 sehingga keasaman larutan kira-kira 0,5 M HNO3.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 18
Cara Kerja
A. Menstandarkan larutan EDTA
1. Masukkan 20,00 mL larutan standar Bi-nitrat ke dalam gelas kimia kimia 250 mL.
2. Tambahkan 2 gram asam kloroasetat (zat padat murni, hati-hati senyawa ini merupakan
senyawa yang sangat korosif) dan 1 mL larutan Cu 1 M, aduk larutan.
3. Encerkan hingga kira-kira 100 mL.
4. Tuangkan dengan hati-hati sedikit larutan ini ke dalam kuvet.
5. Tempatkan kuvet di dalam peralatan spektrofotometer dan atur hingga diperoleh
penunjukan jarum 100% T pada panjang gelombang 745 nm.
6. Tuangkan kembali larutan yang ada dalam kuvet ke dalam gelas kimia semula lalu
tambahkan 0,40 mL larutan EDTA dan aduk dengan baik.
7. Setelah pengaduk dihentikan, bilas kuvet yang telah digunakan sebelunya. Bilasanya
dimasukkan kembali ke dalam gelas kimia.
8. Isi kuvet yang telah dibilas tersebut dengan larutan yang sama dan ukur absorbansnya
pada panjang gelombang pengukuran.
9. Ulangi pekerjaan (6) hingga (8) dengan tiap kali menanbahkan 0,40 mL EDTA sampai
nilai A mula-mula naik dan kemudian merata (konstan).
10. Buat kurva titrasinya, tentukan titik akhir titrasinya dan hitung molaritas EDTA.

B. Titrasi spektrofotometri campuran Bi2+ + Cu 2+


1. Siapkan larutan cuplikan yang mengandung Bi2+ dan Cu2+ yang tak diketahui
konsentrasi nya (diskusikan dengan asisten).
2. Lakukan pekerjaan seperti pada bagian A di atas.
3. Buat kurva titrasi, tentukan titik akhir titrasi untuk Bi2+Cu2+ dan konsentrasi kedua
analit tersebut.

CATATAN:
Jika menggunakan spektrofotometer dengan serat optik, maka titrasi dan pengukuran. Langsung
dilakukan dalam gelas kimia yang sama. Gunakan gelas kimia 250-300 mL. Pastikan bahwa sensor
terendam larutan sejak awal titrasi. Tahap titrasi sama seperti di atas. Atur kondisi alat sehingga
diperoleh pembacaan absorbans yang stabil. Catat seluruh kondisi pengukuran yang digunakan
(waktu respons, nilai kalibrasi, dll.).

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 19
PERCOBAAN 4
PENENTUAN KEKERUHAN AIR SECARA TURBIDIMETRI

Pendahuluan
Turbidimetri adalah pengukuran konsentrasi partikulat dalam suatu suspensi. Metoda ini
didasarkan pada hamburan elastis cahaya oleh partikel. Turbidimetri mengukur penurunan
intensitas cahaya diteruskan karena adanya hamburan (Bandingkan dengan nefelometri!).
Jika suatu zat berada dalam larutan, maka untuk dapat ditentukan dengan cara turbidimetri, zat
tersebut harus disuspensikan terlebih dahulu, dengan cara mereaksikannya dengan suatu zat
pengendap. Seringkali ditambahkan juga zat aktif permukaan, misalnya gelatin untuk mencegah
koagulasi berlebihan. Perlu diperhatikan ukuran partiket yang terbentuk, mengingat jika cahaya
dihamburkan, maka intensistas cahaya pada setiap arah merupakan fungsi konsentrasi, bentuk,
ukuran partikel dan indeks refraktif relative partikel/medium serta panjang gelombang cahaya
datang. Dengan menjadi homogenitas partikel, maka persamaan dalam turbidimetri dapat
disederhanakan menjadi:
-log I/I0=kbc
Dengan I intensitas cahaya yang diteruskan, I0 intensitas cahaya datang, k konstanta
perbandingan, b panjang jalan sinar dan c adalah konsentrasi partikel. Persamaan ini dapat
diterapkan sebagaimana hukum Lambert-Beer, dengan Turbidans, S, menggantikan Absorbans,
A.
Kekeruhan air dapat diukur menggunakan metoda ini, demikian pula kadar sulfat, perak, arsen,
emas, kalsium, dan kalium. (Cari bentuk partiket penghamburnya!)

Turbidimetri merupakan metoda standar dalam menentukan kekeruhan air. Sebagai larutan
standar digunakan larutan suspensi hidrazin sulfat dan hexamin (5 mL larutan Hidrazin sulfat 1%
(dalam air) + 5 mL larutan Hexamine 10% (dalam air) dan diencerkan hingga 100 mL, didiamkan
8 jam hingga terbentuk kekeruhan) yang ditentukan sebagai larutan 400 NTU (Nefelo Turbidans
Unit). Larutan ini harus disiapkan baru.

Alat dan Bahan


• Spectronic-20 dan kuvet
• Labu takar 50 mL
• Buret
• Larutan standar 400 NTU
• Sampel air (boleh bawa sendiri)

Cara Kerja
Metoda I
• Buat 5 larutan standar dalam labu takar 50 mL dengan konsentrasi berkisar antara 40-120
NTU (gunakan buret untuk memindahkan larutan induk 400 NTU).
• Diamkan selama 10 menit sesudah ditanda bataskan.
• Ukur turbidans pada 500 nm, dengan aqua dm sebagai blanko.
Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 20
• Untuk cuplikan air, kocok air sampai homnogen, ukur turbidans pada 500 nm. Jika air
mengandung pengotor, kocok cuplikan dan diamkam selama 10 menit, kemudian dekantasi
bagian cairannya, dan ukur bagian cair tersebut.
• Tentukan kekeruhannya.

Metoda II
• Pipet 10 mL cuplikan air dan masukkan ke dalam gelas kimia 50 mL.
• Tambahkan 1 mL standar dengan menggunakan buret mikro.
• Aduk dengan pengaduk megnetik perlahan-lahan, kemudian masukan kedalam kuvet yang
bersih dan kering .
• Ukur turbidansnya. Lakukan dengan hati-hati dan jangan sampai ada yang tumpah.
• Kembalikan isi kuvet kedalam gelas kimia.
• Tambahkan kembali 1 mL larutan standar dan aduk. Bilas kuvet yang digunakan tadi
dengan larutan yang baru 3x dan setiap kali kembalikan bilasan ke dalam gelas kimia.
• Masukan larutan ke dalam kuvet dan ukur turbidasnya.
• Ulangi langkah penambahan standar dan pengukuran hingga jumLah standar yang
ditambahkan 4 mL.
• Buat kurva kalibrasi antara turbidans dan kekeruhan standar (koreksi konsentrasi terdapat
penambahan volum).
• Hitung kekeruhan air.

Metoda III
• Masukkan masing-masing 10 mL cuplikan air kedalam 5 labu takar 25 mL.
• Tambahkan berturut-turut 2,5 mL; 4,0 mL; 5,0 mL; dan 7,5 mL larutan standar
menggunakan buret mikro.
• Encerkan campuran hingga tanda batas dan campurkan hingga homogen.
• Ukur turbidans masing-masing.
• Buat kurva kalibrasi antara turbidans dan kekeruhan standar.
• Hitung kekeruhan air.

Bandingkan hasil penentuan dengan ketiga metoda tersebut. Diskusikan!

Pustaka
J.D. Ingle, Jr dan S.R. Crouch, Spectrochemical Analysis, Prentice-Hall International , Inc., 1998,
hal.513-515
EPA Website

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 21
PERCOBAAN 5
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

Pendahuluan
Analisa dengan cara AAS berdasar pada absorpsi energi sinar dengan λ tertentu oleh atom-
atom netral (bertingkat energi dasar) dari zat yang dianalisa. Sumber cahaya berasal dari hollow
cathode yang dibuat dari unsur yang dianalisa, sehingga menghasilkan cahaya khas dari unsur
tersebut. Di dalam nyala, selain terjadi pengatoman, terjadi juga eksitasi atom-atom. Atom-atom
yang tereksitasi akan memancarkan juga cahaya dengan λ yang khas dari yang analisa, sehingga
sama dengan λ dari hollow cathode, yang akan terdateksi pula oleh detektor. Sehingga pengukuran
penyerapan cahaya dari hollow cathode oleh atom-atom netral dari unsur yang dianalisa akan
terganggu.hal ini diatasi dengan sistim modulasi, detektor hanya mengukur perubahan intensitas
cahaya yang diemisikan oleh hollow cathode sedang emisi dari unsur dalam nyala tidak ikut
terukur. Hal ini yang penting dari AAS adalah metoda pengatoman (atomisasi) dari unsur yang
dianalisa. Pengatoman bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan nyala api, dengan
tungku, dengan energi listrik. Apabila pengatoman dilakukan dengan nyala api, reaksi-reaksi yang
bias terjadi antara lain:
• MXlarutan MXpadat
• MX M + Xo
o

• MX M* + X
• Mo M+ + e-
• Mo + Y MY
• M +N o *
M* + No
• Mo + N MN

Keterangan:
I. Larutan dikabutkan dalam nyala, terjadi penguapan dan molekul-molekul kering dari
garam.
II. Molekol terurai menjadi atom netral (Mo).
III. Molekol terurai menjadi atom yang tereksitasi (M*).
IV. Atom netral terionisasi menjadi atom bermuatan (M+).
V. Atom netral bersaksi dengan oksigen membentuk senyawa oksida.
VI. Atom netral beraksi dengan anion tertentu membentuk garam yang stabil dalam nyala.
VII. Atom netral menerima energi dari atom asing lain yang tereksitasi sehingga terjadi atom
yang tereksitasi.
VIII. Atom netral bersenyawa dengan atom asing lain sehinngga terjadi senyawa antar-logam.

Banyak jenis-jenis reaksi diatas yang merupakan gangguan pada analisa dengan AAS.
Contoh:
Reaksi IV banyak terjadi pada unsur alkali dan nilai alkali tanah.
Misalnya pada analisis Na,dari cuplikan yang mengandung logam alkali lain misal K,terjadi reaksi:

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 22
a. Na0 Na- + e
b. K0 K+ + e

Apabila banyak K, didalam nyala banyak terdapat e yang berasal dari reaksi (b) sehingga
kesetimbangan reaksi (a) akan bergeser kekiri, jadi Nao akan lebih banyak dihasilkan.
Reaksi V misalnya pada analisa Sn, apabila nyala oksidasi maka Sno yang terbentuk akan lebih
sedikit dari pada bila dipakai nyala reduksi. Hal ini disebabkan oksida Sn dalam nyala oksidasi
lebih standa, sukar diuraikan menjadi atom netral.

Reaksi VI contohnya pada analisa Ca. Dengan adanya anion seperti F-, SiO43, dll yang
berbentuk garam yang sukar terurai dalam nyala mengakibatkan berkurang jumLahnya atom-atom
netral Ca yang dihasilkan.

Reaksi VI banyak terjadi pada unsur-unsur alkali dan alkali tanah. Apabila atom asing lain
yang tereksitasi dan memberi energi kepada unsur yang dianalisa, maka jumLah atom netral
menurun.

Reaksi VIII terjadi senyawa antar logam di dalam nyala mengurai jumLah atom netral. Contoh,
senyawa antar logam-logam alkali tanah dengan Al.

Gangguan-gangguan lain misalnya apabila larutan mengandung matrik yang tinggi maka
pengatoman menjadi kurang efektif, karena energi api banyak digunakan oleh matrix. Apabila
larutan banyak mengandung bahan organik kadang-kadang bisa dihasilkan atom netral lebih
banyak, karena api menjadi lebih panas disebabkanreaksi terbakarnya bahan organik adalah
exoterm.
Contoh: absorbans 5 ppm Sn dalam HCl lebih kecil daripada absorbans 5 ppm senyawa Sn TOPO
(tri octyl phosphine oxide) dalam metil iso butilketon (MIBK). Gangguan spektrai kadang-kadang
juga terjadi. Gangguan ini bias dikoreksi dengan lampu hidrogen yang menpunyai spectrum
kontinu. Atom-atom netral yang terjadi tidak tersebar rata dalam nyala, melainkan terkonsesentrasi
pada daerah nyata tertentu.daerah ini bisa dicari dengan mengatur letak burner terdapat jalan sinar
dari hollow cathode.

Mengatasi gangguan:
Dalam pekerjaan analisa Ca akan diketemukan cuplikan-cuplikan dengan berbagai gangguan,
misalnya: cuplikan-cuplikan yang mengandung K, Na, Mg, Al.SO-4 dll. Ganguan dari K, Na, Mg
merupakan gangguan ionisasi dan gangguan eksitasi. Ini diatasi dengan mem-buffer larutan
standar maupun contoh dengan menambahkan Sr++ dalam jumLah berlebihan, misalnya 5000 ppm,
Sr++ akan menghasilkan elektron yang berlebihan, sehingga gangguan ionisasi dari K, Na, Mg,
dalam cuplikan yang jumLahnya relatif kecil sudah tidak berpengaruh lagi karena daya “buffer”
dari Sr. Disini Sr++ juga berfungsi sebagai “releasing agent” misalnya dalam hal gangguan ion SO-
++
4 karena Sr dalam jumLah besar, maka sebagaian besar ion-ion pengganggu akan bereaksi
dengan Sr dan hanya sedikit yang bereaksi dengan Ca++. Cara lain mengatasi gangguan adalah
++

dengan membuat larutan standar yang komposisinya sama dengan larutan contoh, apabila ini
dianggap perlu.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 23
Cara Kerja
Kestabilan sumber sinar.
Intensitas sinar yang dipancarkan oleh sumber sinar (Hollow Cathode)pada panjang gelombang
yang sesuai diamati sebagai fungsi waktu.dari aluran intensitas pancaran terhadap waktu (menit)
dapat ditentukan waktu yang diperlukan untuk mendapat intensitas sinar stabil.

Profil Nyala.
Yang dimaksud dengan profil nyata adalah grafik yang menyatakan hubungan antara absorbans
dengan tinggi pembakar yang menghasilkan absorbans yang maksimum. Untuk keperluan
percobaan ini, ukur absorbans larutan Cu2- 5 ppm pada panjang gelombang 324,7 nm dengan
menggunakan tinggi pembakar dan tentukan tinggi pembakar yang optimum.

Pengaruh komposisi gas bakar.


Suhu nyala ditentukan oleh komposisi gas bakar yang digunakan. Komposisi gas bakar ini
untuk nyala udara asetilena ditentukan oleh laju aliran udara dan asetilena yang digunakan.
Percobaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan komposisi gas udara-asetilena yang mampu
menghasilkan absorbans yang optimum dari zat yang akan dianalisis.
Untuk keperluan percobaan ini, ukur absorbans larutan Cu2+ 5 ppm pada panjang gelombang
324,7 nm pada berbagai komposisi gas bakar di mana laju aliran udara asetilena yang mampu
menghasilkan absorbans yang optimum dari zat yang akan dianalisis. Untuk keperluan percobaan
larutan Cu2+ 5 ppm pada panjang gelombang 324,7 nm pada berbagai komposisi gas bakar di mana
laju aliran udara 10 L/menit dan laju aliran asetilena bervariasi antara 1,5 hingga 3,5 L/menit.
Alurkan nilai-nilai absorbans yang diperoleh terhadap laju alir asetilena dan tentukan laju alir yang
optimum.

Kepekaan dan daerah konsentrasi.


Kepekaan adalah konsentrasi unsur dalam larutan yang menghasilkan perubahan sebesar 0,0044
satuan absorbans terhadap larutan blanko.
Daerah konsentrasi adalah rentang konsentrasi unsur yang dianalisis yang dapat menghasilkan
nilai absorbans antara 0,2 dan0,8.
Konsentrasi unsur yang menghasilkan nilai absorbans tertentu dapat dihitung berdasarkan:
𝐴. 𝑆 0,0044
C = 0,0044 atau S = , dimana
𝑡𝑔 𝛼

C: konsentrasi larutan, A: absorbans, S: kepekaan, tg α: kemiringan grafik A terhadap C.

Untuk menentukan kepekaan analisis logam analisis logam Cu pada panjang gelombang 324,7 nm,
1. Buat larutan-larutan Cu2+ 1, 2, 5, 8, 10, 12, dan 15 ppm masing-masing sebanyak 100 mL.
2. Ukur absorbans keenam larutan di atas pada panjang gelombang 324,7 nm.
3. Alurkan absorbans terdapat konsentrasi larutan Cu.
4. Tentukan daerah konsentrasi tembaga dan hitung kepekaan analisis tembaga pada panjang
gelombang 324,7 nm.
Gangguan aluminium dalam analisa Kalsium
Ukurlah absorbans dari larutan-larutan Ca2+ dibawah ini dan amati perubahan-perubahan
absorbansnya dengan menggunakan peralatan Spektrofotometer Serapan Atom.
1. Larutan Ca2+ : 10 ppm
2. Larutan Ca2+ : 10 ppm + PO43- 200 ppm
Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 24
3. Larutan Ca2+ : 10 ppm + Sr2+ 5000 ppm
4. Larutan Ca2+ : 10 ppm + PO43- 200 ppm + Sr2+ 5000 ppm
5. Larutan Ca2+ : 10 ppm + Al3+ 100 ppm
6. Larutan Ca2+ : 10 ppm + AI3+ 100 ppm + Sr2+ 5000 ppm
7. Larutan Ca2+ : 10 ppm + KCl 100 ppm
8. Larutan Ca2+ : 10 ppm + KCl 100 ppm + Sr2+ 5000 ppm
9. Larutan Ca2+ : 10 ppm + Sr 5000 ppm dengan matrix Fe
10. Larutan Ca2+ : 10 ppm + Sr 5000 ppm
a. Diukur dengan nyala reduks
b. Diukur dengan nyala oksidasi
11. Larutan Ca2+ : 10 ppm
a. Diukur pada tinggi api “5”
b. Diukur pada tinggi api “9”

Analisa Calsium dari air sumur.


Pipet 25,0 mL air sumur masukkan kelebu takar 100 mL. Tambahkan Sr2+ 50.000 ppm
sebanyak 10 mL. Encerkan dengan aquadest sampai 100,00 mL. Buat larutan-larutan standard
Ca2+ 2, 4, 6, 8, 10 ppm yang masing-masing mengandung Sr 5000 ppm. Ukur absorbans larutan
standard dan cuplikan dan hitung kadar Ca dalam air sumur.

Tugas :
• Laporkan hasil-hasil pengukuran saudara diatas.
• Berikan tujuan pada setiap nilai absorbans dan bagaimana fungsi Sr disini.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 25
PERCOBAAN 6
SPEKTROFOTOMETRI EMISI ATOM
(SPEKTROFOTOMETRI NYALA)

Pendahuluan
Analisis dengan metoda spektrofotometri emisi atom spektrofotometri nyala didasarkan atas
emisi didasarkan atas emisi energi sinar dengan panjang gelombang tertentu oleh atom-atom netral
yang tereksitasi dari zat dianalisis. Di dalam nyala, selain terjadi pengatoman, juga terjadi eksitasi
atom-atom dari unsur yang akan dianalisa. Atom-atom yang bereksitasi ini akan memancarkan
energi sinar dengan panjang gelombang tertentu, yang karakteristik bagi masing-masing unsur,
pada saat atom tersebut kembali keadaan energi azas. Kekarakteristik dari panjang gelombang
sinar yang diemisikan inilah yang dasar analisis kualitatif suatu unsur logam dengan metoda
spektrofotometri nyala. Besarnya intensitas sinar yang diemisikan tersebut sebanding dengan
banyaknya atom yang terdapat di dalam nyala, jadi juga sebanding dengan konsentrasi unsur
tersebut dalam suatu cuplikan. Dengan mengalurkan besarnya intesitas sinar yang diemisikan
terhadap konsentrasi dari beberapa larutan standar, maka konsentrasi unsur dalam suatu larutan
cuplikan dapat ditentukan.

Alat dan Bahan


• Larutan induk Natrium danKalium 1000 ppm
• Cuplikan yang mengandung Natrium dan Kalium
• Spektrofotometer nyala
• Peralatan gelas yang umum digunakan dilaboratorium

Cara Kerja
Analisis kualitatif
Buat spektrum emisi dari larutan cuplikan untuk mengetaui ada tidaknya natrium dan kalium
dalam cuplikan tersebut. (rekam spektrum emisi disekitar panjang gelombang 589 nm dan 766,5
nm).

Analisis kuantitatif
• Buat laruatan-larutan standar natrium 1, 2, 5, 5, dan 10 ppm masing-masing sebanyak 100 mL.
• Buat larutan-larutan standar kalium: 2, 5, 10, dan 20 ppm masing-masing sebanyak 100 mL.
• Ukur inensitas sinar yang dipancarkan oleh masing-masing larutan standar diatas pada panjang
gelombang yang sesuai. (larutan standar Na pada λNa dan larutan standar K pada λNa).
• Dengan kondisi alat yang sama ukur intensitas sinar yang diemisikan oleh larutan cuplikan pada
masing-masing panjang gelombang tersebut di atas.
• Buat kurva kalibrasi untuk Na dan K yang selanjutnya digunakan untuk menentukan
konsentrasi Na dan K dalam larutan cuplikan.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 26
PERCOBAAN 7
SPEKTROSKOPI INFRAMERAH

Pendahuluan
Dalam tiap analisis dengan infra merah usaha yang pertama harus dilakukan adalah
memperoleh spektrum yang sebaik mungkin dari zat yang diingkinkan.hal ini dapat dicapai dengan
pengaturan berbagai faktor yang berpengaruh pada pengambilan spektrum tersebut,hingga
didapatkan kombinasi yang optimum bagi zat bersangkutan.
Pada suatu spektrofotometri infra merah yang bagus,pengaturan/kontrol yang dapat dilakukan
(besrta pengaruhnya pada spektrum)umumnya adalah sebagai berikut:
1. Kelebaran celah (slit)
Daya pisah suatu spektrofotometer ditentukan oleh lebar celah, makin sempit celah, makin
besar daya pisahnya. Kecuali dalam spektrofotometer yamg sederhana, yang menggunakan
lebar celah yang tetep umumnya digunakan oengaturan celah (slit program) yang secara
otomatis menyesuaikan lebar celah dengan dispersi monokromatornya. Pemilihan pengatur
celah bergantung pada macam spektrum yang diinginkan, pengatur yang sempit (high
resolution) hanya diperlukan bila ingin diperoleh struktur halus. Biasanya terdapat
kedudukan pengatur yang disebut normal atau rutin dan memilki daya pisah yang cukup
untuk sebagaian besar penentuan.
2. Tingkat penguatan (gain)
Isyarat (signal) yang sampai ke termokopel diperkuat oleh bagian penguat (amplifier) dari
spektrofotometer.pengatur ini mengatur tingkat penguatan tersebut, bila celah lebar,
jumLah cahaya yang melewatnya besar sehingga hanya diperlukan penguatan yang rendah.
Sebaliknya bila digunakan kelebaran celah yang sempit (high resolution) haruslah
digunakan tingkat penguatan yang tinggi. Karena penggunaan tingkat penguatan yang
tinggi bukan hnaya menguatan isyarat, tetapi juga menguatan kebisingan (noise) yang
sangat mengganggu maka pengaturan tingkat penguatan harus disesuaikan dengan
kelebaran celah. Pada spektrofotometer umumnya terdapat kedudukan penguat yang diberi
tanda normal atau rutin yang akan memberikan penguatan yang sesuai dengan kedudukan
yang sama dari kelebaran celah.
3. Kecepatan (scanning)
Yang dimaksud dengan scanning ialah pengamatan spectrum dari frekuensi satu ke
frekuensi berikutnya secara kontinu dalam suatu selang (interval) tertentu. Kecepatan yang
diperlukan untuk men-scan seluruh daerah NaCI/dari 4000 cm-1 sampai 650 cm-1 umumnya
dapat diatur dari yang cepat, dimana untuk seluruh daerah tersebut diperlukan waktu hanya
4 menit, hingga yang sangat lambat yang memerlukan waktu lebih dari 3 jam. Scanning
yang sangat cepat tidak dapat menghasilkan spektrum yang sempurna, karena pena
pencatat tidak menpunyai waktu cukup untuk mengikuti dan hanya digunakan untuk
pengamatan pendahuluan yang cepat. Kecepatan yang normal atau rutin biasanya berkisar
antara 15-25 menit bergantung pada jenis alatnya. Kecepatan yang lambat hanya digunakan
untuk men scan satu selang yang lebih pendek dengan daya pisah tinggi.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 27
4. Perioda
Yang disebut periode adalah waktu yang diperlukan oleh pena pencatat untuk berayun dari
satu tepi kertas ke tepi yang lain dan kembali lagi bila mendapatkan isyarat. Pemilihan
periode berhubungan erat dengan kecepatan scanning. Bila digunakan kecepatan yang
tinggi, pena yang harus cepat dapat mengikuti bentuk spektrum dan karena itu harus
digunakan periode yang singkat. Sebaiknya bila kecepatan scanning rendah, dapat
digunakan perioda yang lebih panjang. Periode yang panjang juga diperlukan bila
digunakan tingkat penguatan yang tinggi, agar pena tidak terlalu banyak digoyangkan oleh
kebisingan (noise) suatu kedudukan yang normal atau rutin juga umumnya ada.
Spektrum yang lain, dengan bentuknya yang tak rusak (puncak yang baik harusnya
berbentuk Gauss) dan frekuensi yang benar. Ini semua dapat dicapai dengan kombinasi
yang tepat dari keempat kontrol di atas. Untuk penentuan rutin, dimana yang diperlukan
hanyalah puncak-puncak utama dari gugus-gugus fungsi dan bentuk spektrum daerah sidik
jari saja, maka pempatan pengatur-pengatur pada kedudukan normal atau yang dekat
dengan kedudukan normal umumnya cukup. Tetapi bila diperlukan detail lebih, kedudukan
yang dekat dengan kedudukan yang optimal hanya dapat dicapai dengan mencoba-coba.
Suatu kedudukan pengatur-pengatur yang baik haruslah memberi spectrum yang konsisten
dalam dua atau tiga pengambilan spectrum.
Yang pertama harus ditentukan adalah tingkat kehalusan yang diinginkan dan ini
menentukan kelebaran pengatur celah yang digunakan.bila dalam spektrum masih terdapat
puncak-puncak yang terlihat belum terpisah dan masih diinginkan pemisahan lebih lanjut,
haruslah dipilih pengaturan yang lebih sempit. Tingkat penguatan harus dinaikkan, sesuai
dengan penyempitan celah. Bila peninggian tingkat penguatan menyebabkan pena pencatat
terlalu banyak bergerak sehingga spektrum menjadi tidak jelas, perioda dapat
diperpanjang. Kecepatan pengambilan (scanning speed) yang tepat dapat ditentukan
dengan mencoba beberapa puncak pada berbagai kecepatan. Bila kecepatan didapat,
dimana pelambatan lebih lanjut tidak menghasilkan penambahan detail spektrum, maka
kecepatan ini dipakai sebagai kecepatan yang paling baik.

Cara Kerja
a. Perbedaan scanning
Sebelum membuat spektru, atur dulu instrument untuk sistim double beam, kedudukan
kertas serta scan pada keadaan los (untuk IR 430). Atur kedudukan PEN pencatat sekitar
100% T dengan memutar tombol 100% Adj.
Buat spectrum dari polistiren dengan kombinasi:
a. Scanning cepat (fast) pada IR 430 scan time pada 4
b. Scanning rutin, pada IR 430 scan pada 16.
Bandingkan dan bagaimana menurut pendapat anda hasil perbandingan dari spektrum yang
diperoleh.
b. Pengaruh penguatan (gain)
Atur kedudukan pencatat (PEN) pada sekitar 100 T dengan tombol 100% Adj. Tombol
perioda, slit dan kecepatan scanning diatur secar tetap, sedangkan gain berubah-
ubah.monokhromator disetel pada 3200 cm -1. Buat spektrum antara 3200 cm -1 dan 2700
cm-1 dengan 3 nilai gain yang berbeda dan juga masing-masing base linernya, untuk
melihat noise. Bandingkan ketiga spektrum dan bagaimana tingkat kebisingan noisenya?
Catatan: ketiga spektrum tersebut dibuat pada 1 kertas saja.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 28
c. Pengaruh kecepatan scanning.
Sama seperti diatas hanya disini kecepatan disini kecepatan scanning yang diubah-ubah
sedangkan gainnya tetap pada kedudukan rutin.buat spektrum dari polistiren pada daerah
3200 dan 2700 cm-1 dengan variasi kecepatan 4 menit 16-20 menit dan 32-40
menit.bandingkan dan ambil kesimpulan.
d. Pengaruh periode
Sama seperti diatas dengan mengambil kombinasi gain kecepatan scanning dan lebar
scanning dan lebar celah yang rutin sedang periode yang berbeda yaitu:
Ordinat exp X1 dan X10
Bandingkan dan berikan kesimpulan
e. Pengaruh lebar celah (slit)
Sama seperti di atas dengan mengambil kombisnasi gain kecepatan scanning dan periode
yang rutin sedangkan slit berbeda yaitu:
Slit program 1/2 N dan 2 N
Bandingkan dan berikan kesimpulan!
f. Kalibrasi frekuensi
Spektrum polisien biasa digunakan sebagai alat untuk mengetes keadaan (performance)
suatu instrument spektrofotometer infra merah, karena spektrum polistiren mempunyai
beberapa pita absorpsi yang telah diketahui ketelitiannya. Kalibrasi dengan polistiren ini
bisa dilakukan paling lambat seminggu sekali atau lebih baik untuk setiap kali akan
melakukan percobaan. Atur gain supaya pada 3000 cm-1 pen menunjukkan 10% T, atur
kecepatan scanning 8 atau 20 menit,atur pencatat sampai menunjukkan 100% pada kertas.
Atur monokhromator pada 4000 cm-1 persis sama dengan skala di kertas pencatat. Masukan
film polistiren dan buat spektrumnya. Bandingkan spektrumnya dengan standar (buku
rujukan) dan hitung penyimpangan skala pada frekuensi-frekuensi khas polistiren.

TEKNIK MENYIAPKAN CONTOH FASA PADAT CARA NUJOL MULL

Pendahuluan

Seringkan dijumpai banyak masalah dalam penyiapan contoh padat ini, terutama jika tidak bisa
larut dalam beberapa pelarut infra merah atau tidak bisa berbentuk serbuk halus. Pada umumnya
metoda pelarutan lebih banyak disukai sebab pengaruh kimia bisa diperkecil dan ketelitian
jumLahnya dikembangkan. Jika contoh padat akan diukur biasanya dengan mengurangi efek
penghampuran sinar.sebagai syarat adalah serbuk tersebut harus dibuat sehalus mungkin. Efek
penghamburkan sinar, bisa dikurangi dengan memperkecil ukuran partikel yang biasanya
berdiameter lebih kecil dari 1-2.distribusi yang kurang/tidak meratadari serbuk contoh dalam sel,
akan mempbgaruhi bentuk pitanya. Adanya celah-celah atau ronnga dalam serbuk berarti akan ada
sinar yang tembus tanpa melalui/berinteraksi dengan contoh memberikan absorpi yang tidak
normal.

Teknik pembuatan mull (nujol)


Contoh padat yang berupa serbuk halus bias juga dibuat sebagai pasta minyak (oil mull) yang
sering disebut sebagai nujol mull. Teknik ini banyak seninya, karena banyak variasinya. Akan
tetapi cara ini banyak dilakukan karena sederhana dan luas pemakaiannya. Secara singkat teknik
Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 29
mull ini adalah penggerusan serbuk sampai halus sekali kemudian serbuk ini disuspensikan dalam
nujol yaitu minyak mineral yang sangat murni mengandung C20-C30 hidrokarbon alkana. Hasilnya
adalah berupa pasta yang selanjutnya dioleskan dan ditekan dua sel window membentuk lapisan
tipis berupa film dari partikel-partikel kecil yang suspensi dalam minyak.
Penggunakan nujol usahakan sesedikit mungkin supaya puncak-puncak absorpsinya tidak
begitu besar intensitasnya. Seperti kita ketahui nujol mempunyai pita-pita absorpsi intensitas tinggi
pada 3000-2800 cm-1, sedangkan pada sekitar 1460 cm-1 dan 1375 cm-1 dan relatif lemah pada 720
cm-1. Puncak-puncak ini harus terlebih dahulu diketahui sangat berguna untuk koreksinya. Jika
contoh dikirakan memberikan sekitar/berimpit dengan puncak nujol, maka lebih baik dipakai zat
pendispersi lain: yang biasanya dipakai adalah fluorolube yang tidak memberikan absorpsi di
daerah 4000 cm -1 sampai 1330 cm-1.
Kalau kita data di atas maka bias mullnya dengan fluorolube dulu yang direkam dari 4000-
1330 cm-1, kemudian dilanjutkan dalam nujol mull untuk pengukuran lebih kecil dari 1330 cm-1.
Cara ini sama dengan teknik penyiapan contoh larutan dimana digunakan dua pelarut yaitu CCL4
dan CS2.

Alat dan Bahan


Nujol mull: NaCl window (2), demountable cell window, mortar dan alu (dari agate), minyak
paraffin (Nujol), perfluor hidrokarbon (fluorolube LG -160)policerman, karet spatula, aseton, dan
asetanilida.

Cara Kerja
Nujol Mull
a. Simpan kira-kira 0,1 gram asetanilida dalam mortarnya kemudian gerus sekuat dan sehalus
mungkin hingga mmenghasilkan serbuk (seperti tepung).
b. Tambahkan satu tetes minyak nujol, kemudian gerus untuk beberapa lama. Jika masih
kurang nujolnya artinya belum membentuk pasta/suspense tambahkan setetes lagi
kemudian digerus. Demikian selanjutnya sampai diperoleh pasta atau suspense dengan
jumLah nujol yang minimum. Catatan:pasta yang baik seperti pasta odol untuk sikat gigi
dan jika dibiarkan tidak kelihatan minyaknya terpisah lagi.
c. Ambil dengan menggunakan policemen karet pasta dari mortar, pindahkan kebagian
tengah sel window NaCl yang bersih.
d. Tutup dengan sel window yang lain kemudian digesek-gesekkan perlahan-lahan sampai
diperoleh film yang merata dan tembus sinar.
e. Tempatkan kedua sel window tersebut pada pemegangnya lalu diklem dengan hati-hati dan
ketegangan klemnya harus merata.
f. Tempatkan sel dalam spektrofotometer kemudian cek ketebalan contoh dengan scanning
tepat apakah garis dasar sudah cukup da nada beberapa puncak yang mencapai 0-10% T
g. Jika contoh terlalu tipis, tambahkan lagi mullnya seperti di atas. Jika terlalu tebal, bukan
dengan cara pengambilan mullnya tetapi dengan sedikit mengencangkan skrup-skrupnya,
akan tetapi harus dilakukan dengan hati-hati dan perlahan-lahan sekali jangan sampai
window pecah.
h. Cek kembali spektrum demikian berulang-ulang sampai diperoleh ketebalan yang cocok
terakhir buat spektrumnya.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 30
TEKNIK MENYIAPKAN CONTOH FASA PADAT KBr DISK (PELLET)

Pendahuluan
Contoh padat yang berupa serbuk halus dapat dibuat pelletnya (disk) dengan alkali halida yang
ditekan (tekanan tinggi). Pada garis besarnya,contoh digerus, dihaluskan sampai berupa serbuk
halus, kemudian dicampur secara matriks dengan KBr (bias juga digunakan Kl, Cl, TIBr).
Selanjutnya campuran ditekan dalam suasana vacum. Akibat tekanan tinggi campuran membentuk
pellet yang getas, tembus sinar (transparan) dimana didalamnya terdapat sedikit contoh padat yang
terdispresi atau secara homogen.
Dibandingan cara lain, cara KBr disk ini mengandung beberapa keuntungan:
a. Batas dari inferensi dengan pita absorpsi lain
b. Penghamburan sinar lebih kecil/rendah
c. Pengaturan distribusi dan konsentrasi contoh lebih mudah dilakukan (dengan
penimbangan).
d. JumLah contoh relatif sedikit diperlukan.
e. Bisa disimpan pelletnya untuk keperluan ulangan pengukuran.

Syarat-syarat zat pendispersi (matrix material) yang harus dipenuhi sebagai berikut:
a. Mempunyai transmisi tinggi daerah spektrum yang diperlukan (tidak mengabsorpsi).
b. Bias diperoleh dalam keadaan sangat murni dan tidak higroskopis.
c. Stabil dalam keadaan normal (kamar).
d. Mempunyai titik leleh pada tekanan tidak terlalu tinggi (low sintering pressure).

Untuk syarat-syarat tersebut di atas,ternyata KBr mempunyai nilai paling tinggi, disamping itu
tidak banyak bereaksi dengan zat organik. Ukuran partikel pendispensi ini memegang peranan
cukup penting, sebab ada hubungan dengan sifat optic (sifat transparan) dari pelletnya.

Kristal-kristal yang besar akan menghasilkan bercak-bercak putih. Jika terlalu halus akan lebih
mudah menyerap air dan pelletnya cenderung mudah pecah dan lengket. Ukuran partikel yang baik
terdistribusi antara 200-400 mesh. Garam halida yang digunakan betul-betul sangat murni dan
mempunyai ukuran partikel yang memenuhi syarat. Jadi harus kualitas infra merah atau spectro
grade.

KBr serbuk yang digunakan harus di campur dengan contoh dan derajat kehalusannya sama.
Oleh karena KBr bersifat higroskopis, maka sebelum dipakai harus dikeringkan dulu di oven.
Untuk KBr spectra grade, sebelum digunakan KBr harus dipanaskan pada oven kira-kira 500C.
Jika KBrnya bukan spectra grade, sebelum digunakan KBr harus dipanaskan dalam oven 1200C
paling sedikit selama 24 jam terus-menerus. Dengan demikian diharapkan air yang ada dalam
kristal akan ke luar, jika ada air akan muncul puncak lebar disekitar 3.333 cm-1 dan 1640 cm-1.

Salah satu teknik paling baik dalam penggerusan dan pencampuran KBr dengan contoh yaitu
dengan menggunakan pengerus vibrasi mekanis (mechanical vibrator grinder) yang biasa dikenal
sebagai vibromil.

Serbuk disamping dalam kapsul kecil lalu digoncang-goncang dengan kecepatan tinggi. Cara
ini baik sekali dilakukan terutama kalau melakukan analisis kuantitatif dengan KBr pellet. Tahap
Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 31
permulaan pencampuran dan penggerusan dengan menggunakan penggerus dan mostar agate atau
logam, lalu masukkan kapsul dan pencampuran homogeny dengan vibrator. Jadi prosesnya boleh
dikatakan tertutup cara lain yang lebih sulit dan baik yaitu pencampuran dengan teknik freeze.

Keberhasilan pembuatan KBr pellet yang transparan tergantung pada banyak faktor yaitu
jumLah zat yang terdapat dalam campuran, besar dan lamanya penekanan, tingkat kekeringan dari
KBr-nya, penggerusan, susunan/rancangan serta kondisi dari peralatan penekan (die). Dua faktor
pertama yaitu jumLah campuran serta besar dan lamanya penekanan paling baik
ditentukan/dimahirkan dari pengalaman kerja. Setiap bahan pendispersi mempunyai tekanan
minimum titik cairnya. Untuk KBr tekanan minimum tittik cairnya sekitar 80.000 psi. pengaruh
kontamunasi oleh zat-zat lain bisa ditanggulangi dengan diusahakan sesedikit mungkin kontak
dengan udara dan dengan pem-vacum-an die yang lebih lama sebelum dilakukan penekanan.

Setelah selesai pembuatan pellet maka die-nya terutama disk, harus segera dibersihkan dan
disimpan dalam tempat yang bebas zat-zat korosif dan sebaiknya disimpan dibungkus dengan lilin
(wax). Susunan alat penekanan (die) yang sudah baik biasanya dilengkapi dengan pem-vacum juga
permukaan alat penekanannya (disk) dibuat semengkilap mungkin dan hal ini paling sekali untuk
dijaga jangan sampai terdapat goresan atau karat.

Keberhasilan dan telitian dalam analisis kuantitatif dengan cara KBr pellet ini sangat
tergantung kepada kehomogen distribusi contoh dalam fasa pendispersinya, ketelitian dalam
pengukuran konsentrasi (berat) satuan luas dan sesuai dengan hukum Lambert-Beer. Untuk itu
semua, penimbangan zat dan jumLah KBr harus teliti, kemudian timbang sejumLah campuran
yang paling sesuai (dari pengalaman) untuk memperoleh ketebalan pellet yang diinginkan.
Ketebalan pellet bias ditentukan dengan menggunakan hukum Lambert-Beer dari berbagai variasi
konsentrasinya. Kesimpulannya, agar berhasil dalam pembuatan pellet ini perlu sekali
diperhatikan ukuran partikel (200-4000 mesh) kehomogenan dalam ukuran, bentuk dan
distribusinya. Mengapa peralatan penekanan (die and disk holder) dari masing-masing pabrik
mempunyai disain tersendiri, oleh karena itu harus dipelajari secara khusus. Akan tetapi untuk
semua macam die, mempunyai susunan yang poko yaitu: dua silinder dengan salah satu alasnya
mengkilap (untuk KBr+ zat), alas, penekan dan bagian pem-vacum. Dibawah ini yang akan
dibicarakan hanya peralatan dari Beckman.

Alat dan Bahan


Penekan hidraulis (lebih besar dari 12 ton), perlengkapan tempat KBr+ zat (die 4 disk holder),
pompa vacum, timbngan analitis, tempat pencampuran (dari plastik), penggerus bervibrasi atau
bisa digunakan alat penggerus/mostar dari agate, spatula, policeman, serbuk KBr (kulitas
spektroskopi inframerah), asetanilida, dan aseton.

Cara Kerja
1. Pembuatan KBr pellet blanko
a. Timbang sejumLah kira-kira 300 gram serbuk KBr kering dalam tempat dari plastik.
b. Siapkan perlengkapan untuk pencampuran dan penggerusan secara vibrasi dan penyaringan
dengan ukuran (partikel) tertentu, sesuai dengan yang diinginkan.
c. Lakukan pencampuran penggerusan dan penyaringan untuk memperoleh serbuk KBr (juga
demikian halnya untuk campurannya) yang homogen dalam hal ukuran maupun distribusinya.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 32
d. Kalau serbuk KBr (campurannya) sudah siap, selanjutnya lakukan penekanan dengan alat
pembuat pellet KBr.bentuk dan susunan peralatan untuk pellet KBr dari Beckman tertera
seperti gambar di bawah ini dengan bagian-bagiannya yang dinyatakan dengan huruf-huruf.

Gambar 4. Susunan Alat KBr die

e. Bersihkan bagian-bagian B, D, dan E dengan menggunakan kapas dan aseton.bagian B dapat


dibersihkan dengan sikat tabung yang halus. Pastikan bagian-bagian yang mengkilap jangan
sampai tergores.
f. Pasanglah bagian-bagian G, cincin karet dan B dan kemudian masukkan salah satu silinder E
ke dalam lubang dari B dengan bagian mengkilapnya di atas.
g. Masukkan sejumLah tertentu dengan dikira-kira atau lebih baik lagi kalau ditimbang, serbuk
KBr (atau campurannya dengan contoh) yang homogen ke dalam lubang B dan ratakan dengan
sedikit menggancang-guncangkan. Ratakan dengan cara tekan dengan bagian D dan putar
perlahan.
h. Tarik D dengan hati-hati (bila Terlalu cepat, serbuk mungkin terambil). Hasilnya harus terlihat
rata dan tidak terdapat ratekan.
i. Masukkan silinder E yang satu lagi ke dalam lubang B, dengan bagian mengkilapnya ke
bawah, lalu tekan dengan D sampai ke bawah. Terakhir pasang cincin karet penahan pada
bagian bawah D.
j. Pem-vaccum-an dan penekanan
Sambungkan pompa vacuum dengan selang ke ujung pemvakum pada B, lakukan pemompaan
sampai tekanan sekitar 2 mmHg.biarkan pem-vacum-an ini selama 3-5 menit. Letakkan
peralatan pada penekanan hidrolis, lakukan penekanan pada D selam 1-2 menit, pada tekanan
8 ton (batas ini jangan sampai melebihi batas 25%). Lepaskan tekanan secara perlahan-lahan,
akan tetapi biarkan pem-vacum-an selama kira-kira 2 menit lagi.
k. Cara melepaskan pellet(disk)dari alat die
Setelah pem-vacum-an dihentikan, lepaskan bagian G dan balikkan peralatan hingga sekarang
berdiri di atas D. Letakkan cincin karet penahan yang tersedia di tempat G dan B. Tekanlah D
perlahan-lahan dengan menggunakan alat yang ada pada penekan hidrolis hingga silinder-
silinder E dengan pellet yang ada didalamnya, keluar dari logam B. Ambillah pellet KBr
dengan pinset (jangan dengan jari) dan tempatkan pada kerangka (holder) pellet Kbr yang telah
disediakan.
l. Lakukan pengukuran spectra KBr ini, amati spektrumnya.

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 33
2. Pembuatan pellet KBr yang mengandung contoh.
a. Tempatkan kira-kira 0,1 gram asetanilida dalam mortar agate, kemudian gerus dengan
sempurna selama kira-kira 5 menit,atau sampai diperoleh serbuk yang halus.
b. Timbang 1-2 miligram contoh yang yang telah digerus tadi dalam alat pencampuran plastik,
tambahkan kira-kira 300 miligram serbuk KBr dan selanjutnya lakukan tahapan pembuatan
pellet seperti di atas.

Pemeliharaan alat
Oleh karena garam-garam halide dan KBr ini sangat korosif, maka setiap kali selesai membuat
pellet, peralatan penekanan (die) harus segera dibersikan. Cara paling baik adalah mula-mula
dicuci dengan air (sedikit saja), dikeringkan dengan kertas tisu halus dan terakhir dengan aseton.
Jika mau disimpan, peralatan die dibongkar, lalu disimpan dalam desikator. Jika disimpan dalam
jangka lama, sebaiknya silider-silinder E dibungkus dengan lilin/malam/wax.

Masalah yang mungkin timbul dan pemecahannya:

Petunjuk Praktikum
KI3121 Analisis Spektrometri 2022 34

Anda mungkin juga menyukai