Anda di halaman 1dari 18

MODUL

PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN
LIMBAH

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNOLOGI REKAYASA INDUSTRI KIMIA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS VOKASI
ITS

sEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020/2021


Modul Praktikum
TATA TERTIB

1. Absensi
a. Praktikan harus hadir tepat pada waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,
kemudian mengisi daftar hadir.
b. Praktikan yang datang terlambat, harus melapor pada dosen laboratorium dan
asisten laboratorium. Bila terlambat lebih dari 10 menit, praktikan yang bersangkutan
tidak diperkenankan ikut praktikum dan dianggap tidak hadir.
c. Surat Ijin tidak hadir (disertai surat keterangan yang mendukung) pada waktu
praktikum ditujukan kepada Kepala laboratorium atau dosen pengampu yang
diserahkan sebelum hari pelaksanaan praktikum
d. Apabila praktikan sebanyak 2 kali tidak hadir (kecuali mendapat ijin), maka praktikan
yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri.

2. Pelaksanaan Praktikum

Sebelum Praktikum
1. Mematuhi syarat bekerja di laboratorium, yaitu lulus Risk Assessment, tes
wawancara, dan tes awal modul
2. Tes awal dilakukan maksimal 1 hari sebelum praktikum dimulai, pada jam kerja
(07.00-17.00) bersama asisten laboratorium
3. Praktikan diberikan pengarahan sebelum percobaan oleh asisten laboratorium
4. Memahami prosedur kerja, peralatan, maupun MSDS bahan yang akan digunakan
5. Mengetahui jenis dan penggunaan alat pelindung diri (APD)
6. Mengetahui lokasi dan cara penggunaan peralatan keselamatan darurat
7. Mengetahui prosedur tanggap darurat, tanda bahaya, dan rute evakuasi.

Selama Praktikum
1. Selalu Menggunakan APD minimal: masker, sarung tangan, jas lab, dan sepatu
tertutup. APD lainnya digunakan sesuai dengan jenis percobaan tertentu
2. Mematuhi prosedur kerja dengan mempertimbangkan keselamatan diri dan
lingkungan
3. Menggunakan peralatan laboratorium sesuai dengan SOP (Standar Operasional
Prosedur) dan fungsinya
4. Peminjaman alat sesuai media percobaan kepada Laboran dengan mengisi form
peminjaman alat
5. Pengambilan bahan kimia sesuai dengan kebutuhan percobaan dengan mengisi form
pengambilan jumlah bahan kimia
6. Percobaan dilakukan sesuai topik dan alokasi waktu yang telah ditentukan
7. Mengisi logbook praktikum atau logbook penelitian, maupun logbook penggunaan
alat instrumen
8. Dilarang menghalangi akses menuju peralatan keselamatan, pintu, dan jalur evakuasi
Modul Praktikum
9. Dilarang bergurau, menyimpan rokok, makanan, dan minuman, serta tidur selama di
laboratorium
10. Dilarang menggunakan telepon seluler (Smartphone) selama bekerja di
laboratorium, kecuali dengan seizin asisten laboratorium atau dosen pembimbing
11. Dilarang menggunakan peralatan yang menghalangi pendengaran seperti headset,
earphone, dan sejenisnya
12. Bagi yang bekerja di luar jam kerja resmi, wajib mengisi surat izin yang
ditandatangani oleh Kepala Laboratorium dan dilarang bekerja sendirian
13. Selalu memberi label identitas resmi dari Departemen pada saat menyimpan suatu
bahan atau limbah hasil percobaan.

Selesai Praktikum
a. Setiap kelompok menyerahkan laporan sementara yang terdiri atas logbook
praktikum dan lembar kerja praktikum kepada asisten laboratorium untuk
mendapat persetujuan
b. Setiap kelompok mengembalikan alat yang dipinjam dan bahan kimia yang diminta
kepada laboran sesuai standar operasional prosedur (SOP) peminjaman alat dan
permintaan bahan kimia
c. Melepas semua kabel dan alat elektronik lainnya dari stopkontak yang
penyambungnya hanya bersifat sementara (misal kabel roll, pH meter, dan lain-
lain)
d. Membersihkan alat-alat dan tempat kerja, meletakkan dan mengembalikan alat-
alat yang telah digunakan ke tempat semula. Kelalaian tentang hal ini akan diambil
tindakan tegas
e. Mengolah atau menempatkan limbah penelitian/percobaan pada tempat yang
disediakan
f. Memastikan bahwa laboratorium dalam keadaan aman (misal kran air, lampu, dan
sebagainya)
g. Mencuci tangan dengan sabun sebelum meninggalkan laboratorium
h. Tanggalkan jas laboratorium saat selesai praktikum
i. Setiap kelompok dapat meninggalkan laboratorium setelah mengisi absen dan
mendapat ijin dari asisten laboratorium
j. Apabila karena sesuatu hal (bukan dari pihak praktikan), suatu percobaan tidak
dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan, maka pada kelompok
tersebut akan disediakan hari yang lain dan tidak mengganggu jadwal praktikum
yang telah ditentukan.

3. Peminjaman Alat dan Bahan


a. Peminjaman alat dan bahan dari gudang laboratorium dilakukan dengan
persetujuan asisten laboratorium sesuai SOP (petugas yang melayani adalah
Laboran).
b. Dalam form peminjaman alat dan penggunaan bahan harus dicantumkan jumlah
serta spesifikasi yang diminta sesuai dengan modul praktikum
c. Semua alat yang dipinjam, menjadi tanggung jawab kelompok yang bersangkutan
dan dikembalikan dalam keadaan bersih dan baik.
Modul Praktikum
d. Pemakaian alat bersama yang tersedia di laboratorium, seperti timbangan, oven dll,
harus menuliskan pada logbook pemakaian alat yang tersedia sesuai jam
pemakaian seijin laboran dan sesuai SOP.
Modul Praktikum
LAPORAN PRAKTIKUM

Laporan sementara
a. Setelah selesai percobaan, praktikan membuat laporan sementara yang akan
diperiksa oleh asisten laboratorium dengan persetujuan dari dosen pengampu
(dibuat rangkap dua).
b. Setiap kelompok menyerahkan Laporan sementara yang meliputi lembar kerja dan
logbook praktikum kepada dosen pengampu/asisten laboratorium untuk dijadikan
arsip, 1 rangkap lainnya untuk dilampirkan pada laporan resmi.
Laporan resmi
a. Laporan resmi diserahkan paling lambat 1 minggu setelah percobaan selesai.
b. Penyerahan laporan resmi dibuktikan dengan “Tanda terima" dari asisten
laboratorium.
FORMAT LAPORAN RESMI
1. Format Laporan Resmi (Calibri 12, spasi 1)
2. Jumlah halaman bab I – V maksimal 30 halaman
3. Merupakan tugas individu
4. Susunan Laporan
• Halaman Judul
• Halaman Pengesahan
• Abstrak (Indonesia dan Inggris)
• Kata Pengantar
• Daftar Isi
• Daftar Gambar
• Daftar Tabel
• Daftar Grafik
• Daftar Simbol
• Bab I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan
1.4 Batasan Masalah
• Bab II : Dasar Teori
• Bab III : Metodologi Percobaan
3.1 Peralatan
3.2 Prosedur Percobaan
• Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan
4.1 Analisis Data
4.2 Pembahasan
• Bab V : Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran (Apabila ada)
• Daftar Pustaka
• Lampiran : (Tugas Khusus)
Modul Praktikum
MSDS (Material Safety Data Sheet) atau 'Informasi Data Keamanan
Bahan'

• Merupakan informasi mengenai cara pengendalian bahan kimia berbahaya (B3), atau
lembar keselamatan bahan.
• Informasi MSDS ini berisi tentang uraian umum bahan, sifat fisik dan kimiawi, cara
penggunaan, penyimpanan hingga pengelolaan bahan buangan.
• Mengapa kita harus mengetahui dan menerapkan MSDS?
1. Mengetahui potensi bahan kimia
2. Menerapkan teknologi pengendalian dalam melindungi praktikan
3. Mengembangkan rencana pengelolaan bahan kimia di tempat kerja
4. Praktikan mengetahui langsung tentang bahaya bahan B3

PRAKTIKUM PERTEMUAN 1
Modul Praktikum
PENENTUAN COD

Kompetensi Umum:
Mampu mengukur kandungan bahan organik sample dalam COD.

Kompetensi Khusus:
Untuk menganalisis perubahan konsentrasi bahan organik dalam COD melalui proses biologi
menggunakan metode analisis kwantitatif.

TEORI

Zat organik di dalam air dioksidasi dengan KMnO 4. Kemudian sisa KMnO4 direduksi
dengan Asam Oksalat berlebih. Kelebihan Asam Oksalat dititrasi kembali dengan KMnO 4.

Oksidasi KMnO4 dalam kondisi Asam:


2 KMnO4 + 3 H2SO4  2 MnO4 + K2SO4 + 3 H2O + 5 On

Oksidasi KMnO4 dalam Kondisi Basa:


2 KMnO4 + H2O  2 MnO4 + 2 KOH + 3 On

Bila ada Zat Organik yang dioksidasi (misalnya Glukosa) maka reaksi yang terjadi adalah
berikut ini:
n C6 H12 O6 + 12 On  6n CO2 + 6n H2O

METODOLOGI PERCOBAAN
A. Bahan-bahan yang digunakan
1. Asam Oksalat (C2H2O4•2H2O)
2. Kalium Permanganate (KMnO4)
3. Asam Sulfat 98% (36 N)
4. Asam khlorida 37% (12 N) (HCl)
5. Glukosa (C6H12O6)
6. Natrium Hidroksida (NaOH)

B. Alat-alat yang digunakan


1. Buret 50 ml
2. Erlenmeyer 250 ml
3. Gelas ukur 100 ml
4. Labu takar 100 ml
5. Magnetic stirrer
6. Statif
7. Hotplate stirrer

C. Prosedur Percobaan
C.1 Pereaksi
Modul Praktikum
C.1.1 Asam Sulfat 8 N
Kedalam + 500 ml air suling di tuangkan sedikit demi sedikit Asam Sulfat pekat sebanyak 222
ml sambil diaduk tepatkan menjadi 1 liter dengan air suling. Kemudian kedalam larutan ini di
tetesi dengan KMnO4 0.01 N sampai menjadi merah jambu, panaskan selama 10 menit pada
suhu + 800C. Bila warna hilang selama pemanasan, tetesi kembali dengan larutan KMnO 4
0.01 N Sampai warna merah jambu stabil.

C.1.2 Asam Oksalat 0.1 N


6.302 gram Asam Oksalat di larutkan dalam 1 liter air suling atau 6.70 gram Natrium Oksalat
dilarutkan dalam 25 ml larutan H2SO4 yang telah di encerkan dan sesudah dingin kemudian
di encerkan sampai 1 liter.

C.1.3 Asam Oksalat 0.01 N


Lakukan pengenceran dengan air suling.

C.1.4 KMnO4 0.1 N


Larutkan 3,160 gram KMnO4 di dalam air suling sampai dengan 1 liter.

C.1.5 KMnO4 0.01 N


Dibuat dari larutan 0.1 N yang di encerkan dengan air suling.

C.2 Standarisasi Larutan KMnO4


Larutan ini di standarisasi dengan titrasi menggunakan Asam Oksalat 0.01 N.
Panaskan 100 ml air suling dengan Asam Sulfat 8 N di dalam erlenmeyer sampai suhu 60 0C.
Tambahkan 10 ml Asam Oksalat 0.01 N dan dititrasi dengan larutan KMnO 4 yang sudah
distandarisasi.

Perhitungan normalitas KmnO4 adalah berikut ini:

N KMnO4 = (10 ml X 0.01 N)/ Volume KMnO4 ml.

C.3 Prosedur Percobaan


1. Pipet 10-50 ml sample (COD) ke dalam erlenmeyer 300 ml. Tambahkan 5 ml H2SO4 8 N
dan beberapa butir batu didih. Campuran tersebut dipanaskan pada suhu 70 0C.
2. Tambahkan 10 ml larutan standar KMnO 4 dan teruskan pemanasan sampai mendidih.
Pendidihan dilakukan dengan hati – hati selama 10 menit.
3. Tambahkan segera 10 ml Asam Oksalat 0.01 N.
4. Kelebihan Asam Oksalat dititrasi dengan larutan standar KMnO 4 0.01 N sampai timbul
warna merah muda.
5. Apabila memerlukan larutan standar KMnO 4 0.01 N lebih dari 7 ml dengan toleransi 10
ml, maka pemeriksaan diulangi dengan volume contoh air yang lebih sedikit dan
diencerkan menjadi 100 ml.
Modul Praktikum
C.4 Perhitungan
Nilai permanganat:

Mg KMnO4 / ltr = (((10 + a) b – (10Xc)) X 61.6 X 1000)/d

Dengan:
a = ml KMnO4 0.01 N yang dibutuhkan pada titrasi.
b = normalitas KMnO4 yang sebenarnya.
c = normalitas Asam Oksalat.
d = ml contoh yang digunakan.

PRAKTIKUM PERTEMUAN 2
PROSES ANAEROBIK
Modul Praktikum

Kompetensi Umum:
Mampu mengetahui karakteristik air limbah dan proses pengolahannya pada kondisi
anaerobik.

Kompetensi Khusus:
1. Mengetahui bagaimana cara menentukan kandungan oksigen dalam proses
pengolahan limbah.
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi lumpur aktif yang digunakan dalam proses
anaerobik.
3. Mengetahui komposisi nutrient yang dibutuhkan oleh pertumbuhan bakteri
anaerobik.

TEORI
Pengolahan anaerobik adalah suatu proses di mana mikroorganisme mengubah
bahan organik menjadi biogas tanpa adanya oksigen. Proses anaerobik adalah hemat
energi biasanya digunakan untuk mengolah air limbah organic industri yang mengandung
bahan organik dengan konsentrasi tinggi yang dapat terbiodegradasi (diukur sebagai BOD,
COD, dan/ atau TSS).
Lumpur aktif anaerobik mengandung berbagai macam kelompok mikrorganisme
yang bekerja bersama untuk mengubah bahan organik menjadi biogas melalui hidrolisis
dan pengasaman. Biogas biasanya mengandung terdiri atas 70% metana (CH 4) dan 30%
karbon dioksida (CO2) dengan sisa komponen dari gas-gas lain (H 2, NH3, dan H2S). Metana
merupakan produk yang dapat digunakan sebagai sumber energi.

METODOLOGI PERCOBAAN
A. Bahan-bahan yang digunakan
1. Kalium Permanganate (KMnO4)
2. Asam Sulfat 98% (36 N)
3. Asam khlorida 37% (12 N) (HCl)
4. Glukosa (C6H12O6)
5. Natrium Hidroksida (NaOH)
6. Urea
7. (NH4 )2H(PO4)

B. Alat-alat yang digunakan


1. Buret 50 ml
2. Erlenmeyer 250 ml
3. Gelas ukur 100 ml
4. Labu takar 100 ml
5. Statif
6. Hotplate stirrer

Prosedur Percobaan
Modul Praktikum
1. Di dalam erlenmeyer 2000 ml ditambahkan lumpur aktif sebanyak ± 4 g/l dengan
konsentrasi tertentu.
2. Glukosa dengan konsentrasi 2000 mg/l dan nutrien, kemudian ditambahkan air
PDAM sehingga total volume larutan menjadi 2000 ml.
3. Pada larutan tersebut kemudian dialiri gas nitrogen untuk menghilangkan gas
oksigen yang terlarut.
4. Pada interval waktu tertentu sampling dilakukan untuk di analisis kandungan COD
dan kandungan lumpur aktif nya.

Perhitungan Konsentrasi Kandungan Sludge


Penentuan kadar kering bahan padat, dengan mengetahui volume sample sludge
kemudian di sentrifuge, di cuci sekali dengan air suling dan residu di letakkan dalam
porcelain cruse. Kemudian di keringkan pada suhu 105 0C selama 24 jam dalam oven.
Kandungan bahan padat kering di hitung dengan mengurangkan total massa (porcelain
cruse + solids), W2 dan massa porcelain cruse, W1.

( W 2−W 1) g x 1000
SS( g /l)=
Volume Sludge Sampel (ml)
Modul Praktikum
PRAKTIKUM PERTEMUAN 3
PROSES AEROBIK

Kompetensi Umum:
Mampu mengetahui karakteristik proses pengolahan limbah pada kondisi anaerobik.

Kompetensi Khusus:
1. Mengetahui bagaimana cara menentukan kandungan oksigen dalam proses
pengolahan limbah.
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi lumpur aktif yang digunakan dalam proses
anaerobik.
3. Mengetahui komposisi nutrient yang dibutuhkan oleh pertumbuhan bakteri
anaerobik.

TEORI
Proses pengolahan biologis harus dilakukan dalam kisaran suhu yang benar, dengan
tingkat kelembaban dan keasaman atau alkalinitas yang sesuai, dan dengan tingkat aerasi
yang tepat. Batas suhu - untuk bakteri yang sesuai untuk hidup, suhu harus dalam kisaran
yang sesuai. Suhu biasanya disebut sebagai rentang mesofilik (30-40 oC) dan termofilik (45-
55o C)

METODOLOGI PERCOBAAN
A. Bahan-bahan yang digunakan
1. Kalium Permanganate (KMnO4)
2. Asam Sulfat 98% (36 N)
3. Asam khlorida 37% (12 N) (HCl)
4. Glukosa (C6H12O6)
5. Natrium Hidroksida (NaOH)
6. Urea
7. (NH4)2H(PO4)

B. Alat-alat yang digunakan


1. Buret 50 ml
2. Erlenmeyer 250 ml
3. Gelas ukur 100 ml
4. Labu takar 100 ml
5. Magnetic stirrer
6. Statif

Prosedur Percobaan
1. Di dalam Erlenmeyer 2000 ml ditambahkan lumpur aktif sebanyak+ 4 gr/ltr, dengan
konsentrasi tertentu, kemudian ditambah glukosa sebanyak 2000 mg/l dan nutrien,
dan ditambahkan air PDAM sehingga total volume larutan menjadi 2000 ml.
Modul Praktikum
2. Pada larutan tersebut kemudian diaerasi menggunakan udara.
3. Pada interval waktu tertentu sampling dilakukan untuk analisis kandungan COD dan
kandungan Lumpur aktif nya.

Konsentrasi Kandungan Sludge


Penentuan kadar kering bahan padat, dengan mengetahui volume sample sludge kemudian
disentrifuge, dicuci sekali dengan air suling dan residu di letakkan dalam porcelain cruse.
Kemudian dikeringkan pada suhu 1050C selama 24 jam dalam oven. Kandungan bahan padat
kering dihitung dengan mengurangkan total massa (porcelain cruse + solids), W 2 dan massa
porcelain cruse, W1.

( W 2−W 1) g x 1000
SS( g /l)=
Volume Sludge Sampel (ml)
Modul Praktikum
PRAKTIKUM PERTEMUAN 4
ADSORPSI ZAT WARNA

Kompetensi Umum:
Mampu mengetahui konsentrasi kandungan bahan cair menggunakan spektrofotometer.

Kompetensi Khusus:
Memahami prinsip-prinsip penghukuran spektrofotometri UV/VIS.

TEORI
Spektrofotometer adalah alat optik untuk mengukur intfensitas cahaya relatif terhadap
panjang gelombang. Energi elektromagnetik, yang dikumpulkan dari sampel, memasuki
perangkat melalui celah dan dipisahkan menjadi panjang gelombang komponennya oleh kisi
holografik.
Dalam senyawa kimia, spektrofotometri adalah pengukuran kuantitatif pantulan
atau Spektrofotometer biasanya digunakan untuk pengukuran transmitansi atau
pemantulan larutan, padatan transparan atau tidak tembus cahaya.

METODOLOGI PERCOBAAN
Bahan Percobaan
1. Zat pewarna
2. Arang tempurung kelapa
3. Aquades

Peralatan Percobaan
1. Erlenmeyer
2. spektrofotometer
3. Sheaker
4. oven
5. Gelas ukur
6. tabung reaksi

Metodologi
Persiapan Alat dan melarutkan zat warna:
1. Melarutkan zat warna ke dalam air suling dengan konsentrasi tertentu
2. Menyiapkan absorben

Prosedur Kurva Kalibrasi


1. Menyiapkan larutan zat warna dengan konsentrasi 60 ppm
2. Menyiapkan air suling sebagai larutan blanko
3. Menyiapkan spectro foto meter
4. Mengatur spectrum absorbsi dengan larutan blanko sehingga di peroleh titik
reference ( Maksimum ).
Modul Praktikum
5. Encerkan larutan zat warna dari konsentrasi 60 ppm menjadi konsentrasi yang di
tentukan.
6. Mendapatkan absorbans dan transmittan Untuk masing – masing konsentrasi dengan
 Maksimum.
7. Membuat plote absorbans dan Transmittan (ppm) sebagai kurva kalibrasi standar.

Prosedur percobaan
1. Menyiapkan larutan zat warna dengan konsentrasi 50 mg/l sebanyak 100 ml dalam
erlenmeyer 2 buah.
2. Menambahkan adsorbans yang berlainan pada masing – masing erlenmeyer.
3. Mengaduk erlenmeyer tersebut dengan sheaker + 3 jam dengan kecepatan 125 rpm.
4. Mengambil sample tiap 1,5 jam.
5. Mengukur absorbance larutan dengan spectro foto meter hasil pada No.4 dan
mengkorvesikan dengan kurva kalibrasi sehingga di dapat konsentrasi akhir dengan
terlebih dahulu di endapkan dan di saring.
Modul Praktikum
PRAKTIKUM PERTEMUAN 5
APLIKASI PROSES ANAEROBIK

Kompetensi Umum:
Mampu mengetahui karakteristik bahan baku dan proses pengolahannya pada kondisi
anaerobik untuk menghasilkan biogas.

Kompetensi Khusus:
1. Mengetahui bagaimana proses pembuatan biogas dari berbagai bahan baku.
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi bahan baku yang digunakan dalam proses
anaerobik untuk menghasilkan biogas.
3. Mengetahui komposisi nutrient yang dibutuhkan oleh pertumbuhan bakteri
anaerobik untuk menghasilkan biogas.

Kompetensi Umum:
Kompetensi Khusus:

TEORI
Anaerobik digestion adalah reaksi biokimia yang sangat kompleks dilakukan dengan
beberapa step oleh beberapa tipe mikro-organisme yang memerlukan sedikit atau tidak ada
oksigen untuk hidup. Selama proses, secara prinsip gas yang dihasilkan terdiri atas methana
(CH4) dan karbon dioksida (CO 2), dengan kata lain dikenal sebagai biogas. Jumlah gas yang
dihasilkan bervariasi dengan jumlah limbah organik yang diumpankan ke dalam digester dan
temperatur sangat mempengaruhi kecepatan dekomposisi dan produksi gas.
Reaksi yang terjadi pada pembentukan biogas dalam suatu digester secara umum dapat
digambarkan berikut ini:

Bahan organik ⃗
mikroorganisme CH4 + CO2 + H2 + NH3 + H2S ... (1)

Pada umumnya penguraian bahan organik menjadi biogas dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
(1) Tahap hidrolisa; (2) Tahap pembentukan asam (acetogenesis); dan (3) Tahap
pembentukan metana (metanogenesis). Proses hidrolisis, mikroorganisme hidrolitik
menguraikan senyawa organik kompleks menjadi molekul-molekul sederhana menggunakan
air untuk memisahkan ikatan-ikatan kimia diantara bahan-bahan. Proses pembentukan
asam, produk-produk fermentasi diubah menjadi senyawa asetat, asam-asam lemak, CO2
dan hidrogen dari molekul-molekul sederhana yang tersedia oleh bakteri acetogenic atau
bakteri acetogen penghasil hidrogen. Proses pembentukan metana, pada tahap ini terjadi
pembentukan gas metana (CH4) dari senyawa asetat, ataupun dari hidrogen dan CO 2 oleh
bakteri methanogenic (metanogen).
Bakteri pembentuk asam berperan dalam proses hidrolisa dan perombakan senyawa
organik kompleks menjadi produk sederhana seperti CO 2 dan H2 serta asam-asam lemak
melalui dua jalur utama berikut ini:
Substrat  CO2 + H2 + asetat … (2)
Substrat  propionat + butirat + etanol ... (3)
Modul Praktikum
Kemudian asam propinat dan asam butirat diubah oleh bakteri asetogenik ke bentuk asetat
dengan jalan :

CH3CH2COOH + 2 H2O  CH3COOH + CO2 + 3 H2 …


(4)
(asam propionat) (asam asetet)

CH3CH2 CH2COOH + 2 H2O  CH3COOH + CO2 + 3 H2 ... (5)


(asam butirat) (asam asetat)

Substrat yang diubah menjadi CO2, H2 dan asetat secara langsung digunakan oleh
acetoclastic bacteria untuk menbentuk metan dengan persamaan:

CH3COO - + H2O  CH4 + HCO3 - + energi ... (6)

Dengan Hydrogen-utilizing methane bacteria menggunakan persamaan:

4 H2 + HCO3 - + H +  CH4 + H2O + energi ... (7)

Hydrogen-utilizing methane bacteria merupakan bakteri obligate yang memperoleh energi


dari oksidasi hidrogen dan sumber karbon berasal dari karbondioksida.
Bakteri metanogenesis (acetoclastic bacteria dan Hydrogen-utilizing methane
bacteria) dapat terganggu oleh adanya akumulasi hidrogen. Hidrogen merupakan hasil yang
terbentuk oleh bakteri pembentuk hidrogen pada tahap sebelumnya. Untuk mencegahnya
bakteri metanogen menggunakan hidrogen untuk proses konversi Asam asetat ke bentuk
metan, reaksi yang terjadi :

CH3COOH + H2  2 H2O + 2 CH4 ... (8)

Prosedure Percobaan
Kotoran Hewan (sapi) sebanyak 10% (w/v) dimasukkan kedalam botol fermentor kemudian
ditambah dengan air PDAM sebanyak 1000 ml, campuran ini kemudian dibiarkan selama 1
minggu. Limbah pangan yang sudah tersedia diambil sebanyak 20-50% (w/v) dimasukkan
kedalam botol fermentor, dan ditambah dengan air PDAM hingga volume mencapai 1500
ml, kemudian campuran ini dianalisa untuk TS, COD sol dan CODtot, kemudian diinkubasi
selama 1, 2, 3, 4, 5 minggu (sesuai dengan tugas masing-masing). Setelah inkubasi,
kemudian diamati volume gas (ml) yang dihasilkan, dianalisa TS, COD sol dan CODtot. (selama
proses fermentasi berlangsung, sebaiknya botol digoyang-goyang setiap hari).
Modul Praktikum
2

4
1

Gambar 1. Skema peralatan proses anaerobik.

Keterangan Gambar:
1. Botol fermentor.
2. Pipa penyalur gas hasil fermentasi.
3. Penampung gas dan pengukur volume gas.
4. Bak air.

Anda mungkin juga menyukai