DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM iii
MODUL 1. PROSES PEMBUATAN PULP DAN KERTAS 1
MODUL 2. PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN PROSES
TRANSESTERIFIKASI 17
2. Alat
a. Peminjaman serta pemakaian alat laboratorium dilaksanakan oleh
praktikan, dengan menggunakan Lembar Peminjaman Alat yang telah
dibubuhi tanda tangan pembimbing/asisten masing-masing modul
percobaan.
b. Dalam Lembar Peminjaman Alat tersebut harus dicantumkan jumlah
serta spesifikasi/kualitas yang diminta dengan jelas dan seksama.
c. Semua alat (baik instrument maupun alat gelas) yang dipinjam menjadi
tanggung jawab praktikan yang bersangkutan dan harus dikembalikan
dalam keadaan bersih dan sesuai keadaan awalnya.
d. Jika barang yang dikembalikan telah sedemikian kotor sehingga tidak
dapat dibersihkan lagi dianggap sebagai alat rusak dan harus diganti
sesuai dengan aturan penggantian alat laboratorium.
e. Jika alat yang dipinjam merupakan satu set lengkap harus dikembalikan
dalam keadaan satu set lengkap pula
f. Penggunaan alat yang tersedia di laboratorium seperti timbangan, oven,
ataupun perkakas reparasi harus sesuai dengan petunjuk masing-masing
alat serta seizin asisten yang sedang bertugas.
g. Semua alat yang dipinjam maupun yang dibawa oleh praktikan tidak
boleh dipindahtangankan.
h. Penyelesaian peminjaman dan/atau penggantian harus diselesaikan
dalam jangka waktu 2 minggu setelah selesai praktikum terakhir selesai
serta menyerahkan surat keterangan penyelesaian alat-alat dari
laboratorium, terkecuali jika alat yang diganti jumlahnya terbatas di
laboratorium, maka harus diganti secepatnya.
3. Penggunaan Bahan
a. Bahan yang akan dipakai wajib untuk dicatat dalam lembar bahan yang
berwarna merah muda.
b. Penimbangan bahan harus dicatat dalam log book timbangan.
c. Penuangan bahan harus diketahui oleh asisten.
d. Penuangan bahan yang sifatnya berbahaya (korosif, asam, dll.) harus di
ruang asam.
e. Praktikan wajib mengganti bahan kimia yang terbuang sia-sia akibat
tidak memahami prosedur atau kesalahan prosedur pada saat praktikum
sesuai jumlah atau kuantitas bahan kimia yang terbuang/terpakai.
5. Laporan
a. Hasil percobaan harus diserahkan dalam bentuk laporan sesuai dengan
format yang telah ditentukan.
b. Laporan terdiri dari laporan singkat. Kelompok praktikan hanya perlu
menyerahkan satu jenis laporan saja untuk satu modul percobaan. Jenis
laporan yang harus diserahkan ditentukan oleh Koordinator
Laboratorium ketika praktikum dilaksanakan.
c. Laporan singkat harus dibuat oleh masing-masing kelompok.
d. Laporan singkat harus diselesaikan dan diserahkan pada hari yang sama
pada saat melakukan praktikum atau praktikum dianggap tidak sah dan
harus diulang kembali.
e. Waktu asistensi dan penyerahan laporan praktikum adalah pukul 07:15-
18:00 WIB.
f. Jika praktikum memakan waktu yang lama (lebih dari 1 hari), maka
laporan singkat dapat diselesaikan di hari lain menurut perjanjian pihak
laboratorium dan praktikan, tetapi waktu penyerahan laporan hanya
sampai jam 12:00 WIB (pada hari yang ditentukan).
g. Laporan yang diselesaikan diperbanyak 1 rangkap untuk laboratorium,
sementara yang asli diserahkan untuk dosen pembimbing.
h. Ketidaklengkapan ataupun kesalahan format pada laporan yang dibuat
akan dikenakan pengurangan nilai.
6. Kebersihan
a. Area praktikum harus selalu bersih dan rapi selama dan sesudah
praktikum.
b. Setelah selesai melaksanakan praktikum, praktikan wajib membersihkan
meja dan lantai daerah praktikum.
c. Kebersihan rutin selalu dilakukan setiap awal masuk masa praktikum
dan saat setelah praktikum telah selesai semua. Praktikan wajib
mengikutinya.
7. Hukuman
a. Praktikan akan dikenakan sanksi atas setiap pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuan yang ada.
b. Sanksi dapat diberikan oleh setiap pembimbing dan atau Koordinator
Laboratorium ataupun atas usul asisten.
c. Sanksi-sanksi dapat berupa :
Pengurangan nilai
Pemberian peringatan
d. Asisten akan memberikan peringatan secara lisan kepada tim yang
melanggar tata tertib dan apabila tim yang sama telah mendapat 3 kali
peringatan, maka tim tersebut harus menghentikan praktikum di hari
tersebut dan segara meninggalkan laboratorium.
e. Apabila terdapat tim yang kedapatan tidak melakukan praktikum sesuai
prosedur yang telah ditetapkan dan disepakati saat response, maka tim
tersebut wajib menghentikan praktikum di hari tersebut dan segera
meninggal laboratorium.
f. Tim yang melakukan pelanggaran yang berat (contoh : memalsukan
data) maka akan dianggap GAGAL.
8. Lain-lain
a. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur
kemudian.
b. Segala perubahan dan atau perbaikan tata tertib ini hanya dapat
dilakukan atas persetujuan Koordinator Laboratorium.
c. Isi tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditertibkan.
MODUL 1
PROSES PEMBUATAN PULP DAN KERTAS
1. Tujuan percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari proses pembuatan pulp dan
kertas dari berbagai jenis bahan baku dengan proses kimia dan sifat-sifat pulp dan
kertas yang dihasilkan.
2. Dasar Teori
2.1 Pulp
Definisi yang paling sederhana dari pulp adalah “a soft mass” (atau bahan
yang lunak) dan “wood pulp” atau kayu dalam keadaan lunak. Pulp merupakan
bahan serat kasar yang diproduksi baik secara mekanis ataupun kimia dari bahan
baku yang berserat. Setelah melalui proses tertentu, pulp dapat diubah menjadi
kertas, paperboard, rayon, plastic dan produk lain. Pulp kayu dapat diproduksi
secara mekanis, fiberasi (kimia) dan kombinasi cara kimia dengan mekanis (semi
kimia). Pulp rayon termasuk klasifikasi pulp alfa atau pulp untuk konversi kimia,
baik pulp sulfat maupun pulp sulfit dari kayu daun jarum maupun kayu daun lebar
(Rutpan, 2009).
Bahan baku dasar pembuatan pulp adalah selulosa dalam bentuk serat dan
hampir semua tumbuhan yang mengandung selulosa dapat dipakai sebagai bahan
baku pembuatan pulp. Bahan baku yang digunakan dapat berupa kayu jarum
maupun kayu daun. Kayu jarum misalnya kayu pinus, kayu turi dan bambu,
sedangkan yang termasuk kayu daun misalnya jerami, merang, batang pisang dan
rumput-rumputan (Bahri, 2015).
93-98%. Kekuatan dan derajat putih pulp yang dihasilkan rendah. Energy dan air
diperlukan cukup banyak.
sifat fisik yang lebih baik. Fraksi serat panjang yang dihasilkan lebih banyak dari
pulp yang berasal dari proses mekanik lainnya.
c. Soda Dingin
Metode soda dingin mengarah ke tahapan impregnasi dengan proses chemi-
groundwood. Cocok untuk bahan baku serat pendek (merang, jerami), tidak
menggunakan senyawa sulfur, sehingga bahan polusi sedikit dan tidak perlu
recovery, kapasitas kecil (25-50 ton/hari) dan murah.
(Sixta, 2006)
b. Soda
Larutan yang dipergunakan ialah Natrium Hidoroksida dan Natrium
Karbonat. Larutan soda akan menghidrolisa lignin dan zat pengikat serat yang lain
sehingga serat yang terdapat dalam bahan baku akan terlepas. Proses dijalankan
pada suhu antara 165 sampai dengan 171oC, tekanan 90–105 psi dan waktu 6–8
jam, selulosa hasil ukurannya pendek dan kurang kuat, berwarna coklat tetapi
mudah untuk dilakukan pemutihan (Purnawan dan Parwati, 2014). Keuntungan
proses soda adalah mudah diperolehnya kembali bahan kimia, hasil pemasakan
dari lindi hitam menjadi bahan baku yang dapat dipakai kembali (NaOH recovery)
(Dewi dkk., 2010).
c. Proses Sulfit
Adapun pada proses Sulfit larutan pemasak bersifat asam yaitu larutan
bisulfit dari Ca(HSO3)2 atau Mg(HSO3)2 , Pemasakan dilakukan pada suhu antara
129 -149oC, tekanan 70 sampai dengan 90 psi dan waktu 7 sampai dengan 12 jam.
Dalam proses pemasakan bahan dasar yang berwarna ini akan menghasilkan
selulosa yang berwarna putih dan akan terpecah serta membentuk lignosulfonat
(Purnawan, 2011).
c. Waktu pemasakan
Dengan semakin lamanya waktu pemasakan akan menyebabkan reaksi
hidrolisis lignin makin meningkat. Namun, waktu pemasakan yang terlalu lama
akan menyebabkan selulosa terhidrolisis, sehingga hal ini akan menurunkan
kualitas pulp. Waktu pemasakan yang dilakukan sebelum 1 jam pulp belum
terbentu. Untuk waktu pemasakan di atas 5 jam selulosa akan terdegradasi.
d. Ukuran bahan baku
Ukuran bahan baku yang berbeda menyebabkan luas kontak antar bahan
baku dengan larutan pemasak berbeda. Semakin kecil ukuran bahan baku akan
menyebabkan luas kontak antara bahan baku dengan larutan pemasak semakin
luas, sehingga reaksi lebih baik.
e. Kecepatan pengadukan
Pengadukan berfungsi untuk memperbesar tumbukan antara zat-zat yang
bereaksi sehingga reaksi dapat berlangsung dengan baik.
(Wibisono dkk., 2011)
b. Kadar Lignin
Lignin merupakan makromolekul ketiga yang terdapat dalam biomassa,
berfungsi sebagai pengikat antar serat. Lignin dapat dihilangkan dari bahan
dinding sel yang tak larut dengan klor dioksida.
Struktur molekul lignin sangat berbeda bila dibandingkan dengan
polisakarida, karena terdiri dari sistem aromatik yang tersusun atas unit-unit fenil
propane. Sifat- sifat lignin yaitu tidak larut dalam air dan asam mineral kuat, larut
dalam pelarut organik, dan larutan alkali encer. Lignin yang terikut dalam produk
pulp menurunkan kekuatan kertas dan menyebabkan kertas menguning.
Pulp akan mempunyai sifat fisik atau kekuatan yang baik apabila
mengandung sedikit lignin. Hal ini karena lignin bersifat menolak air dan kaku
sehingga menyulitkan dalam proses penggilingan. Kadar lignin untuk bahan baku
kayu 20-35%, sedangkan untuk bahan non-kayu lebih kecil lagi (Surest dan Dodi,
2010).
c. Bilangan Kappa
Bilangan kappa adalah jumlah ml kalium permanganat (KMnO4) 0,1 N yang
terpakai oleh 1 gram pulp kering sesuai dengan kondisi standar (SNI, 2008). Cara
ini dapat dipakai untuk menentukan tingkat kematangan, daya terputihkan, derajat
delignifikasi pulp kimia dan semi kimia baik pulp belum putih ataupun setengah
putih, di bawah rendemen 70%. Tingkat kematangan, daya terputihkan dan derajat
delignifikasi digunakan untuk menentukan kualitas pulp (Rutpan, 2009).
d. Viskositas
Pengujian terhadap viskositas dilakukan untuk menentukan kekuatan yang
dimiliki pulp. Pengujian mengevaluasi derajat polimerasi daripada selulosa atau
dengan kata lain degradasi dari serat selulosa. Pemeriksaan meliputi penentuan
viskositas larutan pulp di dalam Cupramonium (Nova, 2011).
e. Brightness
Brightness pulp diukur pada tahap yang berbeda-beda di dalam proses pemutihan
sebagaimana salah satu tujuan yang paling penting dari proses pemutihan adalah
untuk mencapai brightness yang spesifik terhadap pulp yang dihasilkan (Nova,
2011).
Sedangkan untuk selulosa dan bilangan kappa berdasarkan SNI 2009 yaitu :
Kandungan Kadar (%)
α – selulosa 83,3-96,8
β – selulosa 2,9
γ – selulosa 2,13
Bilangan kappa <2,2
3.2 Peralatan
1. Batang Pengaduk 7. Erlenmeyer
2. Beaker Glass 8. Furnace
3. Buret 9. Gelas Ukur
4. Cawan Porselen 10. Neraca Digital
5. Corong Gelas 11. Oven
6. Digester Batch
6. Matriks Percobaan
Tabel 2. Anlisa Kadar Air dan Kadar Kering Bahan Baku
Massa sampel (g) Massa kering (g) Kadar air (%) Kadar kering (%)
DAFTAR PUSTAKA
Cahyo, Endro Tri. 2012. Penentuan Kondisi Optimum Proses Pembuatan Pulp
Dari Ampas Tebu Menggunakan Proses Acetosolv. Semarang : Universitas
Diponegoro.
Dewi, Tri Kurnia Dandy, dan Wahyu Akbar. 2010. Pengaruh Konsentrasi NaOH,
Temperatur Pemasakan, dan Lama Pemasakan pada Pembuatan Pulp dari
Batang Rami dengan Proses Soda. Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 17.
Palembang : Universitas Sriwijaya.
Fitriasari, Widya dan Euis Hermiati. 2008. Analisis Morfologi Serat dan Fisis
Kimia Pada Enam Jenis Bambu Sebagai Bahan Baku Pulp dan Kertas.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 1(2): 67-72 (2008)
MODUL 2
PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN PROSES
TRANSESTERIFIKASI
1. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari proses pembuatan biodiesel dengan reaksi transesterifikasi.
2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan
biodiesel.
3. Menganalisa mutu biodiesel yang dihasilkan menurut standar.
2. Dasar Teori
2.1 Biodiesel
Secara umum, asam lemak pada minyak atau lemak nabati terikat pada
gugus gliserol dan membentuk triasilgliserol atau trigliserida (Indarti, 2007).
Produksi biodiesel dapat dilakukan dengan esterifikasi atau transesterifikasi
dengan alkohol suku rendah. Proses esterifikasi berfungsi untuk mengkonversi
asam lemak bebas menjadi metil ester, jika minyak dengan asam lemak bebas
yang tinggi langsung dikonversi dengan reaksi transesterifikasi menggunakan
katalis basa maka sebagian besar katalis akan habis bereaksi dengan asam lemak
membentuk sabun (Akhirudin, 2006).
Biodiesel memberikan pengertian yang luas yang mencakup seluruh bahan
bakar diesel yang didapat dari aktivitas biologi atau hayati seperti minyak, lemak,
pati, selulosa, ganggang dan sebagainya. Namun pengertian biodiesel dewasa ini
adalah bahan bakar mesin diesel yang berupa metil atau etil ester yang diperoleh
dari minyak-minyak nabati dengan proses esterifikasi bersama alkohol. Biodiesel
dapat berupa metil ester ataupun etil ester tergantung dari jenis alkohol yang
digunakan. Tetapi yang paling sering diproduksi adalah metil ester karena
methanol mudah didapat dan tidak mahal. Biodiesel dapat dibuat dari minyak
nabati atau lemak hewan, namun yang paling banyak digunakan adalah minyak
nabati.
Biodiesel adalah campuran dari ester-ester asam lemak, dimana masing-
masing komponennya berkontribusi terhadap viskositas kinematik biodiesel
6. Pengaruh temperatur
Reaksi transesterifikasi dapat dilakukan pada temperatur 30-65oC (titik
didik methanol sekitar 65oC). Semakin tinggi temperatur, konversi yang
diperoleh akan semakin tinggi untuk waktu yang lebih singkat (Hikmah,
2010).
3.2 Peralatan
1. Labu leher empat 8. Corong gelas
2. Magnetic stirrer 9. Beaker glass
3. Hot plate 10. Erlenmeyer
4. Selang dan pompa 11. Gelas ukur
5. Kondensor 12. Buret
6. Termometer 13. Piknometer
7. Corong pemisah 14. Viskometer Ostwald
5. Prosedur Percobaan
5.1 Prosedur Transesterifikasi (ASTM 6751 (D-6640))
1. Minyak nabati dianalisa kadar asam lemak bebas dan densitasnya
2. Minyak nabati dengan berat tertentu dimasukkan ke dalam labu leher empat
dan dipanaskan dengan hot plate hingga mencapai suhu reaksi
3. Sementara minyak dipanaskan, katalis dengan jumlah tertentu dilarutkan ke
dalam metanol yang jumlahnya sudah tertentu. Larutan ini kemudian
dimasukkan ke dalam labu yang telah berisi minyak. Campuran
dihomogenkan dengan pengaduk magnetik
4. Setelah tercapai waktu reaksi yang tertentu, peralatan pemanas dimatikan
dan campuran reaksi dikeluarkan dari labu
5. Campuran reaksi dimasukkan ke dalam corong pisah dan dibiarkan hingga
terbentuk 2 lapisan. Lapisan bawah yang merupakan lapisan gliserol, air,
katalis sisa dan metanol dipisahkan dari lapisan atas
6. Ke dalam corong pisah yang berisi lapisan atas ditambahkan air panas dan
dikocok untuk mengekstrak pengotor yang masih terdapat dalam lapisan ini.
Kemudian lapisan bawah dibuang. Perlakuan/pencucian ini dilakukan
beberapa kali hingga air cucian berwarna bening
7. Lapisan atas yang merupakan metil ester dipanaskan dengan menggunakan
hotplate pada suhu 105oC agar methanol menguap
8. Kemudian metil ester yang dihasilkan ditimbang dan dianalisis densitas dan
viskositasnya.
Dimana:
N = normalitas larutan NaOH
V = volume larutan NaOH terpakai
BM = berat molekul FFA
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑠. 𝑔 = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑖𝑟
6. Matriks Percobaan
Tabel 2. Hasil Analisa Kadar Asam Lemak Bebas Bahan Baku
Berat sampel Normalitas NaOH Volume NaOH Kadar FFA
Bahan Baku
(g) (N) terpakai (ml) (%)
DAFTAR PUSTAKA
Akhirudin, (2006), Perguruan Tinggi Minati Biodiesel, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Jawa Barat.
Freedman, B., Pryde.E.H., Mounts. T.L., 1984, Variables Affecting the Yields of
Fatty Esters from Transesterfied Vegetable Oils.
Hikmah, Maharani Nurul Dan Zuliyana. 2010. Pembuatan Metil Ester (Biodiesel)
Dari Minyak Dedak Dan Metanol Dengan Proses Esterifikasi Dan
Transesterifikasi. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro, Semarang.
Hui, Y., H. 1996, Bailey’s Industrial Oil and Fat Product. Vol 1, 5ed, pp, 46-53,
John Wiley and Sons, New York.
Indarti, Eti. 2007. Efek Pemanasan terhadap Rendemen Lemak pada Proses
Pengepresan Biji Kakao. Vol. 6, No. 2, hal. 50-54, Jurnal Rekayasa Kimia
dan Lingkungan.
Knothe, G., Garpen, J.V. dan Krahl Jurgen. 2005. The Biodiesel Handbook,
Champaign AOCS Press, Illinois.
Zheng, S., Kates, M.; Dubé, M.A., Mclean, D.D. 2006.Acid-catalyzed production
of biodiesel from waste frying oil. Biomass Bioener., 30, 267–272.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat
dan karunia-Nya, Penuntun Praktikum Ilmu Teknik Kimia I untuk Program S-1
dapat diselesaikan dengan baik. Tujuan pembuatan buku penuntun ini adalah sebagai
panduan dalam pelaksanaan Praktikum di Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Penuntun praktikum ini berisi tata cara praktikum dan teori singkat yang
bertujuan membantu praktikan untuk memahami percobaan yang akan dilakukan.
Dengan adanya buku penuntun ini diharapkan kegiatan praktikum dapat berjalan
dengan baik dan memenuhi Standard Operational Procedure (SOP) Laboratorium
Operasi Teknik Kimia yang telah ditetapkan oleh Departemen Teknik Kimia,
Universitas Sumatera Utara.
Kritik dan saran demi kesempurnaan penuntun ini sangat diharapkan dan
penyusun berharap penuntun praktikum ini dapat dipahami dengan mudah dan dapat
bermanfaat. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
ATURAN&PENGENALANLABORATORIUM
OPERASITEKNIKKIMIA
Laboratorium Operasi Teknik Kimia merupakan salah satu laboratorium yang
ada di Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara dan merupakan bagian dari
praktikum Mata Kuliah Ilmu Teknik Kimia I. Akurasi, Ketelitian data, dan
kedisiplinan praktikum adalah komitmen dan upaya dari setiap pengguna
laboratorium.
Kegiatan praktikum dilaksanakan setiap hari Kamis dan Sabtu dalam tiap
minggu sesuai jadwal praktikum yang telah ditentukan. Terdapat 8 orang asisten
laboratorium yang mengawas dan memastikan kegiatan praktikum di laboratorium
berjalan dengan baik.
Kronologis kegiatan:
➢ Sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, praktikan dipersilakan masuk
melalui pintu depan Laboratorium Operasi Teknik Kimia dengan tertib, tidak
boleh memakai sandal, tidak boleh memakai kaos oblong dan harus sudah
langsung memakai jas laboratorium, dan perlengkapan perlindungan pribadi
(masker dan sarung tangan) dan membawa kartu presensi.
➢ Tanda tangani daftar hadir yang telah disediakan.
➢ Setelah itu, segera ke tempat kerja masing-masing. Pada dasarnya, setiap
mahasiswa/praktikan akan bekerja sendiri-sendiri di bawah pengawasan asisten.
➢ Sebelum memulai praktikum, siapkan dan periksalah peralatan dan bahan yang
akan digunakan. Mintalah izin asisten pada saat menyiapkan peralatan dan bahan
yang akan digunakan. Pastikan praktikan mengisi lembar peminjaman alat dan
bahan. Jika sudah sesuai, mintalah persetujuan peminjaman alat dan bahan dari
asisten.
➢ Setiap laporan percobaan akan terdiri dari: judul percobaan, pendahuluan (lembar-
lembar yang wajib terlampir), bahan dan peralatan, cara kerja dan pertanyaan-
pertanyaan tugas persiapan praktikum (jika ada).
Aturan Keselamatan
Aturan Umum
➢ Sebelum bekerja di laboratorium, persiapkan dengan betul-betul mengenai
peraturan di laboratorium dan menguasai materi praktikum dengan sebaik-
baiknya, mulai dari tujuan, konsep dasar, prosedur dan teknik-teknik pengerjaan
yang akan dilakukan.
➢ Jangan bekerja sendirian di laboratorium, harus disertai asisten atau instruktur
laboratorium, sesuai dengan jadwal yang diberikan.
➢ Di dalam ruangan laboratorium, tidak diperbolehkan: merokok, makan dan
minum. Diharuskan memakai baju yang rapi (bukan kaos oblong), memakai jas
laboratorium lengan panjang yang memenuhi syarat, memakai sepatu tertutup
(bukan sandal). Hal ini demi keselamatan dan kesehatan kerja anda sendiri.
➢ Selalu dipelihara kebersihan meja kerja dan sekitarnya. Buanglah sampah pada
tempatnya!
➢ Jika membuang zat cair pekat, dituangkan ke bak cuci sambil diguyur air yang
banyak. Hati-hati dengan Asam pekat, ada caranya sendiri.
➢ Zat padat dan logam-logam dibuang ke wadah yang tersedia (jangan dibuang ke
washbak).
➢ Larutan yang mengandung logam berat (seperti: Pb, Cd, Cu, Cr, Hg, Ag, As, Zn,
Ni) harus dibuang ke wadah/botol tersendiri yang sudah disediakan. Jangan
sekali-kali dibuang ke washbak!
➢ Apabila bekerja dengan gas-gas atau zat berasap/pekat, bekerjalah menggunakan
masker gas jangan sampai terhirup gas-gas beracun. Jangan sekali-kali
meninggalkan percobaan yang sedang berjalan, tunggu sampai prosesnya berhenti.
➢ Laboratorium Operasi Teknik Kimia adalah tempat yang khusus serius untuk
belajar dan bekerja. Dilarang ngobrol, bercanda atau main-main dengan teman, dan
keluar-masuk Laboratorium tanpa izin. Janganlah membuang-buang waktu.
➢ Bekerjalah yang tekun, percaya diri dan jangan ragu-ragu. Catatlah setiap
kejadian dan pengamatan percobaan dengan teliti dan cermat, sebab salah satu
kegiatan terpenting dalam praktikum adalah pengamatan dan pengumpulan data.
Jangan ragu untuk bertanya kepada asisten, dan jawablah setiap pertanyaan yang
diajukan asisten dengan sopan, singkat, dan jelas.
Menanggulangi kecelakaan/kebakaran
➢ Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diharapkan. Akan tetapi laboratorium
adalah tempat yang terdapat banyak bahayanya, baik bahaya keracunan maupun
kebakaran. Kalau terjadi kecelakaan atau kebakaran, yang pertama dan utama
harus dilakukan adalah: JANGAN PANIK!
➢ Apabila kulit anda terkena zat kimia, agar secepatnya dicuci dengan air kran dan
menggunakan sabun cuci. Jika yang kena adalah mata atau muka, semprot
langsung dengan air kran di atas bak cuci. Jangan sekali-kali digosok dengan
tangan, apa lagi sebelum cuci tangan. Secepatnya hubungi petugas/asisten untuk
minta pengobatan darurat.
➢ Apabila anggota badan yang terkena, apa lagi jumlahnya banyak, gunakan air kran
yang besar, segera lepas baju laboratorium atau penutup lain di bagian yangkena
zat. Segera lapor ke petugas untuk mendapat pengobatan selanjutnya.
➢ Bila terjadi kebakaran di atas meja kerja, misalnya larutan dalam gelas kimia,
pertama-tama jangan panik, jangan coba memadamkan sendiri apalagi
membanting gelas yang terbakar.
➢ Menjauhlah dari meja, segera laporkan ke petugas/asisten. Bila tidak ada yang
menolong, tutup gelas yang terbakar dengan lap basah atau keset basah, biarkan
mati sendiri atau disemprot dengan alat pemadam kebakaran yang ada.
➢ Bila tangan atau kulit terbakar (jumlah kecil), taruh air es di sekitar yang terbakar,
lalu obati dengan obat analgesik misalnya salep atau larutan rivanol. Mintalah pada
petugas/asisten.
Zat Kimia & Pereaksi
➢ Zat kimia dan pereaksi yang diperlukan untuk Praktikum Mekanika Fluida dan
Partikel ini pada umumnya sudah disediakan.
➢ Setiap praktikan WAJIB memelihara kebersihan meja zat ini, dan paling utama
adalah menjaga pereaksi-pereaksi jangan sampai rusak atau terkontaminasi
akibat kecerobohan pengambilan.
➢ Setiap botol zat dan pereaksi, ada labelnya yang jelas berisi nama, rumus kimia dan
konsentrasi atau identitas lain. Bacalah dengan teliti sebelum Anda
menggunakannya. Tidak diperbolehkan menukar tutup botol.
Peralatan Dasar Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Peralatan laboratorium sederhana yang biasa digunakan di Laboratorium Operasi
Teknik Kimia, umumnya terdiri dari peralatan gelas yang sering digunakan dan sangat
diperlukan sebagai sarana dan alat bantu untuk melakukan percobaan (sederhana).
Beberapa peralatan yang umum dipakai di laboratorium adalah:
➢ Gelas kimia (Beaker Glass), berbagai ukuran yang ditulis di bagian luar, ukuran
ini sesuai dengan kapasitas penampungannya. Digunakan untuk menampung
cairan atau larutan, juga memanaskannya, terbuat dari gelas bahan kuat pemanasan
misalnya Pyrex.
➢ Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask), seperti halnya gelas kimia, karena
berbentuk labu erlenmeyer ini bisa digunakan untuk mengaduk cairan melalui
pengocokan.
➢ Gelas ukur (Graduated Cylinder), untuk mengukur volume cairan yang terdapat
di dalamnya (berukuran), juga terdiri dari berbagai macam ukuran/kapasitas.
➢ Pipet (Pipette), untuk mengukur volume cairan yang kita ambil atau perlukan.
➢ Tabung reaksi (Test Tube), terbuat dari gelas, berbagai macam ukuran yang
menunjukkan kapasitasnya, digunakan untuk melakukan reaksi kimia dalam
jumlah sedikit.
➢ Corong (Funnel), terbuat dari gelas atau porselen, digunakan untuk menyaring
secara gravitasi, ada corong tangkai panjang dan pendek.
➢ Spatula, dengan berbagai ukuran, terbuat dari besi dan gelas, gunanya untuk
mengambil zat padat.
➢ Batang pengaduk, terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk larutan dalam
labu.
CATATAN: Anda harus tahu kegunaannya dan tepat cara menggunakannya!
MODUL I
ALIRAN FLUIDA
1.2 TEORI
A. Persamaan Kontinuitas
Dalam dinamika fluida, fluida adalah sedang bergerak. Umumnya, fluida
dipindahkan dari suatu tempat Dalam dinamika fluida, fluida adalah sedang bergerak.
Umumnya, fluida dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan
peralatan mekanik seperti pompa atau blower, head gravitasi, atau tekanan, dan mengalir
melalui sistem perpipaan dan/atau peralatan proses. Langkah pertama dalam
menyelesaikan masalah masalah aliran adalah menggunakan prinsip-prinsip kekekalan
massa pada seluruh sistem tersebut. Neraca massa atau bahan yang sederhana tanpa reaksi
kimia dapat ditulis sbb.:
masuk = keluar + akumulasi (1)
Pada aliran fluida, biasanya yang ditinjau adalah laju alir pada keadaan mantap,
sehingga laju akumulasi = 0, pers. (1) menjadi :
laju masuk = laju keluar (2)
Gambar 1.1 menunjukkan suatu sistem aliran sederhana di mana fluida masuk ke
bagian (section) 1 dengan kecepatan rata-rata u1 m/s dan densitas ρ1 kg/m3. Luas penampang
A1 m2 . Fluida meninggalkan bagian (section) 2 dengan kecepatan rata-rata u2 m/s. Neraca massa,
pers. (2) menjadi :
m = ρ1 A1 u1 = ρ2 A2 u2 = ρ A u (3)
E = U + u2/2 + zg
Massa yang ditambahkan atau dipindahkan dari sistem membawa energi dalam,
kinetik dan potensial. Selain itu, energi akan ditransfer ketika masa mengalir kedalam dan
keluar dari sistem. Kerja netto dilakukan oleh fluida ketika mengalir masuk ke dan keluar
dari sistem. Kerja tekanan volume per satuan massa fluida adalah PV. Suku PV dan U
digabungkan menjadi suatu besaran lain entalpi, H.
H = U +PV
Dengan demikian energi total yang dibawa oleh suatu satuan massa adalah:
(H = u2/2 + zg)
Neraca energi menyeluruh sistem aliran keadaan mantap seperti yang ditunjukkan dalam
gambar 1.2:
(4)
suku akumulasi dapat diabaikan karena aliran mantap. Harga α = ½ untuk aliran laminar
di dalam pipa, sedangkan untuk aliran turbulen, α = 1.
(5)
Persamaan (5) adalah neraca energi mekanik yang berlaku untuk cairan yang tak
termampatkan. Pada kasus khusus di mana tidak ada energi mekanik yang ditambahkan
(WS = 0) dan tidak ada friksi (ΣF = 0) maka pers. (5) menjadi persamaan Bernoulli, yaitu
pers. (6) yang berlaku untuk aliran turbulen:
(6)
Qa = CW x QW
Qa = (V2-V1)/t
Keterangan:
Qa : Kecepatan aktual (m3/detik)
QW : Laju alir water meter (m3/detik)
CW : Koefisien koreksi untuk water meter (tak bersatuan)
V1 : Volume awal pengukuran (m3)
V2 : Volume akhir pengukuran (m3)
t : Waktu pengukuran (detik)
CV 2(p1-p2)
V2 = x√
D2 ρ
√1-( )^4
D1
Keterangan:
Cv : Koefisien venturi (tidak bersatuan)
P1 : Tekanan di titik 1
P2 : Tekanan di titik 2
ρ : Densitas cairan (kg/m3 atau gram/cm3)
IV. Rotameter
1. Rotameter dipasang pada tempatnya.
2. Pompa dihidupkan, kemudian valve dibuka pada kedudukan tertentu.
3. Dicatat laju alir volumetrik pada water meter.
4. Dicatat laju alir volumetric pada rotameter.
5. Diulangi langkah 2 untuk kedudukan valve lain.
Ada 2 jenis bendungan yang sering digunakan, yaitu bendungan segi empat dan segi tiga.
q = 0,415(L – 0,2ho)ho1,5√2g
Keterangan:
L : Panjang bendungan (m)
g : Percepatan gravitasi (m/detik2)
ho : Tinggi weir (m)
MODUL 2
SEDIMENTASI
(SEDIMENTATION)
Cairan Ringan
Umpan cair-
Udara dan udara
cair
debu
Cairan Berat
Slurry Fluida
keluar
Gravity-settling classifier
Slurry masuk
Umpan masuk
rake
Continuous thickener
Mekanisme Sedimentasi
Gambar 2.2 menunjukkan hasil pengujian sedimentasi secara batch. Pada
gambar 2.2 (a). semua partikel mengendap secara bebas di zona suspensi B. Pada
mulanya partikel-partikel di zona B mengendap dengan laju yang seragam dan
muncul suatu zona jernih A di Gambar 2.2 (b). Ketinggian z menurun dengan laju
yang konstan. Zona D juga mulai muncul, zona ini mengandung partikel-partikel
yang telah mengendap di dasar silinder. Zona C adalah lapisan transisi yang
kandungan padatannya berada diantara zona B dan zona D. Setelah settling lebih
jauh zona B dan zona C menghilang seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.2 (c).
Kemudian muncul kompresi (pemadatan) I; saat ini disebut critical point. Selama
kompresi cairan keluar menuju keatas dari zona D dan ketebalan zona D berkurang.
co=
Sampel uji = Sampel uji = Sampel uji =
Waktu z Waktu z Waktu z
MODUL 3
PERALATAN PENCAMPURAN FLUIDA
(FLUID MIXING APPARATUS)
1. Mencampur dua fluida yang saling melarut seperti etil alkohol dan air.
2. Melarutkan padatan ke dalam cairan seperti garam dalam air.
3. Mendispersikan gas ke cairan sebagai gelembung-gelembung kecil
seperti oksigen dari udara ke suspensi mikroorganisme untuk fermentasi
atau untuk proses lumpur aktif di dalam pengolahan air limbah.
4. Mensuspensikan padatan-padatan halus.
Peralatan Agitasi
Umumnya, cairan diaduk dalam satu bejana silinder yang dapat ditutup atau
terbuka ke udara. Tinggi cairan kira-kira sama dengan diameter tangki. Suatu
impeller dipasang pada poros (shaft) yang digerakkan oleh motor listrik. Gambar
3.1 menunjukkan suatu tangki/bejana berpengaduk mekanik.
(a) (b)
Gambar 3.1 Tangki Bersekat dan Agitator Propeller 3 Bilah dengan Pola Aliran
Aksial (a) Tampak Samping, (b) Tampak Dasar
1. Bejana
• Tangki silinder yang dipasang tegak, biasanya diisi hingga setinggi
diameter tangki
• Diameter bejana bervariasi dari 0,1 m – 10 m
• Dasar tangki mungkin berbentuk datar, bulat atau kerucut tergantung
kepada kemudahan pengosongan
2. Sekat
• Sekat (baffles) sering dipasang pada dinding bejana untuk mencegah
pembentukan vorteks pada cairan yang encer ketika diaduk.
• Biasanya dipasang 4 sekat
• Sekat tidak diperlukan jika cairan yang diaduk bersifat kental
3. Impeller
Ada beberapa jenis Impeller yang umum digunakan, yang dapat dilihat pada
gambar 3.2 sebagai berikut:
Pemilihan pengaduk/agitator
Pola Aliran
(a) (b)
Gambar 3.3 Pola Aliran yang Dihasilkan oleh Agitator jenis (a) Propeller dan (b)
Turbin di Dalam Tangki Bersekat
Keperluan Daya
P
Np =
𝜌. N3. (Da
)5
Dimana :
Gambar 3.4 adalah suatu korelasi untuk impeller yang sering digunakan untuk
cairan Newtonian yang terdapat dalam tangki silinder yang bersekat. Kurva-kurva
dalam gambar 3.4 dapat digunakan untuk impeller yang sama dalam tangki tanpa
sekat jika NRe ≤ 300. Jika NRe > 300, konsumsi daya untuk tangki tanpa sekat adalah
lebih kecil dari tangki bersekat.
Keterangan :
Kurva 1 : Turbin datar 6 bilah dengan disk, (lihat gambar 3.2) Da/W = 5; 4 sekat,
Dt/J = 12
Kurva 2 : Turbin datar terbuka 6 bilah, Da/W = 8; 4 sekat, Dt/J = 12
Kurva 3 : Turbin terbuka 6 bilah miring 45o, Da/W = 8; 4 sekat, Dt/J = 12
Kurva 4 : Propeller (lihat gambar 3.2), pitch = 2Da; 4 sekat, Dt/J = 10
Kurva 5 : Propeller, pitch = Da; 4 sekat, Dt/J = 10
Scale Up
Pada industri proses, data percobaan sistem agitasi seringkali tersedia dalam
skala laboratorium atau skala pilot. Biasanya diinginkan untuk memperbesar hasil
yang diperoleh agar dapat merancang unit dengan skala penuh. Karena proses-
proses yang akan diperbesar (scale-up) sangat beragam, maka tidak ada metoda
tunggal yang dapat menangani semua masalah scale-up sehingga terdapat berbagai
pendekatan scale-up. Beberapa diantaranya :
Keterangan :
H = Tinggi cairan
Dt = Diameter tangki
Da = Diameter impeller
J = Lebar sekat
C = Jarak dasar agitator dari dasar tangki
W = Tinggi bilah agitator
L = Lebar bilah agitator
B. Dispersi Padatan
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Bejana diisi dengan air hingga ketinggian tertentu
2. Ke dalam bejana dimasukkan 25 gr butiran padatan halus sesuai
penugasan
3. Impeller dipasang pada ujung poros. Jarak pusat impeller ke dasar
bejana 2 cm.
Keterangan :
1. Motor
2. Klem
3. Pengunci impeller
4. Impeller
5. Bejana/Beaker Glass
6. Statif
Kesimpulan :
• Konfigurasi terbaik = (pada keadaan bagaimana)
• Kecepatan yang direkomendasi = (pada kecepatan berapa)
Kesimpulan :
• Konfigurasi terbaik = (pada keadaan bagaimana)
• Kecepatan yang direkomendasi = (pada kecepatan berapa)
MODUL IV
ALAT PENUKAR PANAS SELONGSONG DAN TABUNG
(SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER)
4.2 TEORI
Dalam industri proses perpindahan panas memlalui dua fluida umumnya
dilakukan di dalam alat penukar panas (APP). Jenis APP yang paling umum adalah
yang kedua fluidanya tidak mengalami kontak langsung tetapi dipisahkan oleh dinding
pipa atau permukaan datar atau permukaan yang melengkung. Perpindahan panas dari
fluida panas ke dinding atau permukaan pipa adalah secara konveksi, melalui dinding
pipa atau plat secara konduksi dan kemudian secara konveksi ke fluida dingin.
Dilihat dari fungsinya, sebutan untuk alat perpindahan panas berbeda-beda:
• Exchanger, APP yang memanfaatkan kembali panas diantara fluida proses. Steam
dan air tidak termasuk fluida proses tetapi sebgai utilitas
• Heater, APP yang digunakan untuk memanaskan fluida proses. Steam biasanya
digunakan sebagai media panas.
• Cooler, APP yang digunakan untuk mendinginkan fluida proses, biasanya
digunakan air.
• Condensor, cooler yang bertugas untuk mengambil panas laten uap bukan panas
sensibel atau merubah fasa fluida proses.
• Desuperheater, condensor yang berfungsi untuk menghilangkan panas sensibel
uap lewat panas.
• Condensor sucooler, APP yang digunakan untuk mengembunkan uap jenuh
sekaligus menurunkan suhu cairan hingga dibawah suhu jenunhnya.
• Reboiler, APP yang digunakan untuk menyediakan panas berupa panas laten yang
diperlukan fluida proses.
Alat penukar panas yang paling sederhana adakah alat penukar panas seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 4.1. Satu fluida mengalir di dalam pipa dan fluida lainnya
mengalir di dalam ruang diantara pipa luar dan pipa dalam. Arah aliran fluida pada
penukar panas pipa ganda dapat divariasikan sbb :
1. Aliran searah/paralel (cocurrent)
2. Aliran berlawanan arah (countercurrent
Gambar 4.2 Profil suhu dalam APP untuk (a) aliran searah dan (b) aliran berlawanan
arah.
Gambar 4.2 (a) dan (b) menunjukkan profil suhu dalam APP untuk aliran searah dan
berlawanan arah. Notasi tH dan tC masing-masing adalah suhu fluida panas dan suhu
fluida dingin.
Alat penukar panas jenis pipa ganda digunakan terutama untuk laju alir fluida yang
kecil dengan luas permukaan perpindahan panas sekitar 100 – 200 ft2. APP pipa ganda
merupakan salah satu contoh APP jenis selongsong dan tabung (shell and tube). Selain
shell and tube, terdapat APP:
• Jenis plat rata (flat-plate), APP jenis ini efentif untuk fluida yang kental dengan
viskositas hingga 300 Poise. Temperatur operasi maksimum sekitar 150oC dan
tekanan di bawah 20 atm dengan luas permukaan perpindahan panas 500 m2
(5400 ft2).
• Aliran silang (crossflow), APP ini biasanya digunakan untuk mendinginkan atau
memanaskan gas seperti udara.
Dengan QH, QC = laju alir volumnetrik fluida panas, fluida dingin, cc/detik, H C =
densitas fluida panas, fluida dingin, gr/cc dan CpH, CpC = kapasitas panas fluida panas,
fluida dingin, J/gr.oC
Berdasarkan hukum kekekalan energi, maka banyak energi yang diserap akan sama
dengan banyaknya energi yang dilepaskan. Tetapi kenyataannya, terdapat sebagian
energi yang hilang, yaitu sebesar :
Wloss = WE - WA (3)
t Co − t Ci
C = 100
t Hi −t Ci (5)
2. Medium panas
t Hi − t Ho
H = 100 (6)
t Hi −t Ci
3. Efesiensi suhu rata-rata :
C + H (7)
mean = 100
2
(.......................................................................... )
Medan,.................................. 2024
Asisten
( ......................................................... )
MODUL PRAKTIKUM :
................................................................
KELOMPOK :
................................................................
NAMA/NIM :
1. ...........................................................
2. ...........................................................
3. ...........................................................
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ................................................................
Medan, ......................................2024
Asisten
( ..................................................... )
LABORATORIUM BIOPROSES
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A. 2023/2024
Laboratorium Bioproses
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan
karunia-Nya, buku penuntun praktikum Ilmu Teknik Kimia I ini untuk Program S-1
dapat diselesaikan dengan baik. Buku Penuntun Praktikum ini dibuat sebagai panduan
untuk melaksanakan Praktikum Ilmu Teknik Kimia I di Laboratorium Bioproses,
sehingga mahasiswa dapat melaksanakan praktikum dengan baik.
Penuntun ini memuat prosedur kerja dilaboratorium serta bahan dan alat yang
dibutuhkan. Selain berisi panduan praktikum, penuntun praktikum ini juga dilengkapi
dengan teori singkat yang bertujuan membantu mahasiswa untuk memahami percobaan
yang akan dilakukan. Namun, kepada mahasiswa yang akan melaksanakan praktikum
disarankan untuk lebih mendalami teori percobaan dari buku-buku teks yang berkenaan
dengan percobaan.
Penyusun menyadari apa yang ada dalam penuntun ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk membantu
dalam penyempurnaan penuntun ini. Harapannya semoga penuntun ini bermanfaat bagi
praktikan Laboratorium Bioproses dan yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kegiatan praktikum dilaksanakan setiap hari Senin dan Sabtu dalam tiap minggu
sesuai jadwal praktikum yang telah ditentukan. Terdapat 6 orang asisten laboratorium
yang mengawas dan memastikan kegiatan praktikum di laboratorium berjalan dengan
baik.
KRONOLOGIS KEGIATAN:
➢ Sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, praktikan dipersilakan masuk
melalui pintu depan Laboratorium Bioproses dengan tertib, tidak boleh memakai
sandal, tidak boleh memakai kaos oblong dan harus sudah langsung memakai
jas laboratorium, dan perlengkapan perlindungan pribadi (masker dan
sarung tangan)
➢ Menunjukan Kartu Absensi Praktikum dan Kartu Pengenal
➢ Setelah itu, segera ke tempat kerja masing-masing. Pada dasarnya, setiap
mahasiswa/praktikan akan bekerja sendiri-sendiri di bawah pengawasan asisten.
➢ Sebelum memulai praktikum, siapkan dan periksalah peralatan dan bahan yang
akan digunakan. Mintalah izin asisten pada saat menyiapkan peralatan dan bahan
yang akan digunakan. Pastikan praktikan mengisi lembar peminjaman alat dan
bahan. Jika sudah sesuai, mintalah persetujuan peminjaman alat dan bahan dari
asisten. Kemudian, laksanakan praktikum dengan cermat dan disiplin.
➢ Aspek yang dinilai dari pelaksanaan percobaan antara lain adalah: kesiapan,
keterampilan, jawaban atas pertanyaan/diskusi yang diberikan oleh asisten,
kerapian dan pengaturan tempat kerja, kemampuan bekerja mandiri,
kebenaran/kejujuran dalam pencatatan data, ketaatan pada instruksi atau
peraturan, penguasaan materi praktikum dan kemampuan kerja. Hasil
pengamatan segera dicatat dalam lembar pengamatan. Data lain dapat ditanyakan
kepada asisten atau pemimpin praktikum.
➢ Setelah selesai bekerja, cucilah peralatan praktikum masing-masing dan akan
diperiksa oleh asisten Laboratorium.
➢ Asisten akan mencatat kekurangan atau pemecahan alat, disaksikan oleh praktikan,
diakhiri dengan membubuhkan tanda tangannya. Jangan meninggalkan
Laboratorium sebelum petugas/laboran membubuhkan tanda tangan pada
daftar inventaris alat Anda.
➢ Melakukan proses scanning kehadiran dengan bantuan asisten laboratorium
(selesai praktikum) sebelum meninggalkan Laboratorium.
CATATAN: Untuk setiap percobaan, akan diminta dibuatkan LAPORAN praktikum.
Selain bekerja secara individu, praktikan juga dilatih bekerja secara kelompok. Dalam
keadaan seperti ini, tanggung jawab keberhasilan percobaan ditanggung bersama.
Demikian pula dengan peralatan yang digunakan bersama, misalnya buret atau peralatan
lainnya. Apabila ada kerusakan atau hilang harus ditanggung bersama. SELAMAT
BEKERJA!
MENANGGULANGI KECELAKAAN/KEBAKARAN
➢ Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diharapkan. Akan tetapi laboratorium
umumnya terdiri dari peralatan gelas yang sering digunakan dan sangat diperlukan
sebagai sarana dan alat bantu untuk melakukan percobaan (sederhana). Beberapa
peralatan yang umum dipakai di laboratorium adalah:
➢ Gelas kimia (Beaker Glass), berbagai ukuran yang ditulis di bagian luar, ukuran
ini sesuai dengan kapasitas penampungannya. Digunakan untuk menampung
cairan atau larutan, juga memanaskannya, terbuat dari gelas bahan kuat pemanasan
misalnya Pyrex.
➢ Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask), seperti halnya gelas kimia, karena
berbentuk labu erlenmeyer ini bisa digunakan untuk mengaduk cairan melalui
pengocokan.
➢ Gelas ukur (Graduated Cylinder), untuk mengukur volume cairan yang terdapat
di dalamnya (berukuran), juga terdiri dari berbagai macam ukuran/kapasitas.
➢ Pipet (Pipette), untuk mengukur volume cairan yang kita ambil atauperlukan.
➢ Tabung reaksi (Test Tube), terbuat dari gelas, berbagai macam ukuran yang
menunjukkan kapasitasnya, digunakan untuk melakukan reaksi kimia dalam
jumlah sedikit.
➢ Corong (Funnel), terbuat dari gelas atau porselen, digunakan untuk menyaring
secara gravitasi, ada corong tangkai panjang dan pendek.
➢ Spatula, dengan berbagai ukuran, terbuat dari besi dan gelas, gunanya untuk
mengambil zat padat.
➢ Batang pengaduk, terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk larutandalam
labu.
CATATAN: Anda harus tahu kegunaannya dan tepat cara menggunakannya!
LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI ALKOHOL
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….
Medan, 2024
Dosen Pembimbing
(……….…………………)
Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU
LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI ALKOHOL
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….
Medan, 2024
Asisten
(……….…………………)
Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.
LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI ALKOHOL
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
……………………………………………………….
……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….
Medan, 2024
Asisten
(……….…………………)
Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.
Laboratorium Bioproses
MODUL I
FERMENTASI ALKOHOL
TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengetahui tujuan dilakukannya sterilisasi.
2. Mengetahui cara melakukan proses fermentasi alkohol.
3. Mengetahui pengaruh konsentrasi nutrisi terhadap fermentasi.
TEORI
Fermentasi
Fermentasi merupakan ilmu yang dianggap sangat tua karena semenjak
zaman dahulu telah banyak dilakukan pembuatanmakanan dan minuman yang
merupakan hasil fermentasi. Dalam beberapa industri fermentasi pelaksanaan
prosesnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang meliputi mikrobia, bahan dasar,
sifat-sifat proses dan faktor sosial ekonomi. Proses fermentasi mempunyai enam
komponen dasar, yaitu:
1. Susunan medium yang digunakan selama pengembangan inokulum
dan di dalam fermentor.
2. Sterilisasi medium, fermentor, dan peralatan yang lain.
3. Aktivitas produksi, pemanfaatan kultur murni, jumlah
inokulum untuk produksi.
4. Pertumbuhan mikrobia dalam fermentor produksi pada kondisi
optimum untuk pembentukan hasil.
5. Ekstraksi produk dan pemurnian.
6. Penanganan limbah yang dihasilkan selama proses.
Fermentasi Alkohol
Fermentasi alkohol adalah proses penguraian karbohidrat menjadi etanol
dan CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas suatu jenis mikroba yang disebut khamir
dan keadaan anaerob Perubahan ini dapat terjadi jika mikroba terseut bersentuhan
dengan makanan yang sesuai bagi pertumbuhannya. Pada proses fermentasi
biasanya tidak menimbulkan bau busuk dan biasanya menghasilkan gas
karbondioksida. Secara ringkas seluruh rangkaian reaksi yang terjadi adalah
hidrolisis pati atau polisakarida menjadi maltose (disakarida) kemudian hidrolisis
menjadi glukosa dan selanjutnya diubah menjadi alkohol dan gas karbondioksida
oleh Saccharomyyces cereviceae untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras
3. Reaksi Fermentasi
Hal yang perlu diperhatikan selama fermentasi adalah pemilihan khamir,
konsentrasi gula, keasaman, ada tidaknya oksigen dan suhu dari perasan buah.
Pemilihan sel khamir didasarkan pada jenis karbohidrat yang digunakan, sebagai
medium untuk memproduksi alkohol dari pati dan gula digunakan Saccharomyces
cerevisiae. Suhu yang baik untuk proses fermentasi berkisar antara 25-30oC.
Derajat keasaman (pH) optimum untuk proses fermentasi sama dengan pH
optimum untuk proses pertumbuhan khamir yaitu pH 4,0 - 5,0. Adapun reaksi pada
saat fermentasi adalah sebagai berikut.
Invertase
4. Distilasi
Proses distilasi merupakan proses pemurnian untuk meningkatkan kadar
etanol yang dihasilkan pada proses fermentasi. Distilasi atau penyulingan adalah
suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
BAHAN PERCOBAAN
1. Sodium Alginat
2. Aquadest
3. Yeast
4. Glukosa
5. Ammonium Sulfat
6. Magnesium Sulfat heptahidrat
7. Monopotassium Sulfat
8. H2SO4
PROSEDUR PERCOBAAN
Sterilisasi (ISO 7218:2007)
1. Autoclave dipastikan kosong
2. Masukkan air ke dalam autoclave sampai batas
3. Masukkan alat yang telah dicuci dan dibungkus dengan
aluminium foil ke dalam autoclave
4. Atur agar autoclave berada pada suhu 121°C selama 30 menit
5. Setelah sterilisasi tunggu sampai suhu autoclave berada pada
suhu 80°C
6. Buka autoclave secara perlahan sampai tekanan turun
ANALISA SAMPEL
Densitas
Kalibrasi piknometer (SNI 3565:2009)
1. Isi piknometer bersih yang sudah diketahui beratnya (ditimbang dengan
tutup pada temperatur ruang) dengan air suling yang baru dibuat. Tutup,
lalu masukkan ke dalam penangas air dengan temperatur 15°C.
2. Setelah 30 menit buka tutup, tepatkan volume sampai tanda batas pada
piknometer. Keringkan titik-titik air yang menempel pada dinding di atas
tanda batas dengan menggunakan kertas saring. Tutup kembali.
3. Keluarkan dari penangas air, biarkan pada temperatur ruang selama 15
menit, lalu timbang.
4. Berat H2O adalah berat piknometer isi H2O dikurangi berat piknometer
kosong.
5. Lakukan kalibrasi untuk piknometer 100 mL dan 50 mL.
Analisa Densitas
1. Gunakan piknometer yang sama dengan larutan contoh etanol sebagai
isinya.
2. Perlakukan sama dengan cara kalibrasi di atas.
3. Berat contoh adalah berat piknometer isi contoh etanol dikurangi berat
piknometer kosong
LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI TEMPE
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….
Medan, 2024
Dosen Pembimbing
(……….…………………)
Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.
LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI TEMPE
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….
Medan, 2024
Asisten
(……….…………………)
Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.
LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI TEMPE
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
……………………………………………………….
……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….
Medan, 2024
Asisten
(……….…………………)
Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.
Laboratorium Bioproses
MODUL II
FERMENTASI TEMPE
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui cara-cara pembuatan tempe
2. Membandingkan tempe yang dihasilkan dengan berbagai perlakuan.
TEORI
Tempe
Tempe merupakan salah satu produk makanan tradisional Indonesia dan
dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Makanan tersebut dibuat melalui
proses fermentasi dari kacang kedelai atau kacang kacangan lainnya dalam waktu
tertentu menggunakan jamur Rhizopus sp. Jamur yang tumbuh pada kedelai atau
bahan dasar lainnya dapat menghidrolisis senyawa-senyawa komplek yang ada
dalam kacang kedelai atau bahan lainnya seperti : karbohidrat, lemak dan protein
menjadi senyawa sederhana berupa glukosa, asam lemak dan juga asam alfa amino
yang mana senyawa ini mudah dicerna oleh tubuh manusia, akibatnya berdampak
dalam pemenuhan gizi keluarga.
Bahan dasar pembuatan tempe dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai macam kacang kacangan, seperti jagung, kacang tolo (benguk), lamtoro,
kacang hijau (Vigna radiata), sehingga akan dihasilkannya tempe dengan nama
yang berasal dari bahan dasarnya seperti tempe jagung, tempe lamtoro, tempe
tunggak dan lain lainnya. Kandungan yang terdapat pada tempe adalah sebagai
berikut.
a. Tempe dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan mampu
mencegah kemungkinan terkena penyakit jantung.
b. Tempe dapat mencegah dan mengendalikan diare, mempercepat proses
penyembuhan duo denitis dan memperlancar pencernaan.
c. Tempe dapat mengurangi toksisitas, meningkatkan vitalitas, mencegah
anemia dan menghambat ketuaan.
d. Tempe mampu menghambat resiko jantung, diabetes melitus, dan kanker.
METODOLOGI PERCOBAAN
BAHAN PERCOBAAN
1. Sampel (memiliki kandungan protein)
2. Asam Asetat (CH3COOH)
3. Asam Laktat (CH3CHOCOOH)
4. Ragi (Laru tempe)
5. Aquadest (H2O)
PERALATAN PERCOBAAN
1. Tampah
2. Timbangan elektrik
3. Panci
4. Sendok
5. Kompor
6. Pembungkus (daun dan plastik)
7. Beaker glass
8. Kertas Indikator pH
9. Gelas ukur
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Prosedur Praktikum Hari ke-I
1.1 Ditimbang sampel sebanyak ... gram.
1.2 Dibersihkan sampel dari kotoran dan dicuci sampai bersih, kemudian
sampel di sortasi.
1.3 Sampel yang telah bersih dan sudah di sortasi kemudian di rendam
selama …. jam, dengan mengukur pH sebelum dan sesudah perendaman.
1.4 Sampel yang telah direndam kemudian direbus dengan penambahan
asam asetat/asam laktat sebanyak …. ml selama 30 menit, lalu diukur
ph sesudah direbus.
1.5 Sampel selanjutnya dibiarkan dingin dan ditiriskan.
b) Warna
1. Ambil contoh uji dan letakkan di atas wadah yang bersih dan kering;
2. Jika warnanya putih merata, hasil dinyatakan “putih merata pada seluruh
permukaan”;
3. dan jika warnanya lain dari putih merata, hasil dinyatakan “tidak normal”.
c) Bau
1. Ambil contoh uji dan letakkan di atas wadah yang bersih dan kering;
2. cium contoh uji untuk mengetahui baunya; dan
3. Jika tercium bau khas tempe tanpa ada bau amoniak, maka hasil dinyatakan
“bau khas tempe tanpa ada bau amoniak”; dan
4. Jika tercium selain bau tersebut, maka hasil dinyatakan “tidak normal”.
LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI MINYAK KELAPA
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….
Medan, 2024
Dosen Pembimbing
(……….…………………)
Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU
LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI MINYAK KELAPA
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….
Medan, 2024
Asisten
(……….…………………)
Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU
LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI MINYAK KELAPA
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
……………………………………………………….
……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….
Medan, 2024
Asisten
(……….…………………)
Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.
Laboratorium Bioproses
MODUL III
FERMENTASI MINYAK KELAPA
(Virgin Coconut Oil)
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengerti dan memahami cara memisahkan minyak kelapa dengan proses
fermentasi
2. Memahami fungsi penambahan ragi dan enzim pada proses fermentasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting di
Indonesia disamping kakao, kopi, lada dan vanili. Kelapa telah ditanam hampir
diseluruh Indonesia dan luas arealnya sekitar 3,8 juta hektar dan terus meningkat,
yang menjadi sentral produksinya adalah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Lampung,
Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Meskipun Indonesia
memiliki areal kebun kelapa yang paling luas, tapi produksinya hanya menduduki
peringkat kedua.
Adanya potensi yang sangat besar ini harus dimanfaatkan agar tingkat
pendapatan petani juga dapat ditingkatkan. Namun, sampai saat ini masih ada
beberapa kendala yang menyebabkan pendapatan petani kelapa masih rendah.
Kendalanya adalah pengolahan lahan yang masih bersifat tradisional dan
kurangnya industri pengolahan kelapa. Padahal dari komoditi ini dapat diperoleh
aneka olahan yang mempunyai nilai ekonomi dan prospek pasar yang baik. Aneka
olahan ini adalah batok kelapa, arang batok kelapa, serat sabut kelapa, kelapa parut
kering (desicated coconut), gula kelapa, nata de coco dan minyak kelapa.
Kebutuhan minyak kelapa oleh beberapa negara kelihatannya akan terus
mengalami peningkatan. Minyak kelapa dapat dikonsumsi untuk makanan dan
bahan baku industri terutama untuk keperluan sabun dan asam lemak. Minyak
kelapa berdasarkan kandungan asam lemaknya digolongkan ke dalam minyak
asam laurat berkisar 50 – 70 %, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika
dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Di dalam tubuh manusia asam
laurat akan diubah menjadi monolaurin yang bersifat antivirus, antibakteri dan
antiprotozoa serta asam-asam lain seperti asam kaprilat, yang didalam tubuh
manusia diubah menjadi monocaprin yang bermanfaat untuk penyakit yang
disebabkan oleh virus HSV2 dan HIV1 dan bakteri neisseria gonnorhoeae. Minyak
kelapa mengandung 84 % trigliserida dengan tiga molekul asam lemak jenuh dan
4 % trigliserida dengan satu asam lemak jenuh.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghasilkan minyak
kelapa dengan harga jual yang tinggi, antara lain: melakukan fermentasi dengan
menambahkan enzim, menambahkan ragi, menambahkan asam asetat, ataupun
tanpa perlakuan.
Secara umum fermentasi dapat diartikan sebagai peningkatan nilai tambah
suatu bahan melalui bantuan mikroba (seperti jamur dan bakteri). Contohnya
adalah pembuatan minyak kelapa dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus dan
Rhizopus stonoliferus. Fermentasi adalah proses untuk menghasilkan energi di
dalam sel pada keadaan anaerob (tanpa oksigen). Berdasarkan kebutuhan oksigen,
fermentasi dapat dibedakan menjadi dua, diantaranya:
1. Fernentasi aerob adalah fermentasi yang prosesnya memerlukan oksigen
karena adanya oksigen maka mikroba dapat mencerna glukosa menghasilkan
air, CO2dan sejumlah energi.
2. Fermentasi anaerob adalah fermentasi yang tidak membutuhkan adanya
oksigen.Karena beberapa mikroba dapat mencerna bahan energi tanpa adanya
oksigen.
Prosedur:
1. Sterilisasi peralatan percobaan
2. Pembuatan santan kelapa
3. Fermentasi santan menjadi minyak kelapa
4. Pemisahan minyak kelapa, blondo (endapan), dan air.
5. Analisa karakter minyak kelapa
Variasi yang bisa dilakukan:
• Variasi jenis kelapa termasuk asal daerah kelapa yang digunakan.
• Variasi perlakuan tanpa enzim dan menggunakan enzim
METODOLOGI PERCOBAAN
Peralatan Percobaan
1. Corong pisah
2. Statif dan klem
3. Erlenmeyer
4. Gabus
5. Beaker glass
6. Saringan
7. Baskom
8. Timbangan
9. Termometer
10. Plastik
11. Karet gelang
PROSEDUR PERCOBAAN
Adapaun prosedur percobaan pembuatan minyak kelapa dengan
menggunakan Enzim atau VCO, antara lain:
penugasan) agar terjadi pemisahan antara air, krim santan (protein dan
minyak).
5. Setelah air dan krim santan terpisah, buanglah airnya melalui kran,
sehingga tertinggal di dalam corong pisah hanya krim santannya saja.
ANALISA SAMPEL
Uji Organoleptik (SNI 7381:2008)
Uji Bau
1. VCO dimasukkan kedalam wadah uji
2. Sampel dikocok dan tutup wadah dibuka
3. Cium sampel pada jarak kira-kira 5cm kemudian kebaskan ke arah
hidung
4. Analisis dilakukan oleh minimal 3 orang panelis atau 1 orang tenaga ahli
Uji Rasa
1. Tuangkan 1 sendok teh bersih sampel dan dirasakan dengan lidah
2. Analisis dilakukan oleh minimal 3 orang panelis atau 1 orang tenaga ahli
Uji Warna
1. Sampel sebanyak 10mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu diamati
dengan mata
2. Analisis dilakukan oleh minimal 3 orang panelis 1 orang tenaga ahli
𝑚1 − 𝑚2
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = × 100%
𝑚1
Variasi Perlakuan
Karakter Minyak yang
Variasi Variasi Variasi Variasi
Dihasilkan
1 2 3 4
Warna Minyak
Aroma
pH
Volume Minyak
Yield
Berat Endapan (Blondo)
Berat Jenis
Kadar Air
Kadar FFA