Anda di halaman 1dari 162

2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM iii
MODUL 1. PROSES PEMBUATAN PULP DAN KERTAS 1
MODUL 2. PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN PROSES
TRANSESTERIFIKASI 17

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara ii


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

TATA TERTIB PRAKTIKUM


1. Praktikum
a. Praktikum dimulai pada waktu 07.15 WIB. Jika praktikan berhalangan
untuk hadir, maka wajib diberitahu kepada asisten satu hari sebelum
praktikum.
b. Saat memasuki laboratorium, praktikan wajib mengisi kehadiran pada
buku absensi praktikum dengan lengkap yaitu mengisi Nama, NIM,
Kelompok, Modul, TTD Masuk.
c. Bagi praktikan Laboratorium Proses Industri Kimia yang terlambat hadir
pada waktu yang telah ditetapkan, tidak diperbolehkan mengikuti
praktikum.
d. Bagi praktikan yang sakit/berhalangan hadir karena urusan
mendadak/pribadi wajib menghubungi asisten modul yang bersangkutan
untuk meminta izin tidak mengikuti praktikum sebelum hari praktikum.
e. Sebelum melakukan percobaan, semua hal yang berhubungan dengan
teori, peralatan, bahan dan pelaksanaan percobaan harus sudah dipahami
benar-benar.
f. Pengujian lisan atau response akan dilakukan oleh pembimbing/asisten
praktikum, setiap kali percobaan akan dilakukan. Sebelum
melaksanakan percobaan, praktikan harus menjumpai
pembimbing/asisten sesuai dengan modul percobaan. Tanpa Lembar
Bukti Responsi dan Absen yang telah ditandatangai oleh
pembimbing/asisten, kelompok praktikan tidak diizinkan melakukan
praktikum.
g. Pembimbing/asisten akan memberi tugas kepada kelompok praktikan
pada Lembar Penugasan.
h. Absen praktikan harus diserahkan saat masuk praktikum dan diambil
kembali saat selesai laboratorium.
i. Tanpa Lembar Penugasan, Lembar Bukti Responsi dan Absen yang telah
ditandatangani oleh pembimbing/asisten, kelompok praktikan tidak
diizinkan melakukan praktikum. Apabila pembimbing/asisten telah
mengizinkan, maka praktikum dapat dilaksanakan.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara iii


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

j. Data yang diperoleh dari pengamatan harus dituliskan pada laporan.


k. Segera setelah praktikum, laporan dan lembar penugasan diserahkan
kepada asisten dan akan ditandatangai oleh asisten.
l. Selama berada di laboratorium, patuhilah aturan-aturan keselamatan
seperti :
Dilarang merokok di dalam laboratorium
Diwajibkan memakai perlengkapan wajib praktikum (jas lab, sepatu,
sarung tangan, masker bedah, masker gas dan name tag).
Melaporkan secepat mungkin segala hal/kejadian di laboratorium
yang cenderung membahayakan kepada pembimbing/asisten yang
terdekat.
Dilarang membuang sampah atau bahan kimia secara sembarangan.
Dilarang berdiskusi dengan tim sendiri.

2. Alat
a. Peminjaman serta pemakaian alat laboratorium dilaksanakan oleh
praktikan, dengan menggunakan Lembar Peminjaman Alat yang telah
dibubuhi tanda tangan pembimbing/asisten masing-masing modul
percobaan.
b. Dalam Lembar Peminjaman Alat tersebut harus dicantumkan jumlah
serta spesifikasi/kualitas yang diminta dengan jelas dan seksama.
c. Semua alat (baik instrument maupun alat gelas) yang dipinjam menjadi
tanggung jawab praktikan yang bersangkutan dan harus dikembalikan
dalam keadaan bersih dan sesuai keadaan awalnya.
d. Jika barang yang dikembalikan telah sedemikian kotor sehingga tidak
dapat dibersihkan lagi dianggap sebagai alat rusak dan harus diganti
sesuai dengan aturan penggantian alat laboratorium.
e. Jika alat yang dipinjam merupakan satu set lengkap harus dikembalikan
dalam keadaan satu set lengkap pula
f. Penggunaan alat yang tersedia di laboratorium seperti timbangan, oven,
ataupun perkakas reparasi harus sesuai dengan petunjuk masing-masing
alat serta seizin asisten yang sedang bertugas.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara iv


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

g. Semua alat yang dipinjam maupun yang dibawa oleh praktikan tidak
boleh dipindahtangankan.
h. Penyelesaian peminjaman dan/atau penggantian harus diselesaikan
dalam jangka waktu 2 minggu setelah selesai praktikum terakhir selesai
serta menyerahkan surat keterangan penyelesaian alat-alat dari
laboratorium, terkecuali jika alat yang diganti jumlahnya terbatas di
laboratorium, maka harus diganti secepatnya.

3. Penggunaan Bahan
a. Bahan yang akan dipakai wajib untuk dicatat dalam lembar bahan yang
berwarna merah muda.
b. Penimbangan bahan harus dicatat dalam log book timbangan.
c. Penuangan bahan harus diketahui oleh asisten.
d. Penuangan bahan yang sifatnya berbahaya (korosif, asam, dll.) harus di
ruang asam.
e. Praktikan wajib mengganti bahan kimia yang terbuang sia-sia akibat
tidak memahami prosedur atau kesalahan prosedur pada saat praktikum
sesuai jumlah atau kuantitas bahan kimia yang terbuang/terpakai.

4. Penggunaan Alat dan Utilitas


a. Menyalakan dan mematikan gas harus diketahui oleh asisten.
b. Mencuci alat harus di wastafel belakang laboratorium.
c. Membuang bahan kimia (yang sudah diencerkan) di tempat yang
disediakan, tidak boleh sembarangan.
d. Memakai alat seperti oven, furnace, digester, desikator dan lain-lain
harus sepengetahuan asisten.
e. Selama praktikum berlangsung, praktikan tidak dibenarkan
menggunakan handphone. Alat bantu hitung yang dibenarkan selama di
dalam laboratorium adalah kalkulator. Alat penghitung waktu
(stopwatch) telah disediakan selama di laboratorium.
f. Sebelum pulang, praktikan wajib mematikan dan mencabut peralatan
listrik yang dipakai saat praktikum dari sumber listrik.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara v


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

5. Laporan
a. Hasil percobaan harus diserahkan dalam bentuk laporan sesuai dengan
format yang telah ditentukan.
b. Laporan terdiri dari laporan singkat. Kelompok praktikan hanya perlu
menyerahkan satu jenis laporan saja untuk satu modul percobaan. Jenis
laporan yang harus diserahkan ditentukan oleh Koordinator
Laboratorium ketika praktikum dilaksanakan.
c. Laporan singkat harus dibuat oleh masing-masing kelompok.
d. Laporan singkat harus diselesaikan dan diserahkan pada hari yang sama
pada saat melakukan praktikum atau praktikum dianggap tidak sah dan
harus diulang kembali.
e. Waktu asistensi dan penyerahan laporan praktikum adalah pukul 07:15-
18:00 WIB.
f. Jika praktikum memakan waktu yang lama (lebih dari 1 hari), maka
laporan singkat dapat diselesaikan di hari lain menurut perjanjian pihak
laboratorium dan praktikan, tetapi waktu penyerahan laporan hanya
sampai jam 12:00 WIB (pada hari yang ditentukan).
g. Laporan yang diselesaikan diperbanyak 1 rangkap untuk laboratorium,
sementara yang asli diserahkan untuk dosen pembimbing.
h. Ketidaklengkapan ataupun kesalahan format pada laporan yang dibuat
akan dikenakan pengurangan nilai.

6. Kebersihan
a. Area praktikum harus selalu bersih dan rapi selama dan sesudah
praktikum.
b. Setelah selesai melaksanakan praktikum, praktikan wajib membersihkan
meja dan lantai daerah praktikum.
c. Kebersihan rutin selalu dilakukan setiap awal masuk masa praktikum
dan saat setelah praktikum telah selesai semua. Praktikan wajib
mengikutinya.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara vi


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

7. Hukuman
a. Praktikan akan dikenakan sanksi atas setiap pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuan yang ada.
b. Sanksi dapat diberikan oleh setiap pembimbing dan atau Koordinator
Laboratorium ataupun atas usul asisten.
c. Sanksi-sanksi dapat berupa :
Pengurangan nilai
Pemberian peringatan
d. Asisten akan memberikan peringatan secara lisan kepada tim yang
melanggar tata tertib dan apabila tim yang sama telah mendapat 3 kali
peringatan, maka tim tersebut harus menghentikan praktikum di hari
tersebut dan segara meninggalkan laboratorium.
e. Apabila terdapat tim yang kedapatan tidak melakukan praktikum sesuai
prosedur yang telah ditetapkan dan disepakati saat response, maka tim
tersebut wajib menghentikan praktikum di hari tersebut dan segera
meninggal laboratorium.
f. Tim yang melakukan pelanggaran yang berat (contoh : memalsukan
data) maka akan dianggap GAGAL.

8. Lain-lain
a. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur
kemudian.
b. Segala perubahan dan atau perbaikan tata tertib ini hanya dapat
dilakukan atas persetujuan Koordinator Laboratorium.
c. Isi tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditertibkan.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara vii


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

MODUL 1
PROSES PEMBUATAN PULP DAN KERTAS

1. Tujuan percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari proses pembuatan pulp dan
kertas dari berbagai jenis bahan baku dengan proses kimia dan sifat-sifat pulp dan
kertas yang dihasilkan.

2. Dasar Teori
2.1 Pulp
Definisi yang paling sederhana dari pulp adalah “a soft mass” (atau bahan
yang lunak) dan “wood pulp” atau kayu dalam keadaan lunak. Pulp merupakan
bahan serat kasar yang diproduksi baik secara mekanis ataupun kimia dari bahan
baku yang berserat. Setelah melalui proses tertentu, pulp dapat diubah menjadi
kertas, paperboard, rayon, plastic dan produk lain. Pulp kayu dapat diproduksi
secara mekanis, fiberasi (kimia) dan kombinasi cara kimia dengan mekanis (semi
kimia). Pulp rayon termasuk klasifikasi pulp alfa atau pulp untuk konversi kimia,
baik pulp sulfat maupun pulp sulfit dari kayu daun jarum maupun kayu daun lebar
(Rutpan, 2009).
Bahan baku dasar pembuatan pulp adalah selulosa dalam bentuk serat dan
hampir semua tumbuhan yang mengandung selulosa dapat dipakai sebagai bahan
baku pembuatan pulp. Bahan baku yang digunakan dapat berupa kayu jarum
maupun kayu daun. Kayu jarum misalnya kayu pinus, kayu turi dan bambu,
sedangkan yang termasuk kayu daun misalnya jerami, merang, batang pisang dan
rumput-rumputan (Bahri, 2015).

2.2 Proses Pembuatan Pulp


2.2.1 Secara Mekanis
a. Stone Ground Wood, SGW (Kayu Asah Batu)
Pada proses ini digunakan batu gerinda untuk menguraikan bahan baku.
Bahan baku kayu digiling dan disemprotkan air. Rendemen yang diperoleh antara

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 1


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

93-98%. Kekuatan dan derajat putih pulp yang dihasilkan rendah. Energy dan air
diperlukan cukup banyak.

b. Pressured Ground Wood, PGW (Kayu Asah Ditekan)


Suatu moetode pembuatan pulp mekanis dimana kayu digiling terhadap batu
yang berputar abrasif, seperti halnya kayu gaharu, tetapi di bawah tekanan tingii
pada suhu lebih dari 100oC. PGW juga menghasilkan pulp berkualitas lebih baik
daripada kayu tanah tradisional.

c. Refiner Mechanical Pulp, RMP (Pulp Mekanik Digiling)


Proses ini menggunakan penggilingan dengan cakram untuk menguraikan
bahan baku. Bahan baku utama yang digunakan adalah kayu jarum karena sifat
fisik yang dihasilkan lebih baik dibandingkan pulp kayu asah, sedangkan energi
yang digunakan lebih rendah jika dibandingkan dengan proses SGP.

d. Thermo Mechanical Pulp, TMP (Pulp Termomekanik)


Proses ini juga menggunakan penggilingan dengan cakram untuk
menguraikan bahan baku. Namun, perbedaan TMP dengan RMP adalah adanya
proses pemanasan sebelum penggilingan sehingga ikatan-ikatan yang dibentuk
lignin dilemahkan. Proses ini menyebabkan jumlah serat panjang lebih banyak
sehingga memiliki kekuatan yang lebih besar. Perlakuan awal dengan pemanasan
pada suhu tinggi menyebabkan komponen lignin menjadi lunak, serta komponen
yang mudah larut dalam air dan mudah menguap hilang.
(Sixta, 2006)

2.2.2 Secara Semikimia


a. Chemi Thermo Mechanical Pulp, CTMP (Pulp Kimiatermomekanik)
Proses ini adalah pengembangan da ri proses TMP. Pada proses ini,
perlakuan awal yang diberikan selain pemanasan adalah perlakuan kimiawi yang
diharapkan dapat lebih mudah menghilangkan lignin. Rendemen yang dihasilkan
lebih rendah dari proses mekanik biasa tetapi menghasilkan pulp yang memiliki

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 2


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

sifat fisik yang lebih baik. Fraksi serat panjang yang dihasilkan lebih banyak dari
pulp yang berasal dari proses mekanik lainnya.

b. Neutral Sulfite Semi Chemical, NSSC (Netral Sulfit Semikimia)


Pembuatan pulp NSSC ditandai dengan tingkat delignifikasi rendah pada suhu
tinggi, sulfonasi unit structural fenol lignin ebagai reaksi utama, unit structural
lignin non-fenolik stabil dan reaksinya sama dengan metode natrium sulfit, tetapi
reaksi lebih ringan. Sifat dan penggunaan pulp NSSC Dibandingkan dengan pulp
kimia, pulp NSSC mempertahankan lebih banyak lignin. Dibandingkan dengan
pulp semi-kimia lainnya, hemiselulosa lebih banyak dipertahankan. Oleh karena
itu, ia memiliki kekakuan tinggi, ketahanan lipatan yang beuruk, pemukulan yang
mudah dan transparasi yang tinggi dan cocok untuk produksi kertas transparan,
kertas tahan panas, kertas kemasan makanan dan kardus.

c. Soda Dingin
Metode soda dingin mengarah ke tahapan impregnasi dengan proses chemi-
groundwood. Cocok untuk bahan baku serat pendek (merang, jerami), tidak
menggunakan senyawa sulfur, sehingga bahan polusi sedikit dan tidak perlu
recovery, kapasitas kecil (25-50 ton/hari) dan murah.
(Sixta, 2006)

2.2.3 Secara Kimia


a. Sulfat (Kraft)
Proses pembuatan pulp secara kimia dilakukan untuk melemahkan
hubungan lignin-karbohidrat sebagai perekat serat dengan pengaruh bahan kimia.
Umumnya serat kayu dan bukan kayu merupakan bahan berserat yang terdiri dari
selulosa, hemiselulosa, zat ekstraktif dan mineral. Pemisahan lignin tergantung
dari proses yang digunakan seperti proses sulfit, proses kraft dan proses soda.
Pengrusakan terhadap selulosa lebih besar menggunakan proses semi kimia dan
proses soda bila dibandingkan dengan proses kraft (Surest dan Dodi, 2010).

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 3


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

b. Soda
Larutan yang dipergunakan ialah Natrium Hidoroksida dan Natrium
Karbonat. Larutan soda akan menghidrolisa lignin dan zat pengikat serat yang lain
sehingga serat yang terdapat dalam bahan baku akan terlepas. Proses dijalankan
pada suhu antara 165 sampai dengan 171oC, tekanan 90–105 psi dan waktu 6–8
jam, selulosa hasil ukurannya pendek dan kurang kuat, berwarna coklat tetapi
mudah untuk dilakukan pemutihan (Purnawan dan Parwati, 2014). Keuntungan
proses soda adalah mudah diperolehnya kembali bahan kimia, hasil pemasakan
dari lindi hitam menjadi bahan baku yang dapat dipakai kembali (NaOH recovery)
(Dewi dkk., 2010).

c. Proses Sulfit
Adapun pada proses Sulfit larutan pemasak bersifat asam yaitu larutan
bisulfit dari Ca(HSO3)2 atau Mg(HSO3)2 , Pemasakan dilakukan pada suhu antara
129 -149oC, tekanan 70 sampai dengan 90 psi dan waktu 7 sampai dengan 12 jam.
Dalam proses pemasakan bahan dasar yang berwarna ini akan menghasilkan
selulosa yang berwarna putih dan akan terpecah serta membentuk lignosulfonat
(Purnawan, 2011).

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Pulp


Proses pembuatan pulp dipengaruhi oleh kondisi proses antara lain:
a. Konsentrasi larutan pemasak
Dengan konsentrasi larutan pemasak yang makin besar, maka jumlah larutan
pemasak yang bereaksi dengan lignin semakin banyak. Akan tetapi, pemakaian
larutan pemasak yang berlebihan tidak terlalu baik karena akan menyebabkan
selulosa terdegradasi. Asam asetat bisa digunakan sebagai larutan pemasak
sampai dengan konsentrasi 100%.
b. Suhu
Dengan meningkatnya suhu, maka akan meningkatkan laju delignifikasi
(penghilangan lignin). Namun, jika suhu di atas 160 °C menyebabkan terjadinya
degradasi selulosa.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 4


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

c. Waktu pemasakan
Dengan semakin lamanya waktu pemasakan akan menyebabkan reaksi
hidrolisis lignin makin meningkat. Namun, waktu pemasakan yang terlalu lama
akan menyebabkan selulosa terhidrolisis, sehingga hal ini akan menurunkan
kualitas pulp. Waktu pemasakan yang dilakukan sebelum 1 jam pulp belum
terbentu. Untuk waktu pemasakan di atas 5 jam selulosa akan terdegradasi.
d. Ukuran bahan baku
Ukuran bahan baku yang berbeda menyebabkan luas kontak antar bahan
baku dengan larutan pemasak berbeda. Semakin kecil ukuran bahan baku akan
menyebabkan luas kontak antara bahan baku dengan larutan pemasak semakin
luas, sehingga reaksi lebih baik.
e. Kecepatan pengadukan
Pengadukan berfungsi untuk memperbesar tumbukan antara zat-zat yang
bereaksi sehingga reaksi dapat berlangsung dengan baik.
(Wibisono dkk., 2011)

2.4 Sifat-sifat Pulp yang Baik


Adapun sifat-sifat pulp yang baik adalah sebagai berikut:
a. Kadar Alfa Selulosa (KAS)
Selulosa merupakan polimer dengan rumus kimia (C6H10O5)n. Dalam hal
ini n adalah jumlah pengulangan unit gula atau derajat polimerisasi yang harganya
bervariasi berdasarkan sumber selulosa dan perlakukan yang diterimanya.
Kebanyakan serat untuk pembuat pulp mempunyai harga derajat polimerisasi
sebesar 600 – 1500.
Selulosa terdapat pada sebagian besar dalam dinding sel dan bagian-bagian
berkayu dari tumbuh-tumbuhan. Selulosa mempunyai peran yang menentukan
karakter serat dan memungkinkan penggunaannya dalam pembuatan kertas.
Dalam pembuatan pulp diharapkan serat-serat mempunyai kadar selulosa yang
tinggi.
Sifat-sifat bahan yang mengandung selulosa berhubungan dengan derajat
polimerisasi molekul selulosa. Berkurangnya berat molekul di bawah tingkat
tertentu akan menyebabkan berkurangnya ketangguhan. Serat selulosa

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 5


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

menujukkan sejumlah sifat yang memenuhi kebutuhan pembuatan kertas.


Kesetimbangan terbaik sifat-sifat pembuatan kertas terjadi ketika kebanyakan
lignin tersisih dari serat. Ketangguhan serat terutama ditentukan oleh bahan
mentah dan proses yang digunakan dalam pembuatan pulp (Surest dan Dodi,
2010).

b. Kadar Lignin
Lignin merupakan makromolekul ketiga yang terdapat dalam biomassa,
berfungsi sebagai pengikat antar serat. Lignin dapat dihilangkan dari bahan
dinding sel yang tak larut dengan klor dioksida.
Struktur molekul lignin sangat berbeda bila dibandingkan dengan
polisakarida, karena terdiri dari sistem aromatik yang tersusun atas unit-unit fenil
propane. Sifat- sifat lignin yaitu tidak larut dalam air dan asam mineral kuat, larut
dalam pelarut organik, dan larutan alkali encer. Lignin yang terikut dalam produk
pulp menurunkan kekuatan kertas dan menyebabkan kertas menguning.
Pulp akan mempunyai sifat fisik atau kekuatan yang baik apabila
mengandung sedikit lignin. Hal ini karena lignin bersifat menolak air dan kaku
sehingga menyulitkan dalam proses penggilingan. Kadar lignin untuk bahan baku
kayu 20-35%, sedangkan untuk bahan non-kayu lebih kecil lagi (Surest dan Dodi,
2010).

c. Bilangan Kappa
Bilangan kappa adalah jumlah ml kalium permanganat (KMnO4) 0,1 N yang
terpakai oleh 1 gram pulp kering sesuai dengan kondisi standar (SNI, 2008). Cara
ini dapat dipakai untuk menentukan tingkat kematangan, daya terputihkan, derajat
delignifikasi pulp kimia dan semi kimia baik pulp belum putih ataupun setengah
putih, di bawah rendemen 70%. Tingkat kematangan, daya terputihkan dan derajat
delignifikasi digunakan untuk menentukan kualitas pulp (Rutpan, 2009).

d. Viskositas
Pengujian terhadap viskositas dilakukan untuk menentukan kekuatan yang
dimiliki pulp. Pengujian mengevaluasi derajat polimerasi daripada selulosa atau

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 6


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

dengan kata lain degradasi dari serat selulosa. Pemeriksaan meliputi penentuan
viskositas larutan pulp di dalam Cupramonium (Nova, 2011).

e. Brightness
Brightness pulp diukur pada tahap yang berbeda-beda di dalam proses pemutihan
sebagaimana salah satu tujuan yang paling penting dari proses pemutihan adalah
untuk mencapai brightness yang spesifik terhadap pulp yang dihasilkan (Nova,
2011).

f. Kadar Beta Selulosa


Kadar beta selulosa adalah untuk mengetahui konsentrasi awal selulosa pada
kayu (Ronggur, dkk, 2012). Kadar beta selulosa yang rendah ini menunjukkan
bahwa jumlah selulosa yang terdegradasi adalah rendah sehingga sifat kekuatan
pulp adalah baik.

g. Kadar Gamma Selulosa


Kadar gamma selulosa adalah untuk mengetahui konsentrasi awal selulosa
pada kayu (Ronggur dkk, 2012). Kadar gamma selulosa yang masih tinggi
menunjukkan bahwa jumlah hemiselulosa yang tertinggal masih tinggi.
Sedangkan senyawa hemiselulosa ini mengembang dalam air sehingga
mempercepat fibrilisasi dan berpengaruh penyerapan air pada waktu pemerasan.
Jadi semakin tinggi kandungan hemiselulosa maka akan mengurangi waktu dan
daya yang dibutuhkan dalam pemisahan serat (Fatriasari dan Euis, 2006). Kadar
gamma selulosa yang rendah ini menunjukkan bahwa jumlah selulosa yang
terdegradasi adalah rendah sehingga sifat kekuatan pulp adalah baik.

h. Kadar Air Pulp


Kadar air pulp yang dihasilkan bertujuan untuk menentukan kualitas pulp
itu sendiri. Kadar air yang tidak baik untuk pulp. Sebab dapat mempengaruhi
viskositas pulp yang menyebabkan kualitas pulp menurun (Saleh, dkk., 2009).

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 7


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

i. Kadar Abu Pulp


Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral
yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan
anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Kadar abu
dapat menunjukkan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan- bahan
organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya
tidak (Maulana dkk.,2016).
Tabel 1. Standar Pulp Sesuai SNI
Kandungan Kadar (%)
Kadar air Max 7
Kadar abu Max 3
lignin Max 16
(SNI 7274 : 2008)

Sedangkan untuk selulosa dan bilangan kappa berdasarkan SNI 2009 yaitu :
Kandungan Kadar (%)
α – selulosa 83,3-96,8
β – selulosa 2,9
γ – selulosa 2,13
Bilangan kappa <2,2

Pengujian pulp dapat dikategorikan dalam beberapa hal yaitu Pengujian


Kimia dan Pengujian berdasarkan Sifat-sifat Fisika Pulp. Menurut Bahan Ajar
Teknologi Pulp dan Kertas, Taslim (2012), pengujian Kimia dilakukan untuk
menentukan kandungan lignin pulp dan jumlah bahan selulosa berdasarkan derajat
polimerisasi rata-rata dan alfa selulosa.
a. Bilangan Kappa digunakan untuk menujukan derajat delignifikasi yang
terjadi selama pemasakan.
b. Viskositas CED (Cupriethylene Diamine), pengujian untuk mengetahui
derakat polimerisasi selulosa.
c. Alfa Selulosa, digunakan untuk penentuan jumlah selulosa yang diukur
melalui oksidasi.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 8


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

Pengujian dari Sifat Fisika Pulp :


a. Panjang serat dilakukan dengan menggunakan mikroskop atau metode
klasifikasi.
b. Drainability, ketahanan serat terhadap aliran air yang merujuk kepada
pemrosesan pulp dan pembuatan kertas.
c. Beater Evaluation, untuk mengetahui potensi pembuatan kertas.

3. Bahan dan Peralatan Percobaan


3.1 Bahan
1. Bahan Baku 7. Kalium Iodida (KI)
2. Amilum 8. Kalium Permanganat (KMnO4)
3. Aquadest (H2O) 9. Natrium Hidroksida (NaOH)
4. Asam Sulfat (H2SO4) 10. Natrium Karbonat (Na2CO3)
5. Besi Amonium Sulfat 11. Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)
(Fe(NH4)4(SO4)2.6H2O)
6. Kalium Dikromat (K2Cr2O7)

3.2 Peralatan
1. Batang Pengaduk 7. Erlenmeyer
2. Beaker Glass 8. Furnace
3. Buret 9. Gelas Ukur
4. Cawan Porselen 10. Neraca Digital
5. Corong Gelas 11. Oven
6. Digester Batch

4. Variabel dan Parameter Percobaan


4.1 Variabel Percobaan
1. Bahan Baku
2. Suhu Pemasakan
3. Waktu Pemasakan
4. Perbandingan Larutan Pemasak

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 9


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

4.2 Parameter Percobaan


1. Kadar Air Pulp
2. Kadar Abu Pulp
3. Kadar α, β, γ Selulosa Pulp
4. Bilangan Kappa Pulp
5. Prosedur Percobaan
5.1 Prosedur Pembuatan Pulp
1. Bahan baku pembuatan pulp terlebih dahulu dipotong-potong menjadi
ukurantertentu dan dimasukkan kedalam digester
2. Tentukan dahulu kadar kering dari bahan baku
3. Masukkan cairan pemasak
4. Untuk proses soda: 12,5% berat campuran dari 85% berat NaOH dan 15%
berat (Na2CO3). Untuk proses sulfat (kraft): 12,5 % berat campuran dari
58,6% berat NaOH; 27,1% berat Na2S dan 14,3% berat Na2CO3. Untuk
proses sulfit 7% berat SO2, 4,5% berat SO4, 2,5% berat Ca(HSO3) dan
sisanya air
5. Lakukan pemanasan sampai mencapai kondisi percobaan
6. Lakukan percobaan selama waktu tertentu.
7. Setelah waktu yang akan divariasikan, pemanasan dihentikan dan pulp
dibilas dengan air panas beberapa kali dan kemudian dengan air dingin,
kemudian pulpdiperas untuk mengurangi kadar airnya
8. Lakukan analisa terhadap pulp yang dihasilkan yaitu kadar air, kadar abu,
kadar α, β dan γ selulosa dan bilangan kappa.

5.2 Prosedur Analisa


5.2.1 Prosedur Analisa Kadar Air (SNI) 01-2891-1992)
1. Timbang sampel sebanyak 10 gram
2. Masukkan sampel ke dalam oven dan dipanaskan pada suhu 100oC selama
24 jam
3. Dinginkan dalam desikator selama 30 menit, lalu ditimbang
4. Ulangi pendinginan dan penimbangan dengan interval 15 menit
5. Hitung kadar air

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 10


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑢𝑙𝑝 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑢𝑙𝑝 𝐵𝑎𝑠𝑎ℎ

5.2.2 Prosedur Analisa Kadar Abu (SNI 01-2891-1992)


1. Panaskan cawan pada suhu 575oC selama 30 menit, dinginkan dalam
desikator selama 30 menit lalu ditimbang
2. Masukkan sampel pulp ke dalam cawan sebanyak 10 gram
3. Cawan dan sampel dimasukkan ke dalam furnace pada suhu 575oC,
dipanaskan selama 3 jam
4. Dinginkan dalam desikator selama 30 menit, lalu ditimbang
5. Ulangi pendinginan dan penimbangan dengan interval 15 menit
6. Hitung kadar abu
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑏𝑢
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑢𝑙𝑝 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

5.3.2 Prosedur Analisa Kadar α, β dan γ Selulosa (SNI 0444:2009)


Sampling
1. Sampel sebanyak 1,5 gram ditambahkan 75 ml NaOH 17,5% aduk perlahan
selama 10 menit dan dicatat waktu saat NaOH ditambahkan
2. Ditambahkan 25 ml NaOH 17,5% lalu diaduk selama 10 menit
3. Setelah 30 menit dari langkah pertama ditambahkan 100 ml aquadest
4. Diamkan selama 30 menit
5. Kemudian Larutan diaduk dan diambil 100 ml filtratnya

Kadar 𝜶 Selulosa (SNI 0444:2009)


1. 25 ml filtrat ditambahkan 10 ml kalium dikromat dan 50 ml H2SO4 pekat
2. Tunggu 15 menit lalu tambahkan 50 ml aquadest dan dinginkan sampai
suhu ruangan
3. Ditambahkan indikator ferroine lalu dititrasi dengan besi ammonium sulfat
sampai larutan berwarna hijau
4. Titrasi blanko, filtrat diganti dengan 12,5 ml NaOH 17,5% ditambahkan
dengan 12,5 ml aquadest

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 11


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

5. Hitung kadar 𝛼 Selulosa


[6,85 (𝑉2 − 𝑉1 ) 𝑥 𝑁 𝑥 20]
𝛼 Selulosa (%) = 100 −
𝐴𝑥𝑊
Dimana:
V1 = titrasi dalam filtrat pulp (ml)
V2 = titrasi blanko (ml)
N = titrasi normalitas dari larutan besi ammonium sulfat
A = volume dari filtrate pulp yang digunakan (ml)
W = contoh sampel pulp yang dikeringkan dalam oven (g)

Kadar 𝜸 Selulosa (SNI 0444:2009)


1. 50 ml filtrat ditambahkan dengan 50 ml H2SO4 3 N
2. Panaskan pada suhu 70-90oC selama 15 menit untuk mengedapkan beta
selulosa
3. Biarkan selama 90 menit kemudian dipasahkan antara padatan dan
cairannya
4. 50 ml cairan ditambahkan 10 ml kalium dikromat dan 90 ml H2SO4 pekat
5. Biarkan selama 15 menit lalu ditambahkan 50 ml aquadest dan didinginkan
sampai suhu ruang
6. Ditambahkan indikator ferroine lalu dititrasi dengan besi ammonium sulfat
sampai larutan berwarna Hijau
7. Titrasi blanko, cairan diganti dengan 12,5 ml NaOH 17,5% lalu
ditambahkan 12,5 ml aquadest dan 25 ml H2SO4 3 N
8. Hitung kadar 𝛾 Selulosa
6,85 (𝑉4 − 𝑉3 ) 𝑥 𝑁 𝑥 20
𝛾 Selulosa (%) =
𝐴𝑥𝑊
Dimana:
V3 = titrasi setelah pengendapan beta selulosa (ml)
V4 = titrasi blanko (ml)
N = nilai normalitas dari larutan besi ammonium sulfat
A = volume dari filtrate pulp yang digunakan (ml)
W = contoh sampel pulp yang dikeringkan dalam oven (g)

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 12


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

Kadar 𝜷 Selulosa (SNI 0444:2009)


Hitung kadar beta selulosa pulp
Beta Selulosa (%) = 100 – (% Alpha Selulosa + % Gamma Selulosa)

5.2.4 Prosedur Analisa Bilangan Kappa (SNI 0494:2008)


1. Timbang sampel sebanyak 3 gram
2. Larutkan sampel dalam 500 ml aquadest dalam beaker glass 500 ml dan
diaduk
3. Pindahkan larutan ke dalam beaker glass 2000 ml, tambahkan aquadest
hingga 795 ml
4. Aduk dengan kecepatan 125 rpm selama 30 menit
5. Larutkan 100 ml KMnO4 0,1 N ke dalam 100 ml H2SO4 4 N, lalu masukkan
ke dalam larutan
6. Tambahkan 5 ml aquadest
7. Tunggu 10 menit (dihitung dari penambahan KMnO4 dan H2SO4)
8. Tambahkan 20 ml KI 0,1 N
9. Teteskan indikator amilum
10. Larutan dititrasi dengan Natrium Thiosulfat 0,2 N sampai larutan bewarna
coklat muda
11. Lakukan titrasi blanko
12. Perhitungan bilangan Kappa
𝑝𝑥𝑓 (𝑏 − 𝑎)𝑁
𝐾= 𝑑𝑎𝑛 𝑝 =
𝑤 0,1
Dimana:
K = Bilangan Kappa
f = faktor koreksi dari 50% konsumsi permanganate, tergantung
harga p sesuai tabel 1
w = berat contoh kering oven (gram)
p = larutan kalium permanganate yang terpakai oleh contoh pulp (ml)
b = larutan thiosulfat yang terpakai pada titrasu blanko (ml)
a = larutan thiosulfat yang terpakai dalam titrasi contoh (ml)
N = normalitas thiosulfat

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 13


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

Tabel 1. Faktor “f” koreksi perbedaan pemakaian persentase permanganat


P + 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
30 0,958 0,960 0,962 0,964 0,966 0,968 0,970 0,973 0,975 0,977
40 0,979 0,981 0,983 0,985 0,987 0,989 0,991 0,994 0,996 0,998
50 1,000 1,002 1,004 1,006 1,009 1,011 1,013 1,015 1,017 1,019
60 1,022 1,024 1,026 1,028 1,030 1,033 1,035 1,037 1,039 1,042
70 1,044

5.3 Prosedur Pembuatan Kertas


1. Campurkan pulp sebanyak 10 gram ke dalam air sebanyak 25 gram,
kemudian dihaluskan
2. Larutan A ditambahkan air hingga massanya mencapai 90 gram
3. Buat perekat dari tepung kanji sebanyak 1% dari massa pulp
4. Panaskan perekat hingga bening
5. Campurkan pulp dan perekat, kemudian aduk pada suhu 80oC
6. Siapkan cetakan monil di bak berisi air
7. Tuang campuran ke dalam cetakan
8. Angkat cetakan, kemudian keringkan

6. Matriks Percobaan
Tabel 2. Anlisa Kadar Air dan Kadar Kering Bahan Baku
Massa sampel (g) Massa kering (g) Kadar air (%) Kadar kering (%)

Tabel 3. Analisa Kadar Abu Bahan Baku


Massa Sampel Massa Cawan Massa Cawan+Abu Massa Abu Kadar Abu
(g) (g) (g) (g) (%)

Tabel 4. Analisa Bilangan Kappa Bahan Baku


Volume titrasi sampel (ml) Volume titrasi blanko (ml) Bilangan Kappa

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 14


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

Tabel 5. Analisa Kadar Air dan Kadar Kering Pulp


Massa sampel (g) Massa kering (g) Kadar air (%) Kadar kering (%)

Tabel 6. Analisa Kadar Abu Bahan Pulp


Massa Sampel Massa Cawan Massa Cawan+Abu Massa Abu Kadar Abu
(g) (g) (g) (g) (%)

Tabel 7. Analisa Bilangan Kappa Pulp


Volume titrasi sampel (ml) Volume titrasi blanko (ml) Bilangan Kappa

Tabel 8. Analisa Kadar Alfa, Beta dan Gamma Selulosa Pulp


Analisis Volume titrasi pulp Volume titrasi blanko
Kadar (%)
Pulp (ml) (ml)
α-selulosa
β-selulosa
γ-selulosa

DAFTAR PUSTAKA
Cahyo, Endro Tri. 2012. Penentuan Kondisi Optimum Proses Pembuatan Pulp
Dari Ampas Tebu Menggunakan Proses Acetosolv. Semarang : Universitas
Diponegoro.
Dewi, Tri Kurnia Dandy, dan Wahyu Akbar. 2010. Pengaruh Konsentrasi NaOH,
Temperatur Pemasakan, dan Lama Pemasakan pada Pembuatan Pulp dari
Batang Rami dengan Proses Soda. Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 17.
Palembang : Universitas Sriwijaya.
Fitriasari, Widya dan Euis Hermiati. 2008. Analisis Morfologi Serat dan Fisis
Kimia Pada Enam Jenis Bambu Sebagai Bahan Baku Pulp dan Kertas.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 1(2): 67-72 (2008)

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 15


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

Maulana, Akbar., Tantan Widiantara dan Dadan Rohdiana. 2016. Analisis


Parameter Mutu dan Kadar Flavonoid Pada Produk The Hitam Celup.
Bandung : Universitas Pasundan.
Nova, Silvia. 2011. Pembuatan Pulp dari Limbah Agar-Agar dengan Kapasitas
Produksi 28.900 Ton/Tahun. Pra Rancangan Pabrik. Medan : Universitas
Sumatera Utara.
Purnawan dan Cyrilla Indri Parwati. 2014. Pembuatan Pulp dari Serat Aren
(Arenga Pinnata) dengan Proses Nitrat Soda. Prosiding Seminar Nasional
Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST). ISSN: 1979-911X. Yogyakarta :
Institut Sains & Teknologi AKPRIND.
Ronggur, Jabosar, Padil dan Sunarwo. 2012. Kinetika Reaksi Proses Nitrasi
Limbah Pelepah Sawit. Jurnal Teknik Kimia. Pekanbaru : Universitas
Riau.
Rutpan, Khiar. 2009. Pemilihan Alternatif Biaya Produksi Pulp Rayon
Berdasarkan Kombinasi pH dan Konsentrasi Alkali Aktif. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.
Saleh, Abdullah., Meilina M.D., Pakpahan dan Nowra Angelina. 2009. Pengaruh
Konsentrasi Pelarut, Temperatur dan Waktu Pemasakan pada Pembuatan
Pulp dari Sabut Kelapa Muda. Jurnal Teknik kimia, No. 3, Vol. 16.
Palembang : Universitas Sriwijaya.
Sixta, H., Handbook of Pulp, Volume 1, WILEY-VCH Verlag GmbH &Co.
Weinheim, 2006.
SNI. 2009. Pulp Cara Uji Kadar Selulosa Alfa, Beta dan Gamma. Badan
Standarisasi Nasional.
Surest, Azhary H.dan Dodi Satriawan. 2010. Pembuatan Pulp dari Batang
Rosella dengan Proses Soda (Konsentrasi NaOH, Temperatur Pemasakan
dan Lama Pemasakan). Palembang : Universitas Sriwijaya.
Taslim, Teknologi Pengolahan Pulp dan Kertas, Bahan Ajar Matakuliah, 2012.
Wibisono, Ivan., Hugo Leonardo., Antaresti dan Aylianawati. 2011.
Pembuatan Pulp Dari Alang-Alang. Widya Teknik, Vol.10, No.1 Hal : 11-
20.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 16


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

MODUL 2
PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN PROSES
TRANSESTERIFIKASI

1. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari proses pembuatan biodiesel dengan reaksi transesterifikasi.
2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan
biodiesel.
3. Menganalisa mutu biodiesel yang dihasilkan menurut standar.

2. Dasar Teori
2.1 Biodiesel
Secara umum, asam lemak pada minyak atau lemak nabati terikat pada
gugus gliserol dan membentuk triasilgliserol atau trigliserida (Indarti, 2007).
Produksi biodiesel dapat dilakukan dengan esterifikasi atau transesterifikasi
dengan alkohol suku rendah. Proses esterifikasi berfungsi untuk mengkonversi
asam lemak bebas menjadi metil ester, jika minyak dengan asam lemak bebas
yang tinggi langsung dikonversi dengan reaksi transesterifikasi menggunakan
katalis basa maka sebagian besar katalis akan habis bereaksi dengan asam lemak
membentuk sabun (Akhirudin, 2006).
Biodiesel memberikan pengertian yang luas yang mencakup seluruh bahan
bakar diesel yang didapat dari aktivitas biologi atau hayati seperti minyak, lemak,
pati, selulosa, ganggang dan sebagainya. Namun pengertian biodiesel dewasa ini
adalah bahan bakar mesin diesel yang berupa metil atau etil ester yang diperoleh
dari minyak-minyak nabati dengan proses esterifikasi bersama alkohol. Biodiesel
dapat berupa metil ester ataupun etil ester tergantung dari jenis alkohol yang
digunakan. Tetapi yang paling sering diproduksi adalah metil ester karena
methanol mudah didapat dan tidak mahal. Biodiesel dapat dibuat dari minyak
nabati atau lemak hewan, namun yang paling banyak digunakan adalah minyak
nabati.
Biodiesel adalah campuran dari ester-ester asam lemak, dimana masing-
masing komponennya berkontribusi terhadap viskositas kinematik biodiesel

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 17


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

secara keseluruhan. Dengan demikian, dapat diduga bahwa viskositas biodiesel


dipengaruhi oleh panjang rantai dan komposisi asam lemak, posisi dan jumlah
ikatan rangkap (derajat ketidakjenuhan) dalam biodiesel serta jenis alkohol yang
digunakan.
Keunggulan biodiesel adalah tidak beracun karena bebas dari logam berat,
sulfur dan senyawa aromatik, titik nyala yang tinggi akan mempermudah dalam
penyimpanan dan penggunaannya, angka setana yang tinggi, bersifat
biodegradable dan merupakan bahan bakar yang dapat dipengaruhi (Knothe dkk.,
2005). Bahan bakar biodiesel menjadi lebih menarik karena manfaatnya terhadap
lingkungan.
(Zheng, S. dkk., 2006)

2.2 Proses Transesterifikasi


Transesterifikasi adalah pertukaran alkohol dengan suatu ester untuk
membentuk ester yang baru. Reaksi ini bersifat reversible dan berjalan lambat
tanpa adanya katalis. Penggunaan alkohol terlebih atau mengambil salah satu
produk adalah langkah untuk mendorong reaksi kea rah kanan atau produk (Hui,
1996). Secara garis besar, reaksi transesterifikasi yang terjadi adalah:

Gambar 1. Reaksi Transesterifikasi dan Trigliserida Menjadi Biodiesel


Reaksi transesterifikasi sebenarnya berlangsung dalam 3 tahap yaitu sebagai
berikut:

Gambar 2. Tahap reaksi Transesterifikasi

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 18


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

Pembuatan biodiesel dari minyak nabati memiliki kasus yang berbeda-


beda sesuai dengan kandungan FFA. Pada kasus minyak tanaman dengan
kandungan asam lemak bebas tinggi dilakukan dua jenis proses, yaitu esterifikasi
dan transesterifikasi, sedangkan untuk minyak tanaman yang kandungan asam
lemak rendah dilakukan proses tranesterifikasi. Proses esterifikasi dan
transesterifikasi bertujuan untuk mengubah asam lemak bebas dan trigliserida
dalam minyak menjadi metil ester (biodiesel) dan gliserol. Tabel 2.1 menunjukkan
karakteristik biodiesel sesuai dengan standar SNI 04-7182-2006.
Tabel 1. Karakteristik Biodiesel Menurut SNI 04-7182-2006
Parameter SNI
Kadar Air Maks. 0,05%
Massa Jenis 40oC 850-890 kg/m3
Angka Asam Maks. 0,8 mg-KOH/g
Viskositas Kinematik 40oC 2,3-6,0 mm2/s
Bilangan Penyabunan -
Bilangan Iod Maks. 115
Angka Setana Min. 51

Biodiesel memiliki beberapa kelebihan dibanding bahan bakar diesel


petroleum. Kelebihan tersebut antara lain :
1. Merupakan bahan bakar yang tidak beracun dan dapat dibiodegradasi.
2. Mempunyai bilangan setana yang tinggi.
3. Mengurangi emisi karbon monoksida, hidrokarbon dan NOx.
4. Terdapat dalam fase cair.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Transesterifikasi


Menurut Freedman (1984), tahapan reaksi transesterifikasi pembuatan
biodiesel selalu menginginkan agar didapatkan produk biodiesel dengan jumlah
yang maksimum. Beberapa kondisi reaksi yang mempengaruhi konversi serta
perolehan biodiesel melalui transesterifikasi adalah sebagai berikut:

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 19


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

1. Pengaruh asam lemak bebas


Minyak naati yang akan ditransesterifikasi harus memiliki angka asam yang
lebih kecil dari 1. Banyak peneliti yang menyarankan agar kandungan asam
lemak bebas lebih kecil dari 0,5 % (<0,5).
2. Pengaruh perbandingan molar alkohol dengan bahan mentah
Secara stoikiometri, jumlah alkohol yang dibutuhkan untuk reaksi adalah 3
mol untuk setiap 1 mol trigliserida untuk memperoleh 3 mol alkil ester dan
1 mol gliserol. Perbandingan alkohol dengan minyak nabati 4,8:1 dapat
menghasilkan konversi 98% (Bradshaw dan Meuly, 1944). Secara umum
ditunjukkan bahwa semakin banyak jumlah alkohol yang digunakan, maka
konversi yang diperoleh juga akan semakin bertambah. Pada rasio molar
6:1, setelah 1 jam konversi yang dihasilkan adalah 98-99%, sedangkan pada
3:1 adalah 74-89%. Nilai perbandingan yang terbaik adalah 6:1 karena dapat
memberikan konversi yang maksimum.
3. Pengaruh jenis alkohol
Pada rasio 6:1, methanol akan memberikan perolehan ester yang tertinggi
dibandingkan dengan menggunakan etanol atau butanol.
4. Pengaruh jenis katalis
Alkali katalis (katalis basa) akan mempercepat reaksi transesterifikasi bila
dibandingkan dengan katalis asam. Katalis basa yang paling popular untuk
reaksi transesterifikasi adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium
hidroksida (KOH), natrium metoksida (NaOCH3) dan kalium metoksida
(KOHCH3). Katalis sejati bagi reaksi sebenarnya adalah ion metilat
(metoksida). Reaksi transesterifikasi akan menghasilkan konversi yang
maksimum dengan jumlah katalis 0,5-1,5%-b minyak nabati. Jumlah katalis
yang efektif untuk reaksi adalah 0,5%-b minyak nabati untuk natrium
metoksida dan 1%-b minyak nabati untuk natrium hidroksida.
5. Metanolisis Crude dan Refined Minyak Nabati
Perolehan metil ester akan lebih tinggi jika menggunakan minyak nabati
refined. Namun apabila produk metil ester akan digunakan sebagai bahan
bakar mesin diesel, cukup digunakan bahan baku berupa minyak yang telah
dihilangkan getahnya dan disaring.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 20


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

6. Pengaruh temperatur
Reaksi transesterifikasi dapat dilakukan pada temperatur 30-65oC (titik
didik methanol sekitar 65oC). Semakin tinggi temperatur, konversi yang
diperoleh akan semakin tinggi untuk waktu yang lebih singkat (Hikmah,
2010).

3. Bahan dan Peralatan Percobaan


3.1 Bahan
1. Minyak nabati 5. Aquadest (H2O)
2. Metanol (CH3OH) 6. Etanol (C2H5OH)
3. Katalis (KOH/NaOH) 7. Phenolphthalein
4. Natrium Hidroksida (NaOH)

3.2 Peralatan
1. Labu leher empat 8. Corong gelas
2. Magnetic stirrer 9. Beaker glass
3. Hot plate 10. Erlenmeyer
4. Selang dan pompa 11. Gelas ukur
5. Kondensor 12. Buret
6. Termometer 13. Piknometer
7. Corong pemisah 14. Viskometer Ostwald

4. Variabel dan Parameter Percobaan


4.1 Variabel Percobaan
1. Rasio mol (minyak:alkohol) 3. Waktu reaksi
2. Suhu reaksi 4. Jumlah katalis

4.2 Parameter Percobaan


1. Densitas metil ester
2. Viskositas metil ester
3. Viskositas kinematic metil ester
4. Yield metil ester

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 21


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

5. Prosedur Percobaan
5.1 Prosedur Transesterifikasi (ASTM 6751 (D-6640))
1. Minyak nabati dianalisa kadar asam lemak bebas dan densitasnya
2. Minyak nabati dengan berat tertentu dimasukkan ke dalam labu leher empat
dan dipanaskan dengan hot plate hingga mencapai suhu reaksi
3. Sementara minyak dipanaskan, katalis dengan jumlah tertentu dilarutkan ke
dalam metanol yang jumlahnya sudah tertentu. Larutan ini kemudian
dimasukkan ke dalam labu yang telah berisi minyak. Campuran
dihomogenkan dengan pengaduk magnetik
4. Setelah tercapai waktu reaksi yang tertentu, peralatan pemanas dimatikan
dan campuran reaksi dikeluarkan dari labu
5. Campuran reaksi dimasukkan ke dalam corong pisah dan dibiarkan hingga
terbentuk 2 lapisan. Lapisan bawah yang merupakan lapisan gliserol, air,
katalis sisa dan metanol dipisahkan dari lapisan atas
6. Ke dalam corong pisah yang berisi lapisan atas ditambahkan air panas dan
dikocok untuk mengekstrak pengotor yang masih terdapat dalam lapisan ini.
Kemudian lapisan bawah dibuang. Perlakuan/pencucian ini dilakukan
beberapa kali hingga air cucian berwarna bening
7. Lapisan atas yang merupakan metil ester dipanaskan dengan menggunakan
hotplate pada suhu 105oC agar methanol menguap
8. Kemudian metil ester yang dihasilkan ditimbang dan dianalisis densitas dan
viskositasnya.

Gambar 3. Rangkaian Alat Proses Transesterifikasi

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 22


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

5.2 Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas (SNI 04-7182-2015)


1. Minyak nabati sebanyak 20 gram dimasukkan dalam Erlenmeyer
2. Ditambahkan etanol 95% sebanyak 100 ml
3. Campuran dikocok kuat dan titrasi dengan NaOH 0,1 N dengan indikator
Phenolphthalein. Titik akhir tercapai jika warna larutan berwarna merah
rosa dan warna ini bertahan selama 10 detik.
(𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝐵𝑀)
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐹𝐹𝐴 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 10

Dimana:
N = normalitas larutan NaOH
V = volume larutan NaOH terpakai
BM = berat molekul FFA

5.3 Pengujian Densitas (SNI 04-7182-2015)


1. Piknometer kosong dikalibrasi dengan air untuk mengetahui volumenya
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 =
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑖𝑟
Densitas air diperoleh dari buku referensi pada suhu pengukuran.
2. Piknometer diisi dengan sampel percobaan dan ditimbang massanya
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

5.4 Pengujian Viskositas (SNI 04-7182-2015)


1. Viskosimeter dikalibrasi dengan air untuk menentukan konstanta
viskosimeter
2. Sampel sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam viskosimeter
3. Sampel dihisap dengan karet penghisap hingga melewati batas atas
viskosimeter
4. Sampel dibiarkan mengalir ke bawah
5. Waktu alir sampel dari batas atas hingga batas bawah dicatat
6. Pengukuran waktu alur dilakukan sebanyak 3 kali
7. Viskositas sampel dihitung dengan persamaan:

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 23


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑠. 𝑔 = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑖𝑟

viskositas sampel = k x s.g x t

6. Matriks Percobaan
Tabel 2. Hasil Analisa Kadar Asam Lemak Bebas Bahan Baku
Berat sampel Normalitas NaOH Volume NaOH Kadar FFA
Bahan Baku
(g) (N) terpakai (ml) (%)

Tabel 3. Hasil Analisa Densitas Metil Ester


Suhu Massa Densitas Densitas
Perbandingan % Waktu
Run Reaksi Minyak Minyak Metil Ester
Mol Katalis (menit)
(oC) (g) (g/ml) (g/ml)

Tabel 4. Hasil Analisa Viskositas Metil Ester


Suhu Massa Viskositas
Perbandingan % Waktu Viskositas
Run Reaksi Minyak Kinematik
Mol Katalis (menit) (g/cm.s)
(oC) (g) (mm2/s)

Tabel 5. Hasil Pengukuran Yield Metil Ester


Suhu Massa Massa
Perbandingan % Waktu
Run Reaksi Minyak Metil Yield (%)
Mol Katalis (menit)
(oC) (g) Ester (g)

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 24


2023/2024 LABORATORIUM PROSES INDUSTRI KIMIA

DAFTAR PUSTAKA
Akhirudin, (2006), Perguruan Tinggi Minati Biodiesel, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Jawa Barat.
Freedman, B., Pryde.E.H., Mounts. T.L., 1984, Variables Affecting the Yields of
Fatty Esters from Transesterfied Vegetable Oils.
Hikmah, Maharani Nurul Dan Zuliyana. 2010. Pembuatan Metil Ester (Biodiesel)
Dari Minyak Dedak Dan Metanol Dengan Proses Esterifikasi Dan
Transesterifikasi. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro, Semarang.
Hui, Y., H. 1996, Bailey’s Industrial Oil and Fat Product. Vol 1, 5ed, pp, 46-53,
John Wiley and Sons, New York.
Indarti, Eti. 2007. Efek Pemanasan terhadap Rendemen Lemak pada Proses
Pengepresan Biji Kakao. Vol. 6, No. 2, hal. 50-54, Jurnal Rekayasa Kimia
dan Lingkungan.
Knothe, G., Garpen, J.V. dan Krahl Jurgen. 2005. The Biodiesel Handbook,
Champaign AOCS Press, Illinois.
Zheng, S., Kates, M.; Dubé, M.A., Mclean, D.D. 2006.Acid-catalyzed production
of biodiesel from waste frying oil. Biomass Bioener., 30, 267–272.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 25


PENUNTUN PRAKTIKUM
ILMU TEKNIK KIMIA I

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A. 2023/2024
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2023/2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat
dan karunia-Nya, Penuntun Praktikum Ilmu Teknik Kimia I untuk Program S-1
dapat diselesaikan dengan baik. Tujuan pembuatan buku penuntun ini adalah sebagai
panduan dalam pelaksanaan Praktikum di Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Penuntun praktikum ini berisi tata cara praktikum dan teori singkat yang
bertujuan membantu praktikan untuk memahami percobaan yang akan dilakukan.
Dengan adanya buku penuntun ini diharapkan kegiatan praktikum dapat berjalan
dengan baik dan memenuhi Standard Operational Procedure (SOP) Laboratorium
Operasi Teknik Kimia yang telah ditetapkan oleh Departemen Teknik Kimia,
Universitas Sumatera Utara.
Kritik dan saran demi kesempurnaan penuntun ini sangat diharapkan dan
penyusun berharap penuntun praktikum ini dapat dipahami dengan mudah dan dapat
bermanfaat. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2024 Mengetahui,


Tim Penyusun Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia

Bode Haryanto, ST., MT., Ph.D


NIP. 197101301999031001

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara i


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2023/2024

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
ATURAN DAN PENGENALAN LABORATORIUM
OPERASI TEKNIK KIMIA ......................................................................................... 1
Ketentuan Umum – Kronologis Kegiatan ................................................. 1
Buku Catatan Praktikum & Laporan ......................................................... 2
Aturan Keselamatan ................................................................................... 3
MODUL 1
ALIRAN FLUIDA .................................................................................... 8
1.1 Tujuan Percobaan ................................................................................ 8
1.2 Landasan Teori .................................................................................... 8
1.3 Tata Kerja .......................................................................................... 11
1.4 Hasil Percobaan ................................................................................. 16
MODUL 2 SEDIMENTASI (SEDIMENTATION) .................................................... 18
2.1 Tujuan Percobaan .............................................................................. 18
2.2 Landasan Teori .................................................................................. 18
2.3 Tata Kerja .......................................................................................... 22
2.4 Hasil Percobaan ................................................................................. 22
MODUL 3 PERALATAN PENCAMPURAN FLUIDA
(FLUID MIXING APPARATUS) ............................................................. 23
3.1 Tujuan Percobaan .............................................................................. 23
3.2 Landasan Teori .................................................................................. 23
3.3 Tata Kerja .......................................................................................... 28
3.4 Hasil Percobaan ................................................................................. 30
MODUL 4 ALAT PENUKAR PANAS SELONGSONG DAN TABUNG (SHELL
AND TUBE HEAT EXCHANGER) ........................................................ 33
4.1 Tujuan Percobaan .............................................................................. 33
4.2 Landasan Teori .................................................................................. 33
4.3 Tata Kerja .......................................................................................... 38

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara ii


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2023/2024

4.4 Hasil Percobaan ................................................................................. 39


LEMBAR BUKTI RESPONSI DOSEN .................................................................... 41
LEMBAR BUKTI RESPONSI ASISTEN ................................................................. 42
LEMBAR PENUGASAN .......................................................................................... 43

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara iii


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2023/2024

ATURAN&PENGENALANLABORATORIUM
OPERASITEKNIKKIMIA
Laboratorium Operasi Teknik Kimia merupakan salah satu laboratorium yang
ada di Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara dan merupakan bagian dari
praktikum Mata Kuliah Ilmu Teknik Kimia I. Akurasi, Ketelitian data, dan
kedisiplinan praktikum adalah komitmen dan upaya dari setiap pengguna
laboratorium.
Kegiatan praktikum dilaksanakan setiap hari Kamis dan Sabtu dalam tiap
minggu sesuai jadwal praktikum yang telah ditentukan. Terdapat 8 orang asisten
laboratorium yang mengawas dan memastikan kegiatan praktikum di laboratorium
berjalan dengan baik.

Ketentuan Umum – Kronologis Kegiatan


Periode praktikum Mekanika Fluida dan Partikel: pagi dimulai tepat jam 07.30 s/d
11.30, dan sore dimulai jam 13.30 s/d 17.30. Laboratorium Operasi Teknik Kimia
berada di Gedung M, Lt. I.

Kronologis kegiatan:
➢ Sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, praktikan dipersilakan masuk
melalui pintu depan Laboratorium Operasi Teknik Kimia dengan tertib, tidak
boleh memakai sandal, tidak boleh memakai kaos oblong dan harus sudah
langsung memakai jas laboratorium, dan perlengkapan perlindungan pribadi
(masker dan sarung tangan) dan membawa kartu presensi.
➢ Tanda tangani daftar hadir yang telah disediakan.
➢ Setelah itu, segera ke tempat kerja masing-masing. Pada dasarnya, setiap
mahasiswa/praktikan akan bekerja sendiri-sendiri di bawah pengawasan asisten.
➢ Sebelum memulai praktikum, siapkan dan periksalah peralatan dan bahan yang
akan digunakan. Mintalah izin asisten pada saat menyiapkan peralatan dan bahan
yang akan digunakan. Pastikan praktikan mengisi lembar peminjaman alat dan
bahan. Jika sudah sesuai, mintalah persetujuan peminjaman alat dan bahan dari

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 1


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2023/2024

asisten.

➢ Kemudian, laksanakan praktikum dengan cermat dan disiplin.


➢ Aspek yang dinilai dari pelaksanaan percobaan antara lain adalah: kesiapan,
keterampilan, jawaban atas pertanyaan/diskusi yang diberikan oleh asisten,
kerapian dan pengaturan tempat kerja, kemampuan bekerja mandiri,
kebenaran/kejujuran dalam pencatatan data, ketaatan pada instruksi atau
peraturan, penguasaan materi praktikum dan kemampuan kerja. Hasil
pengamatan segera dicatat dalam lembar pengamatan. Data lain dapat ditanyakan
kepada asisten atau pemimpin praktikum.
➢ Setelah selesai bekerja, cucilah peralatan praktikum masing-masing dan akan
diperiksa oleh asisten Laboratorium.
➢ Asisten akan mencatat kekurangan atau pemecahan alat, disaksikan oleh praktikan,
diakhiri dengan membubuhkan tanda tangannya. Jangan meninggalkan
Laboratorium sebelum petugas/laboran membubuhkan tanda tangan pada
daftar inventaris alat Anda.
➢ Tanda tangani daftar hadir (selesai praktikum) sebelum meninggalkan
Laboratorium.
CATATAN: Untuk setiap percobaan, akan diminta dibuatkan LAPORAN
praktikum. Selain bekerja secara individu, praktikan juga dilatih bekerja secara
kelompok. Dalam keadaan seperti ini, tanggung jawab keberhasilan percobaan
ditanggung bersama. Demikian pula dengan peralatan yang digunakan bersama,
misalnya buret atau peralatan lainnya. Apabila ada kerusakan atau hilang harus
ditanggung bersama. SELAMAT BEKERJA !

Buku Catatan Praktikum (Jurnal Praktikum) & Laporan


➢ Setiap praktikan mempunyai buku penuntun praktikum sendiri. Simpanlah
buku penuntun di atas meja kerja tetapi cukup aman, jangan sampai tersiram zat
atau rusak.
➢ Buku penuntun praktikum, akan terdiri dari: tata tertib, aturan kerja dan
keselamatan, lembar-lembar persiapan (yang akan berisi lembar penugasan,
lembar responsi dan bukti responsi yang ditanda tangani oleh dosen dan asisten
ybs.), modul percobaan 1 s/d 3, dan lembar pengamatan modul 1 s/d 3.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 2


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2023/2024

➢ Setiap laporan percobaan akan terdiri dari: judul percobaan, pendahuluan (lembar-
lembar yang wajib terlampir), bahan dan peralatan, cara kerja dan pertanyaan-
pertanyaan tugas persiapan praktikum (jika ada).

Aturan Keselamatan
Aturan Umum
➢ Sebelum bekerja di laboratorium, persiapkan dengan betul-betul mengenai
peraturan di laboratorium dan menguasai materi praktikum dengan sebaik-
baiknya, mulai dari tujuan, konsep dasar, prosedur dan teknik-teknik pengerjaan
yang akan dilakukan.
➢ Jangan bekerja sendirian di laboratorium, harus disertai asisten atau instruktur
laboratorium, sesuai dengan jadwal yang diberikan.
➢ Di dalam ruangan laboratorium, tidak diperbolehkan: merokok, makan dan
minum. Diharuskan memakai baju yang rapi (bukan kaos oblong), memakai jas
laboratorium lengan panjang yang memenuhi syarat, memakai sepatu tertutup
(bukan sandal). Hal ini demi keselamatan dan kesehatan kerja anda sendiri.
➢ Selalu dipelihara kebersihan meja kerja dan sekitarnya. Buanglah sampah pada
tempatnya!
➢ Jika membuang zat cair pekat, dituangkan ke bak cuci sambil diguyur air yang
banyak. Hati-hati dengan Asam pekat, ada caranya sendiri.
➢ Zat padat dan logam-logam dibuang ke wadah yang tersedia (jangan dibuang ke
washbak).
➢ Larutan yang mengandung logam berat (seperti: Pb, Cd, Cu, Cr, Hg, Ag, As, Zn,
Ni) harus dibuang ke wadah/botol tersendiri yang sudah disediakan. Jangan
sekali-kali dibuang ke washbak!
➢ Apabila bekerja dengan gas-gas atau zat berasap/pekat, bekerjalah menggunakan
masker gas jangan sampai terhirup gas-gas beracun. Jangan sekali-kali
meninggalkan percobaan yang sedang berjalan, tunggu sampai prosesnya berhenti.
➢ Laboratorium Operasi Teknik Kimia adalah tempat yang khusus serius untuk
belajar dan bekerja. Dilarang ngobrol, bercanda atau main-main dengan teman, dan
keluar-masuk Laboratorium tanpa izin. Janganlah membuang-buang waktu.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 3


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2023/2024

➢ Bekerjalah yang tekun, percaya diri dan jangan ragu-ragu. Catatlah setiap
kejadian dan pengamatan percobaan dengan teliti dan cermat, sebab salah satu
kegiatan terpenting dalam praktikum adalah pengamatan dan pengumpulan data.
Jangan ragu untuk bertanya kepada asisten, dan jawablah setiap pertanyaan yang
diajukan asisten dengan sopan, singkat, dan jelas.
Menanggulangi kecelakaan/kebakaran
➢ Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diharapkan. Akan tetapi laboratorium
adalah tempat yang terdapat banyak bahayanya, baik bahaya keracunan maupun
kebakaran. Kalau terjadi kecelakaan atau kebakaran, yang pertama dan utama
harus dilakukan adalah: JANGAN PANIK!
➢ Apabila kulit anda terkena zat kimia, agar secepatnya dicuci dengan air kran dan
menggunakan sabun cuci. Jika yang kena adalah mata atau muka, semprot
langsung dengan air kran di atas bak cuci. Jangan sekali-kali digosok dengan
tangan, apa lagi sebelum cuci tangan. Secepatnya hubungi petugas/asisten untuk
minta pengobatan darurat.
➢ Apabila anggota badan yang terkena, apa lagi jumlahnya banyak, gunakan air kran
yang besar, segera lepas baju laboratorium atau penutup lain di bagian yangkena
zat. Segera lapor ke petugas untuk mendapat pengobatan selanjutnya.
➢ Bila terjadi kebakaran di atas meja kerja, misalnya larutan dalam gelas kimia,
pertama-tama jangan panik, jangan coba memadamkan sendiri apalagi
membanting gelas yang terbakar.
➢ Menjauhlah dari meja, segera laporkan ke petugas/asisten. Bila tidak ada yang
menolong, tutup gelas yang terbakar dengan lap basah atau keset basah, biarkan
mati sendiri atau disemprot dengan alat pemadam kebakaran yang ada.
➢ Bila tangan atau kulit terbakar (jumlah kecil), taruh air es di sekitar yang terbakar,
lalu obati dengan obat analgesik misalnya salep atau larutan rivanol. Mintalah pada
petugas/asisten.
Zat Kimia & Pereaksi
➢ Zat kimia dan pereaksi yang diperlukan untuk Praktikum Mekanika Fluida dan
Partikel ini pada umumnya sudah disediakan.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 4


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2023/2024

➢ Setiap praktikan WAJIB memelihara kebersihan meja zat ini, dan paling utama
adalah menjaga pereaksi-pereaksi jangan sampai rusak atau terkontaminasi
akibat kecerobohan pengambilan.
➢ Setiap botol zat dan pereaksi, ada labelnya yang jelas berisi nama, rumus kimia dan
konsentrasi atau identitas lain. Bacalah dengan teliti sebelum Anda
menggunakannya. Tidak diperbolehkan menukar tutup botol.
Peralatan Dasar Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Peralatan laboratorium sederhana yang biasa digunakan di Laboratorium Operasi
Teknik Kimia, umumnya terdiri dari peralatan gelas yang sering digunakan dan sangat
diperlukan sebagai sarana dan alat bantu untuk melakukan percobaan (sederhana).
Beberapa peralatan yang umum dipakai di laboratorium adalah:
➢ Gelas kimia (Beaker Glass), berbagai ukuran yang ditulis di bagian luar, ukuran
ini sesuai dengan kapasitas penampungannya. Digunakan untuk menampung
cairan atau larutan, juga memanaskannya, terbuat dari gelas bahan kuat pemanasan
misalnya Pyrex.
➢ Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask), seperti halnya gelas kimia, karena
berbentuk labu erlenmeyer ini bisa digunakan untuk mengaduk cairan melalui
pengocokan.
➢ Gelas ukur (Graduated Cylinder), untuk mengukur volume cairan yang terdapat
di dalamnya (berukuran), juga terdiri dari berbagai macam ukuran/kapasitas.
➢ Pipet (Pipette), untuk mengukur volume cairan yang kita ambil atau perlukan.
➢ Tabung reaksi (Test Tube), terbuat dari gelas, berbagai macam ukuran yang
menunjukkan kapasitasnya, digunakan untuk melakukan reaksi kimia dalam
jumlah sedikit.
➢ Corong (Funnel), terbuat dari gelas atau porselen, digunakan untuk menyaring
secara gravitasi, ada corong tangkai panjang dan pendek.
➢ Spatula, dengan berbagai ukuran, terbuat dari besi dan gelas, gunanya untuk
mengambil zat padat.
➢ Batang pengaduk, terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk larutan dalam
labu.
CATATAN: Anda harus tahu kegunaannya dan tepat cara menggunakannya!

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 5


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2023/2024

Peralatan Umum Laboratorium Kimia

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 6


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2023/2024

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 7


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

MODUL I
ALIRAN FLUIDA

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Memahami prinsip pengukuran aliran fluida.
2. Mengenal beberapa jenis alat ukur kecepatan alir fluida.
3. Melakukan pengukuran kecepatan aliran fluida menggunakan masing-masing alat
ukur kecepatan alir fluida.
4. Menghitung koefisien masing-masing alat ukur kecepatan alir fluida.

1.2 TEORI
A. Persamaan Kontinuitas
Dalam dinamika fluida, fluida adalah sedang bergerak. Umumnya, fluida
dipindahkan dari suatu tempat Dalam dinamika fluida, fluida adalah sedang bergerak.
Umumnya, fluida dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan
peralatan mekanik seperti pompa atau blower, head gravitasi, atau tekanan, dan mengalir
melalui sistem perpipaan dan/atau peralatan proses. Langkah pertama dalam
menyelesaikan masalah masalah aliran adalah menggunakan prinsip-prinsip kekekalan
massa pada seluruh sistem tersebut. Neraca massa atau bahan yang sederhana tanpa reaksi
kimia dapat ditulis sbb.:
masuk = keluar + akumulasi (1)
Pada aliran fluida, biasanya yang ditinjau adalah laju alir pada keadaan mantap,
sehingga laju akumulasi = 0, pers. (1) menjadi :
laju masuk = laju keluar (2)

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 8


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

Gambar 1.1 menunjukkan suatu sistem aliran sederhana di mana fluida masuk ke
bagian (section) 1 dengan kecepatan rata-rata u1 m/s dan densitas ρ1 kg/m3. Luas penampang
A1 m2 . Fluida meninggalkan bagian (section) 2 dengan kecepatan rata-rata u2 m/s. Neraca massa,
pers. (2) menjadi :
m = ρ1 A1 u1 = ρ2 A2 u2 = ρ A u (3)

dimana m = kg/detik. Seringkali ρu dinyatakan sebagai G = ρu = kecepatan massa atau


fluks massa kg/det.m2. Persamaan (3) disebut persamaaan kontinuitas.

B. Persamaan Neraca Energi


Energi E dalam suatu sistem dapat diklasifikasikan:
1. Energi potensial suatu satuan massa fluida zg yaitu energi yang dimiliki karena posisi
masa tersebut di dalam medan gravitasi g, dimana z adalah tinggi relatif terhadap
suatu bidang acuan.
2. Energi kinetik suatu satuan massa fluida u2/2 yaitu energi yang dimiliki karena
gerakan translasi atau rotasi masa tersebut, di mana u adalah kecepatan pada suatu
titik tertentu relatif terhadap batas sistem.
3. Energi dalam, yaitu semua energi yang lain seperti energi rotasi dan vibrasi di dalam
ikatan kimia.
Jadi energi total fluida per satuan massa:

E = U + u2/2 + zg

Massa yang ditambahkan atau dipindahkan dari sistem membawa energi dalam,
kinetik dan potensial. Selain itu, energi akan ditransfer ketika masa mengalir kedalam dan

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 9


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

keluar dari sistem. Kerja netto dilakukan oleh fluida ketika mengalir masuk ke dan keluar
dari sistem. Kerja tekanan volume per satuan massa fluida adalah PV. Suku PV dan U
digabungkan menjadi suatu besaran lain entalpi, H.
H = U +PV
Dengan demikian energi total yang dibawa oleh suatu satuan massa adalah:
(H = u2/2 + zg)
Neraca energi menyeluruh sistem aliran keadaan mantap seperti yang ditunjukkan dalam
gambar 1.2:
(4)

suku akumulasi dapat diabaikan karena aliran mantap. Harga α = ½ untuk aliran laminar
di dalam pipa, sedangkan untuk aliran turbulen, α = 1.

Gambar 1.2 Sistem aliran keadaan mantap untuk suatu fluida

C. Neraca Energi Mekanik


Neraca energi yang lebih bermanfaat terutama untuk cairan yang mengalir adalah
neraca energi total yang berhubungan dengan energi mekanik. Energi mekanik adalah
suatu bentuk energi yang dapat dikonversi langsung menjadi kerja.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 10


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

(5)

Persamaan (5) adalah neraca energi mekanik yang berlaku untuk cairan yang tak
termampatkan. Pada kasus khusus di mana tidak ada energi mekanik yang ditambahkan
(WS = 0) dan tidak ada friksi (ΣF = 0) maka pers. (5) menjadi persamaan Bernoulli, yaitu
pers. (6) yang berlaku untuk aliran turbulen:
(6)

D. Pengukuran Aliran Fluida


Mengukur dan mengendalikan jumlah bahan yang masuk ke dan keluar dari pabrik
kimia atau pabrik pemprosesan lain merupakan suatu hal yang penting. Kebanyakan bahan
berupa fluida yang dialirkan melalui pipa-pipa atau saluran-saluran ke peralatan pabrik.
Terdapat berbagai jenis peralatan yang digunakan untuk mengukur aliran fluida. Peralatan
yang paling sederhana adalah peralatan yang mengukur langsung volume fluida seperti
meter gas, meter air dan pompa anjakan positif. Alat ukur yang sering digunakan adalah
tabung pitot (pitot tube), venture meter dan orifis meter. Dalam percobaan ini digunakan
pipa venturi dan pipa orifis sebagai alat ukur kecepatan fluida. Kecepatan yang diukur
tabung pitot adalah kecepatan lokal pada suatu titik tertentu bukan kecepatan rata-rata
dalam pipa atau saluran. Hal ini ditunjukkan dalam percobaan B.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 11


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

I.3 TATA KERJA

Prosedur kerja percobaan ini :


I. Kalibrasi “Water-Meter”
1. Bak penampung diisi dengan air bersih sampai hampir penuh.
2. Alat ukur kecepatan aliran fluida dipasang pada tempatnya.
3. Dihubungkan listrik ke stop kontak, kemudian pompa dihidupkan.
4. Valve diatur pada kedudukan tertentu, kecepatan alir dicatat (volumetric rate) yang
terbaca pada water meter dan diukur dengan stopwatch (actual rate)
5. Diulangi langkah 4 untuk kedudukan valve yang lain, sehingga mewakili
pengukuran terkecil sampai yang terbesar.
6. Dibuat grafik/kurva kalibrasi dari water meter yang dipakai.

Qa = CW x QW
Qa = (V2-V1)/t
Keterangan:
Qa : Kecepatan aktual (m3/detik)
QW : Laju alir water meter (m3/detik)
CW : Koefisien koreksi untuk water meter (tak bersatuan)
V1 : Volume awal pengukuran (m3)
V2 : Volume akhir pengukuran (m3)
t : Waktu pengukuran (detik)

II. Pengukuran Kecepatan Aliran Fluida dengan Ventury Meter


1. Venturi meter dipasang pada tempatnya, kemudian dihubungkan pipa penghubung
manometer pada tempatnya.
2. Pompa dihubungkan arus listriknya, kemudian valve dibuka pada kedudukan
tertentu.
3. Dicatat beda ketinggian pada manometer.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 12


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

4. Dicatat laju volumetric pada water meter.


5. Diulangi langkah 2 untuk kedudukan valve lain.

CV 2(p1-p2)
V2 = x√
D2 ρ
√1-( )^4
D1

Keterangan:
Cv : Koefisien venturi (tidak bersatuan)
P1 : Tekanan di titik 1
P2 : Tekanan di titik 2
ρ : Densitas cairan (kg/m3 atau gram/cm3)

III. Pengukuran Kecepatan Aliran Fluida dengan Orifice Meter


1. Orifice meter dipasang pada tempatnya, kemudian pipa penghubung manometer
diukur pada tempatnya.
2. Pompa dihubungkan, kemudian valve dibuka pada kedudukan tertentu.
3. Dicatat beda ketinggian pada manometer.
4. Catat laju volumetric pada water meter.
5. Diulangi langkah 2 untuk kedudukan valve lain.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 13


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

IV. Rotameter
1. Rotameter dipasang pada tempatnya.
2. Pompa dihidupkan, kemudian valve dibuka pada kedudukan tertentu.
3. Dicatat laju alir volumetrik pada water meter.
4. Dicatat laju alir volumetric pada rotameter.
5. Diulangi langkah 2 untuk kedudukan valve lain.

Ada 2 jenis bendungan yang sering digunakan, yaitu bendungan segi empat dan segi tiga.

Persamaan yang berlaku untuk bendungan segi empat:

q = 0,415(L – 0,2ho)ho1,5√2g

Persamaan yang berlaku untuk bendungan segi tiga:


0,31 ho^2,5
q=
tan θ
√2g

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 14


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

Keterangan:
L : Panjang bendungan (m)
g : Percepatan gravitasi (m/detik2)
ho : Tinggi weir (m)

Gambar 1.3 Peralatan Aliran Fluida

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 15


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

I.4 HASIL PERCOBAAN


Pengukuran kecepatan dengan pitot tube\
y0 = 250 mm
y1 = y/2
Q z2 (mm) y (mm) V2 H2 h2 u2/2g

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 16


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

Pengukuran kecepatan dengan pitot tube


z2 = 100 mm
y =
Q V2 y1 (mm) H2 (mm) h2 (mm) u2/2g (mm)

Aplikasi persamaan kontonuitas


y0 =
z2 y H1 h1 u12/2g H2 h2 u22/2g
Q (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 17


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

MODUL 2
SEDIMENTASI
(SEDIMENTATION)

2.1 TUJUAN PERCOBAAN

1. Melaksanakan proses pemisahan secara mekanik.


2. Memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi sedimentasi.
3. Mengestimasi kecepatan settling partikel.

2.2 LANDASAN TEORI


Sedimentasi adalah pengendapan (settling) partikel-partikel dari suspensi.
Pada sedimentasi, partikel-partikel dipisahkan dari fluida akibat gaya gravitasi yang
bekerja pada partikel-partikel tersebut. Kebanyakan proses sedimentasi komersial
dilangsungkan secara kontinu. Suspensi diumpankan ke satu atau lebih tangki atau
kolom pengendapan. Ketika suspensi dilewatkan, padatan-padatan akan
mengendap.
Padatan ini kemudian dipisahkan berssama-sama dengan sejumlah fluida
sebagai aliran bawah yang kental (thickened underflow). Fluida sisa akan mengalir
secara overflow sama-sama dengan padatan yang tidak mengendap.

Tujuan proses sedimentasi adalah:


• Untuk memisahkan partikel-partikel dari alur fluida sehingga fluida tersebut
bebas dari kontaminan partikel.
• Untuk memulihkan partikel-partikel sebagai produk (seperti pemulihan fasa
terdispersi pada ekstraksi cair-cair).
• Untuk memisahkan partikel-partikel menjadi fraksi-fraksi dengan ukuran atau
densitas yang berbeda dengan cara menyuspensikan partikel-partikel tersebut ke
dalam suatu fluida.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 18


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

Aplikasi sedimentasi mencakup penyisihan padatan dari limbah cair,


pengendapan kristal-kristal dari larutan induk, pemisahan campuran cair-cair dari
suatu tahapan ekstraksi di dalam settler, pengendapan partikel-partikel pangan
padat dari pangan cair dan pengendapan campuran kental dari proses leaching
kacang kedelai. Partikel-partikel tersebut dapat berupa partikel-partikel padat atau
tetesan- tetesan cairan. Fluida yang dimaksud dapat berupa cairan atau gas yang
sedang bergerak atau dalam keadaan diam.
Jika pengendapan suatu partikel tidak dipengaruhi oleh dinding wadah dan
partikel-partikel lain maka proses ini disebut free settling. Proses ini dapat tercapai
jika diameter partikel terhadap diameter wadah < 1 : 200 atau konsentrasi partikel
< 0,2% volume di dalam campuran.
Jika partikel sangat banyak, mereka akan mengendap dengan laju yang lebih
lambat dan proses ini disebut hindered settling. Pemisahan lumpur encer atau
suspensi oleh gravity settling (pengendapan karena gravitasi) menjadi fluida jernih
dan lumpur pekat disebut sedimentasi.

Peralatan sedimentasi sangat bervariasi, tetapi pada umumnya terdiri dari:


1. Suatu tangki atau kolam sebagai tempat terjadinya sedimentasi.
2. Suatu sistem pengumpanan yang efektif.
3. Sistem overflow untuk mengumpulkan keluaran yang jernih.
4. Suatu (biasanya suatu mekanisme) untuk mengangkut padatan yang
mengendap ke tempat penampungan/pembuangan.

Gambar 2.1 menunjukkan beberapa peralatan untuk sedimentasi

Cairan Ringan
Umpan cair-
Udara dan udara
cair
debu

Cairan Berat

Settler untuk Dust-settling


dispersi cair-cair chamber

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 19


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

Slurry Fluida
keluar

Partikel Partikel Partikel


kasar halus

Gravity-settling classifier

Slurry masuk

air Aliran ke atas


air air dari air

Partikel Partikel Partikel


kasar menengah halus

Spitzkasten gravity settling chamber

Umpan masuk

Zona free settling


Zona transisi

rake

Continuous thickener

Gambae 2.1 Tangki-Tangki Pengendap Gravitasi

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 20


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

Mekanisme Sedimentasi
Gambar 2.2 menunjukkan hasil pengujian sedimentasi secara batch. Pada
gambar 2.2 (a). semua partikel mengendap secara bebas di zona suspensi B. Pada
mulanya partikel-partikel di zona B mengendap dengan laju yang seragam dan
muncul suatu zona jernih A di Gambar 2.2 (b). Ketinggian z menurun dengan laju
yang konstan. Zona D juga mulai muncul, zona ini mengandung partikel-partikel
yang telah mengendap di dasar silinder. Zona C adalah lapisan transisi yang
kandungan padatannya berada diantara zona B dan zona D. Setelah settling lebih
jauh zona B dan zona C menghilang seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.2 (c).
Kemudian muncul kompresi (pemadatan) I; saat ini disebut critical point. Selama
kompresi cairan keluar menuju keatas dari zona D dan ketebalan zona D berkurang.

Gambar 2.2 Hasil-hasil sedimentasi secara batch

Penentuan Kecepatan Settling


Pada gambar 2.3 tinggi antarmuka cairan jernih,
z diplot terhadap waktu t. Titik C adalah critical
point. Kecepatan settling adalah gradien dari
kurva z vs t. Kecepatan ini ditentukan dengan
menggambar suatu garis singgung pada kurva di
titik tertentu dengan gradien
-dz/dt = v1 (4)
pada titik ini ketinggian adalah z1.
Gambar 2.3 tinggi z vs t

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 21


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

Konsentrasi rata-rata suspensi, c1 jika tinggi suspensi z1 dapat dihitung dari:


c1z1 = c0z0 atau c1 = z0c0/z1 (5)
dengan c0 konsentrasi suspensi mula-mula, kg/m3 pada ketinggian z0 dan t = 0.
Perhitungan ini diulangi untuk t lain.

2.3 PROSEDUR KERJA


Prosedur kerja percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Ditimbang sejumlah tertentu bahan padat yang berwujud bubuk.
2. Bahan yang telah ditimbang disuspensikan kedalam gelas beaker yang
berisi 1 liter air dan diaduk hingga tercampur seragam.
3. Campuran dibiarkan tenang dan perhitungan waktu dimulai.
4. Pada interval waktu tertentu, dicatat tinggi antarmuka antara cairan jernih
dan suspensi keruh.
5. Pengambilan data dihentikan jika telah tercapai waktu percobaan yang
diinginkan atau tinggi antar muka telah konstan.
6. Percobaan diulangi untuk konsentrasi padatan atau jenis padatan yang
berbeda.

2.4 HASIL PERCOBAAN


Variasi Konsentrasi Padatan
Konsentrasi awal = Konsentrasi awal = Konsentrasi awal =
Waktu z Waktu z Waktu z

Variasi Jenis Padatan

co=
Sampel uji = Sampel uji = Sampel uji =
Waktu z Waktu z Waktu z

Plot grafik z versus t, kemudian hitung kecepatan settling partikel

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 22


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

MODUL 3
PERALATAN PENCAMPURAN FLUIDA
(FLUID MIXING APPARATUS)

3.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Mengamati berbagai pola aliran yang dapat diperoleh melalui
penggunaan impeller yang berbeda-beda dan dilengkapi dengan sekat
atau tanpa sekat.
2. Mengamati pengaruh jenis impeller dan sekat terhadap kecepatan
dispersi padatan di dalam cairan.
3. Mengamati pengaruh jenis impeller dan sekat terhadap keefektifan
pencampuran cairan yang tidak saling melarut.

3.2 LANDASAN TEORI


Dalam pabrik, banyak operasi bergantung kepada keefektifan agitasi dan
pencampuran fluida. Umumnya agitasi merujuk kepada pemaksaan terhadap suatu
fluida untuk mengalir dengan pola sirkulasi atau pola lain menggunakan peralatan
mekanik di dalam suatu bejana. Pencampuran didefinisikan sebagai bercampur
baurnya dua atau lebih bahan yang tidak sama untuk menghasilkan produk akhir
dengan tingkat keseragaman yang diinginkan baik secara fisik maupun kimia.
Tujuan agitasi fluida dapat diringkaskan sebagai berikut :

1. Mencampur dua fluida yang saling melarut seperti etil alkohol dan air.
2. Melarutkan padatan ke dalam cairan seperti garam dalam air.
3. Mendispersikan gas ke cairan sebagai gelembung-gelembung kecil
seperti oksigen dari udara ke suspensi mikroorganisme untuk fermentasi
atau untuk proses lumpur aktif di dalam pengolahan air limbah.
4. Mensuspensikan padatan-padatan halus.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 23


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

Peralatan Agitasi

Umumnya, cairan diaduk dalam satu bejana silinder yang dapat ditutup atau
terbuka ke udara. Tinggi cairan kira-kira sama dengan diameter tangki. Suatu
impeller dipasang pada poros (shaft) yang digerakkan oleh motor listrik. Gambar
3.1 menunjukkan suatu tangki/bejana berpengaduk mekanik.

(a) (b)

Gambar 3.1 Tangki Bersekat dan Agitator Propeller 3 Bilah dengan Pola Aliran
Aksial (a) Tampak Samping, (b) Tampak Dasar

Komponen-komponen tangki berpengaduk :

1. Bejana
• Tangki silinder yang dipasang tegak, biasanya diisi hingga setinggi
diameter tangki
• Diameter bejana bervariasi dari 0,1 m – 10 m
• Dasar tangki mungkin berbentuk datar, bulat atau kerucut tergantung
kepada kemudahan pengosongan
2. Sekat
• Sekat (baffles) sering dipasang pada dinding bejana untuk mencegah
pembentukan vorteks pada cairan yang encer ketika diaduk.
• Biasanya dipasang 4 sekat
• Sekat tidak diperlukan jika cairan yang diaduk bersifat kental
3. Impeller
Ada beberapa jenis Impeller yang umum digunakan, yang dapat dilihat pada
gambar 3.2 sebagai berikut:

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 24


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

Gambar 3.2 Beberapa Jenis Impeller

• Propeller, turbin, paddle, anchor, helical ribbon dan helical screw


biasanya dipasang di tengah-tengah poros vertikal di dalam tangki
silinder tegak
• Penggunaan jenis-jenis impeller tersebut tergantung pada viskositas
cairan sebagai berikut :
o Propeller < 2 kg/m.s
o Turbin < 50 kg/m.s Kecepatan rotasi tinggi

o Paddle < 1000kg/m.s

Pemilihan pengaduk/agitator

o Propeller Pencampuran viskositas rendah, disperse


gas ke dalam cairan berviskositas rendah,
o Turbin pengontakan cair-cair dan suspense
o Paddle padatan ke dalam cairan dengan
viskositas rendah
o Anchor
o Helical Ribbon Pencampuran viskositas tinggi
o Helical Screw

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 25


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

Pola Aliran

(a) (b)

Gambar 3.3 Pola Aliran yang Dihasilkan oleh Agitator jenis (a) Propeller dan (b)
Turbin di Dalam Tangki Bersekat

Pola aliran di dalam suatu tangki berpengaduk tergantung kepada sifat-sifat


fluida, geometri tangki, jenis dekat di dalam tangki dan agitator yang digunakan.
Gambar 3.3 menunjukkan pola aliran yang dibangkitkan oleh agitator propeller dan
turbin. Agitator propeller menghasilkan pola aksial sedangkan turbin menghasilkan
pola aliran radial.

Keperluan Daya

Dalam merancang tangki berpengaduk, keperluan daya merupakan suatu


faktor yang penting. Konsumsi daya dihubungkan dengan densitas fluida ρ,
viskositas fluida µ, kecepatan rotasi N dan diameter impeller oleh suatu plot
bilangan daya Np vs NRe. Bilangan daya :

P
Np =
𝜌. N3. (Da
)5

Dimana :

P = Daya, J/detik atau W


NRe = Bilangan Reynold

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 26


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

Gambar 3.4 adalah suatu korelasi untuk impeller yang sering digunakan untuk
cairan Newtonian yang terdapat dalam tangki silinder yang bersekat. Kurva-kurva
dalam gambar 3.4 dapat digunakan untuk impeller yang sama dalam tangki tanpa
sekat jika NRe ≤ 300. Jika NRe > 300, konsumsi daya untuk tangki tanpa sekat adalah
lebih kecil dari tangki bersekat.

Gambar 3.4 Bilangan Daya-vs-Bilangan Reynold

Keterangan :

Kurva 1 : Turbin datar 6 bilah dengan disk, (lihat gambar 3.2) Da/W = 5; 4 sekat,
Dt/J = 12
Kurva 2 : Turbin datar terbuka 6 bilah, Da/W = 8; 4 sekat, Dt/J = 12
Kurva 3 : Turbin terbuka 6 bilah miring 45o, Da/W = 8; 4 sekat, Dt/J = 12
Kurva 4 : Propeller (lihat gambar 3.2), pitch = 2Da; 4 sekat, Dt/J = 10
Kurva 5 : Propeller, pitch = Da; 4 sekat, Dt/J = 10

Scale Up

Pada industri proses, data percobaan sistem agitasi seringkali tersedia dalam
skala laboratorium atau skala pilot. Biasanya diinginkan untuk memperbesar hasil
yang diperoleh agar dapat merancang unit dengan skala penuh. Karena proses-
proses yang akan diperbesar (scale-up) sangat beragam, maka tidak ada metoda

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 27


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

tunggal yang dapat menangani semua masalah scale-up sehingga terdapat berbagai
pendekatan scale-up. Beberapa diantaranya :

1. Menyamakan kecepatan ujung untuk mendapatkan laju geser sama


N1Da1 = N2Da2
2. Menyamakan bilangan Reynolds untuk mendapatkan pola aliran dan
kualitas pencampuran yang sama
2
(𝐷𝑎1)2𝑁1𝜌1 (𝐷𝑎2) 𝑁2𝜌2
=
𝜇1 𝜇2
Untuk cairan yang sama, kecepatan pencampur besar :
(𝐷𝑎2)2𝑁2𝜌2
𝑁2 =
𝜇2
3. Menyamakan bilangan Froude untuk mendapatkan gelombang-
gelombang permukaan yang sama
𝑁2𝐷𝑎1 𝑁2𝐷𝑎2
1 2
=
𝑔 𝑔
4. Daya untuk pencampur besar
(𝐷𝑎2)3
𝑃2 = 𝑃1 ×
(𝐷𝑎1)3

Berikut merupakan sketch dari peralatan pencampuran fluida yang ditunjukan


pada gambar 3.5 sebagai berikut:

Gambar 3.5 Sketch Peralatan Pencampuran Fluida

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 28


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

Keterangan :

H = Tinggi cairan
Dt = Diameter tangki
Da = Diameter impeller
J = Lebar sekat
C = Jarak dasar agitator dari dasar tangki
W = Tinggi bilah agitator
L = Lebar bilah agitator

3.3 PROSEDUR KERJA


A. Pola Aliran
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Bejana diisi dengan air hingga ketinggian tertentu
2. Salah satu jenis impeller dipasang pada ujung poros
3. Ditambahkan sejumlah kecil pellet plastik
4. Kecepatan impeller dinaikkan sedikit hingga pelet plastik terlihat
mulai berputar-putar dalam air
5. Ditambahkan sedikit cairan zat warna untuk melihat pola lairan yang
terbentuk. Ketika kecepatan ditingkatkan, udara akan terseret dan
gelembung-gelembung menjadi terdispersi di dalam air
6. Percobaan diulangi dengan jenis impeller lain dan pemasangan sekat
di dalam bejana
7. Gerakkan zat warna dan pelet untuk tiap variasi diamati

B. Dispersi Padatan
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Bejana diisi dengan air hingga ketinggian tertentu
2. Ke dalam bejana dimasukkan 25 gr butiran padatan halus sesuai
penugasan
3. Impeller dipasang pada ujung poros. Jarak pusat impeller ke dasar
bejana 2 cm.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 29


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

4. Kecepatan impeller dinaikkan sedikit dan kemampuan pengangkatan,


kawasan mati dan gerakan partikel pasir diamati
5. Percobaan diulangi untuk variasi jarak impeller dari dasar bejana,
jenis impeller dan pemasangan sekat
6. Waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan seragam pada
berbagai variasi percobaan dicatat

Gambar 3.6 Susunan Peralatan Percobaan Pencampuran Fluida


(RW20 digital laboratory stirrer)

Keterangan :
1. Motor
2. Klem
3. Pengunci impeller
4. Impeller
5. Bejana/Beaker Glass
6. Statif

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 30


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

C. Pencampuran Cairan Yang Tidak Saling Melarut


Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Bejana diisi dengan air hingga setinggi 10 cm dan minyak setinggi 2
cm.
2. Impeller dipasang pada ujung poros. Jarak pusat impeller ke dasar
bejana 2 cm.
3. Kecepatan impeller dinaikkan sedikit. Diamati
4. Percobaan diulangi untuk variasi jarak impeller dari dasar bejana
5. Percobaan diulangi untuk jenis impeller yang lain dan pemasangan
sekat di dalam bejana
6. Waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan seragam pada
berbagai variasi percobaan dicatat

3.4 HASIL PERCOBAAN


A. Pola Aliran
Hasil percobaan berupa gambar pola aliran yang terbentuk untuk
berbagai variasi jenis impeller, ada atau tanpa sekat dalam bejana.
B. Dispersi Padatan
Kecepatan, Jarak Waktu
Jenis Sekat
N Impeller, C pencampuran
Impeller (ada/tanpa)
(rpm) (m) (menit)

Kesimpulan :
• Konfigurasi terbaik = (pada keadaan bagaimana)
• Kecepatan yang direkomendasi = (pada kecepatan berapa)

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 31


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

C. Pencampuran Cairan Yang Tidak Saling Melarut


Kecepatan, Jarak Waktu
Jenis Sekat
N Impeller, C pencampuran
Impeller (ada/tanpa)
(rpm) (m) (menit)

Kesimpulan :
• Konfigurasi terbaik = (pada keadaan bagaimana)
• Kecepatan yang direkomendasi = (pada kecepatan berapa)

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 32


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

MODUL IV
ALAT PENUKAR PANAS SELONGSONG DAN TABUNG
(SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER)

4.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Melaksanakan percobaan pertukaran panas dengan mengoperasikan alat penukar
panas secara searah dan berlawanan arah.
2. Melaksanakan percobaan pertukaran panas dengan memvariasikan suhu aliran.
3. Melaksanakan percobaan pertukaran panas dengan memvariasikan laju aliran.

4.2 TEORI
Dalam industri proses perpindahan panas memlalui dua fluida umumnya
dilakukan di dalam alat penukar panas (APP). Jenis APP yang paling umum adalah
yang kedua fluidanya tidak mengalami kontak langsung tetapi dipisahkan oleh dinding
pipa atau permukaan datar atau permukaan yang melengkung. Perpindahan panas dari
fluida panas ke dinding atau permukaan pipa adalah secara konveksi, melalui dinding
pipa atau plat secara konduksi dan kemudian secara konveksi ke fluida dingin.
Dilihat dari fungsinya, sebutan untuk alat perpindahan panas berbeda-beda:
• Exchanger, APP yang memanfaatkan kembali panas diantara fluida proses. Steam
dan air tidak termasuk fluida proses tetapi sebgai utilitas
• Heater, APP yang digunakan untuk memanaskan fluida proses. Steam biasanya
digunakan sebagai media panas.
• Cooler, APP yang digunakan untuk mendinginkan fluida proses, biasanya
digunakan air.
• Condensor, cooler yang bertugas untuk mengambil panas laten uap bukan panas
sensibel atau merubah fasa fluida proses.
• Desuperheater, condensor yang berfungsi untuk menghilangkan panas sensibel
uap lewat panas.
• Condensor sucooler, APP yang digunakan untuk mengembunkan uap jenuh
sekaligus menurunkan suhu cairan hingga dibawah suhu jenunhnya.
• Reboiler, APP yang digunakan untuk menyediakan panas berupa panas laten yang
diperlukan fluida proses.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 33


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

• Evaporator, APP yang digunakan untuk memakatkan larutan dengan cara


menguapkan kandungan air umpan.
• Vaporizer, sama dengan evaporator tetapi yang diuapkan adalah fluida selain air.

Gambar 4.1 Aliran di dalam alat penukar panas

Alat penukar panas yang paling sederhana adakah alat penukar panas seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 4.1. Satu fluida mengalir di dalam pipa dan fluida lainnya
mengalir di dalam ruang diantara pipa luar dan pipa dalam. Arah aliran fluida pada
penukar panas pipa ganda dapat divariasikan sbb :
1. Aliran searah/paralel (cocurrent)
2. Aliran berlawanan arah (countercurrent

Gambar 4.2 Profil suhu dalam APP untuk (a) aliran searah dan (b) aliran berlawanan
arah.
Gambar 4.2 (a) dan (b) menunjukkan profil suhu dalam APP untuk aliran searah dan
berlawanan arah. Notasi tH dan tC masing-masing adalah suhu fluida panas dan suhu
fluida dingin.
Alat penukar panas jenis pipa ganda digunakan terutama untuk laju alir fluida yang
kecil dengan luas permukaan perpindahan panas sekitar 100 – 200 ft2. APP pipa ganda

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 34


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

merupakan salah satu contoh APP jenis selongsong dan tabung (shell and tube). Selain
shell and tube, terdapat APP:
• Jenis plat rata (flat-plate), APP jenis ini efentif untuk fluida yang kental dengan
viskositas hingga 300 Poise. Temperatur operasi maksimum sekitar 150oC dan
tekanan di bawah 20 atm dengan luas permukaan perpindahan panas 500 m2
(5400 ft2).
• Aliran silang (crossflow), APP ini biasanya digunakan untuk mendinginkan atau
memanaskan gas seperti udara.

Penentuan Efesiensi APP


Dalam APP, besaran-besarab energi mekanik, energi potensial dan energi
kinetik kecil sekali dan dapat diabaikan. Fluida panas dengan suhu tHi akan
melepaskan panas sehingga suhunya turun menjadi tHo. Energi yang dilepaskan bentuk
panas sebesar :
WE = QH  H CpH (tHi – tHo) (1)
Panas yang dilepaskan ini akan diserap oleh fluida dingin, sehingga suhunya
naik dari tCi menjadi tCo. Besarnya energi yang diserap :
WC = QC  C CpC (tCo – tCi) (2)

Dengan QH, QC = laju alir volumnetrik fluida panas, fluida dingin, cc/detik,  H  C =

densitas fluida panas, fluida dingin, gr/cc dan CpH, CpC = kapasitas panas fluida panas,
fluida dingin, J/gr.oC
Berdasarkan hukum kekekalan energi, maka banyak energi yang diserap akan sama
dengan banyaknya energi yang dilepaskan. Tetapi kenyataannya, terdapat sebagian
energi yang hilang, yaitu sebesar :
Wloss = WE - WA (3)

Efesiensi APP berdasarkan energi yang dilepas dan diserap:


WA
=  100 (4)
WE
Efesiensi APP juga dapat dihitung berdasarkan suhu fluida :
1. Medium dingin

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 35


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

t Co − t Ci
C =  100
t Hi −t Ci (5)

2. Medium panas
t Hi − t Ho
H =  100 (6)
t Hi −t Ci
3. Efesiensi suhu rata-rata :
C +  H (7)
 mean =  100
2

Beda Suhu Rata-Rata Logaritmik


Persamaan umum untuk perpindahan panas melalui suatu permukaan:
Q = U A ( T ) (8)
Dengan U= koefisien perpindahan panas menyeluruh (W/m2.oC), A= luas
permukaan perpindahan panas (m2), T = beda suhu (oC), dan q = laju perpindahan
panas (W), digunakan hanya jika penurunan suhu ( T ) adalah konstan diseluruh
bagian permukaan pemanasan. Oleh karena itu, pers (8) hanya berlaku pada suatu titik
tertentu di dalam alat ketika fluida didiginkan atau dipanaskan. Namun, ketka fluida
mengalir sepanjang APP, fluida menjadi panas/dingin sehingga T berubah-ubah
terhadap posisi. Denan demikian diperlukan Tm yang dapat digunakan untuk

keseluruhan APP, pers (8) menjadi :


Q = U A ( T m) (9)
Dimana T m = beda suhu rata-rata logaritmatik (LMTD) yang didefinisikan sbb :
t1 − t 2
Tm = (10)
t1
ln
t 2
Besaran t1 dan t 2 dapat dilihat oada gambar 4.2. LMTD tidak boleh digunakan
jika: U berubah cukup besar dan pola perubahnnya tidak beraturan serta ada panas
yang dibangkitkan pada salah satu sisi permukaan perpindahan panas.
Dalam percobaan ini, koefisien perpindahan panas menyeluruh, U dapat dihitung
dengan persamaan berikut :
daya yang diserap (11)
U=
Tm  A

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 36


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

4.3 TATA KERJA


Deskripsi Alat

Gambar 4.3 Tampak depan APP shell and tube

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 37


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

Gambar 4.4 Tampak belakang APP shell and tube


Tata Kerja
Prosedur kerja percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Air ditampung dalam bak penampung air dan pemanas dihidupkan.
2. Arah aliran diatur apakah aliran searah atau berlawanan arah dengan mengatur
posisi selang.
3. Diatur laju alir dan pompa dihidupkan.
4. Air pendingin dari kran dialirkan melalui pipa air dingin masuk.
5. Setelah keadaan mantap tercapai, suhu yang tertera pada display dan laju alir
fluida panas dan dingin dicatat.
6. Percobaan diulangi dengan memvariasikan laju air dan suhu air.

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 38


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

4.4 HASIL PERCOBAAN


Variasi suhu air panas/dingin
QH= cc/min
QC= cc/min
tHi tHm tHo tCi tCm tCo
(oC) (oC) (oC) (oC) (oC) (oC)

WE WA Wloss  Tm U C H  mean


(W) (W) (W) (%) (oC) (W/m2.oC) (%) (%) (%)

Variasi laju alir air panas


QC= cc/min
QH tHi tHm tHo tCi tCm tCo
(cc/min) (oC) (oC) (oC) (oC) (oC) (oC)

QH WE WA Wloss  Tm U C H  mean


(cc/min) (W) (W) (W) (%) (oC) (W/m2.oC) (%) (%) (%)

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 39


Laboratorium Operasi Teknik Kimia
` 2023/2024

Variasi laju alir air dingin


QC= cc/min
QC tHi tHm tHo tCi tCm tCo
(cc/min) (oC) (oC) (oC) (oC) (oC) (oC)

QC WE WA Wloss  Tm U C H  mean


(cc/min) (W) (W) (W) (%) (oC) (W/m2.oC) (%) (%) (%)

Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara 40


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

No. Dokumen : FM-GKM-FT-TK- 024-01


Edisi : 01
LEMBAR BUKTI RESPONSI Revisi : 01
Berlaku Efektif : 12 Desember 2007
Halaman : 1/1

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

MODUL PRAKTIKUM : ...........................................................


KELOMPOK : ...........................................................
NAMA/NIM : ...........................................................
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ...........................................................

Medan, ............................................ 2024


Dosen Pembimbing

(.......................................................................... )

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

No. Dokumen : FM-GKM-FT-TK- 024-01


Edisi : 01
LEMBAR BUKTI RESPONSI Revisi : 01
Berlaku Efektif : 12 Desember 2007
Halaman : 1/1

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

MODUL PRAKTIKUM : ...........................................................


KELOMPOK : ...........................................................
NAMA/NIM : ...........................................................
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ...........................................................

Medan,.................................. 2024
Asisten

( ......................................................... )

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

No. Dokumen : FM-GKM-FT-TK- 024-03


Edisi : 01
LEMBAR PENUGASAN Revisi : 01
Berlaku Efektif : 12 Desember 2007
Halaman : 1/1

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

MODUL PRAKTIKUM :
................................................................
KELOMPOK :
................................................................
NAMA/NIM :
1. ...........................................................
2. ...........................................................
3. ...........................................................
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ................................................................

Medan, ......................................2024
Asisten

( ..................................................... )

Dokumen ini milik Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara


Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan
pemilik dokumen ini.
PENUNTUN PRAKTIKUM
MATA KULIAH :
PRAKTIKUM ILMU TEKNIK KIMIA I

LABORATORIUM BIOPROSES
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A. 2023/2024
Laboratorium Bioproses

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan
karunia-Nya, buku penuntun praktikum Ilmu Teknik Kimia I ini untuk Program S-1
dapat diselesaikan dengan baik. Buku Penuntun Praktikum ini dibuat sebagai panduan
untuk melaksanakan Praktikum Ilmu Teknik Kimia I di Laboratorium Bioproses,
sehingga mahasiswa dapat melaksanakan praktikum dengan baik.
Penuntun ini memuat prosedur kerja dilaboratorium serta bahan dan alat yang
dibutuhkan. Selain berisi panduan praktikum, penuntun praktikum ini juga dilengkapi
dengan teori singkat yang bertujuan membantu mahasiswa untuk memahami percobaan
yang akan dilakukan. Namun, kepada mahasiswa yang akan melaksanakan praktikum
disarankan untuk lebih mendalami teori percobaan dari buku-buku teks yang berkenaan
dengan percobaan.
Penyusun menyadari apa yang ada dalam penuntun ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk membantu
dalam penyempurnaan penuntun ini. Harapannya semoga penuntun ini bermanfaat bagi
praktikan Laboratorium Bioproses dan yang membacanya.

Medan, 14 Januari 2024


Laboratorium Bioproses

Penyusun

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara i
Laboratorium Bioproses

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
ATURAN & PENGENALAN LABORATORIUM BIOPROSES ...................................................... iii
MODUL I FERMENTASI ALKOHOL.................................................................. 1
TUJUAN PERCOBAAN ...................................................................... 1
TEORI .............................................................................................. 1
BAHAN PERCOBAAN ....................................................................... 3
PROSEDUR PERCOBAAN ................................................................. 4
ANALISA SAMPEL............................................................................. 6
MODUL II FERMENTASI TEMPE ........................................................................ 7
TUJUAN PERCOBAAN ..................................................................... 7
TEORI .............................................................................................. 7
METODOLOGI PERCOBAAN .......................................................... 8
PROSEDUR PERCOBAAN ................................................................ 9
ANALISA PRODUK TEMPE .............................................................. 9
MODUL III FERMENTASI VCO ............................................................................ 11
TUJUAN PERCOBAAN ...................................................................... 11
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 11
METODOLOGI PERCOBAAN ........................................................... 13
PROSEDUR PERCOBAAN ................................................................. 13
ANALISA SAMPEL............................................................................. 14

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara ii
Laboratorium Bioproses

ATURAN & PENGENALAN


LABORATORIUM BIOPROSES
Laboratorium Bioproses merupakan salah satu laboratorium yang ada di Teknik
Kimia, Universitas Sumatera Utara dan merupakan bagian dari praktikum Mata Kuliah
Praktikum Ilmu Teknik Kimia I. Akurasi, Ketelitian data, dan kedisiplinan praktikum
adalah komitmen dan upaya dari setiap pengguna laboratorium.

Kegiatan praktikum dilaksanakan setiap hari Senin dan Sabtu dalam tiap minggu
sesuai jadwal praktikum yang telah ditentukan. Terdapat 6 orang asisten laboratorium
yang mengawas dan memastikan kegiatan praktikum di laboratorium berjalan dengan
baik.

KETENTUAN UMUM – KRONOLOGIS KEGIATAN


Periode Praktikum Ilmu Teknik Kimia I Laboratorium Bioproses: pagi dimulai tepat jam
07.30 s/d 11.30, dan sore dimulai jam 13.30 s/d 17.30. Laboratorium Bioproses berada di
Gedung M, Lt. III.

KRONOLOGIS KEGIATAN:
➢ Sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, praktikan dipersilakan masuk
melalui pintu depan Laboratorium Bioproses dengan tertib, tidak boleh memakai
sandal, tidak boleh memakai kaos oblong dan harus sudah langsung memakai
jas laboratorium, dan perlengkapan perlindungan pribadi (masker dan
sarung tangan)
➢ Menunjukan Kartu Absensi Praktikum dan Kartu Pengenal
➢ Setelah itu, segera ke tempat kerja masing-masing. Pada dasarnya, setiap
mahasiswa/praktikan akan bekerja sendiri-sendiri di bawah pengawasan asisten.
➢ Sebelum memulai praktikum, siapkan dan periksalah peralatan dan bahan yang
akan digunakan. Mintalah izin asisten pada saat menyiapkan peralatan dan bahan
yang akan digunakan. Pastikan praktikan mengisi lembar peminjaman alat dan
bahan. Jika sudah sesuai, mintalah persetujuan peminjaman alat dan bahan dari
asisten. Kemudian, laksanakan praktikum dengan cermat dan disiplin.

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara iii
Laboratorium Bioproses

➢ Aspek yang dinilai dari pelaksanaan percobaan antara lain adalah: kesiapan,
keterampilan, jawaban atas pertanyaan/diskusi yang diberikan oleh asisten,
kerapian dan pengaturan tempat kerja, kemampuan bekerja mandiri,
kebenaran/kejujuran dalam pencatatan data, ketaatan pada instruksi atau
peraturan, penguasaan materi praktikum dan kemampuan kerja. Hasil
pengamatan segera dicatat dalam lembar pengamatan. Data lain dapat ditanyakan
kepada asisten atau pemimpin praktikum.
➢ Setelah selesai bekerja, cucilah peralatan praktikum masing-masing dan akan
diperiksa oleh asisten Laboratorium.
➢ Asisten akan mencatat kekurangan atau pemecahan alat, disaksikan oleh praktikan,
diakhiri dengan membubuhkan tanda tangannya. Jangan meninggalkan
Laboratorium sebelum petugas/laboran membubuhkan tanda tangan pada
daftar inventaris alat Anda.
➢ Melakukan proses scanning kehadiran dengan bantuan asisten laboratorium
(selesai praktikum) sebelum meninggalkan Laboratorium.
CATATAN: Untuk setiap percobaan, akan diminta dibuatkan LAPORAN praktikum.
Selain bekerja secara individu, praktikan juga dilatih bekerja secara kelompok. Dalam
keadaan seperti ini, tanggung jawab keberhasilan percobaan ditanggung bersama.
Demikian pula dengan peralatan yang digunakan bersama, misalnya buret atau peralatan
lainnya. Apabila ada kerusakan atau hilang harus ditanggung bersama. SELAMAT
BEKERJA!

BUKU CATATAN PRAKTIKUM (JURNAL PRAKTIKUM) &


LAPORAN
➢ Setiap praktikan mempunyai buku penuntun praktikum sendiri.Simpanlah
buku penuntun di atas meja kerja tetapi cukup aman, jangan sampai tersiram zat
atau rusak.
➢ Buku penuntun praktikum, akan terdiri dari: tata tertib, aturan kerja dan
keselamatan, lembar-lembar persiapan (yang akan berisi lembar penugasan,
lembar responsi dan bukti responsi yang ditanda tangani oleh dosen dan asisten ybs.),
modul percobaan 1 s/d 3. Setiap laporan percobaan akan terdiri dari: judul percobaan,
pendahuluan (lembar-lembar yang wajib terlampir), bahan dan peralatan, cara kerja dan
pertanyaan-pertanyaan tugas persiapan praktikum (jika ada).

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara iv
Laboratorium Bioproses

ATURAN KESELAMATAN ATURAN UMUM


➢ Sebelum bekerja di laboratorium, persiapkan dengan betul-betul mengenai
peraturan di laboratorium dan menguasai materi praktikum dengan sebaik-
baiknya, mulai dari tujuan, konsep dasar, prosedur dan teknik-teknik pengerjaan
yang akan dilakukan.
➢ Jangan bekerja sendirian di laboratorium, harus disertai asisten atau instruktur
laboratorium, sesuai dengan jadwal yang diberikan.
➢ Di dalam ruangan laboratorium, tidak diperbolehkan: merokok, makan dan
minum. Diharuskan memakai baju yang rapi (bukan kaos oblong), memakai jas
laboratorium lengan panjang yang memenuhi syarat, memakai sepatu tertutup
(bukan sandal). Hal ini demi keselamatan dan kesehatan kerja andasendiri.
➢ Selalu dipelihara kebersihan meja kerja dan sekitarnya. Buanglah sampah pada
tempatnya!
➢ Jika membuang zat cair pekat, dituangkan ke bak cuci sambil diguyur air yang
banyak. Hati-hati dengan Asam pekat, ada caranya sendiri.
➢ Zat padat dan logam-logam dibuang ke wadah yang tersedia (jangan dibuang ke
washbak).
➢ Larutan yang mengandung logam berat (seperti: Pb, Cd, Cu, Cr, Hg, Ag, As,Zn,
Ni) harus dibuang ke wadah/botol tersendiri yang sudah disediakan. Jangan
sekali-kali dibuang ke washbak!
➢ Apabila bekerja dengan gas-gas atau zat berasap/pekat, bekerjalah menggunakan
masker gas jangan sampai terhirup gas-gas beracun. Jangan sekali-kali
meninggalkan percobaan yang sedang berjalan, tunggu sampai prosesnya berhenti.
➢ Laboratorium Bioproses adalah tempat yang khusus serius untuk belajar dan
bekerja. Dilarang ngobrol, bercanda atau main-main dengan teman, dan keluar-masuk
Laboratorium tanpa izin. Janganlah membuang- buang waktu percuma.
➢ Bekerjalah yang tekun, percaya diri dan jangan ragu-ragu. Catatlah setiap
kejadian dan pengamatan percobaan dengan teliti dan cermat, sebab salah satu
kegiatan terpenting dalam praktikum adalah pengamatan dan pengumpulan data.
Jangan ragu untuk bertanya kepada asisten, dan jawablahsetiap pertanyaan yang
diajukan asisten dengan sopan, singkat, dan jelas.

MENANGGULANGI KECELAKAAN/KEBAKARAN
➢ Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diharapkan. Akan tetapi laboratorium

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara v
Laboratorium Bioproses

adalah tempat yang terdapat banyak bahayanya, baik bahaya keracunanmaupun


kebakaran. Kalau terjadi kecelakaan atau kebakaran, yang pertama dan utama
harus dilakukan adalah: JANGAN PANIK!
➢ Apabila kulit anda terkena zat kimia, agar secepatnya dicuci dengan air kran dan
menggunakan sabun cuci. Jika yang kena adalah mata atau muka, semprot langsung
dengan air kran di atas bak cuci. Jangan sekali-kali digosok dengan tangan, apa
lagi sebelum cuci tangan. Secepatnya hubungi petugas/asisten untuk minta
pengobatan darurat.
➢ Apabila anggota badan yang terkena, apa lagi jumlahnya banyak, gunakan air kran
yang besar, segera lepas baju laboratorium atau penutup lain di bagian yang kena
zat. Segera lapor ke petugas untuk mendapat pengobatan selanjutnya.
➢ Bila terjadi kebakaran di atas meja kerja, misalnya larutan dalam gelas kimia,
pertama-tama jangan panik, jangan coba memadamkan sendiri apalagi
membanting gelas yang terbakar.
➢ Menjauhlah dari meja, segera laporkan ke petugas/asisten. Bila tidak ada yang
menolong, tutup gelas yang terbakar dengan lap basah atau keset basah, biarkan
mati sendiri atau disemprot dengan alat pemadam kebakaran yang ada.
➢ Bila tangan atau kulit terbakar (jumlah kecil), taruh air es di sekitar yang terbakar,
lalu obati dengan obat analgesik misalnya salep atau larutan rivanol.Mintalah pada
petugas/asisten.

ZAT KIMIA & PEREAKSI


➢ Zat kimia dan pereaksi yang diperlukan untuk Praktikum Ilmu Teknik Kimia I
Laboratorium Biproses ini pada umumnya sudah disediakan.
➢ Setiap praktikan WAJIB memelihara kebersihan meja zat ini, dan paling utama
adalah menjaga pereaksi-pereaksi jangan sampai rusak atau terkontaminasi
akibat kecerobohan pengambilan.
➢ Setiap botol zat dan pereaksi, ada labelnya yang jelas berisi nama, rumus kimia
dan konsentrasi atau identitas lain. Bacalah dengan teliti sebelum Anda
menggunakannya. Tidak diperbolehkan menukar tutup botol.

PERALATAN DASAR LABORATORIUM BIOPROSES


Peralatan laboratorium sederhana yang biasa digunakan di Laboratorium Bioproses,

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara vi
Laboratorium Bioproses

umumnya terdiri dari peralatan gelas yang sering digunakan dan sangat diperlukan
sebagai sarana dan alat bantu untuk melakukan percobaan (sederhana). Beberapa
peralatan yang umum dipakai di laboratorium adalah:
➢ Gelas kimia (Beaker Glass), berbagai ukuran yang ditulis di bagian luar, ukuran
ini sesuai dengan kapasitas penampungannya. Digunakan untuk menampung
cairan atau larutan, juga memanaskannya, terbuat dari gelas bahan kuat pemanasan
misalnya Pyrex.
➢ Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask), seperti halnya gelas kimia, karena
berbentuk labu erlenmeyer ini bisa digunakan untuk mengaduk cairan melalui
pengocokan.
➢ Gelas ukur (Graduated Cylinder), untuk mengukur volume cairan yang terdapat
di dalamnya (berukuran), juga terdiri dari berbagai macam ukuran/kapasitas.
➢ Pipet (Pipette), untuk mengukur volume cairan yang kita ambil atauperlukan.
➢ Tabung reaksi (Test Tube), terbuat dari gelas, berbagai macam ukuran yang
menunjukkan kapasitasnya, digunakan untuk melakukan reaksi kimia dalam
jumlah sedikit.
➢ Corong (Funnel), terbuat dari gelas atau porselen, digunakan untuk menyaring
secara gravitasi, ada corong tangkai panjang dan pendek.
➢ Spatula, dengan berbagai ukuran, terbuat dari besi dan gelas, gunanya untuk
mengambil zat padat.
➢ Batang pengaduk, terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk larutandalam
labu.
CATATAN: Anda harus tahu kegunaannya dan tepat cara menggunakannya!

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara vii
Laboratorium Bioproses

Peralatan Umum Laboratorium Kimia

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara viii
Laboratorium Bioproses

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Tanggal : 11 September 2023


Revisi : 02
LEMBAR BUKTI RESPONSI Halaman : 1/1

LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI ALKOHOL
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….

Medan, 2024
Dosen Pembimbing

(……….…………………)
Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Tanggal : 11 September 2023


Revisi : 02
LEMBAR BUKTI RESPONSI Halaman : 1/1

LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI ALKOHOL
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….

Medan, 2024
Asisten

(……….…………………)
Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-


FAKULTAS TEKNIK USU

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Tanggal : 11 September 2023


Revisi : 02
LEMBAR PENUGASAN Halaman : 1/1

LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI ALKOHOL
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
……………………………………………………….
……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….

Medan, 2024
Asisten
(……….…………………)
Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.
Laboratorium Bioproses

MODUL I
FERMENTASI ALKOHOL

TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengetahui tujuan dilakukannya sterilisasi.
2. Mengetahui cara melakukan proses fermentasi alkohol.
3. Mengetahui pengaruh konsentrasi nutrisi terhadap fermentasi.

TEORI
Fermentasi
Fermentasi merupakan ilmu yang dianggap sangat tua karena semenjak
zaman dahulu telah banyak dilakukan pembuatanmakanan dan minuman yang
merupakan hasil fermentasi. Dalam beberapa industri fermentasi pelaksanaan
prosesnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang meliputi mikrobia, bahan dasar,
sifat-sifat proses dan faktor sosial ekonomi. Proses fermentasi mempunyai enam
komponen dasar, yaitu:
1. Susunan medium yang digunakan selama pengembangan inokulum
dan di dalam fermentor.
2. Sterilisasi medium, fermentor, dan peralatan yang lain.
3. Aktivitas produksi, pemanfaatan kultur murni, jumlah
inokulum untuk produksi.
4. Pertumbuhan mikrobia dalam fermentor produksi pada kondisi
optimum untuk pembentukan hasil.
5. Ekstraksi produk dan pemurnian.
6. Penanganan limbah yang dihasilkan selama proses.

Fermentasi Alkohol
Fermentasi alkohol adalah proses penguraian karbohidrat menjadi etanol
dan CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas suatu jenis mikroba yang disebut khamir
dan keadaan anaerob Perubahan ini dapat terjadi jika mikroba terseut bersentuhan
dengan makanan yang sesuai bagi pertumbuhannya. Pada proses fermentasi
biasanya tidak menimbulkan bau busuk dan biasanya menghasilkan gas
karbondioksida. Secara ringkas seluruh rangkaian reaksi yang terjadi adalah
hidrolisis pati atau polisakarida menjadi maltose (disakarida) kemudian hidrolisis

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara 1
Laboratorium Bioproses

menjadi glukosa dan selanjutnya diubah menjadi alkohol dan gas karbondioksida
oleh Saccharomyyces cereviceae untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras

Proses Fermentasi Alkohol


1. Pre-treatment (Perlakuan Awal)
Proses fermentasi harus dilakukan secara optimal. Selain memilih bahan
dasar yang baik. Ragi yang digunakan pun harus bermutu tinggi, karena ragi
merupakan bahan utama. Kesterilan ragi dan bahan dasar ketika akan digunakan
sangat penting. Hal ini bertujuan agar tidak dicemari bakteri lain.Karena jika dalam
prosesdicemari bakteri lain maka proses fermentasi akan terhambat. Sehingga akan
mengeluarkan bakteri yang sering mengeluarkan racun yang berbahaya.
2. Hidrolisis
Etanol dari pati akan terbentuk jika pati atau amilum diubah terlebih dahulu
menjadi gula sederhana (glukosa dan sebagian fruktosa) melalui reaksi hidrolisis.
Reaksi hidrolisis merupakan reaksi yang melibatkan air atau asam sebagai reaktan
agar suatu persenyawaan dapat terpecah atau terurai. Reaksi hidrolisis merupakan
reaksi yang berlangsung lambat karenanya untuk mempercepat laju sering
ditambahkan katalis. Katalis yang dapat dipakai pada reaksi hidrolisis pati adalah
katalis asam, seperti asam mineral HCl atau H2SO4. Adapun reaksi hidrolisis
adalah sebagai berikut.
zimase
C12H22O11 + H2O 2C6H12O6
Disakarida Monosakarida

3. Reaksi Fermentasi
Hal yang perlu diperhatikan selama fermentasi adalah pemilihan khamir,
konsentrasi gula, keasaman, ada tidaknya oksigen dan suhu dari perasan buah.
Pemilihan sel khamir didasarkan pada jenis karbohidrat yang digunakan, sebagai
medium untuk memproduksi alkohol dari pati dan gula digunakan Saccharomyces
cerevisiae. Suhu yang baik untuk proses fermentasi berkisar antara 25-30oC.
Derajat keasaman (pH) optimum untuk proses fermentasi sama dengan pH
optimum untuk proses pertumbuhan khamir yaitu pH 4,0 - 5,0. Adapun reaksi pada
saat fermentasi adalah sebagai berikut.

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara 2
Laboratorium Bioproses

Invertase

C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2

Glukosa Alkohol Gas karbondioksida

4. Distilasi
Proses distilasi merupakan proses pemurnian untuk meningkatkan kadar
etanol yang dihasilkan pada proses fermentasi. Distilasi atau penyulingan adalah
suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fermentasi Alkohol


1. Keasaman (pH)
2. Mikroba
3. Suhu
4. Oksigen
5. Waktu
6. Konsentrasi Nutrisi

BAHAN PERCOBAAN
1. Sodium Alginat
2. Aquadest
3. Yeast
4. Glukosa
5. Ammonium Sulfat
6. Magnesium Sulfat heptahidrat
7. Monopotassium Sulfat
8. H2SO4

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara 3
Laboratorium Bioproses

PROSEDUR PERCOBAAN
Sterilisasi (ISO 7218:2007)
1. Autoclave dipastikan kosong
2. Masukkan air ke dalam autoclave sampai batas
3. Masukkan alat yang telah dicuci dan dibungkus dengan
aluminium foil ke dalam autoclave
4. Atur agar autoclave berada pada suhu 121°C selama 30 menit
5. Setelah sterilisasi tunggu sampai suhu autoclave berada pada
suhu 80°C
6. Buka autoclave secara perlahan sampai tekanan turun

Immobiliasi yeast (Vullo dan Wachman, 2005)


1. Panaskan Aquadest sebanyak 300 ml pada suhu 60°C
2. Larutkan aquadest dengan sodium alginate sebanyak 4,5 gram hingga
rata
3. Larutkan yeast sebanyak 11,25 gram ke dalam larutan sodium alginate
4. Buat larutan CaCl2 0,1M sebanyak 600 mL
5. Teteskan larutan suspensi yeast ke dalam larutan CaCl2
6. Setelah terbentuk butir butir, cuci cengan aquadest sebanyak 4 kali
agar menghilangkan kelebihan Ca2+

Fermentasi Glukosa (Vullo dan Wachman, 2005)


1. Buat 500 ml larutan medium fermentasi dengan mencampurkan
glukosa 80 g/L, ammonium sulfat 4 g/L, magnesium sulfat heptahidrat
1 g/L, dan Monopotassium Sulfat 2 gram dengan pH larutan sebesar
4.5

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara 4
Laboratorium Bioproses

2. Buat larutan asam sulfat 0,1M sebanyak 100 mL


3. Masukkan yeast yang telah diimobilisasi ke dalam fermentor
4. Masukkan medium fermentasi ke dalam fermentor
5. Atur agar rangkaian peralatan seperti gambar
6. Catat massa awal fermentor
7. Lakukan pencatatan setiap jam pada suhu 35°C selama waktu
penugasan (Massa yang hilang akibat fermentasi dianggap sebagai
massa CO2)
8. Plot perubahan massa terhadap waktu fermentasi

Destilasi alkohol (Vullo dan Wachman, 2005)


1. Sampel yang telah difermentasi dimasukkan ke dalam labu leher 3 dan
didestilasi pada suhu 70-80 °C
2. Catat jumlah alkohol yang diperoleh

3. Analisa kadar Alkohol

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara 5
Laboratorium Bioproses

ANALISA SAMPEL
Densitas
Kalibrasi piknometer (SNI 3565:2009)
1. Isi piknometer bersih yang sudah diketahui beratnya (ditimbang dengan
tutup pada temperatur ruang) dengan air suling yang baru dibuat. Tutup,
lalu masukkan ke dalam penangas air dengan temperatur 15°C.
2. Setelah 30 menit buka tutup, tepatkan volume sampai tanda batas pada
piknometer. Keringkan titik-titik air yang menempel pada dinding di atas
tanda batas dengan menggunakan kertas saring. Tutup kembali.
3. Keluarkan dari penangas air, biarkan pada temperatur ruang selama 15
menit, lalu timbang.
4. Berat H2O adalah berat piknometer isi H2O dikurangi berat piknometer
kosong.
5. Lakukan kalibrasi untuk piknometer 100 mL dan 50 mL.

Analisa Densitas
1. Gunakan piknometer yang sama dengan larutan contoh etanol sebagai
isinya.
2. Perlakukan sama dengan cara kalibrasi di atas.
3. Berat contoh adalah berat piknometer isi contoh etanol dikurangi berat
piknometer kosong

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara 6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Tanggal : 11 September 2023


Revisi : 02
LEMBAR BUKTI RESPONSI Halaman : 1/1

LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI TEMPE
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….

Medan, 2024
Dosen Pembimbing

(……….…………………)
Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-


FAKULTAS TEKNIK USU

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Tanggal : 11 September 2023


Revisi : 02
LEMBAR BUKTI RESPONSI Halaman : 1/1

LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI TEMPE
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….

Medan, 2024
Asisten
(……….…………………)
Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-


FAKULTAS TEKNIK USU

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Tanggal : 11 September 2023


Revisi : 02
LEMBAR PENUGASAN Halaman : 1/1

LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI TEMPE
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
……………………………………………………….
……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….

Medan, 2024
Asisten
(……….…………………)
Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.
Laboratorium Bioproses

MODUL II
FERMENTASI TEMPE

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui cara-cara pembuatan tempe
2. Membandingkan tempe yang dihasilkan dengan berbagai perlakuan.

TEORI
Tempe
Tempe merupakan salah satu produk makanan tradisional Indonesia dan
dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Makanan tersebut dibuat melalui
proses fermentasi dari kacang kedelai atau kacang kacangan lainnya dalam waktu
tertentu menggunakan jamur Rhizopus sp. Jamur yang tumbuh pada kedelai atau
bahan dasar lainnya dapat menghidrolisis senyawa-senyawa komplek yang ada
dalam kacang kedelai atau bahan lainnya seperti : karbohidrat, lemak dan protein
menjadi senyawa sederhana berupa glukosa, asam lemak dan juga asam alfa amino
yang mana senyawa ini mudah dicerna oleh tubuh manusia, akibatnya berdampak
dalam pemenuhan gizi keluarga.
Bahan dasar pembuatan tempe dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai macam kacang kacangan, seperti jagung, kacang tolo (benguk), lamtoro,
kacang hijau (Vigna radiata), sehingga akan dihasilkannya tempe dengan nama
yang berasal dari bahan dasarnya seperti tempe jagung, tempe lamtoro, tempe
tunggak dan lain lainnya. Kandungan yang terdapat pada tempe adalah sebagai
berikut.
a. Tempe dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan mampu
mencegah kemungkinan terkena penyakit jantung.
b. Tempe dapat mencegah dan mengendalikan diare, mempercepat proses
penyembuhan duo denitis dan memperlancar pencernaan.
c. Tempe dapat mengurangi toksisitas, meningkatkan vitalitas, mencegah
anemia dan menghambat ketuaan.
d. Tempe mampu menghambat resiko jantung, diabetes melitus, dan kanker.

e. Tempe dapat dimanfaatkan sebagai antibiotik

Program Studi Teknik Kimia


7
Universitas Sumatera Utara
Laboratorium Bioproses

Diagram Pembuatan Tempe

Penimbangan Pencucian dan


kacang kedelai sortasi kacang Proses perendaman
sesuai dengan kedelai.
penugasan.

Perebusan Pendinginan dan Pencucian dan


dengan pengupasan kulit perebusan tanpa
penambahan kacang kedelai penambahan asam.
asam asetat

Pendinginan Pengemasan dan


dan inokulasi inkubasi

METODOLOGI PERCOBAAN
BAHAN PERCOBAAN
1. Sampel (memiliki kandungan protein)
2. Asam Asetat (CH3COOH)
3. Asam Laktat (CH3CHOCOOH)
4. Ragi (Laru tempe)
5. Aquadest (H2O)

PERALATAN PERCOBAAN
1. Tampah
2. Timbangan elektrik
3. Panci
4. Sendok
5. Kompor
6. Pembungkus (daun dan plastik)
7. Beaker glass
8. Kertas Indikator pH
9. Gelas ukur

Program Studi Teknik Kimia


8
Universitas Sumatera Utara
Laboratorium Bioproses

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Prosedur Praktikum Hari ke-I
1.1 Ditimbang sampel sebanyak ... gram.
1.2 Dibersihkan sampel dari kotoran dan dicuci sampai bersih, kemudian
sampel di sortasi.
1.3 Sampel yang telah bersih dan sudah di sortasi kemudian di rendam
selama …. jam, dengan mengukur pH sebelum dan sesudah perendaman.
1.4 Sampel yang telah direndam kemudian direbus dengan penambahan
asam asetat/asam laktat sebanyak …. ml selama 30 menit, lalu diukur
ph sesudah direbus.
1.5 Sampel selanjutnya dibiarkan dingin dan ditiriskan.

2. Prosedur Praktikum Hari ke-II


2.1 Sampel dipisahkan dari kulitnya secara menyeluruh.
2.2 Cuci kembali sampel yang telah dikupas.
2.3 Sampel direbus kembali tanpa penambahan asam selama 30 menit.
2.4 Sampel didinginkan dan ditiriskan pada tampah.
2.5 Proses inokulasi (pemberian ragi) sebanyak … gram secara merata pada
sampel.
2.6 Proses pengemasan sampel menggunakan kemasan sesuai dengan
penugasan.
2.7 Proses inkubasi selama … jam.

ANALISA PRODUK TEMPE


Analisa Keadaan (SNI 3144:2015)
a) Tekstur
1. Ambil contoh uji dan letakkan di atas wadah yang bersih dan kering;
2. Amati contoh uji untuk mengetahui teksturnya dengan menekan
menggunakan jari tangan dan mengiris menggunakan pisau yang bersih;
3. Jika tempe ditekan dan diiris tetap utuh (tidak mudah rontok), maka hasil
dinyatakan “kompak, jika diiris tetap utuh (tidak mudah rontok)”; dan
4. Jika teksturnya ketika ditekan dan diiris tidak kompak, tidak utuh (mudah
rontok), maka disebutkan tekstur yang diamati.

Program Studi Teknik Kimia


9
Universitas Sumatera Utara
Laboratorium Bioproses

b) Warna
1. Ambil contoh uji dan letakkan di atas wadah yang bersih dan kering;
2. Jika warnanya putih merata, hasil dinyatakan “putih merata pada seluruh
permukaan”;
3. dan jika warnanya lain dari putih merata, hasil dinyatakan “tidak normal”.
c) Bau
1. Ambil contoh uji dan letakkan di atas wadah yang bersih dan kering;
2. cium contoh uji untuk mengetahui baunya; dan
3. Jika tercium bau khas tempe tanpa ada bau amoniak, maka hasil dinyatakan
“bau khas tempe tanpa ada bau amoniak”; dan
4. Jika tercium selain bau tersebut, maka hasil dinyatakan “tidak normal”.

Kadar air (SNI 3144:2015)


1. Panaskan cawan dalam oven pada temperatur (100 ± 5) °C selama satu
jam dan dinginkan dalam desikator selama 20 menit sampai dengan 30
menit, kemudian timbang dengan neraca analitik (W0);
2. Masukkan 2 g contoh ke dalam cawan, dan timbang (W1);
3. Panaskan cawan yang berisi contoh di dalam oven pada temperatur (95 –
100)°C dengan tekanan ≤ 100 mmHg (13,3 kPa) selama 5 (lima) jam
setelah temperatur oven (95 100)°C;
4. Pindahkan cawan berisi sampel segera ke dalam desikator dan dinginkan
selama 20 menit sampai dengan 30 menit kemudian timbang;
5. Lakukan pemanasan kembali selama 1 jam dan ulangi kembali sampai
perubahan berat antara pemanasan selama 1 jam mempunyai interval ≤2
mg (W2);
6. Lakukan pekerjaan duplo; dan hitung kadar air dalam contoh perhitungan:
𝑤1 − 𝑤2
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 =
𝑤1 − 𝑤 0
dimana :
w0 adalah bobot cawan kosong, dinyatakan dalam gram (g);
w1 adalah bobot cawan dan contoh sebelum dikeringkan, dinyatakan
dalam gram (g);
w2 adalah bobot cawan dan contoh setelah dikeringkan, dinyatakan
dalam gram

Program Studi Teknik Kimia


10
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Tanggal : 11 September 2023


Revisi : 02
LEMBAR BUKTI RESPONSI Halaman : 1/1

LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI MINYAK KELAPA
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….

Medan, 2024
Dosen Pembimbing

(……….…………………)

Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Tanggal : 11 September 2023


Revisi : 02
LEMBAR BUKTI RESPONSI Halaman : 1/1

LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI MINYAK KELAPA
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….

Medan, 2024
Asisten

(……….…………………)

Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode : F/Dik-3/SPMI-PSTK-
FAKULTAS TEKNIK USU

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA Tanggal : 11 September 2023


Revisi : 02
LEMBAR PENUGASAN Halaman : 1/1

LABORATORIUM BIOPROSES
MODUL PRAKTIKUM : FERMENTASI MINYAK KELAPA
KELOMPOK : ……………………………………………………….
NAMA/NIM : ……………………………………………………….
……………………………………………………….
……………………………………………………….
HARI/TGL. PRAKTIKUM : ……………………………………………………….

Medan, 2024
Asisten

(……….…………………)

Dokumen ini milik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
Dilarang memperbanyak atau menggunakan informasi di dalamnya untuk keperluan komersial atau yang lainnya tanpa persetujuan pemilik
dokumen ini.
Laboratorium Bioproses

MODUL III
FERMENTASI MINYAK KELAPA
(Virgin Coconut Oil)

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengerti dan memahami cara memisahkan minyak kelapa dengan proses
fermentasi
2. Memahami fungsi penambahan ragi dan enzim pada proses fermentasi.

TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting di
Indonesia disamping kakao, kopi, lada dan vanili. Kelapa telah ditanam hampir
diseluruh Indonesia dan luas arealnya sekitar 3,8 juta hektar dan terus meningkat,
yang menjadi sentral produksinya adalah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Lampung,
Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Meskipun Indonesia
memiliki areal kebun kelapa yang paling luas, tapi produksinya hanya menduduki
peringkat kedua.
Adanya potensi yang sangat besar ini harus dimanfaatkan agar tingkat
pendapatan petani juga dapat ditingkatkan. Namun, sampai saat ini masih ada
beberapa kendala yang menyebabkan pendapatan petani kelapa masih rendah.
Kendalanya adalah pengolahan lahan yang masih bersifat tradisional dan
kurangnya industri pengolahan kelapa. Padahal dari komoditi ini dapat diperoleh
aneka olahan yang mempunyai nilai ekonomi dan prospek pasar yang baik. Aneka
olahan ini adalah batok kelapa, arang batok kelapa, serat sabut kelapa, kelapa parut
kering (desicated coconut), gula kelapa, nata de coco dan minyak kelapa.
Kebutuhan minyak kelapa oleh beberapa negara kelihatannya akan terus
mengalami peningkatan. Minyak kelapa dapat dikonsumsi untuk makanan dan
bahan baku industri terutama untuk keperluan sabun dan asam lemak. Minyak
kelapa berdasarkan kandungan asam lemaknya digolongkan ke dalam minyak
asam laurat berkisar 50 – 70 %, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika
dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Di dalam tubuh manusia asam

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara 11
Laboratorium Bioproses

laurat akan diubah menjadi monolaurin yang bersifat antivirus, antibakteri dan
antiprotozoa serta asam-asam lain seperti asam kaprilat, yang didalam tubuh
manusia diubah menjadi monocaprin yang bermanfaat untuk penyakit yang
disebabkan oleh virus HSV2 dan HIV1 dan bakteri neisseria gonnorhoeae. Minyak
kelapa mengandung 84 % trigliserida dengan tiga molekul asam lemak jenuh dan
4 % trigliserida dengan satu asam lemak jenuh.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghasilkan minyak
kelapa dengan harga jual yang tinggi, antara lain: melakukan fermentasi dengan
menambahkan enzim, menambahkan ragi, menambahkan asam asetat, ataupun
tanpa perlakuan.
Secara umum fermentasi dapat diartikan sebagai peningkatan nilai tambah
suatu bahan melalui bantuan mikroba (seperti jamur dan bakteri). Contohnya
adalah pembuatan minyak kelapa dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus dan
Rhizopus stonoliferus. Fermentasi adalah proses untuk menghasilkan energi di
dalam sel pada keadaan anaerob (tanpa oksigen). Berdasarkan kebutuhan oksigen,
fermentasi dapat dibedakan menjadi dua, diantaranya:
1. Fernentasi aerob adalah fermentasi yang prosesnya memerlukan oksigen
karena adanya oksigen maka mikroba dapat mencerna glukosa menghasilkan
air, CO2dan sejumlah energi.
2. Fermentasi anaerob adalah fermentasi yang tidak membutuhkan adanya
oksigen.Karena beberapa mikroba dapat mencerna bahan energi tanpa adanya
oksigen.
Prosedur:
1. Sterilisasi peralatan percobaan
2. Pembuatan santan kelapa
3. Fermentasi santan menjadi minyak kelapa
4. Pemisahan minyak kelapa, blondo (endapan), dan air.
5. Analisa karakter minyak kelapa
Variasi yang bisa dilakukan:
• Variasi jenis kelapa termasuk asal daerah kelapa yang digunakan.
• Variasi perlakuan tanpa enzim dan menggunakan enzim

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara 12
Laboratorium Bioproses

• Variasi penggunaan enzim seperti enzim papain (pepaya), enzim bromelin


(nanas), enzim protease (cangkang kepiting), dll.
• Penggunaan ragi pada fermentasi
• Penggunaan proses pengasaman misalnya menggunakan asam asetat
• Variasi komposisi air yang digunakan
• Variasi komposisi enzim dan ragi

METODOLOGI PERCOBAAN
Peralatan Percobaan
1. Corong pisah
2. Statif dan klem
3. Erlenmeyer
4. Gabus
5. Beaker glass
6. Saringan
7. Baskom
8. Timbangan
9. Termometer
10. Plastik
11. Karet gelang

PROSEDUR PERCOBAAN
Adapaun prosedur percobaan pembuatan minyak kelapa dengan
menggunakan Enzim atau VCO, antara lain:

Pembuatan Krim Santan


1. Kelapa yang telah diparut disiram dengan air … oC sebanyak … mL.
2. Diperas hingga diperoleh santan kental … mL. Untuk memperoleh hasil
yang maksimal, ampas yang diperoleh dapat disiram lagi dengan air dan
diperas kembali.
3. Santan yang diperoleh dimasukkan ke dalam corong pisah.
4. Tutuplah dengan rapat corong pisah yang telah berisi santan agar tidak
banyak terkontaminasi, kemudian simpan selama 6-12 jam (sesuai

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara 13
Laboratorium Bioproses

penugasan) agar terjadi pemisahan antara air, krim santan (protein dan
minyak).
5. Setelah air dan krim santan terpisah, buanglah airnya melalui kran,
sehingga tertinggal di dalam corong pisah hanya krim santannya saja.

Fermentasi dan Inkubasi


1. Timbang krim santan yang diperoleh sebelumnya, kemudian tambahkan
VCO ataupun enzim sebanyak 0,5 % dari berat krim santan (sesuai
penugasan) tersebut dan aduk – aduklah hingga merata.
2. Tutup dan simpanlah krim santan yang telah diberi VCO atau enzim di
dalam ruang inkubasi selama 24 jam (sesuai penugasan). Selama inkubasi
ini proses fermentasi sedang berlangsung.
3. Setelah masa inkubasi mencapai 24 jam (sesuai penugasan), minyak yang
terbentuk akan tampak berada di permukaan. Pisahkan minyak tersebut
dari bahan – bahan lain yang mengendap di bawahnya, kemudian panaskan
selama 10 - 40 menit (bila diperlukan)

ANALISA SAMPEL
Uji Organoleptik (SNI 7381:2008)
Uji Bau
1. VCO dimasukkan kedalam wadah uji
2. Sampel dikocok dan tutup wadah dibuka
3. Cium sampel pada jarak kira-kira 5cm kemudian kebaskan ke arah
hidung
4. Analisis dilakukan oleh minimal 3 orang panelis atau 1 orang tenaga ahli

Uji Rasa
1. Tuangkan 1 sendok teh bersih sampel dan dirasakan dengan lidah
2. Analisis dilakukan oleh minimal 3 orang panelis atau 1 orang tenaga ahli

Uji Warna
1. Sampel sebanyak 10mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu diamati
dengan mata
2. Analisis dilakukan oleh minimal 3 orang panelis 1 orang tenaga ahli

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara 14
Laboratorium Bioproses

Uji Analisis Kimia


Uji Kadar Air
1. Panaskan wadah botol timbang berisi pasir laut kering pada oven
dengan suhu 105℃ selama 1 jam
2. Dinginkan dalam desikator selama ½ jam
3. Timbang berat botol timbang
4. Masukkan sampel sebanyak 5gram pada botol timbang yang sudah
diperoleh bobot konstan.
5. Panaskan sampel dalam oven pada suhu 105℃ selama 1 jam
6. Dinginkan dalam desikator selama ½ jam
7. Timbang kembali botol berisi sampel.
8. Ulangi pemanasan hingga bobot yang diperoleh konstan.

𝑚1 − 𝑚2
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = × 100%
𝑚1

Uji Asam Lemak bebas


1. Sampel sebanyak 20 g dimasukkan dalam Erlenmeyer.
2. Ditambahkan etanol 95% sebanyak 100 ml
3. Campuran dikocok kuat dan titrasi dengan NaOH 0,1 N dengan
indikator fenolftalein. Titik akhir tercapai jika warna larutan
berwarna merah rosa dan warna ini bertahan selama 10 detik.
(T × V × BM)
Kadar FFA =
10 × m
(T × V × 56,1)
Bilangan asam =
m
Dimana: T = normalitas larutan NaOH (N)
V = volum larutan NaOH terpakai (mL)
BM = berat molekul FFA (g/mol)
m = massa sampel (g)

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara 15
Laboratorium Bioproses

Tabel Data Percobaan yang Diperoleh

Variasi Perlakuan
Karakter Minyak yang
Variasi Variasi Variasi Variasi
Dihasilkan
1 2 3 4
Warna Minyak
Aroma
pH
Volume Minyak
Yield
Berat Endapan (Blondo)
Berat Jenis
Kadar Air
Kadar FFA

Program Studi Teknik Kimia


Universitas Sumatera Utara 16

Anda mungkin juga menyukai