Anda di halaman 1dari 43

PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib

Praktikum

TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

Setiap praktikan yang melakukan praktikum Kimia Fisika wajib mentaati semua
peraturan yang berlaku di Laboratorium Kimia Fisika (LKF) Program Studi Kimia ITB.
Praktikan yang tidak mentaati tata tertib praktikum ini akan dikenakan sanksi yang dapat
berpengaruh pada nilai praktikum yang merupakan syarat utama kelulusan dalam mata
kuliah Kimia Fisika.

I. PENDAFTARAN ​1. Pada awal semester, calon praktikan yang akan melakukan
praktikum Kimia Fisika

harus mendaftarkan diri secara daring pada waktu yang telah ditentukan.

2. Pada saat pendaftaran ini calon praktikan mengisi data peserta praktikum dan

melengkapinya dengan foto terbaru.

3. Setiap praktikan ​wajib ​mengikuti pengarahan praktikum, tata tertib, dan

keselamatan kerja di laboratorium yang diberikan oleh Dosen Pemimpin Kelompok

Praktikum.

4. Keterlambatan dalam pendaftaran sebagai peserta praktikum atau tidak hadir dalam

pengarahan di atas tanpa alasan yang sah, dapat menyebabkan ditolaknya sebagai

peserta.

II. PETUNJUK PERCOBAAN ​Petunjuk praktikum dapat diunduh pada laman yang telah
diinformasikan oleh pemimpin praktikum. Praktikan harus memahami cara kerja dalam
melakukan praktikum yang tertulis di dalam Petunjuk Praktikum dan harus melengkapi
pengetahuannya baik teori maupun eksperimental dari bahan kuliah dan literatur Kimia
Fisika.

III. KEHADIRAN ​1. Praktikan diwajibkan hadir tepat waktu di


laboratorium.

2. Praktikan yang ​terlambat ​tanpa alasan yang sah ​dianggap absen dan tidak

diizinkan melakukan praktikum.​


3. Pengisian daftar kehadiran dilakukan dua kali, yaitu:

a. Menjelang praktikum dimulai.

b. Pada akhir periode praktikum.

4. Praktikan yang ​tidak mengisi daftar kehadiran dianggap tidak melakukan

praktikum​.

5. Kehadiran praktikum minimal 80% (7 modul).

6. Tidak ada praktikum susulan.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib
Praktikum

7. Nilai rata-rata praktikum untuk kelulusan adalah minimal ​55​.

8. Keikutsertaan dalam keseluruhan praktikum secara lengkap (kehadiran, pengerjaan

tugas, pelaksanaan praktikum, dan pembuatan laporan) sangat menunjang kepada

kelulusan praktikum.

IV. KOMPONEN PENILAIAN ​-


Kinerja praktikum : 25%

- ​Tes Awal : 10%

- ​Tugas Pendahuluan : 10%

- ​Jurnal : 10%

- ​Laporan : 25%

- ​Ujian : 20%

V. LEMARI PRAKTIKUM ​1. Setiap percobaan memiliki lemari tersendiri. Kunci lemari
dapat dipinjam dari

Petugas LKF sebelum melakukan praktikum. Peralatan inventaris yang terdapat


dalam lemari harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipergunakan, baik jenis dan

jumlahnya maupun keutuhannya dicocokkan dengan daftarnya. Bila terdapat

kekurangan/kerusakan, harus segera dilaporkan pada Petugas LKF saat itu


juga.

2. Selama melakukan percobaan, isi lemari sepenuhnya menjadi tanggung jawab

praktikan. Segala kerusakan/ketidakutuhan peralatan yang dilaporkan sesudah

praktikum berlangsung menjadi tanggung jawab praktikan, dan harus diganti

sebelum akhir semester. Keterlambatan dalam penggantian peralatan ini akan

menyebabkan tertahannya nilai praktikum dan mata kuliah Kimia Fisika.

3. Daftar inventaris lemari tidak boleh dicoret-coret.

4. Selesai melakukan percobaan, kelengkapan isi lemari harus diperiksa kembali oleh

praktikan bersama Petugas LKF. Semua peralatan yang dipinjam harus


dikembalikan

dalam keadaan utuh dan bersih.

VI. ALAT-ALAT GELAS DAN INSTRUMEN ​1. Alat-alat gelas, termometer, stopwatch,
dan lain-lain yang tidak terdapat di dalam

lemari tetapi diperlukan dalam percobaan, dapat dipinjam dari Petugas LKF dengan

menggunakan bon peminjaman peralatan.

2. Setiap peminjaman peralatan harus disertai paraf peminjam dan setiap

pengembaliannya harus disertai paraf Petugas LKF yang menerima pengembalian

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib
Praktikum

peralatan tersebut. Alat yang dipinjam harus kembali dalam keadaan utuh dan

bersih.
3. Bon peminjaman peralatan tidak boleh dicoret-coret.

VII. KEAMANAN DAN KEBERSIHAN ​1. Praktikan diwajibkan menggunakan jas


laboratorium putih berlengan panjang dari

bahan katun, kacamata goggles, dan sepatu tertutup selama


praktikum.

2. Praktikan yang berambut panjang diwajibkan mengikat rambutnya. Praktikan yang

menggunakan kerudung wajib memasukkan kerudungnya ke dalam jas lab.

3. Praktikan dilarang merokok di dalam laboratorium.

4. Praktikan tidak diperkenankan memakai topi dan sandal selama melakukan

praktikum.

5. Praktikan diwajibkan mengenakan tanda nama (​name tag)​ yang dipersiapkan

sendiri dengan memuat nama praktikan, NIM, dan pasfoto.

6. Praktikan wajib membawa sabun cuci dan kain lap seperlunya untuk membersihkan

peralatan gelas dan memelihara kebersihan laboratorium (meja praktikum, bak

cuci).

7. Praktikan harus berhemat dengan zat-zat kimia dan aqua dm. Sisa pelarut organik

harus dikumpulkan dalam botol penampungan yang khusus disediakan oleh Petugas

LKF. Dilarang mengembalikan zat kimia yang telah dipakai ke dalam botol reagen

dan dilarang membuang pelarut organik ke dalam bak cuci.

7. Sampah kertas dan benda-benda keras (pecahan gelas, batu didih, dll.) harus

dibuang ke tempat sampah yang telah disediakan.

8. Alat-alat dengan sambungan (​glass joint​), kran buret, tutup Erlenmeyer, dsb. harus

dicuci dan dibilas bersih dan ditinggalkan dalam keadaan terlepas.

9. Alat-alat gelas harus sudah mulai dibersihkan setengah jam sebelum praktikum

berakhir.
VIII. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM ​1. Praktikan harus menyediakan buku catatan
praktikum (jurnal praktikum) berupa

buku tulis bergaris ukuran A-4. Buku tersebut wajib diberi nama, NIM, shift,

kelompok, dan disampul rapih dengan warna yang seragam per kelompok.

2. Praktikan harus membuat tugas sebelum praktikum, yaitu:

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib
Praktikum

a. Persiapan praktikum meliputi judul, teori singkat, dan diagram alir percobaan

yang akan dilakukan, termasuk daftar alat dan bahan, serta data pengamatan

(berupa kolom-kolom data yang telah dipersiapkan di rumah) yang ditulis

tangan dalam buku jurnal praktikum (tidak boleh ditulis menggunakan

pensil).

b. Menjawab pertanyaan tugas pendahuluan yang terdapat dalam petunjuk

praktikum. Jawaban pertanyaan ini harus ditik dalam lembaran kertas

berukuran A-4 yang terpisah dari jurnal praktikum.

3. Tugas-tugas sebelum praktikum harus diserahkan kepada asisten sebelum

praktikum dimulai. ​Bila tidak dilakukan maka praktikan tidak diperkenankan

mengikuti praktikum.

IX. PELAKSANAAN PRAKTIKUM ​1. Sebelum praktikum dimulai, asisten akan


memberikan pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan praktikum kepada praktikan. Praktikan harus menjawab

pertanyaan (tes awal) tersebut secara tertulis. Waktu yang tersedia untuk

melaksanakan tes awal ini adalah sekitar 15 menit. Tes awal ini dinilai sebagai salah
satu komponen dari nilai praktikum.

2. Untuk menuliskan jawaban tes awal, praktikan harus menyediakan sebuah buku

tulis bergaris (isi 18 halaman) yang diberi nama dan nomor induk mahasiswa (NIM)

praktikan.

3. Jika suatu percobaan melibatkan penggunaan peralatan khusus, asisten atau


petugas

laboratorium akan menjelaskan cara penggunaan peralatan tersebut.

4. Bila praktikan merasa ragu-ragu dalam menggunakan alat tertentu, maka praktikan

harus bertanya pada asisten atau petugas laboratorium dan praktikan dilarang

mencoba-coba mengoperasikan peralatan sendirian. Hal ini dikarenakan peralatan

di LKF tergolong mahal dan jumlahnya terbatas, sehingga kerusakan peralatan akan

menghambat kelancaran praktikum keseluruhan dan biaya

perbaikan/penggantiannya mahal.

X. PENGAMATAN PRAKTIKUM ​1. Semua pengamatan harus dicatat dalam buku


catatan praktikum dan salinannya

pada kertas pengamatan (rangkap dua). Poin-poin berikut harus dicantumkan pada

kertas pengamatan:

a. Nama dan nomor laboratorium praktikan


LABORATORIUM KIMIA FISIK
PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib
Praktikum

b. Judul dan nomor percobaan

c. Tanggal percobaan

d. Nama dan paraf asisten yang bertugas.

2. Kertas pengamatan lembar ke-1 diserahkan kepada asisten yang bersangkutan

sedangkan lembar ke-2 dilampirkan pada laporan praktikum.


XI. LAPORAN PRAKTIKUM ​1. Laporan praktikum dibuat pada kertas HVS polos
berukuran A-4. Laporan dapat

ditulis tangan (dengan tulisan yang rapih dan dapat dibaca), ditik menggunakan

mesin tik manual, atau ditik menggunakan komputer.

2. Format laporan praktikan termasuk hal-hal yang harus dicantumkan pada sampul

depannya disusun mengikuti ketentuan penulisan laporan yang telah ditetapkan

(lihat ketentuan yang diberikan secara terpisah dari tata tertib ini).

3. Laporan diserahkan kepada asisten praktikum yang bersangkutan pada akhir

​ ilampirkan pada saat pengumpulan


praktikum. Bukti penerimaan laporan ​harus d

laporan. Format bukti penerimaan laporan adalah sebagai berikut.


LABORATORIUM KIMIA FISIK
PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib Praktikum
TANDA TERIMA PENGUMPULAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK
KIMIA FISIK/ENERGETIKA/DINAMIKA KIMIA* (KI-XXXX)
Nama :
NIM :
Shift :
Kelompok :
Mengetahui,
No. Modul** Dikumpulkan tanggal ​
Asisten Pemimpin Praktikum
1
()()
2
()()
3
()()
* Pilih sesuai mata kuliah yang diambil
** Tabel dibuat sejumlah modul yang dikerjakan
XII. PENGGANTIAN PERALATAN ​1. Praktikan wajib mengganti peralatan yang
pecah/rusak yang menjadi tanggung
jawabnya atau yang dipinjam pada saat praktikum oleh alat yang sejenis dengan
kualitas yang sama dan dilengkapi dengan kuitansi pembelian alat pengganti
tersebut.
2. Penggantian peralatan tersebut harus diselesaikan secepatnya oleh praktikan paling
lambat sebelum akhir semester. Sebelum penggantian alat ini diselesaikan, nilai
akhir mata kuliah terkait adalah T.
LABORATORIUM KIMIA FISIK PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib
Praktikum

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

I. JUDUL PERCOBAAN

(Sudah jelas)

II. TUJUAN PERCOBAAN

Uraian singkat dan spesifik tentang tujuan percobaan yang dilakukan.

III. DASAR TEORI

Ringkasan dari bahan di dalam petunjuk praktikum dan atau dari sumber
lain seperti buku teks, jurnal ilmiah, dll. Teori yang dicantumkan berkaitan
secara relevan dengan percobaan yang dilakukan.

IV. ALAT DAN BAHAN

Sesuai dengan yang tercantum dalam petunjuk praktikum dan ditambah


dengan peralatan dan zat yang digunakan selama praktikum berlangsung.

V. CARA KERJA

Diringkas dari petunjuk praktikum dan dibuat dalam kalimat pasif. Tidak
diperkenankan ditulis dalam bentuk diagram alir.

VI. DATA PENGAMATAN

Ditempelkan lembar kertas pengamatan yang sudah diparaf oleh asisten.


VII. PENGOLAHAN DATA

Dapat ditempelkan ​print out k​ omputer biala pengolahan data dilakukan


dengan bantuan program komputer.

VIII. PEMBAHASAN

Hasil-hasil yang diperoleh dibahas dan dibandingkan dengan yang


dilaporkan di literatur. Hindari menyalahkan alat yang dipakai.

IX. KESIMPULAN

Tuliskan kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil percobaan yang


diperoleh dan dikaitkan dengan teori/literatur yang dipelajari.

X. SARAN

Bila ada, saran berisi masukan yang dapat memperbaiki atau


mengembangkan percobaan yang dilakukan.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib
Praktikum

XI. DAFTAR PUSTAKA

Cantumkan bahan acuan terkait percobaan, misalnya jurnal ilmiah, buku


teks, dll., yang lazim dirujuk sebagai daftar pustaka. Tidak diperkenankan
mencantumkan petunjuk praktikum, catatan kuliah, Wikipedia, dll. yang
tidak dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.

LAMPIRAN
Jawaban pertanyaan
Data dari literatur Dll.
LABORATORIUM KIMIA FISIK
PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 2

Modul 1 : Radiasi Benda Hitam

1. Pendahuluan
Radiasi benda hitam merupakan kasus khusus radiasi termal. Pada tahun 1800,
astronom William Herschel melakukan percobaan yang menghasilkan spektrum
cahaya menggunakan prisma dan mengukur suhu pada berbagai bagian
spektrum [​1​]. Hasil percobaan menunjukkan suhu yang bervariasi di seluruh
bagian spektrum. Hal ini mengindikasikan adanya kaitan antara radiasi termal
dengan gelombang cahaya.
Keterkaitan antara energi dengan panjang gelombang pada berbagai suhu dapat
dilihat pada Gambar 1.1. Makin tinggi suhu, puncak kurva bergerak ke panjang
gelombang yang lebih pendek.

Gambar 1.1. Hubungan energi terhadap panjang gelombang pada berbagai suhu
[​2​].

Hukum Rayleigh-Jeans mencoba mendekati hasil percobaan tersebut dengan


Persamaan 1 [​3​]. Persamaan tersebut menggunakan prinsip ekipartisi klasik.
Persamaan ini mempunyai kesesuaian dengan hasil percobaan di panjang
gelombang panjang, tetapi tidak di daerah dengan panjang gelombang pendek.
Distribusi energi (​ρ​) terus meningkat pada panjang gelombang pendek hingga
mencapai tak hingga. Fenonema ini disebut dengan bencana alam sinar
ultraviolet (UV ​catastrophe)​ .
ρ λ,T = ​Persamaan 1

Persamaan 2 ​
ρ λ,T = ​e ​ ​
/ Pada tahun 1900, Max Planck mengusulkan
persamaan yang mempunyai kesesuaian yang baik dengan hasil percobaan.
Persamaan tersebut (Persamaan 2) merupakan modifikasi Persamaan 2 tetapi
Planck memasukkan ide bahwa energi yang diemisikan terkuantisasi [​3​].
Berdasarkan fenomena ini disimpulkan bahwa gelombang elektromagnetik
mempunyai energi yang terkuantisasi.
2. Tujuan
Menganalisa spektrum hasil fenomena radiasi benda hitam.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 2

3. Alat dan Bahan ​- ​Seperangkat laptop yang terinstall piranti


lunak spektrosopi ​- ​Detektor dan serat optik ​- ​Sumber sinar
tungsten (W) dari lampu mikroskop

4. Cara Kerja
1. Alat dirangkai seperti gambar berikut.

2. Pengukuran dilakukan dengan memvariasikan intensitas sumber yang


digunakan. 3. Tentukan suhu menggunakan data panjang gelombang
maksimum dan
persamaan Wien.

5. Pertanyaan
Buatlah sketsa spektrum yang terbentuk. Jelaskan spektrum tersebut
berdasarkan prinsip fisika klasik dan kuantum.

6. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan dua fenomena kuantum yang Anda ketahui. 2.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan pergeseran Wien.

7. Pustaka
1. ​https://blackbodyradiation.weebly.com/history.html​, diakses pada
tanggal 15 Juli 2019. 2.
http://astronomy.swin.edu.au/cosmos/B/Blackbody+Radiation​, diakses
pada tanggal 15 Juli 2019. 3. Atkins, P. and Paula, J. D. Atkins’ Physical
Chemistry 9​th ​Ed., Oxford
University Press, 2010.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 2
Modul 2 : Gerak Partikel dalam Ruang Tiga Dimensi
1. Pendahuluan
Gerak suatu partikel dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu translasi, rotasi dan vibrasi.
Gerak partikel dengan ukuran yang sangat kecil (orde pm) mempunyai sifat yang unik
dan berbeda dengan benda berukuran besar. Gerak partikel dipelajari dengan
menggunakan teori mekanika kuantum. Gerak partikel yang paling sederhana adalah
gerak translasi partikel dalam kotak 1 dimensi. Penyelesaian persamaan Schrödinger
untuk kasus ini menghasilkan fungsi gelombang dan energi seperti pada Persamaan 1
dan Persamaan 2.
Ψ​n ​= 2​ /2 ​sin ​n = 1,2,... ​Persamaan 1 ​E​n ​= n​ ​n = 1,2,... ​Persamaan 2
Gerak translasi partikel dalam kotak 1 dimensi kemudian diperluas menjadi gerak
translasi partikel dalam kotak 2 dimensi dan 3 dimensi. Pada 2 dan 3 dimensi mulai
dikenal istilah degenerasi, yaitu keadaan yang berbeda tetapi mempunyai energi yang
sama.
Pola yang sama digunakan untuk mempelajari gerak vibrasi dan rotasi. Gerak vibrasi
yang menggunakan asumsi gerak harmonik menghasilkan fungsi gelombang mengikuti
polinomial Hermit. Sedangkan gerak rotasi 3 dimensi menghasilkan fungsi gelombang
mengikuti ​spherical harmonics.​ Pada ​spherical harmonics, d ​ ikenal dua bilangan
kuantum ​l ​dan mempelajari atom Hidrogen.
m​l ​yang juga digunakan ketika
2. Tujuan
- Mengetahui bentuk fungsi ​spherical harmonics ​orbital 2p dan 3d. - - Memahami makna
fisik bilangan kuantum ​l ​dan Memahami makna orbital 2p dan 3d yang masing-masing
m​l​.
terdegenerasi.
3. Alat dan Bahan
- Komputer yang sudah terinstalasi program Mathematica. - Tabel fungsi ​spherical
harmonics.​
4. Cara Kerja
Asisten akan membantu Anda menggunakan program tersebut untuk visualisasi fungsi
yang dipilih.
5. Pertanyaan
​ ntuk orbital yang dipilih. 2. Apa yang
1. Sketsakan visualisasi ​spherical harmonics u
dimaksud dengan keadaan tergenerasi?
6. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan sifat/karakter fungsi gelombang yang dapat dipakai sebagai
solusi persamaan Schrödinger. 2. Apa yang dimaksud dengan kuantisasi rotasi?
Jelaskan dengan contoh.
LABORATORIUM KIMIA FISIK PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 2

7. Pustaka
Atkins, P. and Paula, J. D. Atkins’ Physical Chemistry 9​th ​Ed., Oxford
University Press, 2010.
LABORATORIUM KIMIA FISIK
PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 3

Modul 3 : Orbital Atom Hidrogen

1. Pendahuluan
Struktur atom memasuki babak baru ketika Niels Bohr (1885-1962) dapat
menjelaskan hasil eksperimen Johann Balmer (1825-1898) tentang spektrum
atom hidrogen. Johann Balmer pada tahun 1885, menemukan pola yang tidak
umum yaitu spektrum garis ketika gelombang elektromagnetik melewati gas
atom hidrogen (Gambar 3.1). Pola ini berbeda dengan gelombang
elektromagnetik yang biasanya membentuk spektrum kontinu. Bohr kemudian
menyimpulkan bahwa energi pada gelombang elektromagnetik bersifat diskrit,
hal serupa juga ditemui pada energi elektron pada suatu atom.

Gambar 3.1. Spektrum garis hasil eksperimen Balmer (1885) [​1​].

Selanjutnya mekanika kuantum digunakan untuk menentukan struktur atom [​2​].


Persamaan yang dipakai adalah persamaan Schrödinger seperti pada
Persamaan 1. Penyelesaian persamaan ini menghasilkan dua jenis fungsi yaitu
fungsi radial dan fungsi sudut (Persamaan 2).
HΨ = EΨ ​Persamaan 1 ​Ψ r,θ,φ = R r Y(θ,φ) ​Persamaan 2 Fungsi radial
bergantung pada dua bilangan kuantum yaitu bilangan kuantum utama (​n)​ dan
bilangan kuantum azimuth (​l​). Fungsi gelombang dimaknai sebagai orbital
elektron pada suatu atom. Dengan bertambahnya elektron maka terdapat
perbedaan pada tingkat energi orbital-orbital tersebut.
2. Tujuan
- Mengetahui perbedaan antara fungsi gelombang radial dan fungsi
distribusi radial. - Menggambarkan kerapatan elektron sebagai fungsi jarak dari
inti atom. - Mengetahui pengaruh jenis orbital terhadap ​Z​eff ​dan efek
perisai.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 3

3. Alat dan Bahan


- Komputer yang sudah terinstalasi program Mathematica. -
Tabel fungsi gelombang radial.

4. Cara Kerja
Asisten akan membantu Anda menggunakan program tersebut untuk
visualisasi fungsi yang dipilih.

5. Pertanyaan
1. Bagaimana bentuk kurva fungsi gelombang radial dan fungsi distribusi
radial terhadap jarak? 2. Pada kasus orbital 1s, mengapa probabilitas
menemukan elektron sangat
rendah pada daerah dekat inti atom sedangkan fungsi radialnya
menunjukkan nilai maksimum pada daerah tersebut? 3. Jelaskan
perbedaan antara fungsi gelombang radial dan fungsi distribusi
radial. 4. Bagaimana pengaruh jenis orbital terhadap ​Z​eff ​dan efek
perisai.

6. Tugas Pendahuluan
1. Tuliskan operator Hamiltonian untuk suatu atom dengan satu elektron
dan inti yang bermassa ​m​N.​ 2. Jelaskan empat bilangan kuantum yang Anda
ketahui. 3. Bagaimana keempat bilangan kuantum tersebut dapat
muncul pada
fungsi gelombang suatu elektron? Jelaskan.

7. Pustaka
1. ​www.britannica.com​, diakses tanggal 19 Agustus 2019. 2. Atkins, P. and
Paula, J. D. Atkins’ Physical Chemistry 9​th ​Ed., Oxford
University Press, 2010.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 4

Modul 4 : Metode Variasi dalam Teori Orbital Molekul

1. Pendahuluan
Persamaan Schrödinger hanya dapat diselesaikan secara eksak untuk kasus
atom Hidrogen dan atom seperti Hidrogen. Untuk kasus atom berelektron
banyak, persamaan Schrödinger hanya bisa diselesaikan dengan suatu
hampiran. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi antar elektron.
Ketika atom-atom membentuk molekul, penyelesaian persamaan Schrödinger
bertambah kompleks. Salah satu pendekatan teori orbital molekul adalah
menggunakan kombinasi linier orbital atom. Pada pendekatan ini orbital
molekul dibentuk dengan menjumlahkan atau mengurangi orbital atom
penyusun molekul. Sebagai contoh pada kasus molekul AB yang dibentuk oleh
atom A dan atom B. Bentuk fungsi gelombang untuk molekul ini dapat dilihat
pada Persamaan 1. Kombinasi ini menghasilkan dua jenis orbital yaitu orbital
ikatan (Persamaan 2) dan orbital anti-ikatan (Persamaan 3).
2 ​
ΨΨ ​± ​ = = N(A N​2​(A± 2​ ​+ B) B​2 ​+ 2​AB​) ​Persamaan 1 Persamaan 2 ​Ψ 2​
= N​2​(A​2 ​+ B​2 ​− 2​AB​) ​Persamaan 3 Metode variasi dapat menyelesaikan
persamaan hasil kombinasi linier orbital-orbital atom dengan menggunakan
prinsip variasi. Dengan menggunakan prinsip variasi, solusi fungsi gelombang
dan tingkat energi pada molekul tersebut dapt diketahui. Prinsip ini kemudian
diadaptasi oleh Hückel untuk kasus orbital pi pada molekul aromatik.

2. Tujuan
- Menunjukkan kestabilan orbital molekul ikatan dan anti-ikatan. -
Menganalisa sifat orbital molekul ikatan dan anti-ikatan berdasarkan
komponen penyusunnya: integral ​S​, ​j d
​ an ​k.​ - Menentuan tingkat energi
heksatriena dan benzena berdasarkan Aturan
Hampiran Hückel.

3. Alat dan Bahan


- Komputer yang sudah terinstalasi program Mathematica. -
Persamaan integral ​S,​ ​j ​dan ​k​. - Matriks Huckel molekul
heksatriena dan benzena.

4. Cara Kerja
Asisten akan membantu Anda menggunakan program tersebut untuk
menyelesaikan persamaan orbital molekul dan matriks Huckel.

5. Pertanyaan
1. Berdasarkan kurva energi terhadap jarak, jelaskan kestabilan orbital
molekul ikatan dan anti ikatan. 2. Bagaimana sifat orbital molekul ikatan dan
anti-ikatan jika dilihat dari
integral ​S,​ ​j d
​ an ​k​?

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 4

3. Jelaskan perbedaan tingkat energi heksatriena dan benzena berdasarkan


aturan hampiran Huckel.

6. Tugas Pendahuluan
1. Apa yang dimaksud dengan integral tumpangtindih (​overlap orbital)​ ?
Jelaskan. 2. Tuliskan determinan sekuler untuk senyawa hipotetik
AB.

7. Pustaka
Atkins, P. and Paula, J. D. Atkins’ Physical Chemistry 9​th ​Ed., Oxford
University Press, 2010.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 5
Modul 5 : Simetri Molekul Sederhana
1. Pendahuluan
Unsur simetri yang dikenal pada molekul antara lain identitas (​E)​ , rotasi (​Cn​ )​ ,
pencerminan (​σ)​ , inversi (​i)​ , dan putaran takwajar (​improper rotation​, ​Sn​ )​ Molekul dapat
diklasifikasikan berdasarkan unsur-unsur simetri yang dimilikinya. Pengklasifikasian
tersebut menghasilkan grup titik (​point group​). Cara penentuan grup titik dapat
menggunakan diagram alir berikut (Gambar 5.1).
Gambar 5.1. Diagram alir penentuan grup titik.
Sifat molekul dapat dipengaruhi oleh unsur simentri yang dimilikinya. Sebagai contoh
senyawa polar adalah senyawa yang termasuk ke dalam grup titik ​Cn​ ,​ ​Cn​ v d ​ an ​Cs​ .​ Sifat

simetri juga diterapkan dalam pembentukan orbital molekul dan aturan seleksi dalam
spektroskopi.
2. Tujuan
- Mengidentifikasikan semua operasi simetri yang dimiliki suatu molekul
berdasarkan grup titiknya.
LABORATORIUM KIMIA FISIK PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
11.2 ​THE SYMMETRY CLASSI
Molecule
Y

Linear? ​N

i?
N​
Y
N​i​?
N

N
NY​N N Y​N N ​

Y
N

N​N ​NTwo or more C​n,​ ​n ​> 2?


Y
​ ​
D∞h
C∞v ​
Y
I​h Y​​ C​5​?
O​h T ​ ​d
Select are there ​C​n ​with ​nC2​​ perpendicular the highest ​n;​ to then, ​C​n?

Y
Cn​ ? ​
Dn​ h​
?
Y​σ​h​

Dn​ d​ ​Y

σ
Dn​
Y​σ
?​
h​
YY​Cs​
σ ​?​Ci​ ​i​? C
​ 1​ C
​ ​nh

Cn​ v​
σ
Cn​ n ​ ​d​?
n v​​ ?
S​2​n
S​2​n the
​ top dia
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 5

- Menganalisa konsekuensi simetri terhadap sifat molekul tersebut


(kiralitas, kepolaran).

3. Alat dan Bahan


Model molekul terdiri dari: - Bola besar 4
lubang 6 buah - Bola besar 3 lubang 1 buah
- Bola besar 2 lubang 1 buah - Bola kecil 1
lubang 20 buah - Penghubung fleksibel
bening 6 buah - Penghubung sedang 20
buah

4. Cara Kerja
1. Buatlah molekul berikut dengan model molekul yang disediakan.
a. BF​3 ​(​D​3h​) b. C​2​H​4 ​(​D2​ h​) c. NH​3 (​ ​C3​ v​) d. CH​4 ​(​Td​ ​) e. H​2​O (​C2​ v​) f.
C​3​H​4​/Alena (​D2​ d​) 2. Tunjukkan semua operasi tersebut pada asisten
Anda. 3. Buatlah dokumentasi foto/video/sketsa operasi simetri molekul
pada
poin 1.

5. Pertanyaan
1. Tuliskan semua operasi simetri yang ada pada molekul-molekul tersebut.
2. Tuliskan konsekuensi simetri pada sifat molekul tersebut.

6. Tugas Pendahuluan
Tuliskan unsur simetri pada molekul dengan grup titik ​D3​ h​, ​C3​ v​, dan ​Td​ ​.

7. Pustaka
Atkins, P. and Paula, J. D. Atkins’ Physical Chemistry 9​th ​Ed., Oxford
University Press, 2010.
LABORATORIUM KIMIA FISIK
PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6

Modul 6 : Visualisasi Orbital Molekul dengan Piranti Lunak

1. Pendahuluan
Berdasarkan pembentukannya ikatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu
ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam. Jenis ikatan yang lebih sering
dibahas adalah ikatan kovalen. Ikatan ini terbentuk ketika terjadi pemakaian
bersama elektron-elektron oleh atom-atom penyusun molekul. Ikatan kimia dapat
dijelaskan menggunakan dua teori, yaitu teori ikatan valensi dan orbital molekul
[​1​]. a) Teori Ikatan Valensi
Teori ikatan valensi merupakan perluasan dari struktur Lewis. Ikatan dalam
molekul ditentukan oleh elektron valensi atom-atom pembentuknya. Prinsip teori
ikatan valensi adalah memasangkan elektron. Misalnya molekul H​2 ​terbentuk
karena satu elektron pada atom H berpasangan dengan satu elektron dari atom
H yang lain. Prediksi geometri berdasarkan teori ikatan valensi mempunyai
kesesuaian yang baik dengan hasil eksperimen.
Hasil eksperimen tidak selalu sesuai dengan prediksi. Salah satu contoh adalah
pembentukan CH​4​. Atom C mempunyai konfigurasi elektron 1s​2​2s​2​2p​2​. Elektron
valensi atom C berada pada orbital 2s dan 2p. Orbital 2s telah terisi penuh,
sehingga hanya orbital 2p yang terlibat dalam pembentukkan ikatan. Dengan
demikian hanya dibutuhkan dua buah elektron untuk berikatan dengan atom C.
Jika atom yang berikatan dengan atom C adalah atom H, maka molekul yang
terbentuk adalah CH​2​. Molekul alkana paling sederhana yang dikenal adalah
CH​4 ​bukan CH​2​. Untuk itu, konsep hibridisasi dikenalkan untuk menjelaskan
pembentukkan CH​4​.
Hibridisasi menjelaskan pembentukan molekul CH​4 ​melalui tumpang tindih orbital
hibrid sp​3 ​atom C dengan orbital s atom H. Orbital hibrid atom C pada molekul
CH​4 ​terbentuk dari penggabungan satu orbital s dan tiga orbital p menghasilkan
empat orbital sp​3​. Teori ikatan valensi beserta konsep hibridisasi telah berhasil
memprediksi geometri molekul.
Berdasarkan teori ikatan valensi, molekul O​2 ​diprediksi mempunyai sifat diamagnet
karena semua elektron dalam molekul tersebut berpasangan. Tetapi eksperimen
menunjukkan bahwa molekul O​2 ​bersifat paramagnet [​2​]. Untuk menjelaskan
hasil eksperimen ini diperlukan teori ikatan yang lain yaitu teori orbital molekul.
b) Teori Orbital Molekul
Prinsip teori orbital molekul adalah atom membentuk molekul, sehingga orbital
atom dapat membentuk orbital molekul. Pembentukkan orbital molekul yang
umum dikenal adalah ​Linear Combination Atomic Orbital-Molecular Orbital
(LCAO-MO). Kasus yang paling sederhana adalah pembentukkan molekul H​2​.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6

Atom H mempunyai konfigurasi 1s​1​, sehingga kombinasi yang mungkin adalah


menjumlahkan kedua orbital 1s dan mengurangkan kedua orbital 1s (Gambar
6.1).

Gambar 6.1. Orbital molekul H​2

Orbital molekul yang dibentuk dari penjumlahan orbital atom mempunyai tingkat
energi yang lebih rendah daripada pengurangan orbital atom. Hal ini disebabkan
oleh orbital molekul yang terbentuk mempunyai daerah dengan probabilitas
tinggi diantara kedua inti atom. Orbital molekul ini memperkuat ikatan dalam
molekul oleh karena itu disebut dengan orbital ikatan.
Orbital molekul yang dibentuk dengan mengurangi orbital atom pembentuk
mempunyai tingkat energi yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh orbital
molekul yang terbentuk mempunyai daerah kosong (daerah menemukan
elektron sangat kecil) diantara inti atom. Orbital molekul ini dapat melemahkan
ikatan molekul sehingga disebut dengan orbital anti ikatan.
Jenis orbital molekul ikatan antara lain sigma (σ), pi (π), delta (δ), sedangkan jenis
orbital molekul anti ikatan antara lain sigma bintang (σ*), pi bintang (π*), delta
bintang (δ*). Contoh orbital σ adalah orbital molekul yang dibentuk oleh dua
orbital s, dua orbital p serta kombinasi orbital s dan p. Contoh orbital π adalah
orbital molekul yang dibentuk oleh dua orbital p. Orbital δ umumnya dibentuk
oleh dua orbital d.

2. Tujuan
Mengidentifikasi orbital molekul beberapa molekul sederhana.

3. Alat dan Bahan


Komputer yang sudah terinstalasi piranti lunak ArgusLab.

4. Cara Kerja
4.1 Instalasi Instalasi dapat dilakukan dengan mengunduh piranti lunak
tersebut di laman ​http://www.arguslab.com/arguslab.com/ArgusLab.html ​[​3​].
Tampilan yang muncul adalah seperti pada Gambar 6.2.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6
Gambar 6.2. Tampilan laman ​ArgusLab

4.2 Struktur Molekul 1.


Buka ​ArgusLab.

2. Klik tombol “Create ​New Molecule​” (kiri atas) untuk mendapatkan layar
molekul baru.
LABORATORIUM KIMIA FISIK
PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6

3. Jendela secara otomatis diatur ke mode “​Add Atoms”​ (tombol dengan


pensil mengarah ke bola biru) 4. Pembuatan struktur molekul dapat dilakukan
dengan memilih atom yang
dibutuhkan pada sisi kiri layar terdapat tombol-tombol unsur. 5. Buatlah struktur
molekul H​2 ​dengan mengklik unsur H, kemudian mengklik-kanan tetikus pada
jendela. Kedua atom H dihubungkan dengan cara klik “​Selection”​ (panah
berwarna kuning). Kemudian arahkan tetikus pada salah satu atom H, klik kiri
akan menyebabkan atom H berwarna kuning. Tekan tombol “​Shift”​ pada
papan tombol, kemudian klik kiri atom H yang lain. Suatu garis
menghubungkan atom-atom H tersebut.
LABORATORIUM KIMIA FISIK
PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6

6. Tentukan panjang ikatan dengan memilih dua atom H (klik kiri pada salah
satu atom H kemudian tekan tombol “​Ctrl”​ dan klik atom H lainnya) dengan
menggunakan “​Monitor Distance”​ .
7. Lakukan optimasi dengan memilih perintah “​Optimize Geometry​” pada
tombol “​Calculation”​, gunakan Hamiltonian AM1. Klik “​OK”​ kemudian klik
gambar Bunsen. Tentukan panjang ikatan molekul tersebut.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6
8. Ulangi langkah 5 hingga 7 untuk molekul HCl, N​2​, H​2​O dan CH​4​.

4.3 Orbital Molekul 1. Optimasi


geometri molekul H​2​. 2. Klik
“​Calculation”​ pilih “​Energy​”.
LABORATORIUM KIMIA FISIK
PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6

3. Pilih Hamiltonian AM1, kemudian centang “​Print Molecular Orbital”​ . Klik


“​Surface Properties​”. Pilih orbital yang akan divisualisasikan. Klik “​OK​” dan
jalankan dengan memilih gambar Bunsen.
4. Klik “​QuickPlot Highest Occupied MO Surface”​ yaitu gambar dua bola yang
menempel, bola merah di atas dan bola biru di bawah.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6

5. Klik “​QuickPlot Lowest Unoccupied MO Surface​” yaitu gambar dua bola


yang menempel, bola biru di atas dan bola merah di bawah.

6. Langkah 4.2 dan 4.3 dapat dilakukan untuk molekul HCl, N​2​, H​2​O dan CH​4​.
Untuk melihat orbital lain selain HOMO dan LUMO, pilih “​Surface Make
Surface​”.
7. Pilih orbital molekul yang akan divisualisasikan dengan mengklik tanda “+”
pada bagian sebelah kiri. Klik dan seret orbital yang dimaksud ke kotak
“​Grid”​ , kemudian klik “​Create​”.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6
8. Pada kotak sebelah kanan muncul permukaan (​surface​) yang baru. Untuk
melihatnya klik nama permukaan tersebut, klik “​Toggle Display​” dan “​OK”​ .

9. Orbital yang dipilih akan muncul pada jendela.


LABORATORIUM KIMIA FISIK
PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6

5. Pertanyaan
1. Berdasarkan optimasi geometri yang Anda lakukan, bagaimana
kesesuaian hasilnya dengan data eksperimen? 2. Berapa orbital molekul yang
terbentuk dalam molekul HCl? 3. Apakah ada orbital molekul yang mirip
bentuknya dengan orbital atom?
Sketsakan orbital molekul tersebut. 4. Orbital apakah yang membentuk LUMO
HCl? Jelaskan. 5. Sketsakan orbital molekul ke-3 pada molekul N​2​. Apa
perbedaan orbital
molekul ke-3 dan 4 pada molekul N​2​. 6. Berapa jumlah orbital σ pada molekul
N​2​? Identifikasi orbital atom yang
membentuk orbital σ tersebut. 7. Adakah orbital ​non bonding ​pada molekul
H​2​O dan CH​4​? Sketsakan
orbital tersebut.

6. Tugas Pendahuluan
1. Apa yang dimaksud dengan orbital ikatan, anti-ikatan dan non-ikatan
(​non bonding)​ ? Jelaskan. 2. Apa yang dimaksud dengan ​symmetry-adapted
linear combinations?​
Jelaskan.

7. Pustaka
1. Atkins, P. and Paula, J. D. Atkins’ Physical Chemistry 9​th ​Ed., Oxford
University Press, 2010. 2. Chang, R. Chemistry 10​th ​Ed., McGrawHill Higher
Education, 2010. 3. Thompson, M. A. Molecular Docking using ArgusLab, an
Efficient Shape- based Search algorithm and the AScore Scoring Function,
ACS Meeting, 2004.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 7

Modul 7 : Spektroskopi Rotasi-Vibrasi I​2

1. Pendahuluan
Spektroskopi merupakan ilmu yang mendalami pengukuran spektrum hasil
interaksi suatu materi dengan gelombang elektromagnetik. Perbedaan panjang
gelombang yang diberikan akan mempengaruhi spektrum yang dihasilkan. Hal
ini disebabkan oleh tingkat energi yang berbeda-beda pada materi tersebut.
Tingkat-tingkat energi dalam molekul antara lain energi elektronik, energi vibrasi
dan energi rotasi. Energi elektronik mempunyai celah energi yang lebih besar
daripada vibrasi dan rotasi sehingga perubahannya teramati pada daerah sinar
tampak-ultraviolet. Energi vibrasi teramati pada daerah infra merah, sedangkan
energi rotasi teramati pada daerah gelombang mikro. Tingkat-tingkat energi
molekul tersebut dapat dilihat pada Gambar 7.1[​1​].
Gambar 7.1. Tingkat-tingkat energi elektronik, vibrasi dan rotasi [​1​].

Spektrum vibrasi umumnya dapat berkombinasi dengan spektrum rotasi


membentuk pola yang khas seperti pada Gambar 7.2. Sifat simetri suatu molekul
akan mempengaruhi apakah molekul tersebut dapat dideteksi oleh suatu
gelombang elektromagnetik atau tidak. Sebagai contoh, spektrum vibrasi infra
merah hanya dapat teramati pada molekul dengan pergerakan yang
menimbulkan perubahan momen dipol [​2​].

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK
470 ​12 M
​ OLECULAR SPECTROSCOPY 1: ROTA
Modul 7
9​vibration ​8​basis for t ​53764210​
​ LABORATORIUM KIMIA FISIK PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
The lin for which The inten Boltzman that anti- ​Molecular excitation during scattering
9​vibration In gas- arising fro excitation spectrosc ​8​S branch ​5 3 1760 4 2 ​#​O​(​J​) #​Q​(​J​)
OQS
#​S​(​J​) =
where # spectrosc ​Frequency of scattered radiation
instance, ences in r
Gambar 7.2. Spektrum ​Fig. ​Raman ​12.34 ​The ​rotasi-vibrasi ​formation of O, Q, and ​untuk ​S
The in ​molekul i​ nfrared ​rotor s​
linier [​2​].
2. Tujuan
Menganalisa spektrum raman molekul I​2​.
3. Alat dan Bahan
- Padatan iodin - Pipa kapiler - Kapas - Spektrometer Raman
4. Cara Kerja
1. Siapkan pipa kapiler dengan panjang ~ 2 cm. 2. Masukan padatan iodin ke dalam
pipa kapiler. 3. Sumbat kedua ujung pipa kapiler dengan kapas, kemudian lapisi dengan
plastisin. Seperti gambar berikut.
4. Sampel didiamkan pada suhu ruang selama beberapa jam hingga kristal
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 7

iodin menyublim dan diperoleh uap iodin yang cukup banyak (sampel tidak
dipanaskan karena jika dipanaskan uap iodin akan berdifusi ke pori pori kaca
kapiler). 5. Sampel diamati dengan spektrometer Raman dengan parameter
sebagai
berikut: ​- ​Eksitasi laser: 532 nm - Co-addition: 3 kali ​- ​Daya: 5
mW - Rentang Pengukuran: ab ​- ​Waktu pengukuran: 20
sekon

5. Pertanyaan
1. Prediksikan bentuk spektrum rotasi I​2 ​jika diketahui tetapan rotasi untuk
molekul tersebut sebesar 0,037 cm​-1 ​ketika terpapar radiasi laser 532 nm. 2.
Informasi apa saja yang Anda dapatkan dari spektrum Raman uap I​2​?
Jelaskan

6. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan perbedaan antara rotor sferis, simetrik dan linier. 2. Apa
yang dimaksud dengan radiasi Stokes, Anti-Stokes dan Rayleigh? 3.
Tuliskan aturan seleksi spektroskopi rotasi Raman untuk rotor linier.

7. Pustaka
1. Lam, Julien. (2015). Laser ablation in liquid, towards the comprehension
of the growth processes. 10.13140/RG.2.1.3725.7049. 2. Atkins, P. and
Paula, J. D. Atkins’ Physical Chemistry 9​th ​Ed., Oxford
University Press, 2010.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 8
Modul 8 : Transisi Elektronik I​2
1. Pendahuluan
Transisi elektronik berkaitan dengan perpindahan elektron dari orbital molekul terisi
tertinggi (HOMO) ke orbital molekul tak terisi terendah (LUMO). Transisi jenis ini terjadi
pada penyerapan gelombang elektromagnetik pada daerah sinar tampak dan
ultraviolet. Elektron yang tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar I​ C ​melalui S
​ PECTRA
​ F DIATOMIC ​vibrasi.
transisi O
MOLECULES ​495
400
ig. 13.6),
300
Condon e
ns of the
200
ry nuclei o vibrate paration
ε ​100​ary equi- comes a ransition in of the
0200 240 280 320 ​λ ​/nm ​tion that
Gambar ​Fig. 13.6 ​8.1. ​The electronic ​Spektrum ​spectra ​gas ​of ​SO​2 ​some
pada suhu 298 K
Gambar 8.1 menunjukkan spektrum gas SO​2 ​pada rentang panjang gelombang 200-320
nm. Pada gambar tersebut, terlihat puncak-puncak tajam yang menunjukkan transisi
dari tingkat energi elektronik yang lebih rendah ke tingkat vibrasi yang berbeda di
tingkat energi elektronik lebih tinggi. Terdapat beberapa jenis transisi pada spektrum
elektronik molekul poliatom, antara lain transisi d-d, transisi transfer muatan, transisi
π*​←​π dan π*​←​n, serta diskroisme sirkular.
2. Tujuan
Menganalisa spektrum elektronik gas I​2​.
3. Alat dan Bahan
Spektroforometer UV-VIS Padatan I​2
4. Cara Kerja
1. Sejumlah padatan I​2 ​ditempatkan pada kuvet kemudian ditutup. Padatan
tersebut dibiarkan menguap hingga tercapai kesetimbangan. 2. Ukur spektrum uap I​2
dengan spektrofotometer UV-VIS pada 200-800 nm.
LABORATORIUM KIMIA FISIK PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 8

5. Pertanyaan
1. Buatlah sketsa spektrum yang terukur. 2.
Jelaskan pola spektrum yang terukur.

6. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan prinsip Franck Condon. 2. Jelaskan jenis transisi
elektronik yang terdapat pada aseton dan
[Ti(H​2​O)​6​]3+​
​ .

7. Pustaka
Atkins, P. and Paula, J. D. Atkins’ Physical Chemistry 9​th ​Ed., Oxford
University Press, 2010.
LABORATORIUM KIMIA FISIK
PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB

Anda mungkin juga menyukai