Anda di halaman 1dari 2

Fauzia Dwi Shabrina

10518057

Tugas Pengetahuan Lingkungan

Cara Menghitung Tapak Ekologi

Tapak ekologi adalah sejumlah area yang terdiri dari lahan dan air yang produktif
secara biologi yang dibutuhkan oleh individu, populasi atau aktivitas tertentu untuk
memproduksi bahan konsumsi dan untuk mengolah limbahnya dengan teknologi dan
management. Tapak ekologi sering dinyatakan dalam satuan global hektar (gha)
karena yang menjadi ruang lingkup dalam tapak ekologi individu mencakup lahan
atau laut dari seluruh dunia.
Konsep "Tapak Ekologi" (Ecological Footprint) ini diperkenalkan pada tahun 1990-an oleh
William Rees dan Mathis Wackernagel (Wackernagel and Rees, 1996).

Konsep ini pada dasarnya dikembangkan sebagai usaha pencarian indikator untuk
pembangunan berkelanjutan dan khususnya diharapkan dapat menjadi metode untuk
mengukur secara kuantitatif mengenai hubungan perlakuan manusia terhadap bumi dengan
daya dukung yang dimiliki oleh bumi itu sendiri.

Konsep ini menegaskan bahwa hampir semua tindakan dan perilaku hidup manusia,
misalnya perilaku konsumsi dan transportasi, akan membawa dampak ekologis atau
dampak bagi lingkungan.
Untuk perhitungan tapak ekologi, terlebih dahulu dibutuhkannya asumsi-asumsi.

Asumsi yang umum digunakan yaitu.


1. Sebagian sumber daya yang dikonsumsi manusia serta limbahnya dapat diketahui.
2. Sebagian besar aliran sumber daya dan limbah ini dapat diukur dalam luasan
bioproduktifitas untuk menjaga aliran tersebut.
3. Dengan membobotkan setiap luasan dengan bioproduktifitasnya, setiap luasan dapat
dikonversi menjadi satu ukuran tunggal, yaitu hektar global (gha).
4. Karena satu hektar global merepresentasikan satu kali penggunaan, dan seluruh
hektar global dalam satu tahun merepresentasikan bioproduktivitas, maka bisa
didapatkan indikator dari tapak ekologi dan biokapasitasnya.
5. Permintaan terhadap sumber daya alam (demand) atau tapak ekologis (ecological
footprint), dapat dibandingkan secara langsung terhadap ketersediaan sumber daya
(supply) atau biokapasitas (biocapacity), dengan satuan hektar global (gha).
6. Demand dapat melebihi Supply apabila permintaan melebihi kapasitas regeneratif
ekosistem tersebut. Misalnya manusia menuntut lebih banyak biocapacity dari hutan,
atau perikanan daripada yang tersedia di ekosistem.
Luasan perminataan (area demanded) bisa lebih besar dari luasan pasokan (area supply),
jika permintaan suatu ekosistem melebihi kemampuan ekosistemnya untuk
menyediakannya, maka dalam hal ini akan terjadi deficit.

Telapak Ekologis(TE/EF) untuk semua kategori lahan dihitung dengan menggunakan


persamaan:
Keterangan :
EF = ecological footprint/telapak ekologis (TE);
P = jumlah produk dipanen atau limbah yang dihasilkan;
YN = produktivitas nasional rata‐ rata untuk P;
YF = yield factor (faktor panen);
EQF = equivalence factor (faktor ekivalensi untuk kategori lahan dimaksud).

Menurut data yang diperoleh dari


http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_ecological_footprint , nilai tapak
ekologi Indonesia adalah 1,21 gha/ orang dan biokapasitasnya 1,35 gha/orang. Arti
dari nila ini adalah rata-rata setiap individu yang ada di Indonesia membutuhkan
lahan produktif seluas 1,21 hektar yang didalamnya juga terdapat air yang dapat
digunakan manusia untuk memproduksi sesuatu yang berguna untuk kebutuhan
hidupnya serta unruk mengolah limbahnya sendiri. Nilai ini didapat dengan
pendekatan dan rumus yang sudah dijelaskan diatas. Hal ini juga telah
mempertingkan pola-pola tingkah laku manusia yang ada di Indonesia baik di bidang
makanan, tempat tinggal, emisi karbon, energi yang dipakai dan yang diperbaharui,
tingkah laku manusia terhadap air, pola tingkah laku terhadap barang-barang yang
ada di lingkungannya, dll.
Jika dibandingka dengan Negara maju lainnya, nilai tapak ekologi Indonesia masih
relatif kecil tetapi sudah melebihi nilai maksimal untuk keoptimalan fungsi kerja bumi.
Berdaasarkan kalkulator tapak ekologi , dapat dikatakan bahwa nilai tapak ekologi
akan semakin tinggi jika teknologi di suatu Negara tinggi pula, karena ini akan
merubah kebiasaan masyarakatnya sehingga masyarakatnya membutuhkan lahan
yang sangat luas untuk kehidupannya serta untuk mengolah limbahnya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai