1
KATA PENGANTAR
Bahan praktikum yang dikumpulkan dalam penuntun ini dirancang untuk mengiringi
bahan kuliah Kimia Organik pada Program Studi Farmasi Klinis Institut Ilmu Kesehatan Medika
Persada Bali. Materi percobaan meliputi beberapa contoh Reaksi Sintesis Senyawa Asetanilida,
Sintesis Aspirin, (Asam Asetil Salisilat), Sintesis Dibenzalaseton, Isolasitrimiristin Dari Biji
Buah Pala, Isolasi Kafein Dari Daun Teh, Sintesis Iodoform, dan Isolasi Limonene dari Kulit
Jeruk.
Dengan adanya buku penuntun ini diharapkan mahasiswa dapat mempersiapkan diri
mengenai materi yang akan dipraktekkan sebelum menghadapi percobaan di laboratorium yang
waktunya sangat terbatas. Gunakan waktu sehemat-hematnya dengan menelaah tujuan percobaan
dan membuat bagan kera untuk setia materi percobaan. 15 menit menjelang praktikum berakhir,
mahasiswa diminta untuk menghentikan percobaan dan mulai menyelesaikan laporan sementra
berupa lembar pengamatan (lembar asisten dan Lembar mahasiswa) yang formatnya disediakan
pada bagian akhir setiap materi percobaan. Pengisian lembar pengamatan dapat dilakukan sambil
melaksanakan percobaan.
Apabila ada hal-hal yang kurang jelas dalam penuntun ini,mintalah penjelasan kepada
asisten/Dosen. Tindakan ini membuat anda lebih banyak mengetahui cara bekerja di
Januari 2017
2
PERATURAN ADMINISTRASI LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
I. PENGGUNAAN ALAT
Tiap kelompok mahasiswa akan mendapatkan satu set peralatan untuk setiap percobaan
yang akan dipakai bergantian dengan kelompok lain pada praktikum berikutnya. Setiap akan
mulai praktikum, para praktikan harus meminta kunci almari alat pada laboran/teknisi, dan
mengecek apakah alat yang ada dalam almari sesuai dengan daftar alat yang tertempel pada
tiap almari. Setiap kekurangan alat harap segera dilaporkan pada laboran/ teknisi meliputi :
1. Kelompok nomor beberapa dan Jurusan/Fakultas apa saudara berasal
2. Alat apa yang kurang atau pecah
3. Tanda tangan pelapor dan laboran/teknisi
4. Laporan rangkap dua, satu untuk laboran/teknisi dan yang lainnya untuk pelapor
Laboran akan menganggap bahwa alat pecah atau kurang tersebut diakibatkan oleh
kelalaian kelompok sebelumnya, dan otomatis akan tercatat sebagai penanggung jawab
kerusakan. Oleh karena itu setiap kelalaian mengembalikan ke almari bekas kerjanya akan
mengakibatkan yang bersangkutan akan tercatat pada kelompok kerja berikutnya sebagai
penanggung jawab kerusakan.
Tissue dan lap/serbet tidak disediakan oleh laboratorium, untuk itu setiap praktikan
diwajibkan membawa sendiri.
3
laboratorium yang biaya tersebut akan diambilkan langsung dari biaya tanggungan
peralatan
7. Biaya tanggungan peralatan akan diserahkan kembali ke praktikan pada akhir praktikum,
setelah dilakukan perhitungan-perhitungan yang disesuaikan dengan berita acara
praktikum, oleh laboran/teknisi melalui ketua kelompoknya masing-masing
8. Bila biaya tanggungan tidak mencukupi untuk penggantian alat yang pecah, maka akan
dimintakan lagi iuran tambahan dari mahasiswa
III. SANKSI
1. Bagi praktikan yang tidak dapat memenuhi persyaratan II.1 dan II.2, kepada yang
bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti praktikum selama 1 (satu) semester,
kecuali bagi praktikan yang mendapat persetujuan dari Ketua Jurusan Kimia-MIPA, atas
pemberitahuan dari pimpinan Jurusan/fakultas praktikan yang bersangkutan.
2. Bagi praktikan yang tidak dapat memenuhi persyaratan II.3 kepada yang bersangkutan
tidak diperkenankan mengikuti ujian praktikum baik ujian praktik maupun ujian teori
sebelum semua urusan administrasinya diselesaikan
IV. PENUGASAN
1. Dosen bertanggung jawab penuh terhadap kelancaran jalannya praktikum yang dibawah
koordinasinya
2. Asisten bertugas untuk membantu dosen didalam melaksanakan terselenggaranya
praktikum serta bertanggung jawab penuh terhadap tata laksana praktikum harian.
3. Analis bertugas menyelenggarakan pengadaan distribusi reagen kimia ke laboratorium
serta bertindak sebagai fasilitator selama praktikum berlangsung di ruang laboratorium
4. Laboran/teknisi bertanggung jawab terhadap seluruh peralatan dan penyediaan botol
reagen didalam laboratorium
Setiap hari praktikum, laboran menyerahkan dan menerima kembali kunci almari kerja
ke dan dari mahasiswa. Setiap laporan pecah alat harus dilaporkan dalam berita acara
yang ditanda tangai oleh 2 (dua) pihak, yaitu yang melaporkan dan yang menerima
laporan (laboran/teknisi) pemakai alat tersebut tepat sebelum yang melaporkan harus
dicatat oleh laboran/teknisi dengan melihat daftar nama mahasiswa yang praktikum hari
sebelumnya (karena itu harus punya daftar absen mahasiswa lengkap tiap hari jadwal
praktikum). Laboran/ teknisi harus siap ditempat selama praktikum berlangsung serta
bertanggung jawab membuat berita acara praktikum (formulir disediakan) setiap hari
jadwal praktikum dan menyerahkannya kepada koordinator praktikum, serta dibendel
dalam map khusus.
4
V. PENILAIAN
1. Nilai pratikum terdiri atas : nilai pre test, nilai ketrampilan/skill laboratorium, nilai
laporan dam nilai ujian teori/praktik (bila ada)
2. Nilai akhir praktikum didapat dari keempat nilai tersebut dengan persentase sebagai
berikut:
NAP = 10%NPT + 30%NK + 30% NL + 30% NUT
Keterangan :
NAP = nilai akhir praktikum
NPT = nilai pretest
NK = nilai keterampilan/skill laboratorium
NL = nilai laporan
NUT = nilai ujian teori/praktik (bila ada)
5
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
1. Pengembangan ketrampilan
Ketrampilan diperlukan dalam penanganan peralatan dan instrumen laboratorium, untuk
dapat mengerjakan percobaan dan pengukuran kimia. Ketrampilan ini hanya didapat
dengan latihan.
2. Ilustrasi prinsip-prinsip dalam teori
Pekerjaan laboratorium ditujukan untuk menggambarkan hal-hal yang sifatnya abstrak
dalam teori dasar yang didapatkan dalam perkuliahan dan untuk mendemonstrasikan
penerapan dalam praktiknya
3. Mendapatkan pengalaman praktik kimia
1.3 JADWAL
Disesuaikan dengan jadwal dari FMIPA
6
Lembar Mahasiswa, dan mendapatkan pengesahan dari dosen atau asisten yang bertugas.
Lembar asisten dikumpulkan pada asisten/dosen yang bertugas, sedangkan lembar
mahasiswa dilampirkan pada tiap laporan praktikum yang dikumpulkan paling lambat 1
(satu) minggu, sebelum materi praktikum berikutnya dimulai
11. Mahasiswa yang tidak hadir pada jadwal praktikum yang telah ditetapkan wajib
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada koordinator praktikum.
12. Mahasiswa yang tidak hadir praktikum, materi praktikum yang belum sempat dikerjakan
pada saat ketidakhadirannya wajib dilaksanakn pada minggu berikutnya saat praktikan
mulai hadir. Praktikan masuk ke kelompok yang sedang mengerjakan materi yang sama,
tetapi materi praktikum pada kelompoknya sendiri harus tetap dilaksanakan. Praktikan
harus pandai-pandai membagi waktu.
13. Praktikan yang tidak hadir pada jadwal praktikum 2 (dua) kali berturut-turut tanpa
pemberitahuan yang jelas (secara tertulis) tidak diperkenankan mengikuti Ujian Akhir
Praktikum dan secara otomatis mata kuliah praktikum yang ditempuh dinyatakan gagal
(tidak lulus).
14. Perhatikan setiap label pada botol/kemasan yang menyatakan sifat atau toksisitas dari
bahan kimia
15. Selama menimbang, jangan menaruh bahan-bahan kimia langsung pada pan penimbang,
dan bersihkan alat timbangan setiap kali selesai dipakai.
16. Hati-hati dengan semua pekerjaan pemanasan. Hindarkan percikan cairan atau
terhisapnya uap selama bekerja.
1. Meja kerja dan alat kerja kelompok harus selalu bersih. Tidak diperkenankan
meninggalkan peralatan dalam keadaan kotor di meja
2. Pada akhir kerja, praktikan harus membersihkan meja kerja dengan lap basah yang bersih
3. Jangan meminjam alat dari meja lain. Jika memerlukan peralatan tambahan, harap
meminjam kepada laboran yang bertugas, untuk dicatat dalam buku pinjaman
4. Jika ada peralatan yang rusak atau pecah, harus segera dilaporkan supaya diketahui dan
mendapat gantinya. Kelalaian melaporkan akan dikenakan sangsi
5. Peralatan-peralatan besar untuk pemakaian bersama terletak di luar meja kerja, di dalam
ruang laboratorium
Bahan kimia dipakai bersama dan disimpan pada rak-rak di meja kerja. Reagen-reagen
khusus yang diperlukan dan tidak tersedia akan dijelaskan oleh dosen.
7
1. Cairan dan larutan harus dibuang melalui bak pencuci dan digelontor dengan air
sebanyak-banyaknya
2. Padatan harus dibuang di wadah tertentu (tempat sampah) jangan di dalam bak pencuci
3. Tutup-tutup botol jangan diletakkan di meja, tetapi tetap dipegang di tangan, untuk
kemudian ditutup kembali.
4. Reagen yang telah diambil dari tempatnya tidak boleh dikembalikan ke wadah semula.
5. Botol bahan yang telah dipakai harus dikembalikan ke rak. Tidak boleh dibawa ke tempat
sendiri, karena akan mengganggu pemakaian oleh kelompok lain.
6. Ambil jumlah secukupnya saja untuk percobaan
TEKNIK LABORATORIUM
Sejak awal pekerjaan praktikum anda perlu mengembangkan pendekatan yang sehat dan
profesional terhadap pekerjaan di laboratorium. Prosedur yang benar dan aman tidak saja
melindungi diri anda sendiri, tetapi juga demi berhasilnya kegiatan percobaan Anda.
Beberapa asas keselamatan tercantum berikut ini. Asisten anda dapat menambahkannnya.
1. Hanya percobaan yang ada pada penuntun yang dapat dilakukan. Walaupun mencoba-
coba sesuatu yang belum Anda ketahui itu menarik, namun hal ini akan mengundang
bahaya bagi yang sedang dalam taraf belajar.
2. Jika mencium zat kimia, tepiskan uapnya ke muka Anda, bukan menghirupnya dari jarak
dekat.
3. Lebih aman menggunakan kaca pelindung mata atau kaca mata di laboratorium. Jika
bahan kimia korosif mengenai mata Anda, segeralah siram dengan air dan lakukan
dengan seksama
4. Jika bahan kimia korosif mengenai kulit anda, segeralah cuci dengan air yang banyak
5. Laporkan kecelakaan, sekecil apapun kepada asisten
6. Jangan mengecap bahan kimia, kecuali jika diminta. Anggap semua bahan kimia adalah
beracun.
7. Gunakan lemari asam untuk melaksanakan percobaan yang mungkin melepaskan gas
beracun
8. Jika menyusupkan pipa kaca, termometer, atau alat kaca ke dalam sumbat karet, lumasi
kedua belah pihak dengan air atau gliserin. Lindungi tangan Anda dengan kain handuk
untuk menjaga pecahnya kaca, dan dengan halus putarlah pipa sambil memasukkannya.
Lakukan dengan jarak kedua belah tangan cukup dekat, untuk memperkecil pecahnya
pipa (Gambar 1).
8
Gambar 1. Menyusupkan pipa gelas ke dalam sumbat
Gambar 2. Mengencerkan asam sulfat, selalu tuangkan asam perlahan-lahan ke dalam air sambil
diaduk, jangan tuangkan air ke dalam asam.
9. Untuk mengencerkan asam sulfat, tuangkan asam perlahan-lahan ke dalam air sambil
diaduk (bukan sebaliknya). Jika tidak, kalor yang dilepaskan terlalu besar dan
terlokalisasi. Hal ini akan menyebabkan semburan yang keras.
10. Pakailah jas laboratorium untuk melindungi pakaian Anda terhadap bahan kimia yang
korosif. Selalu memakai sepatu, sepatuh jauh lebih aman dibandingkan sandal.
9
2. Cucilah alat dengan air dan sabun jika perlu. Alat kaca dapat dikeringkan dengan oven
pengering, atau biarkan saja pada rak yang disediakan.
3. Tempat sampah disediakan untuk sampah padat. Jangan buang korek api, kertas lakmus,
pecahan kaca, atau bahan tak larut ke dalam bak cuci. Siramlah senyawa mudah larut ke
dalam saluran pembuangan dengan banyak air agar tak menimbulkan karat pada pipa.
4. Beberapa hal yang sebaiknya Anda ketahui mengenai pengambilan bahan kimia dari
botol pereaksi:
a. Baca labelnya dua kali sebelum menggunakannya
b. Jangan mengembalikan bahan kimia sisa ke dalam botol. Kesalahan mudah dibuat
dam konsekuensinya mencelakakan. Demikian pula, jangan mengambil bahan kimia
berlebihan.
c. Letakkan botol pereaksi pada raknya. Alihkan pereaksi ke meja Anda dalam gelas
piala, labu, atau tabung pereaksi.
d. Jangan masukkan pipet, penetes atau sudip ke dalam botol pereaksi. Tuangkan bahan
kimia dari botolnya untuk menghindari kontaminasi.
e. Dalam menimbang bahan kimia, usahakan jangan tumpah. Segera bersihkan setiap
bahan yang tercecer.
f. Jangan cemari sumbat atau tutup botol dengan meletakkannya di atas meja.
Peganglah dengan menjepitnya memakai jari Anda (Gambar 3).
5. Apabila memanaskan cairan dalam tabung reaksi arahkan mulut tabung menjauhi Anda,
atau siapapun untuk menghindarkan golkan (misalkan uap yang dibebaskan tiba-tiba
akibat pemanasan yang tinggi, seperti diperlihatkan pada Gambar 4)
10
Gambar 4. Memanaskan cairan dalam tabung reaksi
6. Gelas piala, labu, dan tabung reaksi adalah untuk memanaskan cairan. Alat pengukur
volume seperti gelas ukur tidak untuk dipanaskan. Alat porselin dapat dipanaskan sampai
merah membara, tetapi cara terbaik adalah jangan memanaskannya dengan tiba-tiba.
Pembakar Bunsen
Pembakar bunsen sering digunakan sebagai alat pemanas di laboratorium. Gas alam dan
udara yang masing-masing dapat diatur volumenya, dicampurkan perlahan-lahan dalam laras
pembakar. Perhatikan kerucut nyala bagian dalam, sambil mencampur gas dan udara, kemudian
kerucut luar, jika pembakarnya telah sempurna. Pemanasan paling efisien jika dilakukan tepat di
ujung kerucut dalam nyala yang baik (pengoksidasinya), yaitu pada bagain yang hampir tak
berwarna. Campuran gas yang berlebihan menghasilkan nyala kuning (pereduksi).
11
Tabung reaksi yang berisi cairan sebaiknya dipanaskan pada sisinya dan diputer terus menerus
untuk mencegah letusan mendadak (Gambar 4).
Menimbang
Berbagai neraca dapat digunakan untuk tujuan kerja yang semianalitik atau yang analitik. Neraca
dengan piring tunggal memiliki skala yang bercahaya dan menunjukkan timbangan sampai ke
miligram. Neraca seperti ini menggunakan palang penyeimbang yang berayun bebas pada tepi
pisau yang hampir tak bergesekan.
12
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan dan merawat neraca:
1. Gerakkan tombol pengendali yang mengangkat palang dari tepi pisau dengan hati-hati
agar tidak mengguncang neraca
2. Selalu istirahatkan palang (dengan mengangkatnya dari tepi pisau sebelum menambah
atau mengambil objek dari piring neraca)
3. Timbanglah bahan kimia dalam wadah atau plastik, bukan langsung diatas piring neraca
4. Untuk objek panas, biarkan dingin dahulu sebelum menaruhnya pada piring neraca,
karena panas menyebabkan aliran udara naik dan hal ini menyebabkan kesalahan
penimbangan
5. Untuk ketelitian yang kebih tinggi, tanganilah objek dengan penjepit atau kertas lipat
yang dipilih atasnya. Ujung jari dapat membawa massa dan menyebabkan kesalahan.
Jenis platform pada neraca berpalang tiga digunakan untuk menimbang objek yang lebih
berat dengan ketelitian sampai 1,0 g
Pemindahan Endapan
Penyaringan
Metode baku untuk memisahkan endapan padat dari campurannya ialah dengan
mencairkannya. Kertas saring berfungsi sebagai penapis halus. Jenis kertas saring beragam, dari
yang halus sampai kasar dengan berbagai mutu. Kertas saring dilipat seperti Gambar. 7 sebelum
dimasukkan ke dalam corong. Sobeklah ujungnya sedikit dan lembabkan kertas dalam corong
sampai tepi atasnya tertutup rapat dari udara.
Rakitan alat dan pengoperasiannya ditunjukkan pada Gambar. 8. Endapan diatas kertas dapat
dicuci dengan menuang cairan kepada endapan tersebut.
Dekantasi
Padatan sering mengendap di dasar wadah dengan cepat. Dalam hal ini, sebagian besar
cairan dapat dituangkan tanpa mengganggu padatan (Gambar 9). Cara ini disebut dekantasi
13
Pemusingan (sentrifusi)
Asas dari proses pemisahan ini sama dengan dekantasi. Pemusing adalah alat untuk
meningkatkan laju pengendapan dengan dengan memakai gaya sentrifugal (memutar cepat dalam
lingkaran) buka gaya gravitasi.
1.5 LAPORAN
Laporan praktikum harus dibuat lengkap ditulis tangan dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar pada kertas HVS ukuran A4 yang terdiri atas hal-hal sebagai berikut:
1. Judul percobaan
2. Tujuan percobaan
3. Pendahuluan, mencakup teori-teori yang mendasari percobaan
4. Alat dan bahan kimia
5. Cara kerja, meliputi detail dari metode dan bukan merupakan copy dari Buku Penuntun
Praktikum
6. Data Percobaan, mencakup perhitungan teoritis dan gambar/grafik (bila ada)
14
7. Pembahasan, bagaimana mengkaji data, membahas dan membandingkan secara teoritis
hasil yang didapat dalam percobaan, termasuk penjelasan tentang kesulitan prosedur atau
kendala yang dihadapi selama percobaan.
8. Kesimpulan, harus mencakup perbandingan hasil dengan literatur.
9. Tugas dan Soal, terdapat pada bagian akhir dari setiap topik percobaan yang harus
dijawab dan merupakan bagian dari Laporan.
10. Lampiran Data Pengamatan (Lembar Mahasiswa) yang telah ditandatangani oleh
asisten/dosen yang bertugas.
Laporan praktikum harus sudah diserahkan kepada asisten sebelum praktikum berikutnya
dimulai. Laporan yang terlambat akan dikurangi 5 (lima) point untuk tiap minggu
keterlambatan. Laporan yang menunjukkan indikasi hanya merupakan copy dari laporan
praktikum tahun sebelumnya, atau dari teman sekerjanya, pada dasarnya hanya membuang-
buang waktu saja bagi praktikan sendiri maupun pemeriksa, untuk itu laporan demikian akan
mendapat nilai nol untuk semua yang sama.
15
PERCOBAAN 1
SINTESIS SENYAWA ASETALINIDA
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mensintesis asetalinida dari anilin dan asam asetat glasial
2. Menghitung rendemen produk sintesis
3. Menentukan ciri produk kasar sintesis
II. PENDAHULUAN
Nama sistematik asetalinida adalah N-fenilasetamida. Zat ini merupakan produk asetilasi
anilin dengan asetil klorida, asam asetat glasial atau lebih baik lagi dengan anhidrida asetat.
Biasanya di laboratorium asetalinida dibuat dengan mereaksikan asam asetat glasial dengan
anilin dan seng klorida anhidrat digunakan sebagai bahan dehidrasi. Dalam keadaan murni
asetalinida berwarna putih mengkilap, berwujud kristal seperti daun kecil, tidak berbau,
stabil di udara, sedikit berasa hangus, berat jenis 1,2105, m.p 114-116 ℃, bp. 303℃, sedikit
larut dalam air dingin, tetapi lebih mudah larut dalam air panas, alkohol, eter, kloroform,
aseton, gliserol dan benzena.
Asetalinida digunakan dalam produk karet, sebagai penghambat dalam hidrogen
peroksida, penstabil selulose ester yang diaplikasikan sebagai penyalut pembuatan senyawa
antara (intermediate seperti p-nitroanilin, p-nitroasetalinida, p-fenilenadiamina), dalam
pembuatan kamfer sintetik, bahan obat-obatan, bahan pewarna, prazat (prekursor) penyiapan
penisilin dan sebagai antiseptik. Sebagai obat biasanya dengan nama Antifebrin digunakan
untuk menurunkan temperatur tubuh dan untuk menghilangkan sakit kepala. Toksisitas
asetalinida sedang jika tertelan.
Reaksi pembentukan asetalinida sebagai berikut:
Bisa asetalinida dihidrolisis dengan basa atau asam-asam mineral menghasilkan anilin dan
asam asetat. Reaksi hidrolisis asetalinida sebagai berikut:
16
III. ALAT DAN BAHAN KIMIA
Alat-alat
Labu alas bundar 1 L
Termometer 100℃
Penangas air/water bath
Batang pengaduk
Es bath
Corong gelas
Corong buchner
Pompa vakum
Gelas ukur 20 mL
Beaker glass
Gelas arloji
Labu ukur 100 mL
Alat pengukur titik leleh
Pipa kapiler
Botol vial
Bahan-bahan
HCl pekat
Anilin
Anhidrida asam asetat
Natrium asetat
Karbon aktif
Aquades
Es
17
6. Saring kristal asetalinida yang terbentuk dengan menggunakan corong buchner, cuci
kristal dengan sedikit air
7. Keringkan kristal pada kertas saring diudara terbuka (rendemen yang diharapkan 24 g
atau 80%)
8. Hitung rendemen hasil, amati warna dan evaluasi kemurniannya berdasarkan sifat fisik
yang saudara ketahui.
18
LEMBAR ASISTEN
HASIL PERCOBAAN
19
LEMBAR MAHASISWA
HASIL PERCOBAAN
20
PERCOBAAN 2
SINTESIS ASPIRIN (ASAM ASETIL SALISILAT)
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Melaksanakan reaksi asetilasi pada gugus fenol (esterifikasi) dengan hasil padat
2. Memahami cara pelaksanaan rekristalisasi dan menentukan sifat fisik dan kimia aspirin
II. PENDAHULUAN
Jika asam karboksilat dan alkohol dengan katalis asam (biasanya HCl atau H2SO4)
dipanaskan terdapat keseimbangan dengan ester dan air.
Proses ini dinamakan esterifikasi Fisher (berdasarkan nama penemunya emil fisher).
Walaupun reaksi ini adalah reaksi kesetimbangan, dapat juga digunakan untuk membuat
ester dengan hasil yang tinggi dengan menggeser kesetimbangan ke kanan. Hal ini dapat
dilakukan dengan memisahkan air yang dihasilkan atau dengan cara memasukkan suatu
senyawa penarik air (Drying agent) seperti DCC (disikloheksilkarbodiimida) dan DHU
(disikloheksilurea).
Asam fenolat adalah golongan khusus dari asam hidroksil. Asam fenolat yang
penting adalah asam salisilat (asam orto hidroksibenzoat). Ester metilnya yaitu metil salisilat
adalah komponen utama minyak gandapura. Metil salisilat digunakan untuk rasa permen
karet atau gula-gula. Senyawa ini juga dimanfaatkan sebagai obat gosok.
Penggunaan utama asam salisilat adalah dalam pembuatan aspirin. Reaksi dengan
anhidrida asetat mengubah gugus hidroksil fenolik dari asam salisilat menjadi ester asetil
yaitu aspirin.
21
Aspirin digunakan secara luas dalam bentuk murni atau campuran dengan obat lain, baik
sebagai obat penghilang nyeri (analgetik) atau obat demam.
22
2. Campuran diaduk sampai terjadi pencampuran sempurna, kemudian dipanaskan diatas
penangas air (suhu 50-60℃ )sambil diaduk selama 15 menit.
3. Campuran didinginkan diatas penangas es sambil tetap diaduk dan ditambah 150 mL air.
Kristal kotor yang didapat kemudian disaring dengan corong buchner yang dilengkapi
dengan pompa vakum sehingga didapatkan kristal berwarna putih
4. Pemurnian kristal dilakukan dengan rekristalisasi. Kristal yang didapat dicampur dengan
30 mL etanol 96% dan 75 mL akuades, kemudian dipanaskan hingga kristal larut
sempurna. Dalam keadaan panas disaring dengan corong gelas, kemudian filtrat yang
didapat didinginkan perlahan-lahan sampai terbentuk kristal jarum yang berwarna putih.
5. Saring kristal yang terbentuk menggunakan corong buchner dengan kertas saring yang
sebelumnya telah diketahui beratnya.
6. Keringkan kristal yang didapat, hitung rendemennnya dan tentukan titik lelehnya.
7. Uji terbetuknya aspirin dengan larutan ferri klorida
Sedikitnya asam salisilat dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan
dengan etanol dan ditambah beberapa tetes larutan FeCl3. Amati perubahan warna yang
terjadi. Ganti asam salisilat dengan aspirin, bagaimana perbedaaannya.
23
LEMBAR ASISTEN
HASIL PERCOBAAN
24
LEMBAR MAHASISWA
HASIL PERCOBAAN
25
PERCOBAAN 3
SINTESIS DIBENZALASETON
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami reaksi pembentukan senyawa dibenzalaseton melalui reaksi kondensasi aldol
2. Membuat senyawa dibenzalaseton di laboratorium dan menentukan sifat fisik
II. Pendahuluan
Reaksi antara aldehida dan keton dengan menggunakan NaOH sebagai basa merupakan
contoh dari reaksi kondensasi aldo, yaitu reaksi Claisen-Schmidt. Dibenzalaseton dapat
dibuat dari kondensasi aseton dengan 2 ekivalen benzaldehida. Karbonil pada aldehida lebih
reaktif disbanding pada keton, maka dari itu akan bereaksi cepat dengan anion keton dan
menghasilkan β-hidroksiketon, yang dengan mudah mengalami dehidrasi berkatalis basa.
Reaksi ini dapat menghasilkan baik mono ataupun dibenzalaseton
2. Bahan-Bahan
a. Etanol (96%)
26
b. Benzaldehida
c. NaoH
d. Aquades
e. Air Es
27
LEMBAR ASISTEN
HASIL PERCOBAAN
28
LEMBAR MAHASISWA
HASIL PERCOBAAN
29
PERCOBAAN 4
ISOLASI TRIMIRISTIN DARI BIJI BUAH PALA
I. Tujuan Percobaan
II. Pendahuluan
Trimiristin adalah suatu trigleserida yakni suatu ester yang terbentuk dari gliserol dan
asam miristat. Gliserida ini terdapat dalam kadar yang tinggi di dalam biji buah pala
(myristica fragans), tanpa banyak tercampur dengan ester-ester lain yang sejenis. Oleh karena
itu pemisahan trimiristin dari biji buah pala data dijadika suatu contoh sederhana pemisahan
senyawa bahan alam, yang biasanya memakan waktu dan sangat rumit. Oleh karena kadar
trimiristin yang tinggi di dalam biji buah pala , hasil pemisahan yang murni dapat dicapai
dengan cara ekstraksi sederhana dan penghabluran. Biji buah pala yang sudah digiling atau
diserbuk yang dijual dalam kaleng, diekstraksi dengan eter di dalam labu atau alat sokhlet
dan sisanya dihbalurkan dengan aseton. Kemurnian trimiristin hasil isolasi dapat dilihat dari
itik lelehnya dan hasil KLT.
Gugus-gugus asam (asil) pada trimiristin adalah sama, sehingga hidrolisis menjadi asam
dan gliserol akan menghasilkan hanya satu jenis asam yakni asam miristat. Hidrolisis
trimiristin dijalankan dalam alcohol, dimana ia dapat larut oleh karena itu perlu ditambahkan
setiap waktu. Asam miristat mempunyai titik leleh sangat dekat dengan trimiristin, sehingga
asam miristat dan trimiristin tidak dapat dibedakan hanya dengan menentukan titik leleh.
Trimiristin dan asam miristat dapat dibedakan dengan KLT karena mempunyai harga rf yang
berbeda.
30
III. Alat dan Bahan Kimia
1. Alat-alat
a. Seperangkat alat sokhlet
b. Labu bundar 100mL
c. Kondensor refluks
d. Penangas air/ mantel Listrik
e. Penguap Putar vakum/destilasi sederhana
f. Corong Buchner
g. Labu Erlenmeyer
h. Gelas piala 500 ml
i. Mortar
j. Pipa kapiler
k. Alat penentuan titik leleh
2. Bahan-bahan
a. Biji buah pala atau serbuk
b. Eter/n-heksana
c. Aseton
d. Larutan 6 M NaOH
e. Etanol
31
8) Hitunglah presentase hasil trimiristin, tentukan titik leleh (titk leleh harus mendekati
560C) dan simpan dalam botol kecil.
32
LEMBAR ASISTEN
HASIL PERCOBAAN
33
LEMBAR MAHASISWA
HASIL PERCOBAAN
34
PERCOBAAN 5
ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH
I. Tujuan Percobaan
1. Meperkenalkan teknik isolasi senyawa alkaloid
2. Meperkenalkan teknik pemurnian Kristal dengan teknik sublimasi
3. Mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa kafein dari daun the
II. Pendahuluan
Tanaman teh (thea sinentis L) termasuk dalam family theacea dan ordo guttierades.
Tanaman ini berupa pohon dengan tinggi mencapai 5-10 m. tetapi untuk memudahkan dalam
pemanenan biasanya tanaman ini di pelihara dalam bentuk semak. Tanaman ini diambil bagian
daun muda dan kuncup yang selanjutnya dilayukan serta proses pengeringan hingga diperoleh
daun the yang biasanya digunakan sebagai minuman penyegar.
Kepopuleran minuman teh disebabkan oleh aktivitas stimulant yang dimiliki kandungan
the terutama senyawa kafein. Senyawa kafein bertindak sebagai penstimulan terhadap sistem
saraf pusat , merelaksasikan otot halus tenggorokan, dan bersifat diuretic. Theobromin adalah at
aktif lain dalam jumlah minor dalam teh, dimana strukturnya sedikit berbeda dengan kafein yaitu
tidak adanya substituent gugus metil pada posisi 1. Dibandingkan dengan kafein senyawa
theobromin kurang aktif sebagai stimulant tetapi senyawa ini bersifat diuretic kuat. Struktur
kedua senyawa ini sebagai berikut :
Senyawa kafein terkosentrasi dalam berbagai varietas the seperti teh hitam dan the hijau
yang kadarnya tergantung kondisi iklim, topografi daerah tempat tumbhnya , serta cara
pengolahannya. Teh hitam cina diketahui mengandung kafein 2,6-3,6%, teh brazil 2,2-2,9% dan
teh turki 2,1-4,6%
Selain kafein didalam teh ditemukan senyawa furin lain dalam jumlah kecil (minor).
Michl dan Haberler (1954) telah memisahkan senyawa-senyawa berikut dari teh hitam seperti :
kafein 2,5 %, theobromin 0,17%, theofilin, 0,013%, adenine 0,014 % serta dalam jumlah sangat
35
kecil guanine, santin dan hiposantin. Kafein juga disiolasi oleh friese (1953) dari biji genipa
Americana (2,25%) dan oleh stenhouse (1854) dari biji kofi. Cola nitida sebagai sumber dari biji
kola sangat pentingkarena mengandung kafein 3-5% serta mengandung theobromin
36
5) Saring larutan netral ini dengan corong Buchner dan filtratnya masukan kedalam corong
pisah. Sedangkan bagian residu dicuci dengan 20 mL CH2Cl2 atau CHCl3 dan filtratnya
ditampung dalam Erlenmeyer
6) Filtrat netral dalam corong pisah tadi diekstraksi sebanyak 2 kali menggunakan 20 mL
CH2Cl2 dan hasil ekstraksi CH2Cl2 atau CHCl3 digabungkan dengan hasil cucian residu
yang ditampung ada Erlenmeyer (seperti point 5)
7) Ekstrak CH2Cl2 atau CHCl3 diupkan pelarutnya sampai diperoleh crude kafein berwarna
putih kehijauan
8) Crude kafein dimurnikan dengan teknik sublimasi. Kafein murni berupa Kristal jarum
berwarna putih, kemudian tentukan titik lelehnya (secara literature mp. 2350C )
9) Uji kristal kafein dengan murexide tes. Sedikit Kristal kafein ditempatkan pada papan tes
dan ditambah 3 tetes asam nitrat. Uapkan campuran sampai kering kemudian tambahkan
2 tetes ammonium hidroksida, maka akan terbentuk warna ungu.
37
LEMBAR ASISTEN
HASIL PERCOBAAN
38
LEMBAR MAHASISWA
HASIL PERCOBAAN
39
PERCOBAAN 6
SINTESIS IODOFORM
I. Tujuan Percobaan
1. Mengenal reaksi haloform (Proses Halogenasi)
2. Memahami cara kerja dan teknik-teknik kristalisasi zat padat organik
II. Pendahuluan
Senyawa-senyawa yang mengandung gugus fungsi CH3CHO atau yang menghasilkan
gugus ini bila mengalami oksidasi dalam suatu kondisi percobaan, misalnya asetaldehid
CH3CHO dan Etanol CH3CH2OH, bereaksi dengan natrium hipoidit membentuk iodoform
Natrium hipoklorit dan natrium hipobromit juga bereaksi dengan jalan yang sama
masing-masing menghasilkan kloroform dan bromoform. Reaksi-rekasi ini dikenal sebagai
haloform. Dalam percobaan ini iodoform akan dibuat dari aseton, CH3COCH3 dan sifat-sifatnya
ditentukan
40
f. Corong pemisah
g. Penyaring Buchner
h. Thermometer
i. Penangas air
j. Kondensor
2. Bahan-bahan
a. Larutan 10% NaOH
b. Aseton
c. Isopropil Alkohol
d. Asetofenon
e. Etil Aseto Asetat
f. Larutan 5% Natrium Hipoklorit
g. Kalium Iodida
h. Iodium
i. Etanol 95%
j. Dioksan
41
kelebihan iodium dengan menambahkan beberpa tetes larutan encer NaOH , encerkan
dengan air pada volume yang sama, kemudian biarkan selama 10 menit. Pengujian positif
ditunjukkan oleh terjadinya pengendapan zat pada iodoform yang berwarna kuning.
Identitas iodoform biasanya ditunjukkan dengan cara menyaring dan mengeringkan
Kristal, dan memeriksa titik lelehnya
8) CATATAN. Bahan uji iodium , kalium iodida dibuat dengan jalan melarutkan 20 g KI
dan 10 g I2 dalam 100 mL air
42
LEMBAR ASISTEN
HASIL PERCOBAAN
43
LEMBAR MAHASISWA
HASIL PERCOBAAN
44
PERCOBAAN 7
ISOLASI LIMONEN (MINYAK ATSIRI) DARI
KULIT JERUK
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami teknik isolasi senyawa bahan alam minyak atsiri menggunakan destilasi uap
2. Mempelajari sifat fisik minyak atsiri (titik didih, berat jenis dan indeks bias ) dan data
spectra UV-visnya
II. Pendahuluan
Senyawa limonen merupakan kelompok minyak atsiri. Limonen (1-metil-4-(1-
metiletenil) sikloheksana dengan rumus molekul C10H16 mempunyai berat molekul 136,23
g/mol ; C=88,16% dan H= 11,84% merupakan kelompok monoterpen yang terdiri dari dua unit
isoprene
Limonen mempunyai titik didih 170,50C pada tekanan 763 mm Hg. Adanya atom Karbon
asimetris pada limonene menyebabkan limonene mempunyai putaran optic. Limonen yang
terjadi pada isomer dekstrorotari (putar kanan) mempunyai (α)D=+126,80 pada caraway oil dan
isomer leavorotari (putar kiri) mempunyai (α)D=-1120 dalam pine needle oil
Limonen Mempunyai bau seperti lemon (jeruk). Dengan menggunakan tetrabromida
limonene dapat membentuk Kristal yang dapat melelh pada suhu 1050 C. Limonen dapat dibuat
dengan memanaskan terpeniol dengan potassium bisulfat sehingga memnyebabkan terlepasnya
molekul air. Dengan penambahan 2 molekul hydrogen bromide pada limonene akan terbentuk
dibromometana, yang dimana dibromometana dapat dihasilkan dari terpin dengan mengganti 2
gugus hidroksil dengan bromine
Limonen dapat diubah menjadi Karvon. Reaksi dari limonene nitrosoklorida, etil nitrit,
amil nitrit fsn nitrogen klorida. Dehidrogenasi dilakukan dengan menggunakan alcohol, larutan
alcohol dengan sodium hidroksida dan potassium hidroksida, sodium metilat dan piridin.
Hidrolisis karvoksim menjadi karvon tanpa rasemisasi atau isomerisasi sangat efektif dengan
jalan merefluks menggunakan asam oksalat 5%. Karvon yang terjadi mendidih pada suhu 2300C.
Karvon (5-Isopropenil-2-metil-2-sikloheksanon) mempunyai berat molekul 150,22. Karvon
dalam bentuk R-Karvon bersifat racun dan yang dalam bentuk L-karvon digunakan secara luas
dalam bidang farmasi.
Limonen mempunyai kegunaan yang luas dalam kehidupan sehari-hari seperti parfum,
pembersih, dan juga sebagai pelarut. Limonen dapat juga digunakan sebagai zat pereduksi.
Gugus siano dapat direduksi menjadi gugus metil dengan menggunakan limonene dengan
palladium-C. reaksi selengkapnya sebagai berikut.
45
III. Alat dan Bahan Kimia
1. Alat-alat
a. Satu set alat destilasi uap
b. Thermometer
c. Alat-alat gelas
d. Penggilling
e. Repraktometer Milton Roy
f. SPektrometer GC-MS
2. Bahan-bahan
a. Kulit Jeruk Segar
b. NaCl
c. Na2SO4 anhidrus
46
3) Pemanasan dilakukan pada dandang yang telah berisi air pada bagian bawah dan sampel
pada bagian atas saringan, serta dijaga agar tidak menggunakan pengapain terlalu besar.
Air dialirkan pada kondensor dan dijaga agar tidak sampai terjadi penguapan
4) Destilat ditampung, kemudian minyak atsiri dipisahkan daria ir dengan menggunakan
corong pisah. Supaya destilat terpisah sempurna dari airnya dan ditambahkan NaCl
5) Tamping bagian atas yang berupa minyak atsiri pada botol vial dan untuk menghilangkan
adanya sisa air pada minyak maka ditambahkan Na2SO4 anhidrus, diaduk dan disaring
atau didekantasi
6) Filtrat minyak yang diperoleh ditampung ke dalam botol vial dan dilakukan uji siat-sifat
dan fisikokimianya (spektrofotometri UV-Vis)
47
LEMBAR ASISTEN
HASIL PERCOBAAN
48
LEMBAR MAHASISWA
HASIL PERCOBAAN
49
DAFTAR PUSTAKA
Vogel A.I, 1974. Practical Organic Chemistry 3rd Ed. Longman Group Limited.
London
Dana W. Mayo, et al., 1994. Micrpscale Organick Laboratory. 3rd Ed. John
Willey & Sons Inc. Canada
Susan Budavari (Ed).1989. The Merck Index 11th Ed. Merck CO. Inc. USA.
Fessenden. 1982.Kimia organic Jilid I Edisi ke 3, ab. Pudjaatmaka, A.H. Erlangga
Jakarta
Fessenden. 1982.Kimia organic Jilid II Edisi ke 3, ab. Pudjaatmaka, A.H.
Erlangga Jakarta.
Quellete, RJ.1994. Organic Chemistry, A Brief Introduction. Macmillan
Publishing Company. New York
Solomon, T.W.G.1994. Practical Organic Chemistry 4th Ed.John Willey & Sons,
New York.
Carey, F.A.1992. Practical Organic Chemistry 3rd Ed.Mc Graw Hill Inc. New
York
Ikan Raphael.1991. Natural Products a Laboratory Guide, 2nd Ed. Academic
Press Inc. California.
50
Lampiran 1. Gambar alat sokhlet
51
Lampiran 2. Peralatan Gelas Kimia Organic
52
Lampiran 3. Tabel Periodik
53
PENUNTUN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
54