PCOS
ANGGOTA KELOMPOK :
KELOMPOK 4
KELAS B2
2020
PENYAKIT GANGGUAN TIROID
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Jika PCOS dicurigai, riwayat medis lengkap, pemeriksaan fisik, tes darah,
dan USG panggul harus dilakukan. Riwayat medis dan pemeriksaan fisik
memberi dokter informasi tentang kenaikan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan, kelainan siklus menstruasi, pertumbuhan rambut pria-pola , perubahan
kulit, dan tekanan darah tinggi (BP). Darah diambil untuk menilai kadar hormon,
glukosa, dan lipid, dan USG panggul dilakukan untuk memindai kista ovarium.
Selama periode penilaian, penyebab potensial lain yang terkait dengan disfungsi
reproduksi, endokrin, dan metabolik harus dikeluarkan. Dokter harus
menyingkirkan hiperplasia adrenal, sindrom Cushing, dan hiperprolaktinemia
sebelum diagnosis PCOS dikonfirmasi (NIH, 2008).
Setelah PCOS didiagnosis, penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50%
pasien mengembangkan pradiabetes atau diabetes, dan ada peningkatan risiko
infark miokard (MI), dislipidemia, hipertensi, kecemasan, depresi, kanker
endometrium, dan sleep apnea. wanita hamil dengan PCOS harus diberitahu
tentang peningkatan angka keguguran, diabetes gestasional, pre-eklamsia, dan
persalinan prematur (ACOG, 2009).
Setiap tahun rata-rata hanya terjadi 9 siklus haid (siklus lebih dari 35 hari).
Rambut kepala rontok dan rambut tubuh tumbuh secara berlebihan. Sekitar
30% penderita PCOS mengalami gejala ini.
3. Pertumbuhan rambut berlebihan di muka, dada, perut (hirsuitisme) disebabkan
oleh kadar androgen yang tinggi.
4. Pertumbuhan jerawat.
5. Depresi
3. Abortus berulang.
4. Infertil.
8. Pemeriksaan OGTT (oral glucose tolerance test) dan kadar insulin untuk
menentukan adanya resistensi insulin
II.5.2. Pemeriksaan Ultrasonografi
Pemeriksaan ultrasonografi pelvis dapat menemukana adanya
pembesaran satu atau kedua ovarium. Namun pada PCOS tidak selalu
terjadi pembesaran ovarium sehingga diagnose PCOS dapat diduga tanpa
adanya pemeriksaan ultrasonografi terlebih dahulu (Dwicandra oka, dkk,
2018). Ovarium ultrasonografi, sebaiknya dilakukan dengan menggunakan
pendekatan transvaginal, dapat dilakukan untuk menilai morfologi
ovarium. Lakukan ultrasonografi jika pemeriksaan panggul tidak
memadai, pasien mengalami nyeri perut, kadar testosteron sangat tinggi
(misalnya> 200 ng / dL), diperlukan untuk mendukung kriteria
diagnostik, atau pasien mengalami amenore (untuk menilai ketebalan
endometrium) (ACOG, 2009).
II.6. Tatalaksana Terapi
Dalam tatalaksana penyakit PCOS terdapat dua terapi yakni terapi non
farmakologi dan terapi farmakologi, sebagai berikut:
b. Diet Tertentu
Diet rendah lemak jenuh dan tinggi serat dari sebagian besar makanan
rendah glisemik-indeks-karbohidrat sangat dianjurkan. Indeks glikemik
adalah klasifikasi karbohidrat berdasarkan respon glukosa darah selama 2
jam. Makanan indeks glikemik rendah termasuk sereal, bekatul, roti
gandum, brokoli, cabe, dan kedelai. Makanan dengan indeks glikemik
tinggi, atau yang harus diminimalkan, termasuk nasi putih dan roti,
kentang, keripik, dan makanan yang mengandung gula (misalnya jus).
Penelitian menemukan bahwa pada wanita dengan PCOS, asupan
glukosa oral menyebabkan fluktuasi glukosa plasma yang lebih besar,
peningkatan hiperinsulinemia, dan memicu sekresi steroid adrenal.
c. Menghentikan kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar androgen serta dapat meningkatkan
resiko terjadinya penyakit jantung
d. Olahraga
Olahraga adalah komponen kunci dalam pencapaian dan pemeliharaan
penurunan berat badan. Latihan dengan penguatan otot meningkatkan
sensitivitas insulin. The American Heart Association merekomendasikan
150 menit per minggu latihan moderat atau 75 menit per minggu
olahraga berat (Alldegre,dkk, 2013).
e. Terapi pembedahan
Jika terapi dengan pemberian obat tidak berhasil, atau tidak sesuai
dengan yang diharapkan, pembedahan dapat dilakukan sebagai
alternative terapi. Melalui pembedahan, fungsi ovarium dapat dipulihkan
dengan mengangkat sejumlah kista kecil. Alternativ tindakan yand dapat
dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Wedge resection, yaitu mengangkat sebagian ovarium. Tindakan ini
dilakukan untuk membantu agar siklus haid menjadi teratur dan
ovulasi berlangsung secara normal. Tindakan ini sudah jarang
dikerjakan oleh karena memiliki potensi merusak ovarium dan
menimbulkan jaringan parut
2. Laparoscopic ovarian drilling. Pada tindakan ini dilakukan
elektrocauter atau laser untuk merusak sebagian ovarium. Beberapa
hasil penelitian memperlihatkan bahwa dengan tindakan ini dilaporkan
angka ovulasi sebesar 80% dan angka kehamilan sebesar 50%. Wanita
yang lebih muda dengan BMI normal akan lebih memperoleh manfaat
melalui tindakan ini.
II.6.1. Terapi Farmakologi
Pada umumnya terapi farmakologi yang dilakukan pada PCOS
mengikuti alogaritma terapi sebagai berikut:
a. Kombinasi Oral Kontrasepsi
1. Spironolakton