Kelompok II
A2B FARMASI KLINIS
I Made Pradnyana Putra (171200168)
DOSEN PENGAMPU : I Gusti Ngurah Agung Windra W.P, M.Sc., Apt
Kerugian suppositoria
1. Meleleh pada udara yang panas, jika menggunakan basis oleum cacao.
2. Dapat menjadi tengik pada penyimpanan yang lama
(Lachman, 2008)
Bahan dasar suppositoria adalah oleum cacao(lemak coklat), gelatin
tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi, campuran PEG dengan berbagai
bobot molekul, dan ester asam lemak PEG. Bahan dasar lain seperti surfaktan
nonionic dapat digunakan, misalnya ester asam lemak poliolsiletilen sorbitan
dan polioksietilen strearat(Syamsuni,2006). Metode pembuatan suppositoria
yaitu:
a. Dengan tangan
Pembuatan dengan tangan hanya dapat dikerjakan untuk suppositoria
yang mengguanakan bahan dasar oleum cacao skala kecil, dan jika
bahan obat tidak tahan terhadap pemanasan. Metode ini kurang cocok
untuk iklim panas (Lachman, 2008).
b. Dengan mencetak hasil leburan
Cetakan harus dibasahi terlebih dahulu dengan paraffin cair bagi yang
memakai bahan dasar gliserin/gelatin. Tetapi untuk oleum cacao dan
PEG tidak dibasahi karena akan mengerut pada proses pendinginan
dan mudah dilepas dari cetakan (Lachman, 2008).
c. Dengan kompresi
Pada metode ini proses penuangan, pendinginan, dn pelepasan
suppositoria dilakukan dengan mesin secara otomatis kapasitas bisa
sampai 3500-6000 suppositoria perjam (Lachman, 2008).
Uji evaluasi sediaan suppositoria meliputi uji keseragaman bobot, uji
kisaran leleh, uji keseragaman bentuk, uji waktu lunak, uji kehancuran, uji
disolusi.
a. Uji sikap lebur/kisaran leleh
Waktu lebur dapat diperoleh melalui metode yang amat sederhana
yaitu meletakkan sebuah suppositoria dalam sebuah pingan
terkristalisasi terisis dengan air bersuhu 370 C dalam suatu penangas
air. Waktu yang diperlukan suppositoria untuk melebur disebut
waktu lebur.
b. Uji keseragaman bobot
Ditimbang 20 suppositoria dan dihitung rata-rata dari suppositoria,
kemudian dihitung persen penyimpangan.
Pipet volume 1 ml
Struktur :
Kelarutan : Tidak larut dalam etanol dan dalam eter. Larut dalam air. Larut
1 gram
dalam 25 ml air menghasilkan larutan jenuh; larutan 1 gram
dalam 5 ml air menghablur jika didiamkan dalam larutan
kembali jika ditambahkan sedikit etilendiamin.
Khasiat : Bronkodilator, antispasmodikum, diuretikum.
Penyimpanan : tertutup rapat terlindung dari cahaya
2. Oleum cacao(FI Edisi III : 453)
Nama Resmi : OLEUM CACAO
Nama Lain : Lemak coklat
Pemerian : lemak padat, putih kekuninga, bau khas aromatik, rasa
khas lemak,
agak rapuh.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%), mudah larut dalam
kloroform p,
dalam eter p dan dalam eter minyak tanah p.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Analgetikum, Antipiretikum
3. Cera Alba(FI Ed III : 140)
Pemerian : Padatan bewarna kuning sampai coklat keabuan,
berbau enak
seperti madu, agak rapuh bila dingin dan bila patah
membentuk granul, patahan non hablur menjadi lunak
oleh suhu tangan.
Kelarutan : tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
dingin,etanol
mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Pengeras basiss suppositoria
V. Cara kerja
British Pharmacopea. 1980. British Pharmacopea. Volume II. London: Her Majesty’s
tasionery Office.
Lachman L., Herbert, A. L. & Joseph, L. K., 2008, Teori dan Praktek Industri Farmasi
Edisi III, 1119-1120, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh
Soedani, N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press.