Dosen Pengampu:
Dr. Wiwin Herdwiani, SF., M. Sc., Apt
Disusun Oleh:
Erlyna Idha Kusrifani (25195742A)
Kelompok B
Bahan :
Parasetamol
Metanol
Na CMC 0,5 %
Asam asetat 1%
Propilen Glikol 0,2 %
Etanol 98%
Sirupus simpleks
Hewan uji tikus (bobot ± 200 gram)
V. PROSEDUR
4. Pengambilan darah
Sampel darah diambil dari bagian ekor tikus sebanyak masing-masing 3 mL pada 15; 30; 60;
90; dan 120 menit setelah pemberian obat. Sampel darah selanjutnya disentrifugasi
menggunakan tabung sentrifugasi pada kecepatan 4000 rpm selama 15 menit. Bagian
supernatan dipipet sebanyak 2 mL dan diencerkan dengan 2 mL campuran metanol : asam
asetat 1% (80 : 20) dalam tabung sentrifugasi, disentrifugasi kembali pada kecepatan 4000 rpm
selama 15 menit. Kemudian diambil 1 mL supernatan dan ditambahkan 1 mL etanol. Kadar
parasetamol dianalisis dengan spektrofotometri ultra violet. Lakukan perhitungan untuk
menentukan kadar parasetamol dalam sampel.
Dibuat serangkaian larutan paracetamol dengan konsentrasi 10, 20, 40, 60, 80, dan
100 µg/ml dalam labu takar 50 ml
o Konsentrasi 10 µg/ml
V1. N1 = V2. N2
V1. 1000 µg/ml = 50 ml. 10 µg/ml
V1 = 0,5 ml
o Konsentrasi 20 µg/ml
V1. N1 = V2. N2
V1. 1000 µg/ml = 50 ml. 20 µg/ml
V1 = 1 ml
o Konsentrasi 40 µg/ml
V1. N1 = V2. N2
V1. 1000 µg/ml = 50 ml. 40 µg/ml
V1 = 2 ml
o Konsentrasi 60 µg/ml
V1. N1 = V2. N2
V1. 1000 µg/ml = 50 ml. 60 µg/ml
V1 = 3 ml
o Konsentrasi 80 µg/ml
V1. N1 = V2. N2
V1. 1000 µg/ml = 50 ml. 80 µg/ml
V1 = 4 ml
o Konsentrasi 100 µg/ml
V1. N1 = V2. N2
V1. 1000 µg/ml = 50 ml. 100 µg/ml
V1 = 5 ml
c) Dosis Obat Dan Volume Pemberian Pada Tikus ( Dosis Paracetamol setara dengan
500 mg manusia , Sirup Paracetamol 125 mg /ml).
9 𝑚𝑔
o Dosis tikus 220 gram = x 220 gram = 9,9 mg
200 𝑔𝑟𝑎𝑚
9,9 𝑚𝑔
Volume Pemberian =125 𝑚𝑔 x 1ml = 0,079 ml.
2
Ln Cp
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
-1
T(jam)
a = 4,235238324
b = -0,068710456
r = -0,999998863
Diperoleh persamaan : y = a + bx
y = 4,235 + -0,0687x
o Perhitungan nilai k :
k = -b
k = - (-0,0687)
k = 0,0687
o Perhitungan t ½ :
0,693
t½= k
0,693
t ½ = 0,0687
DATA
Kadar
Obat Cp residual Ln Cp
T(jam) (ug/ml) Ln Cp Log Cp Cp' Anti Ln Cp' (Cp-Anti ln Cp') residual
0 0 0 0 0 0 0 0
0,5 5,36 1,678963975 0,72916479 4,20085 66,74303852 -61,38303852 4,117133551
1 9,95 2,297572551 0,997823081 4,1665 64,48934395 -54,53934395 3,998922349
4 25,75 3,248434627 1,410777233 3,9604 52,47831308 -26,72831308 3,285723419
8 29,78 3,393837027 1,473924693 3,6856 39,8690367 -10,0890367 2,311449359
12 26,63 3,2820384 1,425371166
24 13,26 2,584751985 1,122543524
48 2,56 0,940007258 0,408239965
72 0,49 -0,713349888 -0,30980392
a) = 1,34 mg.menit
b) = 3,82 mg.menit
c) = 13,56 mg.menit
d) = 42,96 mg.menit
e) = 111,12 mg.menit
f) = 112,8 mg.menit
g) = 138,06 mg.menit
h) = 97,98 mg.menit
i) = 114,84 mg.menit
j) = 42,2 mg.menit
k) = 36,6 mg.menit
VIII. KESIMPULAN
o Farmakokinetika adalah ilmu dari kinetika absorbsi, distribusi dan eliminasi (yakni
ekskresi dan metabolisme) obat.
o Farmakokinetik mencakup 4 proses, yakni absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
o Pemberian obat melalui mulut/oral memberi banyak keuntungan bagi pasien, obat oral
mudah diberikan dan dapat membatasi jumlah infeksi sistemis yang dapat mempersulit tata
laksana.
o Parameter farmakokinetiknya adalah konstanta laju absorbsi, konstanta laju eliminasi,
fraksi obat terabsorpsi secara sistemik, dan volume distribusi.
o Sediaan oral suspense paracetamol mengikuti orde ke satu, artinya pada orde ke satu
dianggap bahwa pada saat diabsorpsi obat tidak sepenuhnya sampai di saluran sistemik.