“TEKNOLOGI PARTIKEL”
DOSEN PENGAMPU
KELOMPOK : 04 / E
TGL PRAKTIKUM : 10 September 2018
ANGGOTA :1. Apriliana Putrilatipasari (23175184A)
2. Rizki Yulianita S (23175185A)
3. Yuningsih (23175186A)
4. Isna Farich Rosyada (23175187A)
Siapkan suspensi encer paartikel yang akan dianalisis dan buat sediaan yang cukup (3-
5 sediaan) diatas obyek glass
DiPastikan terlebih dahulu apakah sampel yang akan dianalisis merupakan system
monodispers atau polydispers,dengan cara
B. Metode ayakan
clecelaner cleaner
Serbuk yang tertinggal disetiap ayakan ditimbang dan dihitung prosentase barat
kumulatifnya
Buat distribusi ukuran partikel dengan membuat grafik/ kurva dengan memplot
data antara berat kumulatifnya lolos ayakan dan ukuran lubang ayakan
Buat grafik Gaudin-Schuman dengan memplot antara persen berat kumulatif lolos
dan ukuran lubang ayakan dalam bilangan logaritmik
V. Data dan percobaan
A. Metode Mikroskop
No Ukuran Log
Partikel (μm)
1 7,14 0,854
2 14,28 1,155
3 17,85 1,252
4 21,42 1,331
5 28,56 1,56
6 35,7 1,553
7 35,7 1,553
8 42,84 1,632
9 49,98 1,699
10 53,55 1,729
11 57,12 1,757
12 60,69 1,783
13 64,26 1,808
14 67,83 1,831
15 71,4 1,854
16 74,97 1,875
17 10,71 1,030
18 32,13 1,507
19 28,56 1,456
20 78,54 1,895
Ʃ Log = 31
Ʃ = 20659813
400
300
200
100
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Ukuran Partikel (μm)
Kurva distribusi antara ukuran partikel (μm) dengan
% frekuensi distribusi jumlah dan distribusi berat
120
100
persentase
80
60
40 Y-Values
20 Column1
0
0 1 2 3 4 5 6
Ukuran Partikel (μm)
Ʃ 𝑛.𝑑 27495,02
Panjang (dIn) = = = 23, 867μm
Ʃ𝑛 1152
Ʃ 𝑛.𝑑² 1214103,2
Permukaan (dsn) = √ =√ = 32,464μm
Ʃ𝑛 1152
3 Ʃ 𝑛.𝑑³ 3 56964646
Volume (dvn) = √ =√ = 36,707μm
Ʃ𝑛 1152
Ʃ 𝑛.𝑑² 1214103,2
Permukaan – panjang atau panjang – berat (dsl) = Ʃ 𝑛 𝑑 = = 44,157μm
27495,02
Ʃ 𝑛.𝑑3 56964646
Volume - permukaan atau prmukaan – berat (dvs) = Ʃ 𝑛 𝑑² = 1214103,2 = 46,919μm
Ʃ 𝑛.𝑑4 20659813
Volume – berat atau berat – momen (dvw) = = 56964646 = 0,362μm
Ʃ 𝑛 𝑑³
B. Metode Pengayakan
%Prosentase
61,3
Mesh No 40 = X 100 % = 61,85 %
99,1
13,9
Mesh No 60 = X 100 % = 14,03 %
99,1
8,7
Mesh No 80 = 99,1 X 100 % = 8,78 %
5,2
Mesh No 100 = 99,1 X 100 % = 5,25 %
10
Penampung = 99,1 X 100 % = 10,09 %
2
1.5
1
0.5
0
0 1 2 3 4 5
ukuran partikel (log)
Gates-Gaudin-Schuhmann (GGS)
1.96
1.94
%kumulatif tertinggal (log)
1.92
1.9
1.88
1.86
1.84
1.82
1.8
1.78
1.76
0 1 2 3 4 5
ukuran partikel (log)
VI. Pembahasan
Pada percobaan penentuan ukuran partikel ini bertujuan untuk mengukur
partikel zat dengan metode mikroskopi dan pengayakan (shieving). Bahan yang
digunakan untuk metode pengayakan adalah granul, sedangkan bahan yang digunakan
untuk metode mikroskopi optik adalah amylum. Digunakan amylum karena ukuran
partikel amylum lebih kecil dari pada granul.
Pada metode mikroskopi yang dilakukan pertama kali adalah kalibrasi alat
yang bertujuan untuk menentukan ukuran skala okuler. Ukuran partikel sebenarnya
didapat dari ukuran partikel terbaca dikalikan dengan harga skala okuler/hasil
kalibrasi. Setelah itu dilakukan perhitungan, pada percobaan yang dilakukan termasuk
polydispers karena harga SD > 1,2 yaitu 1,952
Keuntungan dari metode mikroskopi dapat mendeteksi aglomerat dan partikel
– partikel yang terdiri lebih dari satu komponen. Sedangkan kelemahan –
kelemahannya adalah diameternya hanya dapat dilihat secara dua dimensi yaitu
panjang dan lebar. Selain itu metode ini agak lambat dan melelahkan karena harus
menghitung sekitar 1000 partikel (polydispers).
Metode pangayakan adalah alat yang digunakan untuk mengukur partikel
secara kasar. Sehingga dalam percobaan ini digunakan bahan yang partikelnya kasar
dibandingkan dengan bahan yang lain. Pada metode pengayakan ini, digunakan 4
nomor ayakan yang berbeda-beda. Dimulai dari nomor ayakan yang rendah sampai
yang tinggi. Diantaranya nomor ayakan 40, 60 ,80 dan 100.
Metode ayakan dilakukan dengan menyusun ayakan dari nomor mesh yang
terkecil (yang paling atas) sampai pada nomor mesh yang paling besar (yang paling
bawah) hal ini ditujukan agar partikel-partikel yang tidak terayak (residu) yang
ukurannya sesuai dengan nomor ayakan. Jika nomor ayakan besar maka residu yang
diperoleh memiliki ukuran partikel kecil. Dalam pengayakan dibantu dengan alat
vibrator (mesin penggerak), mesin ini digerakkan secara elektrik dan dapat diatur
kecepatannya dan waktunya. Dalam percobaan ini kecepatan mesin penggerak diatur
60 rpm.
Metode yang digunakan ini merupakan metode yang sangat sederhana karena
cukup singkat. Namun alat atau metode ini tingkat keakuratan yang diperoleh
tidaklah seakurat dengan metode secara mikroskopik.
Dari data yang diperoleh umumnya diperoleh zat sisa yang tertahan dengan
semakin tinggi nomor mesh semakin banyak zat yang tersisa. Hal ini karena ukuran
dalam tiap inci semakin kecil lubangnya. Metode ini merupakan metode untuk
mengetahui tingkat kehalusan dari suatu zat. Dengan melihat semakin banyak zat
yang tertinggal dalam ayakan maka semakin kasar zat tersebut.
VII. Kesimpulan
a) Untuk mengukur partikel dilakukan dengan metode mikroskopis dan metode
ayakan
b) Metode ayakan merupakan metode yang sangat sederhana karena cukup singkat.
Namun alat atau metode ini tingkat keakuratan yang diperoleh tidaklah seakurat
dengan metode secara mikroskopik.
c) Pada percobaan yang dilakukan kali ini termasuk polydispers karena harga SD >
1,2 yaitu 1,952
d) Mengetahui ukuran partikel sangat penting dalam kefarmasian karena menentukan
sifat fisika, kimia dan farmakologinya dalam pembuatan sediaan obat yang
mempertimbangkan ukuran partikel. Hal ini juga berpengaruh pada sifat kelarutan
obat sehingga mempengaruhi efek keja obat yang akan ditambahkan