Anda di halaman 1dari 17

Ukuran Partikel

Bab 6

Anggota Kelompok:

1. Farichatun Nisa (1041811038)


2. Ganding Fitra Nugroho (1041811048)
3. Rias Ayu Kartika (1041821023)
Tujuan
Praktikum

Mengukur partikel-partikel zat dengan metode


mikroskopi dan pengayakan (sleving).
Dasar teori
Ukuran partikel adalah diameter purata partikel suatu paket sampel. Ukuran partikel tidak hanya
mempengaruhi luas permukaan suatu sediaan obat, yang secara langsung mempengaruhi cepat atau
lambatnya absorbsi obat dan membantu daya larut suatu bahan obat tapi juga mempengaruhi aktivitas
biologis dan efek terapinya. Ukuran partikel sangat penting dalam bidang farmasi diantaranya ukuran
partikel dari suatu obat mempengaruhi penglepasannya dari bentu-bentuk sediaan yang diberikan
secara oral, parenteral, rekton dan pengendalian ukuran partikel sangat penting sekli dalam mencapai
sifat aliran yang diperlukan
Mikromiretik merupakan ilmu yang mempelajari tentang ilmu dan teknoloi partikel kecil.
Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu:
1. Menghitung luas permukaaan;
2. Sifat fisika dan kimia dalam formulasi obat;
3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat;
4. Penting dalam pembuatan bentuk obat emulsi dan suspensi;
5. Stabilitas obat tergantung pada ukuran partikel.
Dalam hal ini digunakan metode mikroskopi yang mana keuntungan dari metode ini adalah dapat
mendeteksi aglomerat dan partikel-partikel yang terdiri lebih dari 1 komponen, sedangkan
kelemahannya adalah diameter hanya dapat dilihat secara dua dimensi yaitu panjang dan lebar, selain
itu metode ini agak lambat karena harus menghitung sekita 500 partikel (polidispers)
Alat dan Bahan
• Alat • Bahan
 Mikroskop  Kentang
 Mikrometer  Aqua dest
 Objek glass dan deg glass
 Beaker glass
 Pipet tetes
 Tissu lensa
Cara Kerja:
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Dikalibrasi lensa okuler.

Dibuat suspensi encer partikel yang akan dianalisis dan dibuat sediaan yang cukup di atas objek
glass.

Tentukan ukuran partikel yang tersebar dan terkecil sebanyak 20 untuk keseluruhan sediaan.
Bagilah jarak ukur menjadi beberapa bagian.

Ukur partikel dan golongkan kedalam grup yang telah ditentukan dan ukurlah > 500 partikel
jika sampel bersifat monodispers, serta ukurlah >1000 partikel jika polidispers.

Dibuat kurva distribusi ukuran partikel dan ditentukan ukuran partikel dan ditentukan dengan
diameter- diameter.
Kalibrasi Skala Okuler

Tempatkan mikrometer dibawah mikroskop.

Himpitkan garis awal skala okuler dengan garis


awal skala objektif.

Tentukan garis kedua skala yang tepat berhimpit.

Tentukan harga skala okuler.


Penentuan sistem Monodispers atau Polidispers:

Tentukan 20-25 partikel dari seluruh sediaan

Tentukan harga logaritma masing-masing partikel

Tentukan purata harga logaritma partikel dan harga standart deviasi (SD) purata yang
bersangkutan.

Tentukan harga anti logaritma purata partikel (d= geometrik) dan antilog SD yang berhubungan
(SD geometrik)

Sistem disebut polidispers jika harga antikog SD> 1,2 dan monodispers jika SD<1,2
KALIBRASI SKALA OKULER

Perbesaran 40x10
42 Skala Okuler = 10 Skala Objektif
1 Skala Okuler = 10 = 0,238 Skala Objektif
42
Kalibrasi Skala Okuler = 0,238x0,01 = 0,00238 nm = 2,38 μm
Hasil:
Partikel ke Ukuran partikel (a) Log a
1. 20 (terbesar) 1,301
2. 17 1,230
3. 6 0,778
4. 7 0,845
5. 15 1,176
6. 9 0, 954
7. 10 1
8. 8 0,903
9. 4 0,602
10. 9 0,954
11. 3 (terkecil) 0,477
12. 4 0,602
13. 12 1,079

14. 16 1,204

15. 25 1,396

16. 6 0,778

17. 14 1,146

18. 5 0,699 x͞ =0,94915


19. 6 0,778
SD= 0,2537
Anti log SD= 1,7935
20. 12 1,079
SD > 1,2

Polidispers (karena
ukuran tidak seragam)
sehingga jumlah partikel
yang dicari ≥ 1000 partikel
Grouping
Ukuran partikel terbesar = 25
Ukuran partikel terkcil = 3
Range = 25-3 = 4,4 ~ 5
5
Rentang:
Range Jumlah
1. 3-8 320
2. >8-13 185
3. >13-18 190
4. >18-23 230
5. >23-28 181
Length Number Mean (dln) = Ʃnd = 15846,2 = 14,33 μm
Ʃn 1106
Surface number (dsn) = Ʃnd² = 289976,5 = 16,19 μm
Ʃn 1106

Volume Number Mean (dvn) = Ʃnd³ = 3 219904108,9 = 58,37 μm


Ʃn 1106
Surface Length (dsl) = Ʃnd² = 289976,5 = 262,18 μm
Ʃn 1106
Volume Surface (dvs) = Ʃnd³ = 219904108,9 = 758,35 μm
Ʃn¹d³ 289976,5
Volume Weight Mean (dwm) = Ʃnd4 = 130659969,1 = 21,93 μm
Ʃnd³ 5957644,5
Size range Mid n nd nd2 nd3 nd4
Size

3-8 5,5 320 1760 9680 53240 292820

>8-13 10,5 185 1942,5 20396,25 214160,625 2248686,563

>13-18 15,5 190 2867,5 45647,5 707536,25 10966811,88

>18-23 20,5 230 4715 96657,5 1981478,75 40620314,38

>23-28 25,5 181 4561,2 117695,25 3001228,875 76531336,31

JUMLAH 77,5 Ʃn = Ʃnd = Ʃnd² = Ʃnd³ = Ʃnd 4 = 130659969,1


1106 15846,3 289976,5 5957644,5
Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengukur ukuran partikel dengan menggunakan metode
mikrosopis, metode mikroskopis dapat digunakan untuk pengukuran partikel antara 0,2 μm – 100 μm
dengan bantuan mikroskop lensa okuler yaitu lensa yang terletak didekat mata, sedangkan lensa objektif
yaitu lensa yang dekat dengan objek, perlu dilakukan kalibrasi untuk mengetahui skala dan ukuran dari
kotak-kotak pada mikrometer okuler sehingga dapat digunakan untuk mengukur luas suatu objek
mikroskopis. Tujuan lainnya yaitu agar memiliki nilai-nilai dari perbandingan skala objektif dengan
skala okuler di setiap perbesaran. Perbesaran yang kita gunakan adalah 10x40. Karena pada perbesaran
tersebut memudahkan untuk melihat dan menghitung jumlah partikel yang diinginkan
Pada percobaan ini sampel yang digunakan adalah kentang, dibuat suspensi dari kentang dengan
cara mengambil air kentang yang sudah ditusuk-tusuk dan diberi aquades, tujuan dibuat suspensi encer
agar mempermudah dalam perhitungan partikel karena bila suspensi tidak encer maka partikel akan
saling berhimpitan, setela dilakukan pengukuran sebanyak 20 partikel lalu ditentukan apakah sistem
merupakan monodispers atau polidispers, setelah dilakukan pengukuran diperoleh hasil Anti Log SD =
1,7935 > 1,2 maka termasuk dalam polidispers karena ukurannya sangat beragam sehingga partikel
yang dicari lebih dari 1000 partikel. Selanjutnya dari 1000 partikel tersebut digunakan untuk mencari
Dln (Length Number Mean), Dsn (Surface Number), Dvn (Volume Number Mean), Dsl (Surface
Length), Dvs (Volume Surface) dan Dwm (Volume Weight Mean).
Kesimpulan

 1. Penentuan ukuran partikel dapat dilakukan dengan metode mikroskopi.


2. Metode mikroskopi di gunakan untuk mengukur partikel dalam suspensi
3. Amylum kentang pada percobaan kali ini merupakan sistem Polidispers karena
harga antilog SD > 1,2 atau 1,7935
4. Diperoleh diameter ukuran, sebagai berikut:
• Dln= 1
• Dns= 16,19
• Dvn= 58,37
• Dsl= 2
• Dvs= 7
• Dwm= 21,93
Terimakasih
Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai