Σ nd
▪ Rata-rata diameter panjang dln = 𝛴n
10.070
dln = = 22.47
448
𝛴 𝑛𝑑2
▪ Rata-rata diameter permukaan dsn = √ 𝛴𝑛
218.200
dsn = √ = 22.06
448
3 𝛴 𝑛𝑑3
▪ Rata-rata volume dvn = √ 𝛴𝑛
3 5.921.250
dvn = √ = 23.64
448
𝛴 𝑛𝑑2
▪ Rata- rata diameter permukaan panjang dsl = 𝛴 𝑛𝑑
218.200
dsl = = 10.87
20.070
Σ nd3
▪ Rata- rata diameter permukaan panjang atau volume-permukaan dvs = Σ nd2
5.921.250
dvs = = 27.14
218.200
𝛴 𝑛𝑑4
• Rata-rata diameter volume berat dwm = 𝛴 𝑛𝑑3
206.830.000
dwm = = 34.93
5.921.250
GRAFIK
50,00%
40,00%
Frekuensi
30,00% 24,55%
20,00%
8,48%
10,00% 6,70% 5,13%
0,00%
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Diamter Partikel
PEMBAHASAN
Ilmu dan teknologi partikel kecil disebut mikromeritik oleh Dalla Valle. Pengetahuan dan
pengendalian ukuran serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam farmasi. Jadi, ukuran dan
karenanya juga luas permukaan dari suatu partikel dapat dihubungkan secara berarti pada sifat kimia,
fisika dan farmakologi dari suatu obat. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi
pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rektal dan topikal.
(Alfred, 1993).
Mikromeritik adalah ilmu atau teknologi untuk mengukur keseragaman ukuran partikel. Banyak
metode tersedia untuk menentukan ukuran partikel. Diantaranya ada 3 metode utama yang sering
digunakan dalam bidang farmasi serta metode yang merupakan ciri dari suatu prinsip khusus, metode-
metode tersebut yaitu :
1. Mikroskopis optik.
Mikroskopis optik adalah metode yang digunakan untuk mengukur partikel yang ukurannya
berkisar dari 0,2 µm sampai kira-kira 100 µm. sediaan yang diukur partikelnya menggunakan metode
ini yaitu suspensi dan emulsi. Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan
dan dinaikan pada suatu slide. Di bawah mikroskop tersebut, pada tempat dimana partikel terlihat,
diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Hasil yang terlihat dalam
mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah
diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar
untuk diukur (Alfred, 1993).
Dalam metode mikroskopis pengkuran diameter rata-rata dari sistem diperoleh dengan
pengukuran partakel secara acak sepanjang garis yang ditentukan. Partikel yang tersusun secara acak
diatur diameternya dengan frekuensi yang sama dalam berbagai arah, sehingga partikel tersebut
dianggap sebagai partikel yang berbentuk bola dengan diameter yang sama. Untuk memperoleh data
yang statistik minimal harus diukur 200 partikel pada serbuk pharsetik. Pengukuran biasanya dengan
menggunakan mikroskopik mempunyai data pisah yang bagus. Alat optik mikroskopik harus
mempunyai jarum penunjuk yang digerakkan dengan kalibrasi mikrometer sekrup (Robert, 2013).
Kerugian dari metode ini adalah bahwa pada garis tengah yang diperoleh hanya dari dua
dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa
diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini. Untuk jumlah yang
di ukur menggunakan metode ini harus sekitar (300-500) partikel untuk mendapatkan suatu perkiraan
yang baik (Alfred, 1993).
2. Metode Ayakan
Meode ini menggunakan suatu seri ayakan standar yang dikalibrasi oleh The National Bureau
of Standards. Ayakan umunya digunakan untuk memilih partikel-partikel yang lebih kasar, tetapi jika
digunakan dengan sangat hati-hati. Ayakan-ayakan tersebut bisa digunakan untuk mengayak bahan
sampai sehalus 44 mikrometer (ayakan nomor 235). Menurut metode U.S.P. untuk menguji
kehalusan serbuk suatu massa atau sampel tertentu ditaruh diatas suatu ayakan yang cocok dan
digoyangkan secara mekanis. Serbuk tersebut digoyang-goyangkan selama waktu tertentu, dan bahan
yang melalui satu ayakan ditahan oleh ayakan berikutnya yang lebih halus serta dikumpulkan,
kemudian ditimbang. Cara lain adalah dengan menetapkan partikel-partikel pada ukuran rata-rata
aritmatik (hitung) atau geometris dari kedua ayakan tersebut (Alfred, 1993).
Metode ayakan merupakan metode yang paling sederhana untuk mengukur ukuran rata-rata
partikel. Ayakan dapat dibuat dari kawat dengan ukuran lubang tertentu, dimana lubang dinyatakan
dalam ukuran inci untuk mendapatkan analisis yang lebih rinci. Pada cara ini, ayakan disusun
bertingkat dimulai dari ayakan yang paling kasar diletakkan paling atas pada mesin penggerak
dilanjutkan sampai pada ayakan paling halus yang diletakkan paling bawah. Suatu saampel ditimbang
dan ditaruh diatas ayakan dan digerakkan dengan mesin penggerak. Sisa dari sampel yang tertinggal
pada setiap ayakan diambil untuk kemudian ditimbang. Sampel yang diukur partikelnya
menggunakan metode ini contohnya granul-granul tablet (Alfred, 1993).
3. Metode Sedimentasi/Pengendapan
Pada metode ini ditentukan kecepatan tenggelammnya partikel dalam ketergantungannya dai ukuran,
bobot jenis dan bentuknya dalam bidang gaya berat (analisis pipet, timbangan sedimentasi,
fotosedimentimeter) atau dalam bidang gaya sentrifugal. Dasar dari aturan ini adalah hukum stokes :
18.E.h
dst =
(R1−R0) gt
Pada praktikum ini hasil yang didapat pada Persamaan Edmundson adalah untuk rata-rata diameter panjang
22.47, rata-rata diameter permukaan 22.06, rata-rata volume 23.64, rata-rata diameter permukaan panjang
10.87, rata-rata diameter permukaan panjang atau volume permukaan 27.14, dan rata-rata diameter volume
berat 34.93.
KESIMPULAN
Pada praktikum ini hasil yang didapat pada Persamaan Edmundson adalah untuk rata-rata diameter
panjang 22.47, rata-rata diameter permukaan 22.06, rata-rata volume 23.64, rata-rata diameter permukaan
panjang 10.87, rata-rata diameter permukaan panjang atau volume permukaan 27.14, dan rata-rata diameter
volume berat 34.93.
DAFTAR PUSTAKA
Martin Alfred dkk. 1993. Farmasi Fisika Edisi Ketiga. Universitas
Indonesia : Jakarta