Anda di halaman 1dari 8

PENETAPAN UKURAN DAN DISTRIBUSI PARTIKEL

Endah Widhihastuti, M.Sc., Apt.

Disusun oleh:

1. NABILA PUTRI (4313422062)

2.ABI KHALIF R.Y (4313422070)

3.LAILA ZAHRA A. (4313422082)

4.AYU BELLA S. (4313422098)

Kelompok:6

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2022


I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengukur partikel zat dengan metode
mikroskopi dan pengayakan (shieving).

II. DASAR TEORI


Menurut Dalla Valle, ilmu partikel dituangkan dalam mikromeritik
yaitu suatu ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang partikel kecil
terutama mengenai ukuran partikel. Oleh Dalla Valle, ilmu dan
teknologi partikel kecil diberi nama mikromeritik. Disperse koloid
dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan
mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta
serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang
mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet dan garan granular
berada dalam kisaran ayakan (Martin, 2008). Pengetahuan dan
pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting
dalam farmasi. Jadi ukuran, dan karenanya juga luas permukaan dari
suatu partikel dapat dihubungkan dengan sifat fisika, kimia, dan
farmakologi dari suatu obat.
Secara klinis ukuran partikel dari suatu obat dapat mempengaruhi
pelepasan obat dari bentuk sediaan baik secara oral, parenteral, rektal
maupun topikal. Keberhasilan formulasi dari suspensi, emulsi dan
tablet dari sudut pandang stabilitas fisik dan respon farmakologi
masing-masing juga tergantung dari ukuran partikel dalam suatu
produk. Pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel
penting dalam pencapaian sifat alir dan pencampuran granul dan
serbuk yang baik. Misalkan kita telah melakukan suatu pemeriksaan
mikroskopik dari suatu sampel serbuk dan mencatat banyaknya
partikel yang terletak dalam berbagai kisaran ukuran. Untuk
membandingkan ukuran partikel bahan tersebut dengan bahan yang
sama pada batch kedua, kita biasanya menghitung suatu garis tengah
rata-rata sebagai dasar untuk perbandingan.
Edmudson telah menurunkan suatu persamaan umum untuk ukuran
partikel rata-rata, apakah itu adalah suatu rata-rata aritmatik, geometrik
atau harminik.

drata−rata = ¿) 1/p

n : banyaknya partikel dalam suatu kisaran ukuran


d : titik tengah dari kisaran ukuran
p : indeks yang berhubungan dengan ukuran partikel secara
individual, karena d dipangkatkan p=1, p=2, p=3 adalah
suatu pernyataan dari masing-masinng panjang, permukaan
atau volume partikel.
f : indeks frekuensi

Bila jumlah atau berat partikel yang terletak dalam suatu kisaran
ukuran tertentu diplot terhadap kisaran ukuran atau ukuran partikel
rata-rata, akan diperoleh kurva distribusi frekuensi. Plot seperti itu
memberikan gambaran yang jelass dari distribusi bahwa suatu garis
tengah rata-rata tidak dapat dicapai. Ini adalah penting, karena adalah
mungkin untuk mempunyai dua sampel dengan garis tengah rata-rata
yang sama tetapi distribusinya berbeda. Diameter geometrik rata-rata
yang disebut dg merupakan 50% ukuran partikel yang merupakan titik
50% pada skala probabilitas log normal. Standard deviasi (σg)
merupakan rasio 84% dibawah ukuran atau 16% di atas ukuran dibagi
50% ukuran partikel atau bias digunakan juga 50% ukuran partikel
dibagi 16% dibawah ukuran atau 84% di atas ukuran.
Banyak metode tersedia untuk menentukan ukuran partikel, yaitu:
metode mikroskopi, pengayakan, sedimentasi dan pengukuran volume
partikel dengan alat Coulter Counter. Setiap metode mempunyai
kelebihan dan kekurangan tersendiri. Satuan ukuran partikel yang
sering dipakai dalam mikromeritik adalah micrometer (μm) yang juga
disebut micron (μ), sama dengan 10-6m. Metode paling sederhana
dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah menggunakan pengayak
standar. Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuran lubang tertentu.
Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap
inchi linear (Parrot, 1970).
Tidak ada metode yang telah diketahui untuk menentukan bentuk
partikel yang tidak beraturan secara geometris, namun telah
dikembangkan metode statistic untuk menyatakan ukuran partikel yang
tidak beraturan pada suatu dimensi tunggal, yaitu dalam diameternya.
Jika diameter ini diukur dengan prosedur yang telah dibakukan untuk
sejumlah besar partikel, nilainya dapat dinyatakan dengan berbagai
diameter. Hanya dibutuhkan luas permukaan yang sebanding dengan
diameter kuadrat dan volume yang sebanding dengan diameter kubik
(Lachman, 1989).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Mikroskopik
2. Neraca digital
3. Beker glass
4. Object glass dan deck glass
5. Pengayak elektrik
Bahan :
1. Serbuk dan granul amylum

IV. PROSEDUR KERJA


A. Pengukuran diameter partikel secara mikroskopi
1. Kalibrasi skala okuler dengan cara : tempatkan mikrometr dibawah
mikroskopis , himpitkan garis awal skalar okuler dengan garis awal
objectif kemudian tentukan garis kedua skalar yg tepat berimpit

2. Buat suspense encer , kemudian dianalisis dan buat sediaan di atas


kaca objek
3. Letakkan kertas grafik dibawah lensa objektif dan geser ke tengah
4. Lakukan grouping dengan menentukan ukuran partikel yg terkecil
dan terbesar dari serbuk yg diamati , hitung rentang / nterval – nya
kemudian dibagi menjadi beberapa kelas
5. Tetapkan ukuran partikel dan golongkan ke dalam group yg telah
ditentukan
6. Hitung diameter partikel dan buat kurva distribusi ukuran partikel
B. Metode pengayakan
1. Ayakan dibersihkan menggunakan vaccum cleaner.

2. Tiap ayakan kosong ditimbang.


3. Beberapa ayakan disusun dengan nomor berurutan, dengan
semakin besar nomor ayakan dari atas ke bawah.
4. Granul dimasukkan ke dalam ayakan paling atas pada bobot
tertentu yang ditimbang seksama (100 gram).
5. Granul diayak selama 5 menit pada 500 rpm.
6. Ayakan dikeluarkan secara hati-hati tanpa kehilangan berat sampel.
7. Tiap ayakan ditimbang kembali serta menentukan bobot sampel
pada tiap ayakan.
8. Membuat kurva distribusi persen bobot diatas dan dibawah ukuran
versus ukuran partikel.
9. Plot data pada kertas probabilitas lognormal, menentukan harga dg
(diameter porata geometric), dan og (simpangan baku geometric).
V. DATA PENGAMATAN
No. Ukuran pori (mm) Berat zat yang tertinggal (g)
Ayakan

35/40 0,46 mm 13,36645 g

40/60 0,335 mm 0,335 g

60/120 1,18 mm 27,2161 g

120/170 0,60 mm 12,602 g

170/230 0,30 mm 1,67485 g


N Ukura Log Rata- Standa Antilog Antilog
o n ukuran rata r rata- SD
partik partike Log Deviasi rata
el l ukuran (SD) ukuran
(mm) partike Log partike
l ukuran l
partike
l
1 3 0,4771 1,37010 0,33044 23,4478 2,14014
21 2 3 2 4
2 5 0,6989
Range Nilai
7 Jumlah
3ukuran
8 tenga partikel n.d
0,9030
n.d² n.d³ n.d4
partikel h (d)9 (n)
41 – 510 3 1 47 141 423 1269 3807
5 11 1,0413
6 – 10 8 93 56 448 3584 28672 229376
611 –1415 13 1,146154 702 9126 27378 355914
16 – 20 18 28 49 882 15876 285768 5143824
721 –1725 23 1,230452 119 27508 632684 14551732
49 6
826 –1830 28 1,255250 140 39200 1097600 30732800
73 0
931 –2135 33 1,3222
48 158 52272 1724976 56924208
19 4
10 24
36– 40 38 1,3802
50 190 72200 2743600 10425680
11 0 0
11 25 1,3979
41 – 45 43 53 227 97997 4213871 18119645
4
9 3
12 28 1,4471
46 – 50 48 41 196 94464 4534272 21764505
58
8 6
13 31 1,4913
Jumlah 255 ∑n = ∑n. ∑n.d ∑n.d³ = ∑n.d4 =
62
500 d = ² 1529009 61103997
14 33 1,5185
125 4126 0 0
14
0 50
15 34 1,5314
79
16 37 1,5682
02
17 38 1,5797
84
18 40 1,6020
6
19 42 1,6232
49
20 43 1,6334
68
21 45 1,6532
13
22 47 1,6720
98
VI. ANALISIS DATA
Rata – rata ukuran partikel = 1,3701024
SD = 0,33044291
Antilog SD = 2,140143552
Antilog X = 23,44781872

Σnd 1.250
Lenght Number Mean dIn = = = 25
Σn 500

Surface Number Mean dsn =

28,72804
√ Σnd 2
Σn
=
√ 4 12650
500
= √2 8 25,3 =

Volume Number Mean dvn =



3 Σnd 3
Σn
=

3 15.290 .090
500
= 31,27135

Σnd 3 15290090
Volume Surface Mean dvs = = = 61,1603
Σnd 2 250000

Σnd 4 611.039.970
Volume Weight Mean dwm = = = 4,8883
Σnd 3 125.000.000

VII. PEMBAHASAN
Metode dalam mengukur diameter partikel terbagi atas 3, yaitu
metode mikroskopik optik, metode ayakan dan metode
sedimentasi/pengendapan.Untuk praktikum kali ini metode yang
digunakan adalah metode mikroskopik optik dan metode ayakan,
dimana kita menimbang dan mengayak sampel dengan ayakan dengan
nomor ayakan tertentu. Dalam pengukuran partikel dengan
menggunakan metode ini, kegiatan pertama yang dilakukan adalah
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat tersebut yaitu,
ayakan dengan nomor masing-masing 8, 12, 16, 30, 50, 80 dan 150.
Untuk bahan yang digunakan adalah amylum.

VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum mikromeritik yang telah kelompok kami lakukan
dapat disimpulkan ukuran partikel amylum dari percobaan ini
merupakan polidisperse karena diperoleh hasil antilog (SD) standar
deviasi ≥1,2 yang artinya menentukan ukuran partikel sebanyak 500
partikel serta diperoleh diameter partikel dari amylum yaitu 4,8653
µm.

IX. SARAN
sebaiknya dalam praktikum dikerjakan bersama sama dan teliti agar
semua praktikan bisa mengetahui cara pengerjakan dan sebaiknya
asisten selalu mendampingi praktikan dalam melakukan percobaan
agar tidak terjadi kesalahan

X. DISKUSI

XI. DAFTAR PUSTAKA

Suhesti, Iin. 2020. Modul Praktikum Farmasi Fisika 2020. Surakarta:


Politeknik Indonusa Surakarta (pdf)

Sinala, Santi. 2016. Farmasi Fisik Komprehensif. Jakarta:


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (online) diakses tanggal 09
Desember 2020 pukul 22.00

Munir, Rahman. 2012. Laporan Mikromeritik. Makassar: UMI


Makassar (online) diakses pada tanggal 10 Desember 2020 pukul 23.23

Tuti, Suhesti. Dkk. 2019. Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika.


Purwokerto: Univ Jend Soedirman (online) diakses pada tanggal 10
Desember 2020 pukul 24.41

X11. LAMPIRAN

Ayakan 1 ayakan 2 ayakan 3 ayakan 4

Anda mungkin juga menyukai