Disusun oleh:
Kelompok:6
JURUSAN KIMIA
drata−rata = ¿) 1/p
Bila jumlah atau berat partikel yang terletak dalam suatu kisaran
ukuran tertentu diplot terhadap kisaran ukuran atau ukuran partikel
rata-rata, akan diperoleh kurva distribusi frekuensi. Plot seperti itu
memberikan gambaran yang jelass dari distribusi bahwa suatu garis
tengah rata-rata tidak dapat dicapai. Ini adalah penting, karena adalah
mungkin untuk mempunyai dua sampel dengan garis tengah rata-rata
yang sama tetapi distribusinya berbeda. Diameter geometrik rata-rata
yang disebut dg merupakan 50% ukuran partikel yang merupakan titik
50% pada skala probabilitas log normal. Standard deviasi (σg)
merupakan rasio 84% dibawah ukuran atau 16% di atas ukuran dibagi
50% ukuran partikel atau bias digunakan juga 50% ukuran partikel
dibagi 16% dibawah ukuran atau 84% di atas ukuran.
Banyak metode tersedia untuk menentukan ukuran partikel, yaitu:
metode mikroskopi, pengayakan, sedimentasi dan pengukuran volume
partikel dengan alat Coulter Counter. Setiap metode mempunyai
kelebihan dan kekurangan tersendiri. Satuan ukuran partikel yang
sering dipakai dalam mikromeritik adalah micrometer (μm) yang juga
disebut micron (μ), sama dengan 10-6m. Metode paling sederhana
dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah menggunakan pengayak
standar. Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuran lubang tertentu.
Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap
inchi linear (Parrot, 1970).
Tidak ada metode yang telah diketahui untuk menentukan bentuk
partikel yang tidak beraturan secara geometris, namun telah
dikembangkan metode statistic untuk menyatakan ukuran partikel yang
tidak beraturan pada suatu dimensi tunggal, yaitu dalam diameternya.
Jika diameter ini diukur dengan prosedur yang telah dibakukan untuk
sejumlah besar partikel, nilainya dapat dinyatakan dengan berbagai
diameter. Hanya dibutuhkan luas permukaan yang sebanding dengan
diameter kuadrat dan volume yang sebanding dengan diameter kubik
(Lachman, 1989).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Mikroskopik
2. Neraca digital
3. Beker glass
4. Object glass dan deck glass
5. Pengayak elektrik
Bahan :
1. Serbuk dan granul amylum
Σnd 1.250
Lenght Number Mean dIn = = = 25
Σn 500
28,72804
√ Σnd 2
Σn
=
√ 4 12650
500
= √2 8 25,3 =
Σnd 3 15290090
Volume Surface Mean dvs = = = 61,1603
Σnd 2 250000
Σnd 4 611.039.970
Volume Weight Mean dwm = = = 4,8883
Σnd 3 125.000.000
VII. PEMBAHASAN
Metode dalam mengukur diameter partikel terbagi atas 3, yaitu
metode mikroskopik optik, metode ayakan dan metode
sedimentasi/pengendapan.Untuk praktikum kali ini metode yang
digunakan adalah metode mikroskopik optik dan metode ayakan,
dimana kita menimbang dan mengayak sampel dengan ayakan dengan
nomor ayakan tertentu. Dalam pengukuran partikel dengan
menggunakan metode ini, kegiatan pertama yang dilakukan adalah
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat tersebut yaitu,
ayakan dengan nomor masing-masing 8, 12, 16, 30, 50, 80 dan 150.
Untuk bahan yang digunakan adalah amylum.
VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum mikromeritik yang telah kelompok kami lakukan
dapat disimpulkan ukuran partikel amylum dari percobaan ini
merupakan polidisperse karena diperoleh hasil antilog (SD) standar
deviasi ≥1,2 yang artinya menentukan ukuran partikel sebanyak 500
partikel serta diperoleh diameter partikel dari amylum yaitu 4,8653
µm.
IX. SARAN
sebaiknya dalam praktikum dikerjakan bersama sama dan teliti agar
semua praktikan bisa mengetahui cara pengerjakan dan sebaiknya
asisten selalu mendampingi praktikan dalam melakukan percobaan
agar tidak terjadi kesalahan
X. DISKUSI
X11. LAMPIRAN