MIKROMERITIK 1
DISUSUN OLEH:
AHMAD JAKA SUPRIYADI (PO71390200026)
ALYA ZUHROH (PO71390200028)
FEBI SYAHFITRI SARUMPAET (PO71390200030)
YULIETA PUTRI AMALIA (PO71390200032)
Dosen Pengampu :
Drs. Hisran, Apt.,ME
b. Pengayakan
Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran
partikel adalah metode analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran
geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya
lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa
pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel, yang ukurannya lebih
kecil daripada lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya penimbangan,
persentase mana dari jumlah yang telah ditimbang ditahan kembali pada setiap
ayakan.
2. Neraca analitik
3. Sendok tanduk
4. Timbangan
BAHAN:
1. Alkohol 70%
2. Gula pasir
3. Kertas Perkamen
4. Pati jagung
5. Tissue
IV. Prosedur dan Cara Kerja
1. Dibersihkan alat dan bahan terutama ayakan dengan menggunakan alcohol 70%
2. Disusun ayakan dari nomor open terkecil sampai nomor open terbesar
V. Data pengamatan
Tabel hasil pengamatan dengan menggunakan metode pengayakan.
a) Talcum
b) Laktosum
No.ayakan Ukuran Pori Berat zat yang % tertinggal (n.d)
(nm) tertingga (n) (d)
45 355 nm 0,92 9,2 % 8,464
50 300 nm 0,21 2,1 % 0,441
70 212 nm 0,38 3,8 % 1,444
120 125 nm 1,21 12,1 % 14,641
140 106 nm 7,13 71,3 % 508,369
Σn= 9,85 Σn= 98,5 Σnd= 533,359
c) Zinc. oxyd
No.ayakan Ukuran Pori Berat zat yang % tertinggal (n.d)
(nm) tertingga (n) (d)
45 355 nm 2,09 20,9 % 43,681
50 300 nm 0,61 6,1 % 3,721
70 212 nm 1,5 15 % 22,5
120 125 nm 3,35 33,5 % 112,225
140 106 nm 2,41 24,2 % 58,322
Σn= 9,96 Σn= 99,7 Σnd= 240,449
VI. Perhitungan
n.d
Dln =
n
Keterangan:
Din= diameter anjang rata-rata
n = % berat tertinggal
d = diameter lubang ayakan
a) Talcum
n.d
Dln =
n
= 314,552
9,24
= 34,04
b) Laktosum
n.d
Dln =
n
= 533,359
9,85
= 54,14
c) n.d
Dln =
n
= 240,449
9,96
= 24,14
VII. PEMBAHASAN
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromeritik oleh Dalla Vallc. Dispersi
koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang
partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop
optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular
berada dalam kisaran ayakan.
Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk melakukan pengukuran partikel dengan metode
pengayakan (shieving). Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan
dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian, dapat dipisahkan antara
partikel lolos ayakan (butir halus) dan yang tertinggal diayakan (butir kasar).
Dalam pengukuran partikel dengan menggunakan metode pengayakan, alat yang
digunakan terlebih dahulu harus dibersihkan untuk menghindari kesalahan dalam pengayakan
yang disebabkan karena tertutupnya lubang-lubang ayakan dengan suatu zat atau benda lain.
Ayakan yang digunakan disusun berturut-turut dari nomor ayakan terkecil sampai nomor
ayakan terbesar. Dalam percobaan ini digunakan ayakan dengan nomor mesh 35, 40, 60, 120.
170, dan 230. Menurut literatur, dikatakan bahwa untuk pengayakan diperlukan sekurang-
kurangnya sebuah ayakan untuk memperoleh data analisis yang lebih rinci dan lebih tepat.
Metode ayakan umumnya digunakan untuk memilih partikel-partikcl yang lebih kasar,
dan dapat mengayak bahan sampai sehalus 44 mikrometer
. Keuntungan dari metode ayakan ini adalah waktu yang diperlukan relative singkat dan
alat yang digunakan sederhana.
Kekurangan dari metode ini adalah partikel yang diayak, yang sebenarnya tidak dapat
lolos, karena pengayakan yang lama bisa saja lolos. Dalam artian data yang diperoleh tidak
tepat, sehingga untuk menghindari hal tersebut, proses pengayakan tidak boleh terlalu lama
dan tidak boleh terlalu cepat sehingga dalam percobaan ini untuk skala lab, digunakan
pengayakan manual dengan lama waktu pengayakan selama 5 menit, dikarenakan terbatasnya
waktu.
Dari percobaan diperoleh hasil, yaitu: berat zat talcum yang tertinggal pada nomor ayakan
45 = 0,68 gram, ayakan 50 = 0,42 gram, ayakan 70 = 2,94 gram, ayakan 120 = 4,86 gram,
ayakan 140 = 0,52 gram. Berat zat laktosum yang tertinggan pada ayakan 45 = 0,92 gram,
ayakan 50 = 0,21 gram, ayakan 70 = 0,38 gram, ayakan 120 = 1,21 gram, ayakan 140 = 7,13
gram. Berat zat zinc.oxyd yang tertinggal pada nomor ayakan 45 = 2,09 gram, ayakan 50 =
0,61 gram, ayakan 70 = 1,5 gram, ayakan 120 = 3,35 gram, ayakan 140 = 2,41 gram.
Adanya data yang tidak sesuai pada percobaan ini disebabkan karena beberapa hal antara
lain :
1. Kurang tepat dalam menimbang sampel
2. Adanya sampel yang masih melekat pada ayakan
3. Pada waktu menuang hasil ayakan, banyak zat yang terbawa oleh angin
4. Ayakan yang kurang bersih.
VIII. KESIMPULAN
Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi tentang ukuran partikel kecil dari suatu
zat.
Semakin kecil ukuran pori ayakan maka semakin banyak % laktosa yang
tertinggal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Voigt, R., (1994), “Buku Pelajaran teknologi Farmasi”, edisi V, Cetakan I, UGM Press,
2. Martin, A., (1990), “Farmasi Fisika”, Buku II, UI Press, Jakarta, 1022-1023, 1036-1038
4. https://www.academia.edu/7728911/Laporan_Mikromeritik