Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM TEKNIK GELOMBANG MIKRO

MODUL 2. PERAMBATAN GELOMBANG DALAM


WAVEGUIDE
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Praktikum Gelombang Mikro Semester V

Penyusun:
JTD 3E
KELOMPOK GANJIL
NO NAMA NIM
13 Mingga Handayani 1741160110

D-IV JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
Aditya Firmansyah Aida Ulfia Rochmah Bima Gerry Pratama

1741160022 1741160003 1741160048

Garis Sanubari Ikke Febriyana W Marc’ie M. Z. A


1741160070 1741160001 1741160072

Mingga Handayani Muhammad F. R. M Nella Wahyu A. S


1741160110 1741160088 17411600207

Putri Ayu Zartika Rafidatus Sabrina Suta Ramadhan


1741160092 1641160091
1741160089
Modul 2. PERAMBATAN GELOMBANG DALAM WAVEGUIDE
3.1 Tujuan
1) Mengukur distribusi tegangan sepanjang waveguide.
2) Mengukur panjang gelombang dalam waveguide dengan berbagai dielektrik, yaitu : a)
udara, b) teflon, c) PVC, d) Plexiglass.
3) Menentukan konstanta dielektrik dari berbagai bahan dengan bantuan tabel yang
diberikan.
4) Meneliti bahwa kecepatan perambatan gelombang elektromagnetik tergantung pada
konstanta dielektrik suatu medium rambat.
3.2Alat yang digunakan
1) Gunn osilator
2) Diode detector probe
3) Saluran waveguide (250 mm) : 2 buah
4) Slotted line
5) Moveable short
6) Multimeter digital 2 buah
7) Generator fungsi dengan catu daya (LM 4500)
8) Bahan dielektrik (teflon, PVC, plexiglass)
9) Kabel BNC to banana
10) Kabel banana to banana 4 buah
3.3 Teori Dasar
Panjang gelombang waveguide λL, tidak hanya dipengaruhi oleh frekuensi fM, tetapi juga
dipengaruhi oleh konstanta dielektrik ℇr dalam waveguide. Oleh karena itu memungkinkan untuk
mengukur konstanta dielektrik dari berbagai bahan dielektrik pada frekuensi yang ditentukan
dalam waveguide (misalnya 10 GHz).
fC = adalah frekuensi kritis dari waveguide
(dalam percobaan ini 6,562 GHz)
λM = panjang gelombang pada frekuensi dalam
percobaan, fM (dalam ruang bebas)
Panjang gelombang waveguide dapat dihitung dari :

c : kecepatan cahaya 300 x 106 m/det


dari tabel 1 pada percobaan Karakteristik Gunn Osilator :
f (GHz)  o (mm)  L (mm)
9,00 33,31 48,67
9,05 33,13 48,01
9,10 32,95 47,55
9,15 32,77 47,01
9,20 32,59 46,49
9,25 32,41 45,99
9,30 32,24 45,49
9,35 32,06 45,01
9,40 31,89 44,54
9,45 31,72 44,09
9,50 31,56 43,64
9,55 31,39 43,21
9,60 31,23 42,78
9,65 31,07 42,37
9,70 30,91 41,97
9,75 30,75 41,57
9,80 30,59 41,19
9,85 30,44 40,81
9,90 30,28 40,44
9,95 30,13 40,08
10,00 29,98 39,73

Pada tabel berikut ini pengisian konstanta dielektrik menggunakan rumus :


Tabel 2. Hubungan Konstanta Dielektrik Terhadap Perambatan Gelombang
 L2 fM(GHz)
9,9 9,8 9,7 9,6 9,5 9,4 9,3
(mm) 10
15 4,43 4,51 4,61 4,70 4,80 4,90 5,01 5,12
16 3,94 4,02 4,10 4,29 4,28 4,37 4,46 4,56
17 3,54 3,61 3,69 3,76 3,84 3,92 4,01 4,09
18 3,20 3,27 3,34 3,41 3,48 3,55 3,63 3,71
19 2,92 2,98 3,04 3,10 3,17 3,24 3,31 3,38
20 2,68 2,73 2,79 2,85 2,91 2,97 3,03 3,10
21 2,47 2,52 2,57 2,62 2,68 2,74 2,79 2,85
22 2,29 2,33 2,38 2,43 2,48 2,53 2,59 2,64
23 2,13 2,17 2,22 2,26 2,31 2,36 2,41 2,46
24 1,99 2,03 2,07 2,16 2,16 2,21 2,25 2,30
25 1,87 1,91 1,95 1,99 2,03 2,07 2,11 2,16
26 1,76 1,79 1,83 1,87 1,91 1,95 1,99 2,04
27 1,66 1,70 1,73 1,77 1,81 1,84 1,88 1,92
28 1,58 1,61 1,64 1,68 1,71 1,75 1,78 1,82
29 1,50 1,53 1,56 1,59 1,63 1,66 1,70 1,73
30 1,43 1,46 1,49 1,52 1,55 1,58 1,62 1,65
31 1,37 1,39 1,42 1,45 1,48 1,51 1,55 1,58
32 1,31 1,33 1,36 1,39 1,42 1,45 1,48 1,51
33 1,26 1,28 1,31 1,33 1,36 1,39 1,42 1,45
34 1,21 1,23 1,26 1,28 1,31 1,34 1,37 1,40
35 1,16 1,19 1,21 1,24 1,26 1,29 1,32 1,35
36 1,12 1,15 1,17 1,19 1,22 1,25 1,27 1,30
37 1,09 1,11 1,13 1,16 1,18 1,20 1,23 1,26
38 1,05 1,07 1,09 1,12 1,14 1,17 1,19 1,22
39 1,02 1,04 1,06 1,09 1,11 1,13 1,16 1,18
40 0,99 1,01 1,03 1,05 1,08 1,10 1,12 1,15
3.4 Langkah percobaan
Sambungkan diode detector probe kedalam slotted line, hati-hati jangan sampai ujung probe
bagian dalam menyentuh waveguide. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut dan atur
tegangan catu pada 9 volt, kemudian hubungkan dengan osilator gunn (hati-hati periksa
kembali polaritas tegangan ke osilator jangan sampai terbalik).

1) Geserlah detector probe sepanjang slotted line sampai didapatkan harga tegangan
maksimum, atur kembali kedalaman probe hingga didapatkan harga tegangan yang paling
besar. Ulangi prosedur tersebut pada lokasi tegangan minimumnya.

2) Lepaskan moveable short dan letakkan teflon kedalam waveguide, kemudian susun
kembali rangkaian seperti semula. Ukurlah lokasi-lokasi dimana terjadi tegangan
maksimum dan minimum sepanjang waveguide, kemudian catatlah hasilnya dalam tabel
pada lembar kerja 2.

3) Ulangi pengukuran seperti pada langkah 2, tetapi dengan menggunakan dielektrik PVC,
catat hasilnya pada lembar kerja 3.

4) Ulangi langkah 2, dengan menggunakan dielektrik plexiglass dan catat pada lembar kerja
Lembar kerja 1.
Pertanyaan :
1) Bagaimana reaksi multimeter bila kedalaman probe di ubah pada lokasi dimana terjadi
tegangan maksimum?
Pada tegangan maksimum, kedalaman probe mempengaruhi perubahan nilai tegangan
yangan diukur pada multimeter. Semakin dalam probe (semakin rapat) maka tegangan
yang dihasilkan akan semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kedalaman probe
berbanding lurus dengan tegangan yang dihasilkan.
2) Bagaimana reaksi multimeter bila kedalaman probe di ubah pada lokasi dimana terjadi
tegangan minimum?
Pada tegangan minimum, kedalaman probe mempengaruhi perubahan nilai tegangan yang
diukur pada multimeter. Ketika probe diatur secara renggang maka tegangan yang
dihasilkan akan semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kerenggangan probe
berbanding lurus dengan tegangan yang dihasilkan pada multimeter.

Peringatan !
Catatan dalam melakukan pengaturan kedalaman probe ini, mintalah petunjuk instruktur
saudara. Hindari dari kecerobohan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan !
Lembar kerja 2.
Untuk udara
Untuk dapat menentukan lokasi-lokasi tegangan minimum dan maksimum dengan tepat, maka
pembacaan harus dilakukan pada tepi kiri dari penggeser probe dalam millimeter, kemudian
hasilnya masukkan kedalam tabel berikut ini.

l (mm) Nilai-nilai tegangan maksimum dan minimum terjadi setiap ½ λ. Untuk dapat
Mak 45 menentukan dengan tepat frekuensi yang digunakan dalam percobaan dengan
Min 100 cara mengukur jarak setiap tiga minimum yang terbaca sebagai panjang
Mak 88 gelombang dalam waveguide yang berisi udara (λL1).
Min 130 Untuk menentukan frekuensi yang sebenarnya berdasarkan tabel teori, dengan
Mak 145 nilai :
𝑠 47
Min 147 λL1 = 3 = = 15,667 mm fM = < 10 GHz
3

Untuk langkah 2 (dielektrik teflon). Putih Susu


Untuk dapat menentukan lokasi-lokasi tegangan minimum dan maksimum dengan tepat, maka
pembacaan harus dilakukan pada tepi kiri dari penggeser probe dalam millimeter, kemudian
hasilnya masukkan kedalam tabel berikut ini.

l (mm) Sekarang ukur jarak 3 minimum berurutan dalam waveguide yang berisi
Mak 31 dielektrik, dengan panjang gelombang :
𝑠 53
Min 120 λL2 = 3 = = 17,66 mm
3
Mak 70 Tentukan konstanta qdielektrik bahan dengan menggunakan nilai-nilai fM dan
Min 150 λL2.
Mak 140,5 ℇr = 3,2 mm
Min 173
Lembar kerja 3.
Untuk langkah 3 (dielektrik PVC). Hijau
Untuk dapat menentukan lokasi-lokasi tegangan minimum dan maksimum dengan tepat, maka
pembacaan harus dilakukan pada tepi kiri dari penggeser probe dalam millimeter, kemudian
hasilnya masukkan kedalam tabel berikut ini.
l (mm) Nilai-nilai tegangan maksimum dan minimum terjadi setiap ½ λ. Untuk dapat
Mak 70 menentukan dengan tepat frekuensi yang digunakan dalam percobaan dengan
Min 36 cara mengukur jarak setiap tiga minimum yang terbaca sebagai panjang
Mak 144 gelombang dalam waveguide yang berisi udara (λL1).
Min 117 Untuk menentukan frekuensi yang sebenarnya berdasarkan tabel teori, dengan
Mak 173 nilai :
𝑠 47
Min 181 λL1 = 3 = = 15,667 mm fM = < 10 GHz
3

Sekarang ukur jarak 3 minimum berurutan dalam waveguide yang berisi dielektrik, dengan
panjang gelombang :
𝑠 145
λL2 = 3 = = 48,3 mm
3

Tentukan konstanta dielektrik bahan dengan menggunakan nilai-nilai fM dan λL2.


ℇr = 0,99
Lembar kerja 4.
Untuk langkah 4 (dielektrik plexiglass). Bening Putih
Untuk dapat menentukan lokasi-lokasi tegangan minimum dan maksimum dengan tepat, maka
pembacaan harus dilakukan pada tepi kiri dari penggeser probe dalam millimeter, kemudian
hasilnya masukkan kedalam tabel berikut ini.
l (mm) Nilai-nilai tegangan maksimum dan minimum terjadi setiap ½ λ. Untuk dapat
Mak 113 menentukan dengan tepat frekuensi yang digunakan dalam percobaan dengan
Min 85 cara mengukur jarak setiap tiga minimum yang terbaca sebagai panjang
Mak 129 gelombang dalam waveguide yang berisi udara (λL1).
Min 100 Untuk menentukan frekuensi yang sebenarnya berdasarkan tabel teori, dengan
Mak 175 nilai :
𝑠 47
Min 140 λL1 = 3 = = 15,667 mm fM = < 10 GHz
3

Sekarang ukur jarak 3 minimum berurutan dalam waveguide yang berisi dielektrik, dengan
panjang gelombang :
𝑠 55
λL2 = 3 = = 18,33 mm
3

Tentukan konstanta dielektrik bahan dengan menggunakan nilai-nilai fM dan λL2.


ℇr = 3,2
Lembar kerja 5.
Data untuk semua hasil pengukuran
Dielektrik λL1 λL2 ℇr
Teflon 15,667 17,66 3,2
PVC 15,667 48,3 0,99
Plexiglass 15,667 18,33 3,2
Jelaskan mengapa panjang gelombang dalam waveguide yang diisi tiap-tiap dielektrik tersebut
lebih pendek dibandingkan, bila waveguide diisi dengan dielektrik udara dan apa pengaruhnya
terhadap kecepatan perambatan gelombang dalam waveguide. Gunakan rumus untuk penjelasan
di atas?
Propagasi dari gelombang elektromagnetik didalam bahan dielektrik memiliki ℇr sangat lambat
sebesar factor √ℇ𝑟 dibandingkan propagasi di udara atau ruang hampa udara. Panjang gelombang
akan berubah sesuai dengan factor yang sama. Mengacu pada propagasi gelombang dalam ruang
bebas, frekuensi cut-off untuk pemandu gelombang λc perlu dipertimbangkan. Kondisi ini seperti
pada persamaan berikut ini :
2a = λc
Pengukuran panjang gelombang λL2 dilakukan ketika waveguide diisi bahan dielektrik. Untuk
panjang gelombang λL1 tanpa bahan dielektrik didalamnya maka perlu dihitung ulang dengan
menggunakan persamaan propagasi gelombang dalam pemandu gelombang.
𝜆2 𝐿2.𝜆2 𝑐
λL1 = 𝜆2 𝐿2+ 𝜆2 𝑐
3.5 Analisa
1. Lembar kerja 1
Pada percobaan diatas, diperoleh data bahwa ;
Pada tegangan maksimum, kedalaman probe mempengaruhi perubahan nilai tegangan
yangan diukur pada multimeter. Semakin dalam probe (semakin rapat) maka tegangan
yang dihasilkan akan semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kedalaman probe
berbanding lurus dengan tegangan yang dihasilkan.
Pada tegangan minimum, kedalaman probe mempengaruhi perubahan nilai tegangan yang
diukur pada multimeter. Ketika probe diatur secara renggang maka tegangan yang
dihasilkan akan semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kerenggangan probe
berbanding lurus dengan tegangan yang dihasilkan pada multimeter.
2. Lembar kerja 2
Pada percobaan diatas, diperoleh data λL1 yaitu 15,667 mm yang didapatkan dari rumus
diatas. λL1 ini berpangaruh pada nilai frekuensi, dimana bisa kita lihat pada table 1 pada
percobaan karakteristik Gunn osilator. Berdasarkan table tersebut λL1 berkisar antara
48,67 hingga 39,73. Jadi hasil λL1 tidak sesuai dengan agka yang tertera pada table.
Sehingga kita mengambil nilai terdekat dengan λL1 yang diperoleh, yaitu frekuensi sama
dengan <10 GHz. Hal ini dapat dipengaruhi oleh alat yang digunakan sudah tidak akurat.
Kesalahan dalam membaca juga dapat mempengaruhi hasil data yang kita peroleh.
Untuk memperoleh λL2 dapat menggunakan rumus seperti diatas. λL2 yaitu 17,66 mm.
λL2 berpengaruh pada nilai ℇr atau dapat kita lihat pada table. Sehingga menghasilkan ℇr
sama dengan 3,2 (diambil nilai terdekat).
3. Lembar Kerja 3
Pada percobaan diatas, diperoleh data λL1 yaitu 15,667 mm yang didapatkan dari rumus
diatas. λL1 ini berpangaruh pada nilai frekuensi, dimana bisa kita lihat pada table 1 pada
percobaan karakteristik Gunn osilator. Berdasarkan table tersebut λL1 berkisar antara
48,67 hingga 39,73. Jadi hasil λL1 tidak sesuai dengan agka yang tertera pada table.
Sehingga kita mengambil nilai terdekat dengan λL1 yang diperoleh, yaitu frekuensi sama
dengan <10 GHz. Hal ini dapat dipengaruhi oleh alat yang digunakan sudah tidak akurat.
Kesalahan dalam membaca juga dapat mempengaruhi hasil data yang kita peroleh.
Untuk memperoleh λL2 dapat menggunakan rumus seperti diatas. λL2 yaitu 48,3 mm. λL2
berpengaruh pada nilai ℇr atau dapat kita lihat pada table. Sehinggal menghasilkan ℇr sama
dengan 0,99 (diambil nilai terdekat).
4. Lembar Kerja 4
Pada percobaan diatas, diperoleh data λL1 yaitu 15,667 mm yang didapatkan dari rumus
diatas. λL1 ini berpangaruh pada nilai frekuensi, dimana bisa kita lihat pada table 1 pada
percobaan karakteristik Gunn osilator. Berdasarkan table tersebut λL1 berkisar antara
48,67 hingga 39,73. Jadi hasil λL1 tidak sesuai dengan agka yang tertera pada table.
Sehingga kita mengambil nilai terdekat dengan λL1 yang diperoleh, yaitu frekuensi sama
dengan <10 GHz. Hal ini dapat dipengaruhi oleh alat yang digunakan sudah tidak akurat.
Kesalahan dalam membaca juga dapat mempengaruhi hasil data yang kita peroleh.
Untuk memperoleh λL2 dapat menggunakan rumus seperti diatas. λL2 yaitu 18,33 mm.
λL2 berpengaruh pada nilai ℇr atau dapat kita lihat pada table. Sehinggal menghasilkan ℇr
sama dengan 3,2 (diambil nilai terdekat).
5. Lembar Kerja 5
Pada percobaan diatas diperoleh data :
 λL1 mempunyai nilai yang sama karena diambil dari dalam keadaan wave guide
berisi udara
 λL2 mempunyai nilai yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena selisih
tegangan minimal dan maksimal di setiap bahan dielektrik memiliki nilai yang
berbeda. Perbedaannya terdapat pada tegangan yang ditampilkan dalam multimeter
di setiap bahan penyusun dielektrik. Panjang gelombang akan berubah sesuai
dengan faktor εr. Namun dalam percobaan ini nilai εr berbeda karena selisih yang
berbeda.
3.6 Kesimpulan
1. Distribusi tegangan sepanjang waveguide bergantung pada bahan dielektrik yang berada
dalam waveguide.
2. Panjang gelombang pada wave guide diperoleh hasil yang berbeda-beda sesuai dengan
bahan dielektrik yang digunakan.
3. Untuk mengetahui konstanta dielektrik, kita dapat menggunakan λL2 sebagai tolak ukur
sehingga dapat kita cocokkan dengan table.
4. Kecepatan perambatan gelombang elektromagnetik tergantung pada konstanta
dielektrik suatu medium rambat.

Anda mungkin juga menyukai