Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM DESAIN PENELITIAN ACARA IV

UJI NON PARAMETRIK (GOODNESS OF FIT TEST)

Disusun oleh:

Nama : Irkham Putra Wicaksono

NIM : 20/462005/KT/09388

Co-ass : Fania Syafa Kamila

Shift : Kamis, 18.30 WIB

Kelompok : Jabon

LABORATORIUM BIOMETRIKA DAN KOMPUTASI HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS GADJAG MADA

YOGYAKARTA

2022
ACARA IV

UJI NON PARAMETRIK (GOODNESS OF FIT TEST)

I. LANGKAH PENGOLAHAN DATA

Tugas Data

❖ Kolmogorov-Smirnov

Dimasukan data Studi Kasus 1 pada Ms. Excel kemudian dibuat tabel baru untuk
dimasukkan ke Software SPSS seperti gambar di atas.
Dibuka Software SPSS dan dipilih menu Variabel View, kemudian pada kolom Name
diinput No_Pohon dan Diameter kelima Site lalu pada kolom Measure dipilih Scale.

Dipilih menu Data View kemudian diinput data sesuai dengan hasil pengukuran ke dalam
SPSS.
Dipilih menu Analyze - Non Parametric Tests - Legacy Dialogs - 1-Sample K-S.

Diinput Diameter tiap site ke Test Variable List kemudian dichecklist normal lalu diklik Ok.
Hasil pengujian memperlihatkan sebaran diameter mengikuti pola distribusi normal yang
ditandai dengan nilai Sig. > 0.05.

II. JAWABAN PERTANYAAN


Pertanyaan
Seorang peneliti ingin mengetahui pola distribusi diameter dari berbagai kawasan
hutan yang terletak di 5 lokasi berbeda. Lakukan analisis apakah pola sebaran diameter
tersebut sesuai dengan pola distribusi normal.
Berikut adalah data excel yang digunakan untuk diinput ke dalam aplikasi SPSS (telah
dijumlah dengan angka (NIF = 0,88)):

Diameter (Cm)
No. Pohon
Site A Site B Site C Site D Site E
1 45.08 43.88 47.38 45.08 24.08
2 18.38 47.08 47.08 26.38 30.18
3 23.48 42.28 5.48 59.78 16.78
4 58.18 52.48 40.98 40.98 21.88
5 37.48 39.08 40.98 42.88 26.38
6 48.28 45.78 21.28 23.18 24.08
7 59.78 26.38 35.58 44.18 31.78
8 15.88 17.48 54.38 33.38 26.98
9 27.28 10.38 48.58 11.98 27.28
10 34.28 54.98 44.48 46.68 25.68
11 13.58 40.38 46.08 38.48 26.98
12 53.38 22.48 39.68 58.78 23.48
13 51.78 31.78 52.08 33.68 21.88
14 44.48 16.18 37.78 30.68 30.18
15 14.58 11.68 37.78 35.88 27.28
16 66.48 44.78 41.28 50.58 26.38
17 51.48 40.98 36.18 17.08 31.08
18 35.58 37.18 39.38 55.28 30.18
19 45.48 39.38 56.58 45.78 30.48
20 49.58 13.58 18.68 42.28 30.78
21 50.88 13.98 16.48 46.38 33.68
22 54.68 36.18 14.28 26.38 30.18
23 47.68 22.08 17.08 51.78 24.08
24 56.28 17.48 45.08 32.08 33.68
25 42.28 34.98 34.98 39.08 21.28
26 35.58 38.48 17.78 57.18 26.38
27 46.68 46.08 47.98 38.48 29.48
28 43.88 42.58 35.88 36.58 20.58
29 61.08 42.58 23.78 24.78 30.18
30 44.78 32.98 21.58 47.68 28.58

Hipotesis
H0 : Pola distribusi diameter mengikuti distribusi normal.
Ha : Pola distribusi diameter tidak mengikuti distribusi normal.
Jawaban
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov yang telah dilakukan, diperoleh hasil untuk
tiap Site sebagai berikut:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Diameter_A Diameter_B Diameter_C Diameter_D Diameter_E
N 30 30 30 30 30
Normal Mean 42,6100 33,5200 35,5533 39,4467 27,0633
Parametersa,b Std. Deviation 14,38467 13,02027 13,49600 12,05311 4,09399
Absolute ,169 ,148 ,183 ,068 ,143
Most Extreme
Positive ,087 ,124 ,116 ,061 ,067
Differences
Negative -,169 -,148 -,183 -,068 -,143
Kolmogorov-Smirnov Z ,923 ,813 1,003 ,373 ,786
Asymp. Sig. (2-tailed) ,362 ,524 ,267 ,999 ,568
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Uji Kolmogorov-Smirnov dapat disimpukan dengan membandingkan nilai angka


probabilitas atau Asymp. Sig. (2- tailed) dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Jika
nilai Sig. <0,05 maka distribusi data tersebut tidak normal, sedangkan jika nilai Sig. >0,05
maka distribusi data tersebut normal. Rumusan hipotesis uji dapat berupa H0 dengan
signifikasi >0,05 yang memiliki arti bahwa pola sebaran diameter mengikuti distribusi
normal, serta Ha dengan signifikasi <0,05 yang memiliki arti bahwa pola sebaran diameter
tidak terdistribusi secara normal.
Berdasarkan pengolahan data statistik non-parametrik metode Kolmogorov-Smirnov,
diperoleh hasil yang menunjukkan pola sebaran diameter yang terdapat pada masing masing
Site. Sebaran diameter pohon pada site A memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar
0,362 yang berarti pola sebaran diameter mengikuti pola distribusi normal karena nilai Sig.
>0,05. Hal tersebut juga berlaku pada site B sebesar 0,524, site C sebesar 0,267, site D
sebesar 0,999, dan site E sebesar 0,568 yang berarti pola sebaran diameter mengikuti pola
distribusi normal karena nilai Sig. >0.05. Berdasarkan hasil data tersebut, dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima yang menandakan kelima Site memiliki pola sebaran diameter yang
mengikuti pola distribusi normal.
Resume Jurnal
Contoh penelitian mengenai Uji Non Parametrik melalui Uji Chi-Square yang pernah
dilakukan berkaitan dengan departemen Manajemen Hutan terdapat pada jurnal berjudul
“Strategi Pengembangan Kawasan Konservasi Hutan Mangrove Desa Bebanga Kecamatan
Kalukku Kabupaten Mamuju”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor
yang berpengaruh signifikan dalam strategi pengembangan kawasan konservasi Hutan
Mangrove Desa Bebanga, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi
Barat yang dilaksakan pada bulan Juni hingga bulan Agustus tahun 2021.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data Chi-Square (populasi dan
sampel) yang bersumber dari data primer dengan cara survey langsung di lapangan dan data
sekunder yang diperoleh di Instansi Pemerintahan. Untuk mengerahui faktor-faktor yang
berpengaruh signifikan dalam pengembangan kawasan konservasi hutan mangrove Desa
Bebanga Kecamatan Kalukku maka di pergunakan analisis Uji Statistik Chi-Square,
sedangkan untuk merumuskan srategi pengembangan kawasan konservasi hutan mangrove
Desa Bebanga Kecamatan Kalukku berdasarkan potensi yang ada, maka dipergunakan
pendekatan kuantitatif dan deskriptif.
Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati yang dapat diukur
secara kuantitatif dan kualitatif. Variabel dipakai dalam proses identifikasi, ditentukan
berdasarkan kajian teori yang dipakai. Dalam penelitian ini variabel yang menjadi subjek
penelitian meliputi aktivitas masyarakat (X1), bencana alam (X2), dan alih fungsi lahan
(X3). Chi-Square juga disebut sebagai Kai kuadrat merupakan salah satu jenis uji
komperatif non parametris dilakukan pada dua variabel dengan skala data kedua varabel ada
nominal (Apabila dari 2 variabel, ada 1 variabel dengan skala nominal maka dilakukan uji
Chi-Square dengan merujuk bahwa harus digunakan uji pada derajat terendah).
Berdasarkan hasil analisis chi-square diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
signifikan dalam Pengembangan Kawasan Konservasi Hutan Mangrove Desa Bebanga,
antara lain:
a. Aktivitas Masyarakat, dapat dilihat bahwa presepsi dalam Pengembangan Kawasan
Konservasi Hutan Mangrove Desa Bebanga menurut uji chi-square berpengaruh terhadap
aspek aktivitas masyarakat, maka selanjutnya dilakukan uji kontiensi dimana hasilnya
yaitu Pengaruh Sangat Lemah.
b. Bencana Alam, dapat dilihat bahwa presepsi dalam Pengembangan Kawasan Konservasi
Hutan Mangrove Desa Bebanga menurut uji chi-square berpengaruh terhadap aspek
bencana alam, maka selanjutnya dilakukan uji kontiensi dimana hasilnya yaitu Pengaruh
Kuat.

c. Alih Fungsi Lahan, dapat dilihat bahwa presepsi dalam Pengembangan Kawasan
Konservasi Hutan Mangrove Desa Bebanga menurut uji chi-square berpengaruh terhadap
aspek alih fungsi lahan, maka selanjutnya dilakukan uji kontiensi dimana hasilnya yaitu
Pengaruh Sangat Lemah.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa faktor yang signifikan dalam
Pengembangan Kawasan Konservasi Hutan Mangrove Desa Bebanga Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah:
Berdasarkan berbagai teori dan kebijakan yang telah di kaji dalam jurnal tersebut,
strategi pengembangan konservasi hutan mangrove Desa Bebanga, sebagai berikut:
a. Membuat program yang bersifat fisik seperti pembangunan sabuk pantai, alat pemecah
ombak, dan tanggul untuk pengurangan risiko bencana sebagian bentuk mitigasi bencana
di wilayah konservasi hutan mangrove Desa Bebanga.
b. Melakukan sosialisasi sejak dini kepada masyarakat tentang pentingnya peran hutan
mangrove sebagai pelindung dari bencana alam (tsunami, abrasi, dll) yang dapat
merugikan kehidupan ekosistem laut maupun ekosistem darat terkhususnya untuk
kehidupan masyarakat Desa Bebanga.
c. Perlu adanya komitmen, mekanisme kerjasama, pembagian peran dan tanggung jawab
dalam pengelolaan ekosistem mangrove untuk pengurangan resiko bencana sebagian
bentuk mitigasi bencana di wilayah konservasi hutan mangrove Desa Bebanga.

III. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum acara 4 ini, dapat disimpulkan bahwa pengolahan data statistik
non-parametrik menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil yang
menunjukkan pola sebaran diameter pada kelima Site. Sebaran diameter pohon pada Site A
memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,362, Site B sebesar 0,524, Site C sebesar
0,267, Site D sebesar 0,999, dan Site E sebesar 0,568 yang berarti pola sebaran diameter
mengikuti pola distribusi normal karena nilai Sig. >0.05. Dari hasil data tersebut,
menunjukkan bahwa H0 diterima yang menandakan kelima Site memiliki pola sebaran
diameter yang mengikuti pola distribusi normal.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Rerung, Tri G., dkk. 2022. Strategi Pengembangan Kawasan Konservasi Hutan Mangrove
Desa Bebanga Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju. JUPS: Journal of Urban
Planning Studies, Vol. 2 (2), 110-119

Anda mungkin juga menyukai