Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASI FISIKA

PERCOBAAN IV

UKURAN PARTIKEL ZAT PADAT DAN DISTRIBUSI UKURAN


PARTIKEL

Nama : Wahyu Azizah


Nim : 2001086
Tanggal Praktikum :4 Juni 2021
Jam Praktikum : 14.00 – 17.00
Grup : Grup B2
Dosen : Dr. Gressy Novita, M.Farm, Apt

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIV RIAU

PEKANBARU

2021
A. Tujuan praktikum
1. Untuk mengukur partikel-partikel zat secara analisa penghitungan
menggunakan mikroskop + okuler micrometer
2. Untuk mengukur partikel zat atau granul secara analisa penghitungan
tidak langsung menggunakan ayakan vibrasi
B. Tinjauan puastaka
Umumnya suatu serbuk mengandung partikel dengan diameter yang
berbeda-beda.
Biasanya partikel suatu serbuk tidak teratur bentuknya sehingga sistem
pengukurannya berbeda-beda.
Untuk dapat membandingkan karakteristik sebaran ukuran partikel antara
dua atau lebih serbuk, diperlukan suatu kurva distribusi ukuran partikel,
berupa histogram antara % frekwensi versus diameter partikel yang
diamati.
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi
tentang partikel yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan
berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata,
volume rata-rata dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran
diameter rata-rata.
Untuk memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari
umunya jumlah bahan besar (ditandai dengan junlah dasar) suatu contoh
yang representatif. Karenanya suatu pemisahan bahan awal dihindari oleh
karena dari suatu pemisahan, contoh yang diambil berupa bahan halus atau
bahan kasar. Untuk pembagian contoh pada jumlah awal dari 10-1000 g
digunakan apa yang disebut Pembagi Contoh piring berputar. Pada jumlah
dasar yang amat besar harus ditarik beberapa contoh dimana tempat
pengambilan contoh sebaiknya dipilih menurut program acak (Voigh,
1994).
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromiretik oleh
Dalla Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi
farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik.
Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan
garam granular berada dalam kisaran ayakan.
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya
perlu untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu,
tapi juga berapa banyak partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada
dalam sampel. Jadi kita perlu sutau perkiraan kisaran ukuran tertentu yang
ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari sini
kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata untuk sampel tersebut
(Martin, 1990).
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting
dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam
pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya (Moehtar,
1990).
Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu:
1.Menghitung luas permukaan
2.Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat
3.Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral,
suntikan dan topikal
4.Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5.Stabilitas obat (tergantung dari ukur
A. Alat dan Bahan
a). Alat
 Mikroskop
 Mikrometer pentas
 Objek gelas
 Cover gelas
 Pipet
b). Bahan
 Lattosa, Pati, AvicelPH 102
 Aquadest, Parafin liquidum

B. Cara Kerja
 Lakukan kalibrasi mikrometer okuler untuk menentukan faktor
kalibrasinya setiap perbesaran yang dipakai :
 Siapkan mikroskop yang telah dilengkapi dengan mikrometer okuler.
 Letakkan mikrometer pentas dibawah lensa objektif dan geserkan
ketengah lapangan pandang mikroskop.
 Putar-putarlah okuler dan geserkan mikrometer pentas, sampai garis
nolnya terletak segaris dengan garis nol mikrometer okuler.
 Mulai dari garis nol disebelah kiri anda, arahakanlah pengamatan
anda ke kanan dan carilah garis pada skala okuler yang segaris dengan
sebuah garis pada skala mikrometer pentas.
 Hitunglah subskala pada kedua mikrometer tersebut dimulai dari garis
nol sampai pada titik pertemuan garis mikrometer okuler dengan garis
mikrometer pentas.
Bila :

1 subskala pada kertas grafik = xμm, dan

1 subskala pada kertas gralik = y subskala pada mikrometer okuler maka


untuk perbesaran tersebut ukuran setiap subskala mikrometer okuler = 1/y.
xμm
== x/yμm
Angka ini merupakan faktor kalibrasi mikrometer okuler bagi kekuatan

 Hitunglah factor kalibrasi micrometer okuler anda untuk setiap


perbesaran yang digunakan

 Biasanya didapat kalibrasi 1 skala okuler = 2 skala micrometer pentas,


berarti faktor kalibrasinya 0,5
 Sampel yang akan ditentukan ukuran partikelnya, didispersikan
homogen dalam air atau parafin liquidum.
 Letakkan beberapa tetes sampel diatas objek gelas, lalu ditutup dengan
cover gelas.
 Taruhlah objek gelas tersebut dibawah mikroskop yang dilengkapi
dengan mikrometer okuler yang telah dikalibrasi.
 Ukurlah ukuran partikel dan hitung jumlah partikelnya (pengukuran
untuk 300- 500 partikel)
 Hitunglah rata-rata :

 diameter panjang

 diameter permukaan

 diameter volume

 diameter permukaan panjang

 diameter volume-permukaan

 diameter volume-berat

Rata-rata meter Simbol Rumus


Rata-rata diameter d1n nd
panjang (Length- n
number mean)
Rata-rata diameter Ds  nd 2
permukaan (Surface- n
n
number mean)
Rata-rata diameter Dv nd3
volume (volume- n
n
number mean)
Rata-rata diameter permukaan Dsl  nd 2
panjang (length surface- n
number mean)
Rata-rata diameter volume- Dv  nd 3
permukaan (volume surface- s n2
number mean)
Rata-rata diameter Dw  nd 4
volume-berat (volume  n3
m
weight-number mean)

 Buatlah histogram (grafik batang) antara diameter partikel vs %


frekwensi untuk masing-masing serbuk, tarik garis/kurva antara nilai
tengah puncak histogram dan bandingkanlah distribusi ukuran partikel
masing- masing.
Diskusikanlah bahan tambahan yang manakah yang lebih baik distribusi
ukuran partikelnya.
HASIL PERCOBAAN IV

Penentuan Ukuran Partikel dengan Mikroskop Polarisasi

1. Laktosa

Batas ukur
Rata-rata (d) Jumlah
partikel (nd) (nd2) (nd3) (nd4)
(γ) partikel (n)
(γ)
0–3 1,5 28 42 63 94,5 141,75
3–6 4,5 84 378 1701 7654, 34445,
5 25
6–9 7,5 105 787,5 5906,2 44296 33222
5 ,88 6,56
9 – 12 10,5 115 1207,5 12678, 13312 13978
75 6,875 32,19
12 – 15 13,5 43 580,5 7836,7 10579 14282
5 6,125 47,69
15-18 16,5 22 363 5989,5 98826 16306
,75 41,38
18-21 19,5 15 292,5 5703,7 11122 21688
5 3,125 50,94
∑ n=412
∑ n=3651
∑ n=39879
∑ n=¿ 501018,76 ¿
∑ n=¿ 6992385,76 ¿
catt : rata-rata = nilai tengah
Rata-rata diameter panjang
= 8,862
Rata-rata diameter permukaan
= 96,79
Rata-rata diameter volume
= 1216,06
Rata-rata diameter permukaan panjang
= 96,79
Rata-rata diameter volume permukaan
= 12,56
Rata-rata diameter volume berat
= 13,96
Data distribusi frekuensi
Diameter rata-rata Frekuensi %frekuensi
partikel
1,5 28/412 = 0,067 6,7%
4,5 84/412 = 0,203 20,3%
7,5 105/412 = 0,254 25,4%
10,5 115/412 = 0,279 27,9%
13,5 43/412 = 0,104 10,4%
16,5 22/412 = 0,053 5,3%
19,5 15/412 = 0,036 3,6%
2. Amilum Solani

Batas ukur Rata-rata (d) Jumlah partikel


(nd) (nd2) (nd3) (nd4)
partikel (γ) (γ) (n)
0–3 1,5 37 55,5 83,25 124,8 187,31
75 25
3–6 4,5 53 238,5 1073,2 4829, 21733,
5 625 3125
6–9 7,5 64 480 3600 27000 20250
0
9 – 12 10,5 87 913,5 9591,7 10071 10574
5 3,375 90,437
5
12 – 15 13,5 63 850,5 11481, 15500 20925
75 3,625 48,937
5
15-18 16,5 51 841,5 13884, 22909 37801
75 8,375 23,187
5
18-21 19,5 32 624 12168 23727 46268
6 82
∑ n=387
∑ n=4003,5
∑ n=51,882
∑ n=754045,875
∑ n=11781465,1875
Rata-rata diameter panjang
= 10,34
Rata-rata diameter permukaan
= 134,06
Rata-rata diameter volume
= 1948,44
Rata-rata diameter permukaan panjang
= 134,06
Rata-rata diameter volume permukaan
= 14,53
Rata-rata diameter volume berat
= 15,62
Data distribusi frekuensi
Diameter rata-rata Frekuensi %frekuensi
partikel
1,5 37/387=0,095 9,5%
4,5 53/387=0,136 13,6%
7,5 64/387=0,165 16,5%
10,5 87/387=0,224 22,4%
13,5 63/387=0,162 16,2%
16,5 51/387=0,131 13,1%
19,5 32/387=0,082 8,2%
PENENTUAN UKURAN PARTIKEL DENGAN AYAKAN VIBRASI

N Diameter Bobot dxn %Frekuensi %Frekuens


o. ayakan granul i kumulatif
(µm) (n)
1 150 0.976 146,4 0.976/25.818=0,037 3,7%
=3,7%
2 180 1.023 184,14 1.023/25.818=0,039 7,6%
=3,9%
3 212 1.472 312,064 1.472/25.818=0,057 13,3%
=5,7%
4 250 4.007 1001,750 4.007/25.818=0,155 28,8%
=15,5%
5 425 1.866 793,050 1.866/25.818=0,072 36%
=7,2%
6 500 8.574 4287 8.574/25.818=0,332 69,2%
=33,2%
7 1000 7.900 7900 7.900/25.818=0,305 99,7%
=30,5%
8 Jumlah 25.818 g 14624,404 99,7% 99,7%

Diameter aritmatik rata-rata


Dln = 556,442
C. Pembahasan
Pada percobaan penentuan ukuran partikel ini bertujuan untuk
mengukur partikel zat dengan metode mikroskopi dan pengayakan (shieving).
Bahan yang digunakan untuk metode pengayakan adalah granul, sedangkan
bahan yang digunakan untuk metode mikroskopi optik adalah amylum.
Digunakan amylum karena ukuran partikel amylum lebih kecil dari pada
granul.
Metode ayakan dilakukan dengan menyusun ayakan dari nomor mesh
yang terkecil (yang paling atas) sampai pada nomor mesh yang paling besar
(yang paling bawah) hal ini ditujukan agar partikel-partikel yang tidak terayak
(residu) yang ukurannya sesuai dengan nomor ayakan. Jika nomor ayakan
besar maka residu yang diperoleh memiliki ukuran partikel kecil.
Dalam pengayakan dibantu dengan alat vibrator (mesin penggerak),
mesin ini digerakkan secara elektrik dan dapat diatur kecepatannya dan
waktunya. Dalam percobaan ini kecepatan mesin penggerak diatur 500 rpm
ditujukan untuk menghindari pemaksaan partikel besar melewati ayakan
akibat tingginya intensitas penggoyangan atau tertahannya partikel kecil
akibat lambatnya intensitas penggoyangan sehingga dipilih intesitas
penggoyangan setengah dari kecepatan maksimum.
Pada bagian paling atas dari susunan ayakan dipasang penutup dari
mesin penggerak bertujuan agar tidak ada pengaruh luar yang mempengaruhi
gerakan mesin, misalnya tekanan udara di atasnya atau yang faktor yang
lainnya, sehingga tidak ada gaya lagi yang bekerja kecuali gaya gravitasi yang
mengarah jatuhnya partikel ke arah bawah.

D. Kesimpulan
1. Metode pengayakan digunakan untuk partikel yang mempunyai partikel atau
ukuran serbuk lebih besar atau kasar.
2. Ukuran partikel dari amylum pada percobaan ini adalah polydispers karena
harga antilog SD nya > 1,2 yaitu 2,18.
3. Semakin besar nomor ayakan, semakin halus hasil yang di dapat, karena
lubangnya semakin kecil
Daftar Pustaka

Moechtar. 1990. Farmasi Fisika. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press


Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran teknologi Farmasi edisi V Cetakan I. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada Press
Parrot, L, E. 1970. Pharmaceutical Technologi. Mineapolish : Burgess
Publishing Company
Martin, A. 1990. Farmasi Fisika jilid II. Jakarta : Universitas Indonesia Press

Anda mungkin juga menyukai