Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN SATUAN OPERASI

PENGUKURAN VISCOMETER DAN PARAMETER RHEOLOGI


DENGAN VISKOMETER ROTASIONAL
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Satuan Operasi

Dosen pengampu :
Ratna Sari Listyaningrum, S.TP.,M.Si.

OLEH

DIO AUDINA RAHMATIKA


190104004

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2021
LAPORAN SATUAN OPERASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian
dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser
satu bagian fluida terhadap yang lain. Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan
tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik
gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling
menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif atau
dengan angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara
membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang
digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter ( Lutfy, 2007).

Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur
laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Viskositas ini juga disebut sebagai
kekentalan suatu zat. Jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu.
ŋ = viskositas cairan
V = total volume cairan
t = waktu yang dibutuhkan untuk mencair
p = tekanan yang bekerja pada cairan
L = panjang pipa (Bird, 1993).

Fluida didefinisikan sebagai bahan yang dapat mengalir tanpa mengalami disinteasi jika
dikenakan tekanan. Viskositas fluida (zat cair) adalah kecenderungan menahan aliran fluida
(Toledo, 2007). Besarnya gaya yang dibutuhkan untuk menginduksi aliran pada kecepatan
tertentu berhubungan dengan viskositas fluida. Aliran terjadi ketika molekul molekul cairan
bergeser melewati satu sama lain dalam arah tertentu. Semakin besar viskositas maka aliran
akan semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu,
gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair
maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda pula. Salah
satu cara untuk menentukan nilai viskositas adalah dengan metode Ostwald. Prinsip kerja
metode Ostwald didasarkan pada perbedaan suhu,jenis larutan, dan waktu yang dibutuhkan
oleh sejumlah cairan untuk dapat mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan
oleh berat cairan itu sendiri (Ibarz dan Barbosa-Canovas, 2003). Pengujian viskositas dengan
metode Ostwald umumnya diawali dengan pengujian berat jenis sampel dengan
menggunakan piknometer (Setiantoet.al., 2014).
Rotary viscometer atau viskometer rotasional merupakan alat yang mampu mengukur
parameter rheologi dengan mengukur gaya putar sebuah rotor silinder (spindle) yang
dimasukkan ke dalam sampel. Pengukuran viskositas dengan metode ini dipengaruhi oleh
beberapa hal yaitu: jenis spindle, kecepatan putar spindle, suhu sampel, shear rate, dan lama
waktu pengukuran. Sebelum menentukan viskositas dan sifat aliran, harus ditentukan terlebih
dahulu apakah cairan yang akan diuji merupakan cairan Newtonian atau nonNewtonian.
Cairan Newton adalah cairan yang viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan tertentu, tidak
bergantung pada kecepatan geser sehingga viskositas dapat ditentukan pada satu kecepatan
geser saja. Berbeda dengan cairan non-Newtonian, cairan ini memiliki viskositas yang
berubah-ubah sehingga viskositas harus ditentukan pada beberapa kecepatan geser.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menentukan viskositas dinamis suatu zat
2. Mahasiswa mampu menentukan hubungan antara viskositas dengan densitas larutan dan
waktu alir zat.
3. Agar mahasiswa dapat menentukan parameter rheologi bahan pangan dengan
viskometer rotasional
BAB II

METODELOGI

2.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan yaitu jangka sorong, saringan, gelas beaker, viskosimeter Ostwald,
rotational viscometer, Piknometer, Corong, Stopwatch, neraca analitik, Gelas ukur, pipet
filler dan erlenmeyer.
Bahan yang digunakan untuk viskometer Ostwald yaitu minyak goreng segar (yang belum
dipakai), dan minyak goreng bekas (yang sudah dipakai) sedangkan untuk viskometer
rotasional yaitu saus dan larutan pati
2.2 Cara Kerja

Prosedur viskometer rotasional


Sample

- DiLetakkan viskometer pada posisi yang benar dengan mengatur letak gelembung
udara tepat di tengah lingkaran
- Ditukan spindle yang sesuai dengan sampel yang akan diuji
- DiPasang spindle dan silinder
- DiMasukkan sampel sampai spindle terendam seluruhnya
- DiTentukan beberapa rpm yang akan digunakan
- DiTekan rem dan nyalakan putaran rotor. Lepaskan rem perlahan,biarkan sampai
mencapai 3-5 kali putaran
- DiTekan rem pada saat penunjuk tampak pada piringan. Matikan roto dengan rem yang
tetap ditekan. Baca skala pada piringan, catat lalu lepaskan rem
- DiLakukan hal yang sama pada sampel berikutnya
Hasil
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 1. Viskometer rotasional

mm (L4) cm
Jari-jari Spindle 1,2 0,12
Panjang Spindle 0,2 0,02
Panjang Spindle-wadah 2,16 0,216
Konstanta Pegas 673,7
Jumlah sekon dalam 1 menit 60

Tabel 2. Hasil pengukuran sampel Saus dan larutan Pati dengan Viskometer rotasional

No RP Faktor Shear Shear Ln Ln SR Viskosi Viskosi


Sampel Spind M Spindle Stress Rate tas tas
SS
le (N) (%) (dyne/cm2 (/s) (y) (poise (Pa.s)
) (τ) )
Saus L4 30 0,461 171717,81 1,74 12,05 0,56 98436,9 9843,696
6
50 0,54 201144,51 2,91 12,21 1,07 69183,4 6918,346
6
60 0,562 209339,28 3,49 12,25 1,25 60001,7 6000,171
1
100 0,646 240628,43 5,81 12,39 1,76 41381,9 4138,196
6
60 0,562 209339,28 3,49 12,25 1,25 60001,7 6000,171
1
50 0,544 202634,47 2,91 12,22 1,07 69695,9 6969,593
3
30 0,479 178422,63 1,74 12,09 0,56 102280, 10228,049
49
Rata-rata 71568,8 7156,889
9
larutan L4 80 0,35 130371,44 4,65 11,78 1,54 28025,7 2802,571
Pati 1
85 0,44 163895,52 4,94 12,01 1,60 33159,8 3315,983
3
90 0,58 216044,10 5,23 12,28 1,66 41282,3 4128,231
1
100 0,88 327791,05 5,81 12,70 1,76 56371,7 5637,171
1
90 0,58 216044,10 5,23 12,28 1,66 41282,3 4128,231
1
85 0,44 163895,52 4,94 12,01 1,60 33159,8 3315,983
3
80 0,35 130371,44 4,65 11,78 1,54 28025,7 2802,571
1
Rata-rata 37329,6 3732,963
3

SAUS Ln SR Ln SS
12.50
12.40 y = 0.2628x + 11.928 0,56 12,05
12.30 R² = 0.9879
1,07 12,21
Y

12.20
12.10
1,25 12,25
12.00 1,76 12,39
0.00 0.50 X
1.00 1.50 2.00
1,25 12,25
1,07 12,22
Kurva 1. Regresi linear Saus. n = 0,262 dan K = 150241,6084
0,56 12,09
0,26 11,93
Larutan Pati
Ln SS

13.00
12.00 y = 4,192x + 5,326
Y

R² = 0,997
11.00
1.50 1.55 1.60 1.65 1.70 1.75 1.80

X
Kurva 2. Regresi linear Larutan Pati. n = 4,192 dan K = 205,6139
LnSR Ln SS
1,54 11,78
1,60 12,01
1,66 12,28
1,76 12,70
1,66 12,28
1,60 12,01
1,54 11,78
4,19 5,33

3.2 Pembahasan

viskometer rotasional Dasar pengukuran menggunakan metode ini yaitu dengan cara
menyelupkan sebuah spindle kedalam cairan yang akan diukur viskositasnya. Gaya gesek
antara permukaan spindle dengan cairan akan menentukan tingkat viskositas cairan. Spindle
tersebut akan diputar dengan kecepatan tertentu. Bentuk dari spindle dan kecepatan putarnya
inilah yang menentukan shear rate, dimana shear rate ini akan mempengaruhi nilai viskositas
dari cairan non-Newtonian. Hal yang harus diperhatikan dalam metode ini adalah jenis
spindle, kecepatan putar spindle, suhu sampel, shear rate dan lama waktu pengukuran jika
sampelnya dari jenis time dependent behavior.

Jenis spindle yang dipakai harus sesuai dengan karakteristik fluida yang akan diujikan. Jika
fluida yang akan diujikan memiliki karakteristik seperti air maka digunakan spindle dengan
diameter yang besar yaitu spindle L1. Semakin kental fluida yang akan diuji maka ukuran
spindle yang akan digunakan akan semakin kecil. Sampel yang diujikan pada metode ini
antara lain saus dan larutan pati sehingga spindle yang harus di pakai adalah spindle L4. Nilai
RPM (N) di lakukan sebanyak 7 kali putaran yaitu pada saus 30, 50,60,100,60,50,30
sedangkan pada laruta pati 80,85,90,100,90,85,80 Alat dibuat dari dua buah silinder yaitu,
silinder luar dan silinder dalam.
Kedua silinder tersebut terbuat dari bahan plastik. Jumlah putaran dicacah menggunakan
saklar sentuh. Fluida yang akan diukur viskositasnya dimasukkan ke dalam ruang antara
silinder dalam dan silinder luar. Silinder dalam diputar, terjadi gesekan antara silinder dalam
dan fluida. Gesekan ini menyebabkan sebagian bahan ikut berputar, dan bergesekan dengan
silinder luar. Gaya gesekan antara fluida dengan silinder luar menghasilkan torsi pada silinder
luar. Torsi tersebut menyebabkan silinder luar berputar. Silinder luar memiliki gaya gesekan
terhadap porosnya, sehingga putaran silinder luar menjadi terhambat. Semakin besar torsi
pada silinder luar, maka kecepatan putarnya semakin besar. Kecepatan putar silinder luar
tersebut dihitung dengan memanfaatkan saklar sentuh. Jumlah sentuhan yang terjadi dalam
30 detik dibaca oleh komputer melalui port paralel dan dengan menggunakan software
ditampilkan dalam bentuk nilai viskositas. Perangkat lunak (software) yang digunakan dalam
penelitian ini disusun dengan bahasa pemrograman Delphi untuk menghitung jumlah pulsa
yang terjadi selama 60 detik, mengkonversi besaran kecepatan rotasi menjadi besaran
viskositas,menampilkan hasil pengukuran, dan menyimpan hasil pengukuran ke dalam
databasekomputer.
Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa sampel saus dan larutan pati merupakan sampel
dengan karakteristik fluida non-newtonian dengan tipe Dilatant karena n>1. Shear rate
berbanding lurus dengan kecepatan putar spindle dan shear stress berbanding lurus dengan
nilai torsi, sehingga untuk mengetahui nilai flow behavior index pertama kali dapat digunakan
grafik perbandingan antara kecepatan putar dan torsi, dimana slope dari persamaan linear
yang didapat adalah nilai flow behavior index nya.
Nilai viskositas dari saus dan larutan pati pada semua rpm hasil perhitungan adalah sebagai
berikut:
1. Konversi N (rpm) menjadi γ˙
γ˙= 4πN/n
2. Masukkan ke persamaan linear
Sehingga di dapatkan hasil viskositas saus dengan rata-rata yaitu 715688.8699 Pa.s
sedangkan hasil viskositas larutan pati dengan rata-rata adalah 373296.2931 Pa.s
BAB IV
KESIMPULAN
1. Makin besar gesekan yang terjadi maka viskositasnya semakin besar, begitu juga jika
gesekan yang terjadi lebih kecil, maka viskositasnya juga kecil.
2. Hasil analisis dengan metode rotational viskometer didapat bahwa sampel saus dan
larutan pati merupakan sampel dengan karakteristik fluida non-newtonian dengan tipe
Dilatant karena n>1.
DAFTAR PUSTAKA

Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. PT Gramedia : Jakarta


Ibarz A., G.V.Barbosa-Canovas. 2003. Unit Operations in Food Engineering. CRC Press.
London.
Lutfy, Stokes. 2007. Fisika Dasar I. Erlangga : Jakarta.
Setianto, Y.C., Y.B. Pramono., S. Mulyani. 2014. Nilai ph, viskositas, dan tekstur Yoghurt
Drink dengan penambahan esktrak salak pondoh. JATP 3 (3): 110-113.
Toledo, R. 2007. Fundamentals of Food Process Engineering. Third Ed. Springer.

Anda mungkin juga menyukai