Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1

SEMESTER GANJIL 2023/2024

oleh :

Kelompok :

1. Aqil Ferdiyansyah (2311046)


2. Irvan Fajri Pratama (2311049)
3. Muhammad Reayhan (2311054)
4. Salsa Dila Elvanda (2311024)
5. Suci Priyani Srihati (2311029)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BATAM
2023
2

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1

oleh :

Kelompok :

1. Aqil Ferdiyansyah (2311046)


2. Irvan Fajri Pratama (2311049)
3. Muhammad Reayhan (2311054)
4. Salsa Dila Elvanda (2311024)
5. Suci Priyani Srihati (2311029)

Disetujui tanggal : ……………………..

Nilai Praktikum : ………………………

Dosen Pengampu:

Yopi Mardiansyah, S.Pd.,Msi


3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nyakami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan praktikum dengan materi pengukuran" Penulisan laporan
ini adalah salah satu tugas dan praktikum untuk mata pelajaran Fisika di INSTITUT
TEKNOLOGI BATAM. Dalam penulisan laporan praktikum ini kami merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis Denulisan maupun materi, mengingatakan
kemampuan yang kami miliki.Untuk itu Kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan Dembuatan laporan iniDalam penulisan makalah ini saya
menyampaikan ucapan erima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan penelitian inikhususnya kepada Ibu Yopi MardiansyahS.Pd.M.Si yang
telah memberikan pengarahan dan dorongan dalam laporan iniSemoga materi mi dapat
bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihakyang membutuhkan, khususnya
bagi kita sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

BAB I DASAR TEORI


4

Pengukuran adalah pekerjaan sangat penting untuk mengetahui data secara pasti.
Pengukuran mempunyai ketidaktentuan atau ketidakpastian. Seberapa akurat hasil suatu
pengukuran eksperimen akan dapat dipercaya, maka hal itu sangat ditentukan oleh seberapa
akurat kita dapat menaksir atau memperkirakan harga ketidakpastian pengukuran tersebut.
Selisih ketidakpastian itu biasa disebut dengan “eror” dari pengukuran yang telah dilakukan.
Selanjutnya beberapa jenis alat ukur (Tim Laboratotium Fisika Dasar.2018.Buku Panduan
Praktikum Fisika Dasar I.).

1. Mistar
Alat ukur ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian
pengukuran setengan dari skala terkecilnya yaitu 0,5 mm. Pada saat melakukan
pengukuran dengan mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan skala pada
mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka akan menyebabkan
kesalahan dalam pengukurannya, bisa lebih besar atau lebihkecil dari ukuran aslinya.
(Buku Fisika Dasar 1 Unit Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar).

2. JangkaSorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10
cm dengan ketelitiannya 0.1 mm atau 0.01 cm. (Agustiana dan Tika, 2013). Jangka
sorong memiliki berbagai ukuran dengan rentang pengukuran dari 100 mm hingga
3000 mm (4 inci sampai 120 inci). (Flack, 2014:6) Jangka sorong tidak hanya
digunakan untuk mengukur panjang tetapi jangka sorong juga dapat digunakan untuk
mengukur diameter sebuah cincin, diameter bagian dalam pipa dan juga dapat
digunakan untuk mengukur kedalam sebuah benda serta dapat digunakan untuk
mengukur luas benda. Jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur bagian
dalam dan luas suatu benda terdiri dari bilah utama atau bilah yang dibagi dalam mm
dan suatu bilah pembantu yang dibagi 100. Seratus garis pada bilah pembantu sama
5

100
dengan 49 milimeter pada bilah utama sehingga setiap garis =49 mm. Bila suatu
garis bilah pembantu berimpit dengan suatu tanda pada skala utama, maka harga
ukurnya adalah jumlah skala dihitung dari angka 0×0.02 mm. (Poerwanto dkk,
2012:79)

https://images.app.goo.gl/xA9omorzApoK7paD6

3. MikrometerSekrup
Hasil pengukuran panjang yang lebih teliti lagi adalah mikrometer sekrup.Mikrometer
sekrup dapat mengukur hingga ketelitian 0,01 mm. Namun, jangkauan panjang
pengukurannya sangat terbatas. Bahkan, ada beberapa micrometer sekrup yang hanya
mampu mengukur panjang maksimum 1 inci. Micrometer sekrup terdiri atas dua
bagian, yakni selubung (poros tetap) yang merupakan skala utama dan selubungluar
(polosulir) merupakan skala nonius dan skala utama.hasil dari skala utama dan noius.
Skalautama:1,5x1mm=1,5mm
Skalanonius:30x0,01mm=0,30mm
Hasil: 1,5 + 0,30 = 1,80 mm ±0,005 mm
6

https://images.app.goo.gl/Qh7id6vkx4UAa5Nh8
Pengukuran Massa

4. Neracaohaus
Neraca ini mempunyai dua skala, yakni skala N (newton) untuk mengukur berat
benda dan skala g (gram) untuk mengukur massa benda. Neraca Ohaus Penen-tuan
masa benda pada neraca ini dilakukan ddengan menggeser sejumlah anak timban-gan
yang telah berada pada lengan neraca. Ketelitian pengukuran ditentukan oleh masa.
Persamaan umum massa jenis (Buku Fisika Dasar 1 Unit Laboratorium Fisika Dasar
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar).
ρ=m/v
Dimana, ρ = massa jenis zat (kg/m3) m = massa zat (kg) v = volume zat (m3)
7

Bab II Langkah Kerja


A. Tujuan Pratikum
Menentukan hasil pengukuran dan massa bola,silinder, dan balok dengan
beberapa alat ukur jangka sorong,penggaris, dan micrometer sekrup.
Membandingkan ketelitian hasil pengukuran. Membandingkan massa jenis
balok,silinder, dan bola.

B. Alat dan Bahan


1. Penggaris plastic
2. Silinder
3. Balok kayu
4. Micrometer sekrup
5. Stop watch
6. Jangka sorong
7. Neraca Teknis
8. Bola besi

C. Langkah-langkah Percobaan
1. Mengukur massa benda menggunakan neraca
2. Mengukur panjang,lebar,dan tinggi menggunakan jangka sorong
3. Mengukur diameter selinder,bola,dan benda lainnya menggunakan
mirometer sekrup
4. Mencatat hasil pengamatan
5. Menghitung massa jenis benda berdasarkan data hasil pengukur
8

D. Tabel pengamatan

1. BALOK

Pengukuran ke Massa(Gram) Panjang(cm) Lebar (cm) Tinggi (cm)

No Volume (cm V Massa jenis (gram/cm

V= V= P=

2. Silinder

Pengukuran Massa (gram) Diameter (cm) Tinggi (cm)


ke
1
2
3
4
5
9

No Volume (cm V Massa jenis (gram/cm


1
2
3
4
5
V= V= P=

3. Bola
Pengukuran ke Massa (gram) Diameter (cm)
1
2
3
4
5

No Volume (cm V Massa jenis (gram/cm


1
2
3
4
5
V= V= P=

Bab III Hasil Pengamatan


10

1. Balok

Pengukuran Massa Panjang (Cm) Lebar (cm) Tinggi (cm)


ke (gram) X Δx l Δl t Δt
1 63,5 6,435 0,0025 4,005 0,0025 3,91 0,0025
2 64,4 6,535 0,0025 3,985 0,0025 3,945 0,0025
3 63,8 6,535 0,0025 4,005 0,0025 3,93 0,0025
4 63,5 6,535 0,0025 4,01 0,0025 3,97 0,0025
5 63,5 6,49 0,0025 4,05 0,0025 3,99 0,0025
Rata-Rata m = 63,74 X = 6,506 l = 4,011 t = 3,949

NO Volume (Cm3) V2 (cm2) Massajenis


(gram/cm3)
1 100,76 10.152,5776 0.63
2 102,73 10.553,4529 0,62
3 102,85 10.578,1225 0,62
4 104,03 10.822,2409 0,61
5 104,87 10.997,7169 0,605
∑v= 515,24 ∑v2=10.620,82216 ∑ρ= 3,085
v =103,048 v 2 = 53.104,1108 p = 0,617

2. Silinder
11

Pengukuran Massa Diameter (cm) Tinggi (cm)


Ke (gram)
1 19,5 3,165 6,54
2 19,4 3,17 6,59
3 19,3 3,235 6,52
4 19,1 3,16 6,54
5 19,0 3,16 6,565
Rata-rata m =19,26 d = 3,178 t = 6,551
=
N Volume (Cm3) V2 (cm2) Massajenis (gram/cm3)
O
1 51,394 2.641,343 0,379
2 51,984 2.702,336 0,373
3 53,563 2.868,994 0,360
4 51,265 2.628,100 0,372
5 51,461 2.648,234 0,369
∑v=259,667 ∑v2=13.489,007 ∑ρ=1,853
v = 51,9334 v 2 = 2.697,8014 p = 0,3706

1. Bola
Pengukuran Massa (gram) Diameter (cm)
Ke
1 23,7 5,065
2 23,8 5,015
3 23,9 5,02
4 24,1 5,075
5 22,1 5,13
Rata-rata m = 23,52 d = 5,061
12

NO Volume (Cm3) V2 (cm2) Massajenis


(gram/cm3)
1 66,261 4.390,52 0,357
2 64,357 4.141,82 0,369
3 64,549 4.166,57 0,370
4 66,694 4.448,08 0,361
5 68,88 4.744,45 0,320
∑v=330,741 ∑v2= 21.891,44 ∑ρ= 1,777
v = 66,148 v 2 = 4.378,288 p = 0,3554

BAB IV
13

PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Menghitung Nilai Volume Benda

 Benda Balok
V = p×l×t
V= 6,506 × 4,011 × 3,949
V= 103,051 cm3

103 , 051+103 , 051+103 , 051+103 ,051+103 , 051


v= 5 = 103,051 cm3

∆ v=¿ |∂∂ vp| l.t. ∆ p + |∂∂vl | p,t . ∆ l +|∂∂vt | l,p . ∆ t


∆v = l ×t ×∆ ρ + p ×t ×∆ l + p ×l ×∆ t
∆v = 0,0395 + 0,0642 + 0,0652
∆v = 0,1689 cm3

V=V ± ∆ v
V=(103,051± 0,1689)cm3

Vmax = V +∆ v
= 103,051 + 0,1689
=103,2199

Vmin = V - ∆ v
= 103,051 – 0,1689
= 102,8821
14

 Silinder
V= π r 2t
V= 3,14 × 2,4964 ×6,551
V= 51,351 cm3

51,933 + 51,933 +51,933 +51,933+51,933


V= 5 = 51,933 cm3

∆ v= |∂∂rv |t + |∂∂vt |r
∆ v = 2 π ×r ×t ×∆ r + π × r2×∆ t
∆ v = 2×3,14×1,58× 6,551× 0,0025 + 3,14× 2,4964× 0,0025
∆ v = 0,1625 + 0,0195
∆ v = 0,182

V= V ± ∆ v
V= (51,933 + 0,182) cm3

Vmax = V + ∆ v
= 51,933 + 0,182
= 52,115 cm3

Vmin = V - ∆ v
= 51,933 – 0,182
= 51,751 cm3

 Bola

4
V= 3 × π × r3
1
r= 2 × d
15

4
V= 3 × 3,14 × 16,194
V= 66,103 cm3

66,103 + 66,103 +66,103 + 66,103 + 66,103


V= 5 =
66,103 cm3

∆ v = 4 × π × r2 × ∆ r
d = 5,061
r = 2,530

4
∆ v= | |
∂v
∂r = 3 π × 3r ×
∆r

= 4× π ×r × ∆ r
∆ v = 4× 3,14 × 2,530 ×0,0025
∆ v = 0,079 cm3

V= V ± ∆ v
V= (66,103 ± 0,079) cm3

Vmax = V + ∆ v
= (66,103 + 0,079) cm3
= 66,182 cm3

Vmin = V -∆v
= (66,103 - 0,079) cm3
= 66,024 cm3
16

2. Menghitung Nilai Massa Jenis Benda

 Balok
m
ρ
= v
63 , 74
ρ
= 103, 048
ρ = 0,618 gram/cm3

0 , 63+0 , 62+0 , 62+0 ,61+0 ,605


p= 5 = 0,617 gram/cm3
1 m
∆p ∆m ∆v
= v× + v2 ×
63 , 74
∆ ρ=¿
× 0.05 + 103, 048 2 × 0,182
∆ ρ=¿ 0,0004852 + 0,00000000109
∆ ρ = 0,00048520109 gram/cm3

ρ= p± ∆ ρ
= 0,617 ± 0,00048520109

ρ= p+ ∆ ρ
= 0,617 + 0,00048520109
= 0,61748520109 gram/cm3

ρ= p- ∆ ρ
= 0,617 - 0,00048520109
= 0,61651479891 gram/cm3

 Silinder
17

m
ρ
= v
19,5
ρ
= 51,394
ρ = 0,379 gram/cm3

0 ,379+0 ,373 +0 , 360+0 , 372+0 ,369


p = 5

p= 0,3706 gram/cm3

∆ p=
[ ]
∂p
∂m
v .∆ M +
[ ]
∂p
∂v
m.∆v

= v−1 . ∆ M . m.+1. v −2 . ∆ v
∆M m
= + 2 .∆v
v v
0,05 19,26
= 51, 933 + 51,933 2 . 0,182
= 0,0009627 + 0,00129969321
∆ p = 0,00226239321 gram/cm3

p= p ± ∆ p

p= p+ ∆ p
p = 0,3706 + 0,00226239321
p = 0,37286239321

p = p−∆ p
= 0,3706 - 0,0022623932
= 0,3683376079

 Bola
18

0,357+0,369+ 0,370+0,361+0,320
p=
5
p=0,3554 gram/cm3

∆ p=
[ ]
∂p
∂m
v .∆ M +
∂p
∂v[ ]
m.∆v

= v−1 . ∆ M . m.−1. v−2 . ∆ v


∆M m
= + 2 .∆v
v v
0 , 05 23 , 52
= + . 0,079
66,103 4.369,606
=0,000756 + 0,000425
=0,001181 gram/cm3

p= p ± ∆ p
pmax = p+∆ p
¿ 0,703+ 0,006197
=0,709 gram/cm3
pmin = p−∆ p
¿ 0,703−0,006197
=0,696 gram/cm3

2. Diskusi
Cara mengukur balok pada jangka sorong

1. Cek dan pastikan bahwa pada saat kedua rahang tertutup, skala
menunjukkan angka nol.

Tujuannya supaya nggak ada kesalahan pengukuran, yang biasa disebut dengan zero
error.

2. Kendurkan baut pengunci dan tarik rahang geser ke kanan.


19

Tarik sampai benda yang ingin diukur bisa pas ditempatkan diantara 2
rahang (tetap dan geser).

3. Letakkan benda yang akan diukur di antara kedua rahang.

Pastikan juga posisinya sudah sesuai ya.

4. Tarik rahang geser ke kiri sampai mengapit benda yang mau diukur.

Lalu, putar baut pengunci sampai terdengar suara “klik”.

5.Baca dan hitung hasil pengukuran yang diperoleh.

Cara Menggunakan Neraca Ohaus:

Beberapa langkah yang harus dilakukan untuk melakukan pengukuran terhadap suatu
benda dengan Ohaus neraca:

1. Putar sekrup yang berada di bagian atas piringan neraca ke kiri kanan ke kiri,
posisi dua garis pada neraca sejajar. Hal ini dilakukan untuk mengalibrasi neraca
yang akan digunakan untuk menimbang.
2. Letakkan benda yang akan diukur massanya pada tempat beban dalam neraca.
3. Geser skala mulai dari yang skala besar. Jika panahnya sudah berada di titik
setimbang 0, bergantian ke skala kecil.
4. Jika dua garis sejajar dalam neraca sudah seimbang, maka hasil pengukuran sudah
dapat dibaca.

Jika Anda belum berpengalaman dalam menggunakan neraca jenis ini, ada baiknya
Anda meminta bimbingan atau dampingan dari orang lain yang lebih ahli. Karena
penggunaan neraca ini memang cukup rumit sehingga memerlukan ketelitian dan
ketelatenan agar bisa melakukan pengukuran dan pembacaan hasil pengukuran
dengan baik.

Cara Kerja Neraca Ohaus:


20

Neraca Ohaus bekerja dengan menggunakan asas kesetimbangan benda tegar, lebih
tepatnya dengan menggunakan prinsip momen gaya. Secara sederhana, neraca ini
terdiri atas 3 bagian pokok, yaitu lengan beban, titik tumpu, lengan pemberat. Torsi
atau momen gaya merupakan hasil kali antara lengan gaya dan gaya yang arahnya
tegak lurus. Biasanya, gaya yang memiliki lengan tegak lurus adalah gaya berat benda
(wBenda) dengan gaya berat pemberat (wPemberat). Jika sistem dalam keadaan
setimbang maka:

 Torsi benda = Torsi pemberat


 Lengan beban x berat beban = lengan pemberat x berat pemberat
 RB x wB = RP x wP
 RB x mB x g = RP x mP x g
 mB = (RP x mP)/RB

Rumus tersebut yang menjadi prinsip kerja neraca Ohaus. Jadi, sebelum Anda
mengoperasikan neraca Ohaus, Anda harus bisa memahami rumus di atas.

Kendala-Kendala saat pratikum

1.Saat menggunakan neraca ohaus menuntukan garis keseimbangan membutuhkan


waktu yang lama dan ketepetannya diragukan

2. baloknya tidak rata dan presisi

3.ruangan pratikum terasa dingin


21

Bab V
Penutup

1. Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa saat mengukur massa balok,silinder,bola memiliki ukuran
yang berbeda,namun disini kita memakai ketelitian yang berbeda beda seperti massa
balok: 64,15 gram (Pengukuran ke 2,3,4 dan 5) - 64,20 gram (Pengukuran ke 1)
dengan ρ = 0,357 + 0, 0,376 + 0, 0,366 + 0, 0,363 + 0, 0,357) : 5
= 1,819 : 5
= 0,3638

Dan silinder 69,65 gram di pengukuran 1 dan 69,60 gram di pengukuran 2,3,4,
dan 5
ρ = (0,684 + 0,683 + 0,683 + 0,683 + 0,683) : 5
= 0,6832
Dan bola dengan massa Massa : 81,15 gram (pengukuran2)
Massa : 87,10 gram(pengukuran 1)Massa : 87,12 gram (pengukuran
3)Massa : 87,11 gram (pengukuran 4)Massa : 87,20 gram (pengukuran 5)
ρ = (0,093 + 0,094 + 0,093 + 0,093 + 0,094) : 5
= 0,467: 5
= 0,0934

2. Saran
1.Saat menggunakan neraca ohaus menuntukan garis keseimbangan membutuhkan
waktu yang lama dan ketepetannya diragukan

2. baloknya tidak rata dan presisi


22

3.ruangan pratikum terasa dingin.

4.mebutuhkan jas lab

Daftar Pustaka
Ahadia, Lailatul, (UNESA) “Kelayakan Kit Praktikum Sederhana Sebagai Media
Pembelajaran Pada pengukuran” dalam
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/pensa/article/view/15002, diakses pada 20 Juni
2016.
Priyambodo, T. K., & Jati, B. M. (2009). Fisika Dasar untuk Mahasiswa Ilmu
Laporan Praktikum Alat Ukur Neraca Ohaus, pp. 13 Sumirat, E. (2006). Perawatan
Neraca. Manajer Teknis Balai Kalibrasi Dit. PPMB, 1-3. Merriam-Webster,
Tim Laboratotium Fisika Dasar.2018.Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar I.).
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai