Anda di halaman 1dari 14

ACARA I

PENGUKURAN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Kegiatan praktikum pengukuran memiliki tiga tujuan yaitu :
a. Menentukan volume suatu benda.
b. Menentukan massa jenis suatu benda.
c. Mencari nilai ketidakpastian pengukuran.
2. Waktu Praktikum
Kamis, 19 November 2020
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. PERALATAN DAN BAHAN


Peralatan praktikum pengukuran memiliki beberapa alat dan bahan antara
lain:
1. Alat-Alat Praktikum
a. Jangka Sorong (150 × 0,02) mm (1 buah)
b. Mikrometer Sekrup (0-25) mm (1 buah)
c. Mistar (0-50 cm) (1 buah)
d. Neraca Empat Lengan (1 × 0,01) g (1 buah)
2. Bahan-Bahan Praktikum
a. Balok Pejal (5 × 4 × 1) cm3 (1 buah)
b. Bola Pejal (2 cm2) (1 buah)
c. Silinder Pejal (1 × 2) cm3 (1 buah)

C. LANDASAN TEORI
Pengukuran merupakan proses membandingkan besaran fisik suatu
benda menggunakan alat ukur yang sesuai. Pengukuran berfungsi untuk
mengetahui besaran suatu benda. Dalam mengukur suatu benda, satuan
sangat dibutuhkan dalam menentukan hasil pengukuran. Satuan yang
digunakan dalam pengukuran adalah satuan baku. Satuan baku disini
merupakan nilai satuan yang sudah terdefinisi dan disepakati secaram
umum. Sebagai contoh, dalam pengukuran satuannya adalah meter,
sentimeter, milimeter, kilometer dan sebagainya (Abdullah. 2016 : 5-6).
Dalam menentukan satuan tak luput dari yang namanya besaran.
Besaran disini dibagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran
turunan. Besaran pokok dan besaran turunan disini berperan penting dalam
menentukan jenis satuan dalam proses pengukuran. Besaran pokok berarti
besaran yang satuannya sudah ditetapkan dan disepakati terlebih dahulu.
Besaran turunan diperoleh berdasarkan penurunan dari besaran pokok.
Jadi besaran turunan disini sangat bergantung dari besaran pokok (Rosyid,
dkk. 2014 : 21-22).

Tabel 1.1 : Besaran Pokok berdasarkan SI (Rosyid, dkk. 2014 : 23).

No Besaran Satuan Singkatan Dimensi


1 Panjang Meter m L
2 Massa Kilogram kg M
3 Waktu Detik s T
4 Kuat arus listrik Ampere A I
5 Suhu Kelvin K ∅
6 Banyaknya zat Mole mol N
7 Intensitas cahaya Candela cd J
Tabel 1.2 : Besaran Turunan (Rosyid, dkk. 2014 : 23).

No Besaran Satuan Singkatan Dimensi


1 Gaya Newton N (kg. m.s-2) MLT-2
2 Usaha Joule J (kg.m2.s-2) ML3T-2
3 Tekanan Pascal P (kg.m-1.s-2) ML-1T-2
4 Masa jenis Kg / m3 Kg/m2 ML-3
5 Luas m3 m2 L2
Untuk menentukan satuan dan besaran turunan bisa diperoleh
menggunakan persamaan berikut :

m
ρ=
v

Persamaan tersebut digunakan massa jenis dan suatu besaran yang


dilambangkan dengan “Rho”, sehingga satuannya diperoleh melalui massa
dibagi dengan volume. Itu merupakan salah satu contoh persamaan untuk
besaran turunan.

Gambar 1.1 Mistar/penggaris (Irawan, 2014)


Gambar 1.2 Mikrometer Sekrup (Irawan, 2014)

Dalam memperoleh hasil pengukuran, seorang pengukur selalu


menerapkan konsep angka penting. Angka penting disini berarti angka
yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti
dan angka tidak pasti. Angka tidak pasti disini berarti angka yang berupa
hasil perkiraan dan pengukur, sehingga dinamakan angka penting. Dalam
menuliskan angka penting harus memperhatikan beberapa aturan yaitu :

1. Semua angka bukan nol merupakan angka penting


2. Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol merupakan angka
penting
3. Angka nol yang terletak disebelah kanan tanda desimal dan mengikuti
angka bukan nol adalah angka penting
4. Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol adalah angka
penting (Satriawan, 2012 : 9).

D. PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur percobaan yang digunakan pada praktikum ini antara lain :
1. Pengukuran Volume dan Massa Jenis Balok Pejal
a. Panjang (p), lebar (l), dan tinggi benda (t) diukur menggunakan
jangka sorong dan mistar pada 5 sisi yang berbeda sehingga
mendapatkan 5 data hasil pengukuran.
b. Data tersebut dimasukan pada tabel 1.3.
c. Volume dan massa jenis benda dicari dan nilai yang didapat
dimasukan pada tabel 1.3.
d. Ralat pengukuran dihitung dan dimasukan pada tabel 1.3.
2. Pengukuran Volume dan Massa Jenis Silinder Pejal.
a. Diameter (D) dan tinggi benda (t) di ukur menggunakan
mikrometer Sekrup pada 5 sisi yang berbeda sehingga
mendapatkan 5 data hasil pengukuran.
b. Data tersebut dimasukan pada tabel 1.4.
c. Volume dan massa jenis benda dicari dan nilai yang didapat
dimasukan pada tabel 1.4.
d. Ralat pengukuran dihitung dan dimasukan pada tabel 1.4.
3. Pengukuran Volume dan Massa Jenis Bola Pejal
a. Diameter bola diukur menggunakan jangka sorong dan mikrometer
sekrup pada 5 sisi yang berbeda sehingga mendapatkan 5 data hasil
pengukuran.
b. Data tersebut dimasukan pada tabel 1.5 dan 1.6.
c. Volume dan massa jenis benda dicari dan nilai yang didapat
dimasukan pada tabel 1.5 dan 1.6.
d. Ralat pengukuran dihitung dan dimasukan pada tabel 1.5 dan 1.6.

E. HASIL PENGUKURAN
1. Pengukuran Volume dan Massa Jenis Balok Pejal Nilai hasil untuk
pengukuran volume dan massa jenis balok pejal dapat dilihat pada
Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Hasil pengukuran volume dan massa jenis balok pejal
menggunakan jangka sorong

Perulanga Averag Ralat


n e
1 2 3 4 5 (x) (∆ x )
P(mm) 4,7 4,64 4,65 4,64 4,66 4,658 0,29
6
l(mm) 1,38 1,39 1,39 1,39 1,36 1,386 0,15
4
t(cm) 1,92 1,93 1,92 1,92 1,92 1,924 0,15
4
m(g) 95,2 95,5 95,45 95,6 96,2 95,586 0,12
0
V(mm3) 12,4 12,4 12,40 12,3 12,4 12,416 0,19
5 4 8 1 6
ρ (g/ 7,64 7,67 7,64 7,72 7,75 7,6944 0,05
mm) 9

2. Pengukuran Volume dan Massa Jenis Silinder Pejal Nilai hasil untuk
pengukuran volume dan massa jenis silinder pejal dapat dilihat pada
Tabel 1.4.
Tabel 1.4 Nilai volume dan massa jenis silinder pejal menggunakan
jangka sorong

Perulang Avera Ralat


an ge
1 2 3 4 5 (x) (∆ x )
D(mm) 12,7 12,8 12,8 12,6 12,7 12,72 0,253
t(mm) 20,44 20,42 20,41 20,40 20,41 20,416 0,106
m(g) 21,54 22,1 21,52 20,59 21,56 21,462 0,591
V(mm3 2587, 2626, 2625,02 2542, 2584, 2593,1 104,0
) 96 3 38 16 6 2
ρ (g/ 0,008 0,008 0,0082 0,008 0,008 0,0082 0,024
mm) 3 4 1 3 6

3. Pengukuran Volume dan Massa Jenis Bola Pejal Nilai hasil untuk
pengukuran volume dan massa jenis bola pejal dapat dilihat pada Tabel
1.5 dan 1.6.
Tabel 1.5 Hasil pengukuran volume dan bola pejal menggunakan
mikrometer sekrup

Perulang Averag Ralat


an e
1 2 3 4 5 (x) (∆ x )
D(mm) 25,49 25,07 25,05 25,44 25,04 25,218 0,444
m(g) 71,1 71,6 71,54 69,1 71,33 71,134 0,90
V(mm3 8667, 824,9 8226,24 8616, 8216, 8394,49 452,9
) 38 6 47 4 2
ρ (g/ 0,008 0,008 0,0088 0,008 0,008 0,0084 0,469
mm) 2 6 1 6 7

Tabel 1.6 Hasil pengukuran volume dan bola pejal menggunakan


jangka sorong

Perulang Avera Ralat


an ge
1 2 3 4 5 ( x) (∆ x )
D(mm) 25 25 24,9 25,1 25,1 25,02 0,252
m(g) 71,1 71,6 78,54 69,1 71,33 71,134 0,954
V(mm3 8117, 8117, 8079,35 8275, 8275, 8172,9 248,65
) 08 08 6 6 4
ρ (g/ 0,008 0,008 0,0097 0,008 0,008 0,0088 1,68×1
mm) 7 7 3 6 0-7

F. ANALISIS DATA
1. Menghitung Volume dan Massa Jenis Benda
Menghitung volume dan massa jenis balok pejal menggunakan jangka
sorong
a. Menghitung volume dan massa jenis balok pejal
a.1 Menghitung volume balok pejal menggunakan jangka sorong
v 1= p ×l ×t
v 1=4,658 ×1,386 ×1,924
3
v 1=12,421 m m

a.2 Menghitung massa jenis balok pejal


m
ρ=
v
95,586
ρ=
12,416
ρ = 7,6986 gmm-3

b. Menghitung Volume dan Massa Jenis Silinder Pejal


b.1 Menghitung volume Silinder Pejal
v 1=l uas ×t
π 2 3,14
v 1= D t v 1= ( 12,72 )2 . 20,416
4 4
v 1=2593,16 mm 3

b.2 Mengitung massa jenis Silinder pejal


m
ρ=
v
21,462
ρ=
2593,16
ρ = 0,008276 gmm-3

c. Menghitung Volume dan Massa Jenis Bola Pejal


c.1 Menghitung volume Bola Pejal
π 3
v= D
6
3,14
v= ( 25,218 )3
6
v=8394,49mm-3

c.2 Menghitung massa jenis Bola Pejal


m
ρ=
v
71,134
ρ=
8392,86
ρ = 0,00847 gmm-3

2. Perhitungan Ralat Pengukuran


a. Mengitung Ralat Pengukuran Langsung (Simpangan Rata-rata)
2 ∑| pi− p|
∆p =
n
|4,7−4,658|+|4,64−4,658|+|4,65−4,658|+|4,64−4,658|+|4,66−4,658|
∆ p2 =
5
2 0,042+0,018+ 0,008+0,018+0,002
∆p =
5
0,088
∆ p2 =
5
2 2
∆ p =0,0176 mm
∆ p=√ 0,0176 m m2
∆ p=0,133 mm
Simpangan rata-rata panjang,lebar,tinggi pada balok termuat pada
tabel 1.3, silinder 1.4, bola 1.5-1.6.

b. Menghitung Ralat Pengukuran Tak Langsung (Perambatan Ralat)


b.1 Untuk Balok Pejal
∆𝑉 = √(¿ ∆ p)2+( pt ∆l) 2+( pl ∆ t)2

∆ V =√ ( 1,386× 1,924 ×0,133 ) + ( 4,658× 1,924 ×0,024 ) + ( 4,658 ×1,386 × 0,106 )


2 2 2

∆ V =√ 0,126+0,0462+0,988
∆ V =1,077 mm

b.2 Untuk Silinder Pejal

√( )( )
2 2
π π 2
∆V = Dt∆ D D ∆t
2 4

√( )( )
2 2
π π
∆V = 12,72× 20,416 ×0,253 12,722 ×0,106
2 4

∆ V =√ ( 103,15 ) + ( 13,46 ) ∆ V =√ 10639,9+ 181,2


2 2

∆ V =√ 10821,1
∆ V =104,02mm

b.3 Untuk Bola Pejal

π 2
∆V = D ∆ D
2

3,14
∆V = ( 25,211 )2 0,444
2

3,14
∆V = 282,360
2

∆ V =443,305 mm

b.4 Perambatan Ralat Massa jenis untuk bola pejal


∆ ρ=

ρ l
m
2 l
∆m + 2 ∆v
v
2

√ l 2 l 2
−5

∆ ρ=846.10 2
( 0,90 ) + 2
( 452,92 )
( 71,134 ) ( 8394,49 )
−5

∆ ρ=
846.10
√19.10−3 . 81.10−2+3,398. 10− 4
∆ ρ=0,00939 × 0,0199

−4
∆ ρ=1,68.10 mm

Berdasarkan urutan analisis data diatas, maka secara keseluruhan hasil


pengukuran massa jenis pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 1.7
berikut :

Tabel 1.7 Nilai Massa Jenis dan Ralat Pengukuran Massa Jenis Benda

Jenis benda v+ ∆ V ρ±∆ p


(m3) (kgm-3)
Balok Pejal 12,421 ± 1,077 7,694 ± 0,059
Silinder Pejal 2593,16 ± 104,02 826.10-5 ± 24.10-3
Bola Pejal (Js) 8394,49 ± 450,92 846.10-5 ± 469.10-2
Bola Pejal (Ms) 8172,94 ± 248,65 88.10-5 ± 1,68.10-4

G. PEMBAHASAN
Praktikum acara I yang berjudul pengukuran bertujuan untuk
menentukan volume dan massa jenis serta ralat ukur dan beberapa benda
menggunakan berbagai jeniss alat ukur yang berbeda. Untuk memperoleh
volume,massa jenis dan ralat ukur, maka yang perlu dilakukan terlebih
dahulu adalah mengukur panjang, lebar, tinggi, dan dimensi massa dari
masing-masing benda yang diamati. Pada percobaan pertama yaitu
mengukur volume dan massa jenis balok pejal dengan hasil pengukuran
panjang rata-rata adalah 4,658 mm, lebar(l) adalah 1,386 mm dan nilai
tinggi (t) rata-rata sebesar 1,924 mm sehingga didapatkan nilai volume(v)
adalah 12,416 mm3 serta massa (m) sebesar 95,586 g. Nilai yang diperoleh
dari pengukuran 1 sampai dengan pengukuran 5 memiliki nilai yang
berbeda-beda sehingga berpengaruh terhadap nilai volume dan massa jenis
setiap percobaan, setelah dilakukan perhitungan nilai ralat volume sebesar
1,077 mm.
Pada percobaan kedua didapatkan hasil pengukuran rata-rata
diameter,tinggi dan mass memiliki nilai berturut-turut sebesar 12,72 mm ;
20,416 mm dan 21,416 g, sehingga didapatkan hasil perhitungan volume
silinder pejal pada percobaan kedua sebesar 2593,16 mm 3 dan nilai rata-
rata massa jenis 0,00826 gmm-3.pada percobaan kedua ini,didapatkan nilai
ralat volume sebesar 104,024 mm 3. Pada percobaan ketiga dengan
mikrometer sekrup didapatkan nilai diameter sebesar 25,218 mm, sehingga
nilai yang didapatkan untuk volume(v) adalah 8394,49 mm3.sedangkan
nilai yang didapat saat diukur dengan jangka sorong untuk diameter(D)
adalah 25,02mm, sehingga didapat nilai volume(v) adalah 71,134 mm3.
Nilai pada pengukuran dengan menggunakan mikrometer sekrup dan
jangka sorong berbeda walaupun diukur pada benda yang sama
dikarenakan alat pengukur panjang tersebut memiliki ketelitian yang
berbeda
Jangka sorong memiliki batas ukur sampai 10 cm dengan
ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm, sedangkan mikrometer sekrup
memiliki jangka pengukuran yang pendek hanya sampai 25 mm sehingga
hanya bisa mengukur suatu benda yang relatif tipis. Itu sebabnya pada
percobaan pertama dan kedua tidak digunakan mikrometer sekrup. Faktor
yang mempengaruhi hasil yang buruk dalam suatu pengukuran,salah
satunya adalah kesalahan pada pembacaan suatu pengukuran. Pada saat
melakukan praktikum,praktikan bisa saja terjadi kesalahan daalam
membaca skala akibat posisi mata yang tidak tepat dengan tegak lurus
diatas jarum,salah membaca kedudukan jarum diantara dua garis skala
terdekat dan bisa juga karena terburu-buru sehingga keseriusan pengamat
terganggu. Ketelitian juga berhubungan dengan jumlah angka yang
dicantumkandalam hasil pengukuran. Hasil pengukuran yang dilakukan
adalah hasil pengukurn berulang,jadi perhitungan rata-rata dari semua
pengukuran diperoleh nilai rata-rata panjang(p) pada percobaan pertama
adalah 4,658 mm,rata-rata Diameter(D) pada percobaan kedua adalah
12,72 mm,nilai rata-rata Diameter pada percobaan ketiga sebesar 25,218
mm dan nilai rata-rata Diameter(D) pada percobaan keempat sebesar 25,02
mm.

H. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Volume tiap benda berbeda-beda mengikuti tiap bentuknya dengan
volume balok berukuran panjang = 4,7 mm 3 , lebar=1,38mm dan
tinggi=1,92 mm, menghasilkan nilai volume balok sebesar 12,45
mm3 ,begitupun dengan volume bola yang berdiameter 25,49 mm
menghasilkan volume sebesar 8667,38 mm3.
b. Massa jenis benda bergantung pada nilai volume dan massa yang
mengakibatkan nilai massa jenis berbeda-beda yang mana pada
balok berukuran panjang=4,7 mm, lebar=1,38 mm dan tinggi=1,92
mm, memiliki nilai massa 95,2 g serta volume 12,45 mm 3
menghasilkan nilai massa jenis sebesar 7,64 gmm-3.
c. Terdapat dua jenis nilai ketidakpastian pengukuran langsung dan
tidak langsung, nilai ketidakpastian yang diperoleh pada
pengukuran ini tergantung pada nilai hasil pengukuran. Didapatkan
nilai ketidakpastian volume balok pejal sebesar 1,333 mm 3,nilai
ketidakpastian volume pada silinder pejal sebesar 104,024 mm3.
Untuk balok pejal didapat nilai ketidakpastian volumenya sebesar
443,305 mm3 dan nilai ketidak pastian massa jenis sebesar 1,68x10-
4
.
2. Saran
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan setiap praktikam
mempelajari terlebih dahulu bagaimana cara menggunakan alat
praktikum,lebih teliti lagi melihat atau mengamati nilai hasil
pengukuran dan tidak tergesah-gesah dalam menghitung hasil
pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai