Anda di halaman 1dari 10

ACARA I

PENGUKURAN
ACARA I
PENGUKURAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Menentukan volume benda.
b. Menentukan massa jenis suatu zat.
2. Waktu Praktikum
Senin, 1 November 2021
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat – alat Praktikum
a. Jangka sorong (1 buah)
b. Mikrometer sekrup (1 buah)
c. Neraca 4 lengan (1 buah)
2. Bahan – bahan Prkatikum
a. Balok pejal (1 buah)
b. Bola pejal (1 buah)
c. Silinder pejal (1 buah)
C. LANDASAN TEORI
Suatu hal yang dilakukan oleh fisikawan adalah mengukur.
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran standar
namun angka kesalahan tak dapat dihindari dalam setiap pengukuran padahal
fisikatermasuk ilmu aksekta. Pengetahuan aksa yang berdasarkan pada
pengukuran. Setiap pengukuran selalu mempunyai batas kelebihan, disebabkan
oleh antara lain: alat ukurnya sendiri dan pembacanya (Yahdi, 1996: 5).
Alat ukur panjang yang sering digunakan adalah mistar atau
penggaris. Alat ini digunakan untuk mengukur panjang objek atau jarak antara
dua titik pada umumnya, mistar memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm.
Mistar mempunyai ketelitian pengukuran 0,5 mm, yaitu sebesar setengah dari
skala terkecil yang dimulai oleh mistar.
Gambar 1.1 mengukur panjang dengan mistar
Pada saat melakukan pengukuran pengukuran dengan
menggunakan mistar, arah pandangan hendaknya tepat pada tempat yang
diukur. Artinya, arah pandangan harus tegak lurus dengan skala mistar dan
benda yang di ukur (Rismaningsih, 2021 : 21).
Pada proses pengukuran ini, perlu diperhatikan ketelitian
(accuracy) dan kebenaran (precision). Ketelitian dan kebenaran memiliki arti
yang sangat berbeda dalam pengukuran. Ketelitian (accuracy) menunjukka
pengukuran yang bagaimana memberikan pendekatan untuk memperoleh suatu
standar. Contoh: pengukuran tekanan systolik (p) sebanyak 25 kali (n) maka
tekanan rata- rata systolik:
Σ pi
p=
n
(1.1)

2
Standar deviasi = Σ R i−p
(1.2)
(
√n−1
)

Sedangkan kebenaran (precision) berhubungan dengan kemampuan


pengambilan dari suatu tampa mempedulikan dalam pengukuran (Gabriel,
1998:2).

D. PROSEDUR KERJA
1. Menentukan volume benda
a. Panjang kawat (p) diukur menggunakan jangka sorong dan diameter
kawat (d) menggunakan mikrometer sekrub pada 5 sisi yang berbeda
sehingga didapatkan 5 data hasil pengukuran.
b. Data dimasukkan pada pengamatan 1.1.
c. Langkah (1) dan (2) diulangi untuk benda lain yang disiapkan.
d. Volume benda ditentukan pada tabel 1.1.
e. Ralat diperhitungkan pengukurannya.
2. Menentukan massa jenis benda
a. Panjang (p), lebar (l), tinggi (t) diukur dan diameter (d) benda yang
diberikan menggunakan alat ukur yang sesuai pada 5 posisi yang
berbeda dari benda tersebut.
b. Data pengamatan dimasukkan pada tabel 1.2.
c. Langkah 1 dan 2 diulangi untuk benda yang berbeda.
d. Massa (m) ditimbang dari benda – benda yang diukur lebih, tinggi atau
diameternya pada langkah 1.
e. Data dimasukkan pada tabel 2.2.
f. Massa ditentukan jenisnya.
g. Ralat diperhitungkan terhadap pengukuran yang telah dilakukan.

E. HASIL PENGAMATAN
1. Pengukuran volume dan massa jenis balok pejal
Nilai hasil pengukuran untuk mencari nilai volume oleh massa jenis balok
pejal dapat dilihat pada tabel 1.1 dan 1.2.
Tabel 1.1 nilai volume dan massa jenis balok pejal menggunakan mistar.
Perulangan Average Ralat
1 2 3 4 5 (x́ ¿ (Δx)
P (cm) 5,7 5,7 5,7 5,7 5,7 5,7 0
l (cm) 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 0
t (cm) 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 0
m (g) 84,65 90 88,25 86,95 89,95 87,78 0
v (cm3) 35,11 35,11 35,11 35,11 35,11 35,11 0
ρ (g/cmˉ3) 2,41 2,56 2,51 2,46 2,56 2,5 0

Tabel 1.2 nilai volume dan massa jenis balok pejal menggunakan jangka
sorong.
Perulangan Average Ralat
1 2 3 4 5 (x́ ¿ (Δx)
D (cm) 4,921 4,921 4,921 4,921 4,921 4,921 0
l (mm) 1,27 1,27 1,27 1,27 1,27 1,27 0
t (cm) 1,89 1,89 1,89 1,89 1,89 1,89 0
m (g) 84,65 90 88,08 86,25 89,95 87,786 0
V (cm3) 11,81 11,81 11,81 11,81 11,85 11,81 0
ρ (g/cmˉ3) 7,17 7,61 7,46 7,30 7,62 7,43 0

2. Pengukuran Volume dan massa jenis silinder pejal


Nilai pengukuran untuk mencari nilai volume dan massa jenis silinder pejal
dapat dilihat pada tabel 1.3.
Tabel 1.3 nilai volume dan massa jenis silinder pejal menggunakan jangka
sorong.
Perulangan Average Ralat
1 2 3 4 5 (x́ ¿ (Δx)
D (cm) 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26 0
t (cm) 20,51 20,51 20,51 20,51 20,51 20,51 0
m (g) 21,51 21,51 21,51 21,51 21,51 21,51 0
V (cm3) 25,56 25,56 25,56 25,56 25,56 25,56 0
ρ (g/cm-3) 0,827 0,825 0,821 0,823 0,826 0,824 0

3. Pengukuran volume dan massa jenis bola pejal


Nilai hasil pegukuran untuk mencari nilai volume dan massa jenis bola pejal
dapat di lihat pada tabel 1.4 dan 1.5.
Tabel 1.4 nilai volume dan massa jenis bola pejal menggunakan mikrometer
sekrup.
Perulangan Average Ralat
1 2 3 4 5 (x́) (Δx)
D (cm) 2,68 2,68 2,68 2,68 2,68 2,68 0
m (g) 21,19 21,19 21,19 21,19 21,19 21,19 0
V (cm3) 10,07 10,07 10,07 10,07 10,07 10,07 0
ρ(g/cm-3) 2,10 2,10 2,10 2,10 2,10 2,10 0

Tabel 1.5 nilai volume dan massa jenis bok pejal menggunakan jangka
sorong.
Perulangan Average Ralat
1 2 3 4 5 (x́ ¿ (Δx)
D (cm) 2,53 2,53 2,53 2,53 2,53 2,53 0
m (g) 21,19 21,19 21,19 21,19 21,19 21,19 0
V (cm3) 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 8,48 0
ρ (g/cm-3) 2,498 2,498 2,498 2,498 2,498 2,498 0

F. ANALISIS DATA
1. Menghitung volume dan massa jenis balok pejal
a.1 Menghitung volume balok pejal
V1 = P1 x l1 x t2
= 5,7 x 2, 2 x 2,8
= 35,11 cm3
Volume untuk perulangan 2–5 termuat pada tabel 1.1, sedangkan
perhitungan volume menggunakan jangka sorong termasuk pada tabel
1.2
a. 2 Menghitung massa jenis balok pejal
ρ 1 = m1
V1
= 84, 65
35,11
ρ 1 = 2,41 g/cm-3
Massa jenis untuk perulangan 2-5 terutama pada tabel 1.1 sedangkan
perhitungan massa jenis menggunakan jangka sorong termuat pada
tabel 1.2.
2. Menghitung volume dan massa jenis silinder pejal
b.1 Menghitung volume silider pejal
V1 = Luas atas x t1
π
= D12 t1
4
3,14
= (1,26)2 20,51
4
= 25,56 cm3
Volume untuk perulangan 2-5 termuat pada tabel 1.5.
b.2 Menghitung massa jenis silinder pejal
m1
ρ1 =
V1
21,15
=
25,56
= 0,827 g/cm-3
Massa jenis untuk perulangan 2-5 termasuk pada tabel 1.3
3. Menghitung volume dan massa jenis bola pejal
c.1 Menghitung volume bola pejal
π
V1 = 6 D13

3,14
= (1268)3
6
= 10,07 cm3
Volume untuk perulangan 2-5 termuat pada tabel 1.4 sedangkan
perhitungan volume menggunakan micrometer sekrup termuat pada
tabel 1.5.
c.2 Menghitung massa jenis bola pejal
m1
ρ1 =
V1
21,19
=
10,07
= 2,10 g/cm3
Massa jenis untuk perulangan 2-5 termuat pada tabel 1.4 sedangkan
perhitungan volume menggunakan micrometer sekrup termuat pada
tabel 1.5.
4. Perhitungan ralat pengukuran
Menghitung ralat pengukuran langsung (simpangan rata- rata)
¿
Δp = Σ∨P i− Ṕ∨ n ¿

¿
= |P 1− Ṕ|+|P 2− Ṕ|+|P 3− Ṕ|+|P 4− Ṕ|+¿ P 5− Ṕ∨ n ¿

|5,7−5,7|+|5,7−5,7|+|5,7−5,7|+|5,7−5,7|+¿ 5,7−5,7
=
5
0
=
5
= 0 cm
Simpangan rata- rata panjang, lebar, tinggi, pada balok termuat pada
tabel 1.1–1.2 dan simpangan rata-rata benda silinder pada tabel 1.3,
bola pejal termuat pada tabel 1.4 – 1.5.
b. Menghitung ralat pengukuran tak langsung (perambatan ralat)
perambatan ralat volume.
b.1 untuk balok pejal
ΔV1 = √ (l 1t 1 Δ p)2 +(l 1 t 1 Δ l)2 +(l 1 t 1 Δ p)2

= √ ( 2,2× 2,8 ×0 )2 +(5,7+2,8+0)2 +(5,7 × 2,2× 0)2


= √0
= 0 cm3
b.2 untuk silinder pejal
π π
ΔV1 = (
√ 2
D 1t 1 Δ t )²+( D1 ¸2 Δ t)²
4
3,14 3,14
=
√ (
2
12,68× 20,51× 0)²+(
4
12,68 2 × 0)²

= √0
= 0 cm3
Simpangan rata–rata volume balok pejal termasuk pada tabel 1.3
b.3 Untuk bola pejal
π 2
ΔV1 = ∆D
2 D1
3,14
= (2,53)2 × 0
2
= 0 cm3
Simpangan rata – rata volume balok pejal termasuk pada tabe1.4
dan 1.5
b.4 Perambatan ralat massa jenis
1 1
∆ ρ 1 = ρ1
√ m2
∆ m2 + 2 ∆ V 2
V
1 1
= 2,41
√ 87,789
02 +
35,11
(35 , 11)2

= 2,41√ 35,11
= 2,41×5,93
= 0 g/cm-3
Penambahan ralat massa jenis balok pejal termuat pada tabel 1.1
dan 1.2, dan penambahan ralat–ralat massa jenis silinder pejal
termuat pada tabel 1.3 serta penambahan ralat massa jenis bola
pejal termuat pada tabel 1.4 dan 1.5
Tabel 1.6 nilai massa jenis dan ralat – ralat pengukuran massa
jenis benda.
Jenis benda V ±ΔV (m3) ρ+ Δρ (kgm-3)
Balok pejal ( mistar) (35,11± 0) x 106 (2,5± 0) x 103
Balok pejal (js) (11, 8± 0) x 106 (7,43± 0) x103
Silinder pejal (js) (25,56± 0) x 106 (0,824 ± 0) x103
Bola pejal ( ms) (10,07± 0) x 106 (2,10± 0) x103
Bola pejal (js) (8,48± 0) x 106 (2,498± 0) x103

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang menggunakan alat- alat seperti mistar,
jangka sorong dan micrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang,
lebar dan tinggi pada balok pejal, diameter dan tinggi pada silinder pejal dan
diameter pada bola pejal untuk menentukan volume dari benda- benda tersebut
digunakan alat timbang dan neraca untuk menentukan massa (berat) dari
benda-benda tersebut dalam menggunakan jangka sorong anda harus
menentukan skala utama dan skala hunius pada jangka sorong yang kemudian
dijumlahkan, tetapi pada skala nonius harus dikalikan dengan angka
ketidakpastian yaitu 0,02 mm, dan diubah kedalam cm. Sementara untuk
micrometer sekrub sendiri dapat digunakan untuk menentukan diameter pada
suatu benda tetapi berbeda dengan jangka sorong. Micrometer sekrub memiliki
skala terkecil yaitu 0,01 mm jauh lebih teliti daripada jangka sorong.
Pengukuran yang pertama adalah balok pejal, dengan
menggunakan dua alat yaitu mistar dan jangka sorong, saya mendapatkan hasil
pengukuran dengan menggunakan mistar yang termuat pada tabel 1.1 dan hasil
pengykuran volumenya adalah sebesar (35,11)x106 m3. Mistar sendiri memiliki
skala terkecil yaitu 1 mm dengan ketelitian sebesar 0,55 cm. sedangkan dengan
menggunakan alat yang ke dua yaitu hasil pengukurannya yang termasuk pada
tabel 1.2 dengan hasil pengukuran volumenya sebesar (11,81)x10 6 m3 dan
massa jenisnya sebesar (7,43)10-3kg/m-3.
Pengukuran selanjutnya yaitu silinder pejal yang dimana saya
hanya menggunakan jangka sorong untuk mengukurnya dan didapatkan hasil
pengukuran yang tertera pada tabel 1.3. pada silinder pejal ini saya
mendapatkan nilai volumenya sebesar (25,56)M3 dana massa jenisnya sebesar
(0,824)x10-3kg/m-3 dan yang terakhir adalah bola pejal, pada bola pejal saya
menggunakan dua alat untuk mengukur yaitu micrometer sekrub dan jangka
sorong. Dengan menggunakan micrometer sekrub saya mendapatkan hasil
pengukuran seperti yang termuat pada tabel 1.4. Dimana saya mendapat
volumenya yaitu sebesar (10,7)x10-6M3 dan massa jenisnya sebesar (2,19)x10-
3
kg/m-2.Sedangkan sedangkan menggunakan jangka sorong saya mendapatkan
hasil pengukuran seperti yang termuat pada tabel 1.5. disini saya mendapat
hasil volumenya sebesar (8,48)x10-6 M3 dan massa jenisnya (2,498)x10-3 kg/m-
3
.

H. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Untuk menentukan volume dari benda- benda yang kita praktikkan kita
membutuhkan rumus- rumus yang berbeda pula. Dengan balok pejal
yaitu V = p.l.t dan didaptkan volume. Menggunakan mistar
yaitu(35,11)x10-6m3 dan dengan menggunakan jangka sorong yaitu
(11,81)x10-6m3. Pada silinder pejal kita menggunakan rumus v = π/4.
O2.t yang dimana didapatkan hasil (25,56) x10-6m3 dan pada bola pejal
menggunakan rumus
π/6. D3 dan didapatkan hasil yaitu menggunakan micrometer
sekrub(10,07) ) x10-6m3 dan dengan menggunakan jangka sorong yaitu
(8,48) x10-6m3.
b. Setelah mendapatkan volume dari masing – masing benda kita dapat
menentukan jenisnya dengan rumus yang sama yaitu p = M/V. dimana
pada balok pejal didapatkan massa jenis dengan menggunakan mistar
yaitu (2,5) x10-3 kg/m-3 dan dengan menggunakan jangka sorong
didaptkan nilai(7,43) x10-3 kg/m-3. Pada silinder pejal didaptkan massa
jenisnya yaitu (0,824) x10-3 kg/m-3 sedangkan pada bola pejal
didapatkan hasil dengan micrometer sekrub adalah (2,10) x10-3 kg/m-3
dan dengan menggunakan jangka sorong yaitu (2,498) x10-3 kg/m-3.
2. Saran
Dalam praktikum harus lebih teliti lagi dalam melakukan pengulangan
agar m=didaptkan hasil yang lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai