Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA UNTUK BIOLOGI


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fisika untuk Biologi
Dosen Pengampu: Ardiana Hanatan, S.Pd., M.Sc.

Judul Percobaan : Pengukuran

Disusun oleh:
Nama/NIM :Anas Bagaskara Witanto (220342602833)
Ayu Chandra Mustikasari (220341603748)
Dewi Sofiatul Laili (220341608730)
Heni Refdiana (220341609787)

Program Studi : S1 Pendidikan Biologi


Kelas/Offering :A/A
Kelompok :3A
Kelompok :

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2022/2023
PERCOBAAN KE- 3
JUDUL PERCOBAAN: PEMBIASAN CAHAYA

A. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Dapat menggunakan alat ukur jangka sorong untuk mengukur diameter koin Rp. 500,-
2. Dapat menggunakan alat ukur mikrometer sekrup untuk mengukur ketebalan koin Rp. 500,-
3. Dapat menggunakan alat ukur neraca ohaus untuk menimbang massa koin Rp.
500,-
B. Dasar Teori
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain 
yang telah ditetapkan sebagai standar pengukuran. Tujuan pengukuran yaitu untuk
mengetahui kualitas atau kuantitas suatu besaran (Giancoli, 2013). Dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat biasa menggunakan mistar untuk menghitung panjang suatu benda. Alat
bantu dalam proses pengukuran disebut alat ukur (Sasmito,2010). Pada saat akan melakukan
kegiatan pengukuran kita membutuhkan alat ukur. Dalam mengukur massa bisa
menggunakan timbangan atau neraca dan mengukur panjang menggunakan mistar atau
penggaris. Neraca memiliki ketelitian yang rendah dan berbeda tergantung jenisnya.
Sementara itu, untuk penggaris memiliki nilai satuan terendah 1 mm dengan nilai ketelitian
0,5 mm. Maka dari itu, untuk melakukan pengukuran harus mengetahui kapasitas dari setiap
objek yang akan diukur agar bisa memilih alat ukur yang sesuai dengan objek tersebut.
 Neraca OHAUS
Neraca adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda (Rapi,
2017). Neraca sendiri dapat dibedakan menjadi beraca analitik, neraca Hanging pan,
neraca tiga lengan, neraca empat lengan, neraca portable, dan neraca elektrik analitik.
Setiap neraca memiliki titik ketelitian yang berbeda. Oleh karena itu, dalam mengukur
suatu massa maka harus memperhatikan massa benda yang akan dihitung sehingga
tidak terjadi kesalahan pengukuran.
 Jangka Sorong
Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur
kedalaman lubang, mengukur benda kerja pada bagian luar bentuk kubus, persegi
panjang, bujur samgkar atau bulat, serta mengukur kerja benda pada bagian dalam
bentuk lipa bulat, segi empat dan bentuk lainnya. Secara umum, jangka sorong
memiliki dua jenis skala. Skala pertama tertera pada rahang utama jangka sorong.
Skala ini disebut dengan skala tetap (skala utama). Skala kedua tertera pada rahang
yang bergerak disebut skala nonius atau skala vernier (Mikrajuddi, 2007).
 Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang yang cukup presisis dengan
tingkat ketelitian mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup berfungsi
untuk mengukur panjang atau ketebalan diameter benda yang memiliki ukuran cukup
kecil. Mikrometer sekrup memiliki dua jenis skala. Skala Utama (SU), yaitu skala
pada pegangan yang tidak berputar, lalu skala yang kedua adalah skala nonius yaitu
skala pada pegangan putar yang membentuk garis lurus dengan garis mendatar skala
diam dikalikan 0,01 mm. Skala pada silinder berskala menunjukkan ukuran dalam
milimeter dan tengahan milimeter, sedangkan skala pada silinder pemutar
menunjukkan ukuran dalam persatuan milimeter. (Giancoli, 2001). Mikrometer
sekrup memiliki batas ukur maksimal 25 mm. Tanpa skala nonius, nilai satuan
terkecil skala utama alat ini adalah 0,5 mm karena pada jarak 25 mm skala utama
terbagi dalam 50 skala. Sehingga jarak dua skala terdekat adalah 0,5 mm.

C. Alat dan Bahan


Pada praktikum kali ini alat dan bahan yang digunakan yaitu:
1. Mikrometer Skrup
2. Jangka Sorong
3. Neraca Ohaus
4. Uang koin Rp. 500 (5 buah)

D. Gambar Set Alat Percobaan

E. Prosedur Percobaan
1. Menyediakan 5 koin uang 500 an rupiah
2. Mengukur massa masing-masing koin dengan neraca ohaus triple beam dan menyatakan
toleransi hasil ukur, kemudian mencatat hasil ukur pada tabel pengamatan
3. Mengukur diameter tiap koin dengan jangka sorong dan menyatakan toleransi hasil ukur,
kemudian mencatat hasil ukur pada tabel pengamatan
4. Mengukur tebal tiap koin dengan mikrometer skrup dan menyatakan toleransi hasil ukur,
kemudian mencatat hasil ukur pada tabel pengamatan

F. Data Pengamatan
Tabel 1 Hasil Pengkuran Massa Koin Menggunakan Neraca OHAUS
No. Koin ke- Massa Koin (g)
1. 1 3,1
2. 2 3,2
3. 3 3,1
4. 4 3,1
5. 5 3,1
Rata-Rata ± Toleransi 3,12 ± 0,05

Tabel 2 Hasil Pengkuran Diameter Koin Menggunakan Jangka Sorong


No. Koin ke- Diameter Koin (cm)
1. 1 2,73
2. 2 2,72
3. 3 2,725
4. 4 2,725
5. 5 2,71
Rata-Rata ± Toleransi 2,722 ± 0,005

Tabel 3 Hasil Pengkuran Tebal Koin Menggunakan Mikrometer Skrup


No. Koin ke- Tebal Koin (mm)
1. 1 2,14
2. 2 2,11
3. 3 2,08
4. 4 2,10
5. 5 2,15
Rata-Rata ± Toleransi 2,116 ± 0,005

G. Analisis Data
A. Analisis Kuantitatif
Pada percobaan pengukuran ini metode analisis data yang digunakan adalah
perhitungan rata-rata, metode perhitungan ketidakpastian pengukuran, standar
deviasi, nilai penting pengukuran, nilai keralatan relatif, dan perhitungan nilai
keberhasilan.
 Hasil Pengukuran Massa Koin Menggunakan Neraca Ohauss
No. Koin ke- Massa Koin (g)
1. 1 3,1
2. 2 3,2
3. 3 3,1
4. 4 3,1
5. 5 3,1
Rata-Rata ± Toleransi 3,12 ± 0,05

a) Perhitungan rata-rata massa koin menggunakan rumus perhitungan:


x 1+ x 2 + x 3+ x 4+ x5
x=
n
b) Perhitungan untuk mengetahui ketidakpastian pengukuran:
x max −x min
∆ x=
2
Maka hasil pengukuran yang diperoleh adalah
X =X ± ∆ X
Tabel selisih massa uang koin Rp. 500,-
Koin Massa Uang Koin | X−X|
ke-. Rp.500,- Selisih massa uang koin
(gram) Rp 500 (gram)

1. 3,1 0,02
2. 3,2 0,08
3. 3,1 0,02
4. 3,1 0,02
5. 3,1 0,02

c) Perhitungan Standar Deviasi

SD =
√ ∑ ( X−x )2
n−1

d) Menghitung nilai penting pengukuran


NP = X ± SD
NP1 = X ± SD
NP2 = X ± SD

e) Nilai kesalahan relative


SD
%KR = x 100%
X

f) Menghitung nilai keberhasilan


%KP = 100% - %KR

 Hasil Pengukuran Diameter Koin Menggunakan Jangka Sorong


No. Koin ke- Diameter Koin (cm)
1. 1 2,73
2. 2 2,72
3. 3 2,725
4. 4 2,725
5. 5 2,71
Rata-Rata ± Toleransi 2,722 ± 0,005

a) Perhitungan rata-rata diameter koin menggunakan rumus perhitungan:


x 1+ x 2 + x 3+ x 4+ x5
x=
n
b) Perhitungan untuk mengetahui ketidakpastian pengukuran:
x max −x min
∆ x=
2
Maka hasil pengukuran yang diperoleh adalah
X =X ± ∆ X
Tabel selisih diameter uang koin Rp. 500,-
Koin Diameter uang koin Rp | X−X|
ke-. 500 Selisih diameter uang
(cm) koin Rp 500 (cm)

1. 2,73 0,008
2. 2,72 0,002
3. 2,725 0,003
4. 2,725 0,003
5. 2,71 0,012

c) Perhitungan Standar Deviasi

SD =
√ ∑ ( X−x )2
n−1

d) Menghitung nilai penting pengukuran


NP = X ± SD
NP1 = X ± SD
NP2 = X ± SD

e) Nilai kesalahan relative


SD
%KR = x 100%
X

f) Menghitung nilai keberhasilan


%KP = 100% - %KR

 Hasil Pengukuran Tebal Koin Menggunakan Mikrometer Sekrup


No. Koin ke- Tebal Koin (mm)
1. 1 2,14
2. 2 2,11
3. 3 2,08
4. 4 2,10
5. 5 2,15
Rata-Rata ± Toleransi 2,116 ± 0,005
a) Perhitungan rata-rata tebal koin menggunakan rumus perhitungan:
x 1+ x 2 + x 3+ x 4+ x5
x=
n
b) Perhitungan untuk mengetahui ketidakpastian pengukuran:
x max −x min
∆ x=
2
Maka hasil pengukuran yang diperoleh adalah
X =X ± ∆ X
Tabel selisih ketebalan uang koin Rp. 500,-
Koin Ketebalan uang koin Rp | X−X|
ke-. 500 Selisih ketebalan uang
(mm) koin Rp 500 (mm)
1. 2,14 0,024
2. 2,11 0,006
3. 2,08 0,036
4. 2,10 0,016
5. 2,15 0,034

c) Perhitungan Standar Deviasi

SD =
√ ∑ ( X−x )2
n−1

d) Menghitung nilai penting pengukuran


NP = X ± SD
NP1 = X ± SD
NP2 = X ± SD

e) Nilai kesalahan relative


SD
%KR = x 100%
X

f) Menghitung nilai keberhasilan


%KP = 100% - %KR

B. Analisis Kualitatif
Didalam dunia fisika, pengukuran merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat
lepas dari kegiatannya. Pengukuran adalah aktivitas mengukur menggunakan media atau
alat ukur dimana masing-masing alat ukur tersebut mempunyai skala atau nilai. Masing-
masing alat ukur itu tentunya mempunyai satuan skala yang berbedaa-beda.
Dalam percobaan pengukuran ini, dari dua jenis pengukuran kami menggunakan
pengukuran massa dan pengukuran panjang. Adapun alat yang digunakan dalam
percobaan pengukuran panjang adalah jangka sorong dan mikrometer sekrup. Jangka
sorong merupakan alat yang digunakan untuk mengukur diameter koin, sedangkan
mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan koin. Untuk pengukuran
massa sendiri kami menggunakan neraca tiga lengan atau yang lebih sering dikenal
dengan neraca ohauss.
Pada pengukuran pertama, kami melakukan percobaan pengukuran massa dengan
neraca ohauss dan diperoleh rata-rata sebesar 3,12 gram dan standar deviasi sebesar 0,04
gram. Untuk nilai ketidakpastian dalam pengukuran yang kami lakukan sebesar 0,05
gram. Adapun nilai kesalahan relatif yang kami peroleh sebesar 0,016%. Dalam
pengukuran menggunakan neraca ohaus kesalahan atau ketidakpastian dapat terjadi
dikarenakan:
1. Kesalahan kalibrasi. Metode pemberian nilai skala pada saat pemutaran alat
tidak sesuai sehingga mengakibatkan ketidakpastian hasil pengukuran setiap kali
digunakan.
2. Kesalahan titik nol. Titik nol pada timbangan tidak cocok dengan titik nol pada
jarum, atau jarum tidak kembali ke nol dengan tepat.
3. Kelebihan massa. Neraca ini mempunyai batas skala tertentu, jika objek yang
diukur massanya dan berlebih, maka neraca tidak dapat mengukur massa objek
tersebut.
4. Selalu ada gesekan saat memindahkan atau menggeserkan pemberat.
Pada percobaan kedua, kami melakukan pengukuran diameter koin menggunakan
jangka sorong. Kami melakukan 5 kali pengukuran dan didapatkan rata-rata pengukuran
sebesar 2,722 cm dengan nilai ketidakpastian sebesar 0,01cm dan standar deviasi
sebesar 0,007 cm. Adapun nilai kesalahan relatif yang kami peroleh yaitu sebesar
0,002%.
Pada percobaan ketiga, kami melakukan pengukuran ketebalan koin dengan
menggunakan mikrometer sekrup. Sama seperti sebelumnya, kami melakukan
percobaan sebanyak 5 kali. Dari kelima percobaan tersebut kami memperoleh rata-rata
sebesar ….. mm dengan nilai ketidakpastian sebesar …. mm dan nilai standar deviasi
sebesar …. mm. Adapun nilai kesalahan relatif sebesar……..hasil nilai yang kami
dapatkan tersebut berbeda-beda karena pada saat percobaan pengukuran kami tidak
sengaja meletakkan permukaan uang koin secara berbeda-beda oleh sebab itu hasil yang
kami dapatkan berbeda-beda

H. Kesimpulan
Dari hasil praktikum diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa neraca
ohaus merupakan suatu alat ukur massa yang mempunyai ketelitian 0,01 gram. Cara
mengukur massa benda sangat mudah dengan menimbang bahan atau sampel lalu
menggerakkan lengan neraca ohaus sampai berat sampel seimbang.
2. Hasil rata-rata penggukuran uang koin pada neraca oheus sebesar 3,12 gram dengan
nilai ketidakpastian 0,05 gram dan nilai standar deviasi 0,04 gram, nilai penting 1
sebanyak 3,17 gram, nilai penting 2 sebanyak 3,07 gram, dengan kesalahan relatif 0,016
%, dan nilai keberhasilan 99,97%.
3. Rata-rata pengukuran diameter koin menggunakan jangka sorong adalah 2,722 cm,
dengan nilai ketidakpastian 0,01 cm, standar deviasi 0,007, nilai penting 1 sebanyak
2,729 cm, dan nilai penting 2 sebanyak 2,715 cm, lalu kesalahan relatif 0,0021%, dan
nilai keberhasilan sebanyak 99,99%
4. Rata-rata pengukuran tebal koin menggunakan mikrometer sekrup adalah 2,116 mm,
dengan nilai ketidakpastian dan nilai deviasi sama yaitu 0,03 mm, nilai penting 1
sebanyak 2,146 dan nilai penting 2 benyak 2,086, dengan nilai kesalahan relatif
0,0142%, dan nilai keberhasilan sebanyak 99,98%.
5. Jangka sorong lebih tepat digunakan untuk mengukur tebal, sedangkan mikrometer
sekrup lebih tepat untuk mengukur diameter. Tetapi penggukuran menggunakan
mikrometer sektrup lebih akurat karena memiliki tingkat ketelian 0,01 mm, sedangkan
jangka sorong 0,05 mm.
6. Untuk mendapat hasil yang di inginkan perlu mengentahui cara penggunaan alat yang
benar seperti neraca ohaus yaitu dengan memposisikan skala neraca pada posisi nol
dengan cara menggeser kekiri dan diputar tombol kalibrasi sampai garis kesetimbangan
mengarah nol. Letakkan benda yang akan diukur massanya di tempat beban, lalu geser
beban sampai garis kalibrasi seimbang.
7. Cara menggunaan jangka sorong yang benar adalah dengan meletakan benda disela
rahang, lalu geser rahang sampai benda terkunci, cara membaca massa benda tersebut
melihat skala nonius yan terhimpit skala utama lalu baca hasil
8. Cara menggunakan mikrometer sektrup yang benar adalah dengan meletakkan benda
di selah rahang, lalu geser poros hingga mendengar bunyi klik, kemudian skala utama
akan terlihat dan skala nonius yang terhimpit dengan garis skala utama dan dibaca
hasilnya.

I. Daftar Pustaka
Giancoli, D. C. 2013. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Mikrajuddi, dkk 2007. IPA TERPADU SMP dan MTs 1A. Jakarta: Esis
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta: Erlangga
Sasmito, Teguh. 2010. Pengukuran, Besaran, dan Satuan. Jakarta: Erlangga
Rapi, N. K. 2017. Laboratorium Fisika 1. Depok: PT. Raja Grafindo
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. NERACA OHAUS
1. Rata- rata
Nilai rata untuk massa uang koin 500

x=x 1+ x 2+ x 3+ x 4+ x 5 3,1+3,2+3,1+3,1+3,1
=
5 5
15,6
¿
5
= 3,12 cm

Jadi hasil pengukuran rata-rata untuk uang logam rp 500 adalah 3,12 cm

2. Mengetahui ketidakpastian pengukuran

Diketahui ⃗x = 3,12 gram


X maks = 3,2
X min = 3,1
Ditanya = ∆ x=?
Jawab :
∆ x=x maks−xmin 3,2−3,1
= =0,05 gram
2 2
Jadi ketidakpatian pengukuran adalah 0,05 gram
Maka hasil pengukuran adalah :
x=⃗x ± ∆ x
x=3,12 ± 0,05
3. Standar deviasi


2
∑ ( x −⃗x )
SD=
n−1

¿
∑ ( 0,02 )2+ ( 0,08 )2+ ( 0,02 )2+ ( 0,02 )2+( 0,02 )2
5−1
¿ 0,04 gram

4. Menghitung nilai penting


Np=⃗x ± sD
¿ ( 3,12 ±0,05 ) gram

- Np 1=⃗x + SD
¿ ( 3,12+0,05 )
¿ 3,17 gram
- Np 2=⃗x −SD
=(3,12+0,05)
=3,07 gram
Jadi rentang nilai pengukuran dari 3,07 gram sampai 3,17 gram

5. mbo
SD
% kr= ×100 %
⃗x

0,05
¿ ×100 %
3,12
¿ 0,016 %

Jadi tingkat kesalahan relative pengukuran adalah 0,016%

6. menghitung nilai keberhasilan


% kp=100 %−%kr
¿ 100 %−0 , 016 %
¿ 99 , 97 %

2. Jangka Sorong
1. Rata-rata
Nilai rata untuk massa uang koin 500
x=x 1+ x 2+ x 3+ x 4+ x 5 2,73+ 2,72+ 2,725+2,725+2,71
=
5 5
¿ 2,722 cm
Jadi hasil pengukuran rata-rata untuk diameter uang logam rp 500 adalah 2,722 cm

2. Mengetahui ketidakpastian pengukuran

Diketahui ⃗x = 2,722 gram


X maks = 2,73
X min = 2,71
Ditanya = ∆ x=?
Jawab :
∆ x=x maks−xmin 2,73−2,71
= =0,01cm
2 2
Maka hasil pengukuran adalah :
x=⃗x ± ∆ x
x=2,722 ± 0,01
Jadi ketidakpastian pengukuran adalah 0,01 cm

3. Standar deviasi

2
∑ ( x −⃗x )
SD=
n−1

¿
∑ ( 2.73−2.722 )2 + ( 2,73−2,733 )2+ (2.725−2,722 )2 +(2,725−2.722)2 + ( 2.71−2,722 )2
5−1
0,008+0,002+0,0003+0,0003+0,0012
¿ IKI WEI KUADRAT DUKURE BARANG
4

¿ 0,007 CM
Jadi standar deviasi adalah 0,007cm

4. Menghitung nilai penting pengukuran


Np=⃗x ± so
¿ ( 2,722 ±0,007 ) gram
Np 1=⃗x + SD
¿ ( 2,722+0,007 )
¿ 2,729 cm

Np 2=⃗x −SD
=(2,722+0,007)
= 2,715
Jadi rentang nilai pengukuran dari 2,715 cm sampai 2, 729 cm

5. Nilai kesalahan
SD
% kr= ×100 %
x

0,007
¿ × 100 %
2,722
¿ 0,002 %

Jadi tingkat sesalahan relative adalah 0,002%

6. Menghitung nilai keberhasilan


% kp=100 %−%kr
¿ 100 %−0,002 %
¿ 99,99 %

Anda mungkin juga menyukai