S = n ∑ ¿ n X i −¿ ¿
2 ❑ 2
√
n
S = n ∑ ¿ ❑n X 2i −¿ ¿ ¿
i
Keterangan:
s2 = varian
s = standar deviasi (simpangan baku)
xi = nilai x ke-i
= rata-rata
n = ukuran sampel
1.1.6 Pengukuran dalam Pertambangan
Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital.
Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran.
Pengukuran-pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika,
agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan
kuat. Namun bagaimanapun juga ketika kita mengukur suatu besaran
fisis dengan menggunakan instrumen, tidaklah mungkin akan
mendapatkan nilai benar X0, melainkan selalu terdapat ketidakpastian.
1.2 Hasil Pengamatan
Tabel 1.2.1
Pengukuran Balok Menggunakan Mistar
Perhitungan
1. Panjang
a. Nilai Total
∑ X = 6,2 + 6,0 + 5,7 + 6,0 + 6,2 + 6,2 + 6,0 + 6,7 + 5,6 + 6,1
= 60,7 cm.
X=
∑ ❑ = 6,2+ 6,0+5,7+6,0+ 6,2+ 6,2+ 6,0+6,7+5,6+ 6,1 = 6,07 cm.
X
10
n
c. Varian
n
S = n ∑ ¿ n X i −¿ ¿ = 10. 60,7 −¿ ¿
2 ❑ 2 2
= 0,91 cm.
d. Standar Deviasi
√
n
S = n ∑ ¿ ❑n X 2i −¿ ¿ ¿ = √ 10.60,7 2−¿ ¿ ¿
i
= 0,3 cm.
2. Lebar
a. Nilai Total
∑ X = 5,8 + 5,6 + 5,7 + 5,7 + 5,8 + 5,7 + 6,2 + 6,0 + 5,7 + 6,0
= 58,2 cm.
X=
∑ ❑ = 5,8+5,6+5,7+5,7+ 5,8+5,7+6,2+6,0+5,7+ 6,0 = 5,82 cm.
X
10
n
c. Varian
n
S2 = n ∑ ¿ n X i −¿ ¿
❑ 2
= 10. 58,22−¿ ¿
= 0,03 cm.
d. Standar Deviasi
√
n
S = n ∑ ¿ ❑n X 2i −¿ ¿ ¿
i
= √ 10.58,22−¿¿ ¿
= 0,19 cm.
3. Tinggi
a. Nilai Total
∑ X = 5,8 + 6,6 + 6,7 + 6,8 + 6,7 + 6,7 + 6,9 + 5,6 + 6,3 + 6,5
= 64,6 cm.
b. Nilai Rata – Rata
❑
X=
∑ ❑ = 5,8+6,6+6,7+ 6,8+6,7+6,7+ 6,9+5,6+6,3+6,5 = 6,46 cm.
X
10
n
c. Varian
n
S2 = n ∑ ¿ n X i −¿ ¿
❑ 2
= 10. 64,62−¿ ¿
= 0,19 cm.
d. Standar Deviasi
√
n
S = n ∑ ¿ ❑n X 2i −¿ ¿ ¿
i
= √ 10.64,6 2−¿ ¿ ¿
= 0,43 cm.
Tabel 1.2.2
Pengukuran Silinder Menggunakan Jangka Sorong
1. Diameter
a. Nilai Total
∑ X = 5,55 + 5,57 + 5,67 + 5,53 + 5,74 + 5,55 + 5,55 + 5,71 + 5,71 + 5,55
= 56,13 cm.
b. Nilai Rata – Rata
❑
X =
∑ ❑ = 5,55+5,57+5,67+5,53+5,74 +5,55+5,55+5,71+5,71+5,55 , =
X
10
n
5,61 cm
c. Varian
n
= n ∑ ¿ n X i −¿ ¿
2 ❑ 2
S
i
= 10. 56,132−¿ ¿
= 0,01 cm.
d. Standar Deviasi
√
n
S = n ∑ ¿ ❑n X 2i −¿ ¿ ¿
i
= √ 10.56,132 −¿ ¿ ¿
= 0,01 cm.
2. Tebal
a. Nilai Total
∑ X = 11,01 + 11,01 + 11,19 + 11,16 + 11,01 + 11,01 + 11,01 + 11,29+11,06
+11,01
= 110,76 cm.
X=
∑❑ =
X
n
11,01+11,01+11,19+11,16+ 11,01+11,01+11,01+11,29+11,06+ 11,01
10
= 11,08 cm
c. Varian
n
S = n ∑ ¿ n X i −¿ ¿
2 ❑ 2
= 10. 110,762−¿ ¿
= 0,01 cm.
d. Standar Deviasi
√
n
S = n ∑ ¿ ❑n X 2i −¿ ¿ ¿
i
=√ 10.110,76 2−¿ ¿ ¿
= 0,10 cm.
Tabel 1.2.3
Pengukuran Kelereng Menggunakan Mikrometer Sekrup
X =
∑❑ =
X
n
24,64+24,76+24,79+ 24,75+24,72+ 24,75+24,59+24,81+24,76+24,79
10
= 24,74 cm.
c. Varian
n
S = n ∑ ¿ n X i −¿ ¿
2 ❑ 2
=10. 247,362−¿ ¿
= 0,005 cm.
d. Standar Deviasi
√
n
S = n ∑ ¿ ❑n X 2i −¿ ¿ ¿
i
=√ 10.247,36 2−¿ ¿ ¿
= 0,06 cm.
2. Jari-jari
a. Nilai Total
∑ X = 12,32 + 12,38 + 12,40 + 12,38 + 12,36 + 12,38 + 12,30 +12,41 +12,38
+12,40
= 123,68 cm.
b. Nilai Rata – Rata
❑
X=
∑❑ =
X
n
12,32+12,38+ 12,40+ 12,38+12,36+12,38+12,30+12,41+12,38+12,40
10
= 12,37 cm.
c. Varian
n
S = n ∑ ¿ n X i −¿ ¿
2 ❑ 2
=10. 123,682−¿ ¿
= 0,001 cm.
d. Standar Deviasi
√
n
S = n ∑ ¿ ❑n X 2i −¿ ¿ ¿
i
=√ 10.123,682 −¿ ¿ ¿
= 0,032 cm.
1.3 Kesimpulan
Dari percobaan-percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa hasil pengukuran dari beberapa benda yang sama masih berbeda-
beda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kesalahan umum,
sistematik dan acak. Dalam melakukan pengukuran dibutuhkan ketelitian
untuk mendapatkan skala yang akurat. Diperlukan juga pemahaman konsep
dari alat ukur yang digunakan karena tiap-tiap alat mempunyai fungsi dan
skala yang berbeda-beda. Dari perbandingan hasil perhitungan varian tinggi
balok dan jari-jari kelereng yaitu 0,189333 dan 0,03230712 dapat
disimpulkan bahwa varian tinggi balok lebih tinggi dari pada jari-jari
kelereng. Hal ini dikarenakan perhitungan-perhitungan pada tinggi balok
lebih beragam. Jadi, semakin tinggi nilai variannya artinya perhitungan
yang dilakukan semakin beragam.
DOKUMENTASI PRAKTIKUM
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. 2016.Fisika Dasar. ITB. Bandung.