Anda di halaman 1dari 33

 BESARAN

Jenis-jenis besaran
Satuan
Dimensi
 PENGUKURAN
Definisi Pengukuran
Angka Penting
Notasi Ilmiah
Alat Ukur
BESARAN

 Besaran :
Sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka
(kuantitatif)
Contoh : panjang, massa, waktu, suhu, dll.

 Mengukur :
Membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang sejenis
yang ditetapkan sebagai satuan.

 Satuan :
Sesuatu yang menyatakan ukuran suatu besaran yang diikuti
bilangan.
BESARAN

Besaran Pokok
: Besaran yang ditetapkan
Konseptual dengan suatu standar ukuran

Besaran Turunan
Besaran : Besaran yang dirumuskan
dari besaran-besaran pokok
Fisika

Besaran Skalar
: Hanya memiliki nilai
Matematis

Besaran Vektor
: Memiliki nilai dan arah
BESARAN

 Sistem satuan :

1. Sistem Metrik :
Merupakan sistem yang dihubungkan dengan
bilangan pokok 10 sehingga lebih memudahkan
penggunaannya. Sistem Metrik digunakan sebagai SI
(Standar Internasional).
2 Jenis sistem Metrik:
a) mks (meter, kilogram, sekon)
b) cgs (centimeter, gram, sekon)

2. Sistem Non metrik (sistem British)


Contoh: Galon, Liter, Inchi, feet, yard, ons, pound, dll
BESARAN

AWALAN DALAM SISTEM METRIK

Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol

1018 eksa E 10-1 desi d


1015 peta P 10-2 centi c
1012 tera T 10-3 mili m
109 giga G 10-6 mikro u
106 mega M 10-9 nano n
103 kilo k 10-12 piko p
102 hekto h 10-15 femto f
101 deka da 10-18 atto a
BESARAN

DIMENSI
 Dimensi merupakan cara suatu besaran tersusun atas
besaran.
 Dimensi besaran pokok sudah ditetapkan atas
kesepakatan internasional.

 Kegunaan menentukan dimensi atau besaran adalah :


1. Bahwa dimensi dapat dipergunakan untuk
mengungkapkan adanya kesamaan antara dua
besaran. Bila dimensi dua besaran sama , maka
kedua besaran itu dapat diberi satuan sama
2. Untuk menentukan tepat atau tidaknya suatu
persamaan (analisa dimensi).
BESARAN

TABEL BESARAN POKOK

BESARAN
SATUAN SINGKATAN DIMENSI
POKOK
Massa kilogram kg [M]
Panjang meter m [L]
Waktu sekon s [T]
Kuat arus listrik ampere A [I]
Suhu kelvin K []
Jumlah zat mol mol [N]
Intensitas cahaya kandela cd [J]
BESARAN

TABEL BESARAN TURUNAN

No Besaran Simbol Satuan Dimensi


1 Luas A
2 Volume V
3 Massa Jenis ρ
4 Kecepatan v
5 Percepatan a
6 Gaya F
7 Usaha W
8 Momentum p
9 Daya P
10
BESARAN

Besaran Pokok
: Besaran yang ditetapkan
Konseptual dengan suatu standar ukuran

Besaran Turunan
Besaran : Besaran yang dirumuskan
dari besaran-besaran pokok
Fisika

Besaran Skalar
: Hanya memiliki nilai
Matematis

Besaran Vektor
: Memiliki nilai dan arah
BESARAN
PENGUKURAN

p   p  p 
 Pengukuran tunggal : pengukuran yang hanya
dilakukan satu kali
p = ½ kali NST (Nilai Skala Terkecil)

 Pengukuran berulang : pengukuran yang dilakukan


lebih dari satu kali (lebih banyak lebih baik).

n n

p i p 2
i  np 2

p i 1
p  i 1
n n n  1
ANGKA PENTING (AP)

 Angka penting adalah angka di dapatkan/diperoleh


dari hasil pengukuran

 Angka penting terdiri atas angka pasti dan satu


angka taksiran.

 Angka taksiran ditandai dengan notasi garis bawah.

 Angka penting hanya boleh mengandung satu


angka taksiran.
ATURAN ANGKA PENTING (AP)
 Semua angka yang bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 72,753 (5 angka penting)
 Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol
adalah angka penting.
Contoh: 9000,1009 (8 angka penting)
 Semua angka nol yang terletak di sebelah kanan (di belakang) angka
bukan nol dan terletak di depan/di belakang tanda desimal adalah
angka penting.
Contoh: 3200,000 (7 angka penting)
 Angka nol yang terletak di sebelah kanan (di belakang) angka bukan
nol dan tidak dengan tanda desimal bukanlah angka penting.
Contoh: 4700000 (2 angka penting)
 Angka nol yang terletak di sebelah kiri (di depan) angka bukan nol
bukanlah angka penting.
Contoh: 0,00000345(3 angka penting)
 Semua angka yang berada di sebelah kanan angka taksiran bukanlah
angka penting
ATURAN PEMBULATAN

1) Untuk angka yang lebih besar dari angka 5


dibulatkan ke atas.
2) Untuk angka yang lebih kecil dari angka 5
dibulatkan ke bawah.
3) Untuk angka 5:
 Jika angka sebelum angka 5 adalah
angka ganjil, maka angka 5 dibulatkan ke
atas.
 Jika angka sebelum angka 5 adalah
angka genap, maka angka 5 dibulatkan ke
bawah.
NOTASI ILMIAH

Dimana:
1 < a < 10
OPERASI AP : PENJUMLAHAN/PENGURANGAN AP

Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan


dengan angka-angka penting hanya boleh
mengandung satu angka taksiran.

Contoh:

2,34 + 0,345 = 2,685 = 2,68 (3 AP)

13,46 – 2,2347 = 11,2253 = 11,22 (4 AP)


OPERASI AP : PERKALIAN/PEMBAGIAN AP

Jumlah angka penting pada hasil perkalian dan


pembagian, sama banyaknya dengan angka
penting yang paling sedikit.

Contoh 1 Contoh 2
8,141 x 0,22 = 1,79102 1,432 : 2,68 = 0,53432
8,141 (4 angka penting) 1,432 (4 angka penting)
0,22 (2 angka penting) 2,68 (3 angka penting)
Hasilnya = 1,8 (2 angka Hasilnya = 0,534 (3
penting) angka penting)
LATIHAN SOAL ANGKA PENTING

No Massa Jmlh No Massa Jmlh


(gram) AP (gram) AP
1 2,1135 7 1.000
2 47,5 8 205.000
3 1,023 9 180.000
4 30,0034 10 1.040,00
5 4,500 11 0,0500200
6 2.500,00 12 0,00450
LATIHAN SOAL ANGKA PENTING

Jumlah angka penting dari X = 25,102 + 1,5. Nilai X


suatu hasil pengukuran adalah...
4,5000 adalah...
a. 26
a. 1 b. 26,6
b. 2 c. 26,60
c. 3 d. 26,602
d. 4 e. 26,602
e. 5
LATIHAN SOAL ANGKA PENTING

Sebuah buku diukur Satu butir telur massanya


lebarnya 21,8 cm dan 62,54 gram. Massa dari 14
panjangnya 29 cm. Luas butir telur adalah...
buku tersebut adalah...
a.
a. b.
b. c.
c. d.
d. e.
e.
ALAT UKUR BESARAN POKOK

* Untuk mengetahui jumlah zat, terlebih dahulu diukur massa zat


tersebut. Selengkapnya dapat anda pelajari pada bidang studi Kimia.
ALAT UKUR PANJANG : MISTAR

0 1 2 c
m
Benda
NST = 1 mm
p = 0,5 mm

p   p  p 
p  10,0  0,5mm
ALAT UKUR PANJANG : JANGKA SORONG

NST = 0,1 mm/0,05 mm p = 0,05 mm / 0,025 mm


ALAT UKUR PANJANG : JANGKA SORONG
Pembacaan skala jangka sorong:

Panjang benda = sku. 10 mm + skn . 0,1 mm


= 6,2 . 10 mm + 4 . 0,1 mm
= 62 mm + 0,4 mm
= 62,4 mm
ALAT UKUR PANJANG : JANGKA SORONG

Berapakah hasil pengukurannya?


ALAT UKUR PANJANG : MIKROMETER SEKRUP

NST = 0,01 mm p = 0,005 mm


ALAT UKUR PANJANG : MIKROMETER SEKRUP

Panjang benda = sku. 1 mm + skn . 0,01 mm


= 4,5 . 1 mm + 25 . 0,01 mm
= 4,5 mm + 0,25 mm
= 4,75 mm
ALAT UKUR MASSA

Neraca Dua Lengan Neraca Digital

Neraca Pegas Neraca Ohaus


ALAT UKUR WAKTU

Jam Dinding
Stopwatch

Jam Matahari
KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

Besaran fisika tidak dapat diukur secara


pasti dengan setiap alat ukur. Hasil
pengukuran selalu mempunyai derajat
ketidakpastian.
Kesalahan pengukuran dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu kesalahan
sistematis dan kesalahan acak.
KESALAHAN SISTEMATIK

 Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang


sebab-sebabnya dapat diidentifikasi dan
secara prinsip dapat dieliminasi.
 Kesalahan sistematis akan menghasilkan setiap
bacaan yang diambil menjadi salah dalam satu
arah.
 Sumber kesalahan sistematis antaralain:
Kesalahan Alat
Kesalahan Pengamatan
Kesalahan Lingkungan
Kesalahan Teoretis
PRESISI DAN AKURASI

Presisi: seberapa dekat kecocokan hasil


pengukuran satu sama lain.

Akurasi: seberapa dekat kecocokan


hasil pengukuran dengan nilai yang
sebenarnya

Anda mungkin juga menyukai