Anda di halaman 1dari 23

Page | 1

PANDUAN PERCOBAAN
FISIKA SEKOLAH MENENGAH UMUM

Standar Kompetensi : Menerapkan konsep besaran fisika, menulis, dan menyatakan dalam
system SI dengan benar (meliputi, nilai dan satuan).
Kompetensi dasar : Mengukur besaran-besaran fisika dengan alat yang sesuai dan
mengelolah data hasil dengan menggunakan aturan angka penting.
Nomor percobaan : MU 1
Topik Percobaan : Jangka Sorong
Tujuan Percobaan : Mempelajari cara mempergunakan jangka sorong
Alat dan bahan :
Mistar Geser
Micrometer Skrup
Kotak Kubus
Kotak Slinder
Penutup pulpen atau Spidol
Kartorn atau buku
Sebelum anda melakukan percobaan, periksa keadaan alat apakah sudah layak
digunakan:
a) Keadaan titik nolnya
b) Jumlah skala utama dn skala nonius pada mistar geser tersebut
c) Ketelitian alat tersebut
d) Jumlah skala mendatar dan berputar pada micrometer
Cara Pengukuran
1. Jangka Sorong
Benda yang akan diukur dalam posisi seperti pada gambar berikut!
Jarak antara dua garis skala yang berurutan pada skala dasar (SD) adalah 0,1 cm,
sedangkan jarak antara dua skala yang berurutan pada skala pembantu (SP) atau nonius
Page | 2

adalah 0,09 cm (perhatikan keadaan skala mistar geser yang akan digunakan). Skala geser
dapat digerakkan maju mundur sesuai dengan yang dihendaki dalam pengukuran










OA = AB OB
= 0,4 cm 4 X 0,09 cm
= 0,4 cm 0,36 cm = 0,04 cm

Garis skala 4 darti nonius berimpit dengan garis skala dasar. Pengukuran dengan posisi
tersebut di atas menunjukkan besaran (5,3 + 0,04) cm. angka 4 yang terletak dibelakang
angka 3 tersebut juga menunjukkan garis skala nomor brapa dari SP (skala nonius) yang
berinpit dangn garis skala pada skala dasar (SD).

2. Mikrometer Sekrup
Benda yang akan diukur diletakkan seperti pada gambar berikut



Seperti halnya dengan jangka sorong alat ini mempunyai skala dasar (SD) dan skala
pembantu (SP) yang mempunyai 50 garis skala. Bila SP diputar satu kali putaran penuh
Page | 3

dalam gerakan mundur, besaran SD bertambah 0,5 mm. jadi jarak antara 2 garis skala
yang berturut-turut pada skala pembantu (SP) adalah 0,5 : 50 = 0,01 mm. pada posisi
seperti pada gambar diatas bacaan adalah 5,5 mm + 12 x 0,01 mm = 5,62 mm atau 0,562
cm.

Langkah Kegiatan :
1. Dengan menggunakan mistar geser, ukurlah salah satu rusuk kubus logam berturut 3 kali
dan tentukan rata-ratanya.

Hasil Pengukuran :

Rusuk Kubus Diameter Spidol Tutup Pulpen
R
1
= 1,7 cm d
1
= 1,3 cm t
1
= 2,3 cm
R
2
= 1,7 cm d
2
= 1,3 cm t
2
= 2,3 cm
R
3
= 1,7 cm d
3
= 1,3 cm t
3
= 2,3 cm
R
r
= 1,7 cm d
r
= 1,3 cm t
r
= 2,3 cm

2. Dengan menggunakan micrometer skrup, ukurlah diameter slinder sebanyak 3 kali
berturut-turut dn tentukan ratanya :

Hasil pengamatan :

Diameter Spidol Tebal Karton
d
1
= 1,5 cm t
1
= 0,07 cm
d
2
= 1,5 cm t
2
= 0,07 cm
d
3
= 1,5 cm t
3
= 0,07 cm
d
r
= 1,5 cm t
r
= 0,07 cm

Buat kesimpulan dari percobaan :
a. Untuk mistar geser
Mistar geser memiliki ketelitian hingga satuan cm dan mampu menghitung kedalaman
disbanding micrometer sekrup.
b. Mikrometer skrup
Micrometer sekrup memiliki ketelitian hingga satuan mm. Lebih mudah dalam pengukuran
menggunakan alat ini. Alat ini kurang teliti jika dibandingkan dengan mistar geser.
Page | 4

PANDUAN PERCOBAAN
FISIKA SEKOLAH MENENGAH UMUM

Standar kompetensi : Mendemonstrasikan pengetahuan pada pengukuran gejala-gejala alam
dalam melakukan kerja ilmia dalam pemecahan masalah sambil
mengembangkan sikap ilmiah, dn berkomunikasi ilmiah dan
mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik system
diskrit (partikel).
Kompetensi dasar : Mendiskripsikan karakteristik gerak melalui analisis vector.
Indikator : Menerapkan konsep persamaan gerak melingkar beraturan dan mampu
melaksanakan percobaan.
Judul percobaan : Gerak Melingkar Beraturan
Tujuan Percobaan : Mempelajari tim bulnya gaya sentripetal pada gerak melingkar
beraturan.
Alat dan bahan
Alat gaya sentripetal 1 buah
Arloji / stop watch 1 buah
Mistar 1 meter 1 buah
Neraca 1 buah
Pelaksanaan Percobaan
1. Susunlah alat sentripetal pada gambar berikut!
2. Putarlah beban P dengan jejari (R) 75 cm (tanda x jaraknya dari ujung bawah pipa
konstan)
3. Timbanglah massa beban P (mp)
4. Ukurlah waktu untuk 20 kali putaran ( =t)
5. Hitunglah waktu untuk satu putaran / periode (T)
Page | 5



6. Hitunglah


7. Timbanglah massa beban (

) !
8. Hitunglah berat beban


9. Hasil perhitungan nom or 8 selanjutnya diberi symbol

.
10. Untuk kelompok yang berbeda lakukan dengan massa beban Q yang berbeda dan jari-jari
yang berbeda pula.
11. Tuliskan semua hasil pengukuran dan perhitungan pada table di bawah ini !

Perc. R (m)

(kg) t (s) T (s)


1.

15 0,85
2.

13,5 1,36
3.

13 1,35
Rata-rata 78,6 x 10
-2

13,8 0,69 1,08 1,19



Pertanyaan :
a. Hasil pengukuran dan percobaan dari
beberapa kelompok cenderung samakah
nilai kolom 6 dan 7
Secara teori nilainya sama. Tapi dalam
percobaan ini mungkin terjadi kesalahan
dalam perhitungan waktu
b. Selanjutnya gaya berat beban Q bekerja
pula pada tali yang berputar, arahnya
ke pusat perputaran. Gaya ini disebut ?
Gaya sentripetal
c. Kolom 7 selanjutnya disebut gaya ? Gaya Sentripetal
d. Samakah nilai kedua gaya tersebut ? Sama
e. Bagaimana arah kedua gaya tersebut ? Berlawanan
Page | 6

f. Menurut hukum II newton, bila ada
gaya pasti ada percepatan. Dengan
demikian pada gerak melingkar
beraturan juga timbul dua macam
percepatan, yaitu :
Percepatan anguler dan percepatan sentripetal


























Page | 7

PANDUAN PERCOBAAN FISIKA
SEKOLAH MENENGAH UMUM

1. Nomor percobaan : MU 12
2. Topic Percobaan : Getaran Pegas
3. Tujuan Percobaan : Mencari hubungan antara periode pegas terhadap massa
beban.
4. Alat dan bahan
Dasar statif 1 buah
Kaki statif 1 buah
Batang statif pendek 1 buah
Batang statif panjang 1 buah
Balok pendukung 1 buah
Beban 50 gram 5 buah
Pegas spiral 1 buah
Jepitan penahan 1 buah
Stopwatch 1 buah

5. Persiapan Percobaan :
Setelah seluruh alat dan bahan disiapkan sesuai daftar di atas, maka:
a. Rakit statif sesuai gambar.
b. Pasang balok penahan pada batang statif.
c. Pasang pegas dengan jepitan penahan pada balok pendukung.

Page | 8

6. Langkah-langkah percobaan :
a. Pasang 1 beban pada pegas
b. Tarik beban kebawah sejauh 2cm dan siapkan stopwatch di tangan
c. Lepaskan beban, bersamaan dengan menekan (menghidupkan) stopwatch
d. Hitung sampai 10 getaran dan tepa pada saat itu matikan stopwatch. Catat hasil
pengamatan kedalam table.
e. Hitung waktu untuk satu getaran (periode T) dan lengkapi isian table.
f. Ulangi langkah a sampai e dengan simpangan 3 cm
g. Ualngi langkah a sampai f dengan setiap kali menambah satu beban

7. Hasil Pengamatan
a. Catat hasil pengamatan pada table di bawah dn selesaikan isian lainnya :

Simpangan (m) 0,02 0,03 0,02 0,03 0,02 0,03 0,02 0,03
Massa beban (kg) 0,05 0,05 0,10 0,10 0,15 0,15 0,20 0,20
Waktu untuk 10 ayunan (t,s) 6,1 5,3 8,1 7,4 9,4 9,2 10,5 10,2
Periode (T,s) 0,61 0,53 0,81 0,74 0,94 0,92 1,05 1,02

0,37 0,28 0,66 0,55 0,88 0,85 1,10 1,04



b. Gambarkan grafik hubungan T2 terhadap massa beban (m) untuk simpangan :
a. 2 cm
b. 3 cm
c. Dari grafik berikut, tentukan tetapan pegas.

8. Komentar dan Kesimpulan :
Massa berbanding lurus dengan kuadrat periode. Dan simpangan tidak berpengaruh
terhadap konstanta pegas. Semakin besar massa dan simpangan, maka semakin banyak
waktu/periode yang diperlukan dalam 10 getaran.

Page | 9

MOMEN INERSIA BENDA HOMOGEN
SILINDER PEJAL DAN BOLA PEJAL

A. MOMEN INERSIA SILINDER PEJAL
a. Tujuan Kegiatan
Menentukan besarnya momen inersia benda-benda homogen yang mempunyai bangun geometris
yang teratur yakni silinder pejal dan bola pejal melalui percobaan.

b. Alat dan peralatan
Silinder pejal dan bola pejal masing-masing 2 buah dangan massa dan jari-jari berbeda
Jangka sorong
Rol meter/mistar 1 meter
Stopwatch
Papan yang dapat diatur kemiringan dan posisinya.

c. Materi
Untuk menentukan momen inersia benda yang menggelinding tersebut dapat menggunakan hukum
kekekalan energi. Ketika menggelinding menuruni benda miring, silinder kehilangan tenaga
potensial sebesar mgh, dengan h adalah bidang miring tersebut. Tenaga kinetik yang diperolehnya
adalah sebesar,
lw + m v
2
(1)
Dengan v adalah laju linier dari pusat massa dan w adalah laju sudut mengelilingi pusat massa pada
bidang miring. Sehingga diperoleh hubungan (hukum kekekalan energi),
mgh = lw
2
+ m v
2
(2)
karena pusat massa silinder bergerak dengan percepatan linier tetap dan benda (pusat massa) mulai
dari keadaan diam maka terdapat hubungan:
s = a t
2
dan v
2
= 2 a s (3)
jika persamaan v
2
= 2 a s disubsitusi kedalam persamaan hukum kekekalan energi didapat rumus
momen inersia dalam persamaan h, s dan t yakni:
I = (


) m r
2
(4)



Page | 10

d. Prosedur Kegiatan
1. Siapkan alat-alat tersebut di atas, kemudian susunlah alat-alat seperti pada gambar.

2. Lakukan percobaan dengan mengikuti langkah berikut;
2.1 Lepaskan bola pejal dari posisi tertentu (h = menyatakan tinggi benda di ukur dari dasar),
maka silinder akan menggelinding sepanjang bidang miring ( = s )

2.2 Tepat pada saat bola pejal dilepas, stopwatch dihidupkan (on) dan ketika silinder sampai
di ujung dasar bidang miring stopwatch di matikan (off). Maka akan diperoleh waktu
yang diperlukan bola untuk menuruni (menggelinding) sepanjang bidang miring.
Lakukan pencatatan waktu masing-masing lima kali untuk mendapatkan waktu rata-rata
(t). Catat data-data percobaan ini pada tabel 3 dan hitung besarnya momen inersia.

Tabel 3
Silinder
pejal
S (m) h (m) t (detik) r (m) momen inersia
(kgm
2
)
I = (


) mr
2

K = (


) - 1
1
Besar
1 m

1,5 m
0,12 m

0,18 m
1,51

1,84
0,032 3,4 x 10
-2


3,3 x 10
-2

0,4

0,4
2
Kecil
1 m

1,5 m
0,12 cm

0,18 cm
1,60

1,91
0,015 2,0025 x 10
-3

1,6 x 10
-3
0,5

0,4

3. Buatlah kesimpulan tentang hasil percobaanmu, dengan mengacu hasil yang diperlihatkan pada
tabel 4
Jawab: momen inersia sebuah benda dapat dicari dengan menggunakan hukum kekekalan
energy. Momen inersia silinder pejal besarnya sangat dipengaruhi oleh panjang
jari-jari, dan percepatan beban jatuh. Besar momen akan sebanding dengan besar
jari-jari ( R ) dan berbanding terbalik terhadap besar percepatan.


4. Mengingat rumus I= (


) m r
2
, apakah yang dapat kamu simpulkan tentang harga
(


) m r
2
untuk silinder pejal dan bola pejal ?
Page | 11

Jawab: I = (


) mr
2
merupakan rumus turunan inersia yang diperoleh dari hokum
kekekalan energy (


) merupakan konstanta inersia suatu benda yang setara 0,4
dengan bola pejal dan 0,5 dengan silinder pejal


B. MOMEN INERSIA BOLA PEJAL
a. Tujuan Kegiatan
menentukan besarnya momen inersia benda-benda homogeny yang mempunyai bangun geometris
yang teratur yakni bola pejal melalui percobaan

b. Alat dan bahan:
bola pejal, 2 buah dengan massa dan jari-jari berbeda
jangka sorong
rol meter/ mistar 1 m
stopwatch
papan yang dapat diatur kemiringan dan posisinya

c. Materi
untuk menentukan momen inersia benda yang menggelinding tersebut dpaat menggunakan
kekekalan energy. Ketika menggelinding menuruni bidang miring, bola kehilangan tenaga
potensial sebesar mgh, dengan h adalah ketinggian bidang miring tersebut.tenaga kinetic yang
diperolehnya adalah sebesar
lw
2
+ m v
2
(1)
dengan v adalah laju linier dari pusat massa dan dan w adalah laju sudut menggelinding pusat
massa pada dasar bidang miring. Sehingga diperoleh hubungan (hokum kekekalan energi),
mgh = lw
2
+ m v
2
(2)
karena pusat massa silinder bergerak dengan percepatan linier tetap dan benda (pusat massa) mulai
dari keadaan diam maka terdapat hubungan;
s = a t
2
dan v
2
= 2 a s (3)
jika persamaan V
2
= 2 a s disubsitusi ke dalam persamaan hokum kekekalan energi di dapat rumus
momen inersia dalam persamaan h, s dan t yakni;
I = (


) m r
2
(4)




Page | 12

d. Prosedur Kegiatan
1. Siapkan alat-alat tersebut di atas, kemudian susunlah alat-alat seperti pada gambar.



2. Lakukan percobaan dengan mengikuti langkah berikut;

2.1 Lepaskan silinder pejal dari posisi tertentu (h = menyatakan tinggi benda di ukur dari
dasar), maka silinder akan menggelinding sepanjang bidang miring ( = s ).

2.2 Tepat pada saat silinder pejal dilepas, stopwatch dihidupkan (on) dan ketika silinder
sampai di ujung dasar bidang miring stopwatch di matikan (off). Maka akan diperoleh
waktu yang diperlukan silinder untuk menuruni (menggelinding) sepanjang bidang miring.
Lakukan pencatatan waktu masing-masing lima kali untuk mendapatkan waktu rata-rata
(t). Catat data-data percobaan ini pada tabel 3 dan hitung besarnya momen inersia.


Tabel 4
Bola
pejal
S (m) h (m) t (detik) r (m)
momen inersia (kgm
2
)
I = (


) mr
2

k = (


)
1
Besar
1 m

1,5 m
0,12 m

0,18 m
1,53

1,82
0,025

5,08 x 10
-3

4,08 x 10
-3

0,4

0,32
2
kecil
1 m

1,5 m
0,12 m

0,18 m
1,51

1,78
0,015

5,58 x 10
-4

4,18 x 10
-4

0,4

0,3

3. Buatlah kesimpulan tentang hasil percobaanmu, dengan mengacu hasil yang diperlihatkan
pada tabel 4!
Jawab: momen inersia sebuah benda dapat dicari dengan menggunakan hukum kekekalan
energy. Kemungkinan lintasan > 100 m karena lintasannya miring.

4. Dari pencatatan waktu menggelinding untuk bola 1 dan 2, apakah yang dapat kamu
simpulkan mengingat rumus: (


) m r
2
?
Page | 13

Jawab: I = (


) mr
2
merupakan rumus turunan inersia yang diperoleh dari hukum
kekekalan energy (


) merupakan konstanta inersia suatu benda yang setara 0,4
dengan bola pejal dan 0,5 dengan silinder pejal. Menurut hasil percobaan, yang
mempengaruhi pada rumus diatas adalah h (cm) S (cm).




















Page | 14

PANDUAN PERCOBAAN
FISIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu benda
tegar dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan keadaan benda tegar akibat adanya torsi (momen gaya).
Judul Percobaan : Menentukan letak titik berat benda
Kegiatan 1
Tujuan Percobaan : Menentukan bahwa titik berat pusat massa benda luasan terletak pada garis
berat melalui pengamatan/percobaan.
Alat/Bahan
Benda luasan (tipis, terbuat dari plat karton). Benda ini ada yang bentuknya tidak beraturan.
Benang halus dan kuat
Alat ukur panjang/meteran/mistar

Prosedur
1. Siapkan benda yang bentuknya sembarang berikut benang dan statif sebagai tempat untuk
menggantuk benda dalam berbagai posisi bebas (missal 5 posisi berbeda).
2. Dengan menggunakan tali/benang, benda kita gantungkan pada sebuah titik A pada bagian
tepinya. Jika benda dalam keadaan diam, pusat gravitasi harus terletak lurus ke bawah titik
gantung A. Jadi, titik berat terletak pada Aa (garis Aa adalah perpanjangan tali penggantung
benda).

Gambar benda luasan
3. Gantungkan benda itu lagi pada titik lain di B pada tepinya. Bagimanakah prediksi anda apakah
pusat gravitasi harus terletak pada garis Bb (perpanjangan garis Bb) ? ya
Mengapa? Berikan alasan anda!
Jawab: Karena garis Bb akan berpotongan dengan Aa
Page | 15

4. Gantungkan benda itu pada sembarang titik lain pada bagian tepinya, misal C, maka apakah garis
vertikal Cc juga melalui O ? jelaskan jawaban anda lengkap dengan alasannya?
Jawab: Ya, karena ttik O merupakan titik berat yang di bentuk oleh Aa, Bb, dan Cc.

5. Berdasarkan data yang telah diperoleh pada langkah 3 dan 4, buatlah kesimpulan yang mengarah
pada definisi tentang pusat massa!
Jawab; Pusat massa adalah pusat dimana digantungkan pada sebuah titik pada tepi benda maka
garis yang terbentuk.


Kegiatan 1b
Tujuan Percobaan : bahwa garis berat membagi benda menjadi dua bagian dimana jumlah partikel
sebelah menyebelah garis berat sama benyaknya. Untuk benda homogen, jika
masing-masing bagian itu ditimbang diramalkan akan diperoleh berat yang sama.
Prosedur
1. Rangkuman materi kegiatan 1b di atas merupakan prediksi. Bagaimana pendapat anda lengkap
dengan argumentasinya!
2. Untuk menguji prediksi itu pertama-tama carilah garis berat bangun homogen itu dengan prosedur
ditunjukkan pada kegiatan 1a!
3. Potonglah benda/bangun tersebut menjadi dua bagian melalui garis berat tersebut!
4. Timbanglah masing-masing bagian dengan neraca Ohaus dan catat hasil pertimbangan pada table 1.

Tabel 1
Massa bagian-1 (gram) Massa bagian-2 (gram)
5,42 5,42

5. Ulangi langkah 2, 3, dan 4 untuk benda yang lain dan hasilnya dicatat pada table 2.
Tabel 2
Massa bagian-1 (gram) Massa bagian-2 (gram)
0,2 0,2

6. Berdasarkan data pada table 1 dan 2, buatlah kesimpulan yang mengarah pada definisi tentang garis
berat!
Page | 16

Jawab : Garis berat adalah adalah garis yang membagi benda menjadi 2 bagian dimana jumlah
partikel sebelah menyebelah sama banyaknya . Untuk benda homogen jika masing-masing
bagian itu ditimbang diramalkan diperoleh berat yang sama.
Kegiatan 2
Tujuan Pengamatan : menentukan titik berat (titik pusat massa = tpm) benda luasan yang bentuknya
beraturan (segitiga, bujur sangkar, persegi panjang) melalui pengamatan.
Prosedur
1. Cobalah kemukakan hipotesis atau dugaan sementara anda mengenai titik pusat massa. Apakah pusat
massa terletak pada garis simetri?
Titik berat adalah titik dimana resultan-resultan gaya gravitasi .iya, pusat massa terletak pada
pusat simetri

Bagaimanakah jika benda mempunyai lebih dari satu garis simetri?
Jika benda mempunyai lebih dari 1 garis simetri maka titik massa terletak pada perpotongan
garis simetri itu.

2. Dengan langkah yang sama dengan kegiatan 1, tentukanlah titik pusat massa dari masing-masing
bangun yang tersedia. Namakanlah titik pusat massa tersebut O. kemudian buatlah garis simetri
bangun tersebut. Garis simetri adalah garis yang membagi bangun menjadi dua bagian yang sama,
sedemikian sehingga jika bangun dilipat pada garis tersebut menempati bingkainya dengan pas.

3. Apakah garis simetri tersebut melalui titik O? bagaimana dengan bangun yang mempunyai garis
simetri lebih dari satu?
Iya, jika bangun yang mempunyai garis simetri lebih dari satu maka apabila benda dilipat
lagi mengikuti garis simetri yang lain, maka akan tetap melalui titik O yang terletak di
tengah-tengah bangun.

4. Lakukanlah untuk bangun yang lain, apakah diperoleh hasil yang sama?
Tidak, diperoleh hasil yang berbeda , karena untuk semua yang memiliki bentuk
beraturan seperti segitiga , bujursangkar, dan persegi panjang , dan benda berukuran
lainnya akan memeroleh luasan yang berbeda pula.

5. Berdasarkan langkah 3 dan 4, buatlah kesimpulan yang mengarah pada definisi tentang titik pusat
massa!
Titik pusat adalah resultan gaya-gaya semua gaya gravitasi berarah vertical kebawah dan
berpusat pada satu titik tunggal.





Page | 17

PANDUAN PERCOBAAN
FISIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS
Kompetensi dasar : Melakukan kajian ilmiah untuk mengamati gejala dan ciri-ciri
gelombang secara umum serta penerapannya
1. Nomor percobaan : GU-7 + GU-8
2. Topik percobaan : Gelombang tali (Melde)
3. Tujuan percobaan : 1. Menunjukkan gelombang transfersal stasioner pada tali.
2. Mempelajari hubungan antara cepat rambat gelombang (v) dengan
tegangan tali (F) melalui grafik.
4. Alat dan Bahan yang diperlukan :
Nomor katalog Nama alat/ bahan Jumlah
Papan atau meja 1
FME 51.08/09 Tali pada roda 1
FME 43 Katrol berpenjepit 1
FAL 27.00 Beban bercelah 1
KPK 87 Klem G 1

5. Langkah kerja :
a. Rangkailah seutas tali seperti padadengan sebuah ujung terikat pada vibrator dan ujung
lainnya melalui katrol dengan beban tergantung. Lihat gambar

b. Hidupkan vibrator dengan tegangan imput 3 volt ac (lihat spesifikasi teganagan yang
tertera pada vibrator)
c. Aturlah panjang benang AB dengan mengatur posisi vibrator, sehingga pada benang
terbentuk gelombang stasioner
d. Ukurlah 2 simpul berurutan (S
1
-S
2
) jarak ini merupakan panjang gelombang. Jarak
e. Jika digunakan sumber daya listrik dari PLN, maka dianggap frekwensi sumber getaran
60 Hz. Maka kecepatan rambat gelombang dalam tali adalah.
f. Ulangi percobaan tersebut dengan menggunakan beban 20gr, 30gr, 40gr atau 50gr, 60gr.



Nomor katalog Nama alat/ bahan Jumlah
FAL 29 Pembangkit getaran 1
KMS 15 Mistar 1 meter 1
FLS 20,38/75-2 Kabel penghubung merah 1
FLS 20,39/075-3 Kabel penghubung hitam 1

Page | 18

g. Masukkan data yang anda peroleh pada table berikut
No.
Massa
beban (kg)
Panjang
gelombang
()
Cepat rambat
gelombang v
= .f)(m/s)
V
2
(m
2
/s
2
)
Tegangan tali
(berat badan)
F=m.g (N)
1. 0,02 kg 26,4 696,9 0,2
2. 0,03 kg 33 1089 0,3
3. 0,04 kg 43,8 1918,4 0,4
4. 0,05 kg 43,8 1918,4 0,5

h. Buatlah grafik hubungan antara v
2
dengan F (v
2
sebagai sumbu tegak dan F sebagai
sumbu mendatar)! Grafik yang anda pernah bentuk dan grafik dapat
disimpulkan bahwa v
2
berbanding (Lurus/terbalik) dengan F





























Page | 19

PANDUAN PERCOBAAN
FISIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS
Standar Kompetensi :
Mendemonstrasikan pengetahuannya pada pengukuran gejala-gejala alam dalam
melakukan kerja ilmiah dalam pemecahan masalh sambil menembangkan sikap ilmiah,
dan berkomunikasi ilmiah.
Menerapkan konsep kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam
berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi
Kompetensi Dasar :
Memformulasikan hasil percobaan tentang gaya magnet yang terjadi pada muatan listrik/
kawat berarus
Indikator :
Melakukan percobaan untuk mengamati gaya magnet pada kawat berarus.
Kegiatan I :
Tujuan Percobaan : Mengamati terjadinya gaya lorentz pada kawat berarus.
Alat dan Bahan :
Magnet ladam (tapal kuda ) 1 buah
Pia (kertas tima)/ seutas kawat dari kabel serabut +50 cm
Baterai 2-4 buah
Saklar 1 buah
Aperemeter 1 buah
Rhestat 1 buah
Statif 2 buah
Kabel tabung secukupnya.
Kegiatan 1 :
Susunlah alat seperti pada diagram dibawah ini (pita/timah) direntangkan agak kendur.
Bila tidak ada rhestat dan amperemeter dapat dilakukan dengan menggunakan baterai.


Page | 20







Aturlah kedudukan rhestat, hubungkan saklar dan amati apa yang terjadi pada timah/
kawat halus.
Ulangi percobaan diatas dengan cara mengubah arah arus dan arah medan magnet.
Masukkan data kedalam tabel1.
Percobaan ke- Arah Arus Arah medan magnet Arah gaya
1 baterai S-U T-B Atas
1 baterai U-S T-B Bawah
2 baterai S-U T-B Atas
2 baterai U-S T-B Bawah

Dari Tabel diatas dapat disimpulakan bahwa arah gaya tergantung pada :


Buatlah suatu aturan untuk menentukan hubungan antara arah arus, arah medan dan arah gaya :


Kegiatan 2:
Ulangi kegiatan 1 (tanpa mengubah arah)
1. Ubahlah besarnya arus, bagaimana besarnya gaya yang terjadi?
Semakin besar arusnya, semakin besar pula gaya yang dihasilkan karena F=Bil sin .
2. Ubahlah besarnya medan (letakkan medan magnet ladan agak jauh) bagaimana besarnya
gaya yang terjadi?
Maka besar gaya Lorentz juga akan semakin kecil.
Arah arus
Arah medan magnet

Dapat digunakan kaidah tangan kiri yaitu apabila arah arus S-U dan
arah magnet T-B maka arah gaya ke atas.
Page | 21

Dari kegiatan 2 dapat disimpulkan bahwa gaya persatuan panjang yang dialami kawat berarus
listrik dan berada dalam medan magnet sebanding dengan Kuat arus dan Kuat medan magnet.
Informasi : gaya yang terjadi pada kawat berarus listrik berada dalam medan magnet disebut
gaya Lorentz. Besarnya gaya Lorentz dapat dinyatakan dengan persamaan :




















F = B.i.l sin

Page | 22

HUKUM KEKALAN ENERGI MEKANIK
A. Tujuan Percobaan : Mempelajari Hukum Kekekalan Energi Mekanik
B. Alat dan Bahan :
- Statif 1 buah
- Benang 1 meter
- Mistar 1 meter 1 buah
- Beban gantung 1 buah
- Papan tripleks (40x50) cm 1 buah
- Paku payung 4 buah
- Kertas millimeter 1 lembar
C. Informasi
Dalam mekanika dikenal sebagai energi mekanik (E
m
) yang terdiri dari energy kinetic
dan energy potensial yang dirumuskan masing-masing :
Energi kinetik E
k
= mv
2

Energi Potensial E
p
= m.g.h
Energi mekanik E
m
= E
k
+ E
p

Ket :
m = massa benda g = percepatan gravitasi
v = kecepatan benda h = tinggi benda dari permukaan bumi
D. Pelaksanaan Percobaan
1. Susunlah alat-alat seperti gambar berikut
2. Bila dalam keadaan diam bola berada di titik A
3. Simpankan bola hingga di B ( = 10
o
)


a. Ukurlah tinggi h
B
. h
b
= 3 cm = 3x10
-2
m
b. Lepas bola hingga berayun dan berhenti di C, ukurlah h
c
!
H
c
= 3 cm = 3x10
-2
m

Page | 23

Samakah besar h
b
dengan h
c

Sama / tidak sama
c. Berapa besar energy di B?
E
k
= 0 joule
d. Berapakah besar energy potensial di B?
Ep = m.g.h = 0,02 x 10 x 0,03 = 6 x 10
-3
joule
e. Berapa besar energi mekanik di B?
E
m
= E
k
+ E
p
= 0 + 0,006 = 6 x 10
-3
joule
f. Analog nomor 3d, 3e, 3f, berapa besar energy mekanik di C?
Besar energy kinetic di C adalah
E
k
= 0 joule
Besar energy potensial di C adalah
E
p
= m.g.h = 6 x 10
-3
joule
Besar energy mekanik di C
E
m
= E
k
+ E
p
= 6 x 10
-3
joule

g. Dimanakah energy potensial terbesar?
E
p(max)
= 6 x 10
-3
( B & C)
h. Dimanakah energy potensial terkecil?
E
p(min)
= 0 (Titik A)
i. Energy apakah yang besarnya nol pada titik A?
Ep atau Ek alasannya: Ep karena di titik A, h=0
j. Energy kinetic di A adalah (terbesar / terkecil)
k. Samakah energy mekanik di B dan di C?
Sama / tidak sama, alasannya : karena h
B
sama dengan h
hc
l. Sama kah energy mekanik di B dan di A?
Sama / tidak sama, alasannya karena h
A
tidak sama dengan h
B

4. Jawaban nomor 3I dan 3m selanjutnya dikenal sebagai hokum kekekalan energy
mekanik
a. Tulis bunyi hokum kekekalan energy mekanik secara lengkap
energy mekanik adalah hasil jumlah dari energy kinetic ditambah
energy potensial
b. Tuliskan dalam bentuk persamaan
E
m
= E
k
+ E
p

Anda mungkin juga menyukai