Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

TENTANG BESARAN DAN PENGUKURAN

DISUSUN OLEH:
ALISA SALSABILA PUTRI PRADIPTA
X MIPA 6
05

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBER
SMA NEGERI 1 JEMBER
2019

1. Tujuan Percobaan

1. Menentukan diameter benda dengan menggunakan jangka sorong dan


micrometer sekrup
2. Menentukan massa suatu benda dengan menggunakan neraca Ohaus
dan digital
3. Menentukan waktu tempuh benda dengan menggunakan stopwatch
4. Menentukan Panjang benda dengan menggunakan mistar

2. Alat dan Bahan

1. Pipa

2. Kelereng
3. Koin

4. Bola

5. Mistar
6. Jangka sorong

7. Mikrometer Sekrup

8. Neraca Ohaus

9. Neraca Digital
10. Stopwatch
3. Dasar Teori

Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan sebuah


satuan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam setiap pengukuan
harus selalu menggunakan alat ukur yang sesuai. Misalkan untuk mengukur
Panjang digunakan meteran, mengukur massa digunakan timbangan,
mengukur gaya digunakan dinamometer, mengukur kecepatan atau kelajuan
digunakan spedometer.
Pada saat kita melakukan pengukuran suatu besaran, kita dapat
melakukan dengan 2 prosedur pengukuran yang berbeda. Prosedur yang kita
gunakan dalam suatu pengukuran sangat tergantung pada obyek yang
sedang kita ukur. Adapun prosedur pengukuran yang dapat digunakan
dalam pengukuran sebagai berikut:
1. Pengukuran Tunggal
Adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu kali terhadap satu
obyek/benda kerja. Untuk menuliskan hasil pengukuran tunggal, dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1
𝑥 = 𝑥̅ + 𝛥𝑥 dan 𝛥𝑥 = 2 𝑛𝑠𝑡

Dimana : nst adalah nilai skala terkecil dari alat ukur yang digunakan
dalam pengukuran tersebut
2. Pengukuran Berulang
Adalah pengukuran yang dilakukan beberapa kali terhadap suatu
obyek/benda kerja atau terhadap beberapa obyek/benda kerja identik

1 𝑁∑𝑥𝑡 2 −(𝛴𝑥𝑡 )2
𝑥 = 𝑥̅ + 𝛥𝑥 dan 𝛥𝑥 = 𝑁 √ 𝑁−1

Dimana : N adalah banyaknya pengukuran yang dilakukan

Selanjutnya, terdapat ketidakpastian relatif yang memiliki rumus:


∆𝑁
× 100%
𝑁˳
3. Langkah-langkah Percobaan

1. Ukurlah 3 jenis panjang buku tulis menggunakan mistar dan


mengulangi.
2. Tuliskan hasil pengukuran panjang buku tulis pada Tabel 1 beserta
ketidakpastian dan satuan.
3. Ukurlah diameter sebuah pipa menggunakan jangka sorong dengan
mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali percobaan.
4. Tuliskan hasil pengukuran diameter pipa pada Tabel 2A. beserta
ketidakpastian dan satuan.
5. Ukurlah diameter kelereng menggunakan jangka sorong dengan
mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali percobaan.
6. Tuliskan hasil pengukuran diameter kelereng pada Tabel 2B. beserta
ketidakpastian dan satuan.
7. Ukurlah diameter koin menggunakan jangka sorong dengan
mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali percobaan.
8. Tuliskan hasil pengukuran diameter koin pada Tabel 2C. beserta
ketidakpastian dan satuan.
9. Ulangi langkah 5 dan 6 dengan menggunakan mikrometer sekrup
kemudian catat hasil pengukuran pada Tabel 3.
10. Ukurlah massa buku paket fisika menggunakan neraca Ohauss tiga
lengan dan neraca digital.
11. Tuliskan hasil pengukuran massa buku pada Tabel 4.
12. Ukurlah waktu yang dibutuhkan bola untuk jatuh dari ketinggian
100 cm di atas lantai dengan mengulangi pengukuran sebanyak 5
kali percobaan.
13. Tuliskan hasil pengukuran pada Tabel 5 beserta ketidakpastian dan
satuan.
4. Hasil

1. Pengukuran Besaran Panjang


Besaran yang diukur 𝑥 ± 𝛥𝑥
25 cm 25 ± 0,05
21,3 cm 21,3 ± 0,05
25,4 cm 25,4 ± 0,05

2. Pengukuran menggunakan jangka sorong


Tabel 2a Diameter pipa
𝑑1 𝑑̅1 ± 𝛥𝑑
1,68 mm
1,68 mm 1,69 ± 0,007
1,70 mm

Tabel 2b. Diameter kelereng


𝑑1 𝑑1̅ ± 𝛥𝑑
1,61mm
1,61mm 1,61 ± 0
1,61mm

Tabel 2c. Diameter koin


𝑑1 𝑑1̅ ± 𝛥𝑑
2,70mm
2,72mm 2,71±0,007
2,70mm
3. Pengukuran menggunakan mikrometer sekrup
Tabel 3 Diameter kelereng
𝑑1 𝑑1̅ ± 𝛥𝑑
1,61mm
1,56mm 1,58±0,0173
1,58mm

4. Pengukuran massa
Besaran yang Alat Ukur m 𝑚 ± 𝛥𝑚
diukur
Massa Neraca Ohaus 130 130,0±0,05
126,60 126,6±0,0005

5. Pengukuran Besaran Waktu


Pengukuran ke- 𝑡1 𝑡1̅ ± 𝛥𝑡
1 0,69 s
2 0,50 s
3 0,42 s 0,514±0,110
4 0,43 s
5 0,53 s
Rata-rata 0,514
6. Analisis Hasil Percobaan

1. Bandingkan hasil pengukuran diameter kelereng dengan


menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup. Alat ukur
manakah yang lebih teliti? jelaskan alasannya!
Jawab:
Mikrometer sekrup karena mikrometer sekrup memiliki ketelitian
0,01 mm sedangkan jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm saja.

2. Bandingkan hasil pengukuran massa buku dengan menggunakan


neraca ohaus dan neraca digital. Alat ukur manakah yang lebih teliti?
jelaskan alasannya!
Jawab:
Neraca digital. Karena neraca digital dapat melakukan penimbangan
secara otomatis sedangkan neraca ohaus penimbangannya dilakukan
manual atau dilakukan oleh manusia sehingga dapat menimbulkan
kesalahan

3. Hitunglah ketidakpastian hasil pengukuran berulang terhadap waktu


yang diperlukan bola untuk jatuh dari ketinggian 100 cm di atas
lantai?
Jawab:
1 𝑁∑𝑥𝑡 2 −(𝛴𝑥𝑡 )2
𝛥𝑥 = 𝑁 √ 𝑁−1

1 5 (1,367)−(2,57)2
𝛥𝑥 = √
5 5−1

1 7,835−6,604
𝛥𝑥 = 5 √ 4

1 1,230
𝛥𝑥 = 5 √ 4

1
𝛥𝑥 = 5 √0,307
1
𝛥𝑥 = 5 × 0,554
𝛥𝑥 = 0,110

4. Jelaskan kesalahan apa saja yang mungkin terjadi pada saat


pengukuran dilakukan oleh anggota kelompok!
Jawab:
Kesalahan kasar adalah kesalahan yang disebabkan karena kurang
berhati-hati atau gegabah, kurangnya pengalaman dan juga
perhatian.
Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang disebabkan oleh alat-
alat yang digunakan mengukur dan juga cara pengukuran yang
keliru karena tidak sesuai prosedur.
Kesalahan random adalah kesalahan yang disebabkan karena hal-hal
yang tidak terduga sebelumnya seperti undulasi, kondisi tanah
tempat alat berdiri, kecepatan udara, kondisi si pengamat dll.

7. Kesimpulan
Dalam mengukur sesuatu, kita dapat menggunakan beberapa alat seperti
neraca, mistar, jangka sorong, dan juga mikrometer sekrup.
Berikut adalah ketelitian dari :
a. Mikrometer sekrup : 0,01 mm
b. Jangka sorong : 0,1 mm
Sedangkan untuk mengukur massa suatu benda, kita dapat menggunakan
neraca ohaus dan neraca digital. Diantara keduanya, neraca digital-lah yang lebih
teliti karena penimbangannya otomatis.
Beberapa kesalahan dalam kelompok juga bisa terjadi saat melakukan
pengukuran, oleh karena itu diperlukan ketelitian yang baik, alat-alat yang tidak
rusak, juga kesehatan fisik pengamat yang baik agar hasil yang didapat akurat.

Anda mungkin juga menyukai