Anda di halaman 1dari 14

77

LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 1
ANALISIS MATERI PEMBELAJARAN
PENGUKURAN

PENGUKURAN
1. Standar Kompetensi
Memahamai prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan
menggunakan peralatan.
2. Kompetensi Dasar
Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur
yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Indikator

1. Mengukur besaran fisika dengan menggunakan alat ukurnya secara baik


dan benar.
2. Memperhatikan dan menerapkan keselamatan kerja dalam pengukuran
A. Pengertian Pengukuran
Peranan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Misalnya:
Seorang tukang jahit pakaian mengukur panjang kain untuk dipotong sesuai dengan
pola pakaian yang akan dibuat dengan menggunakan meteran pita. Jadi apakah yang
dimaksud dengan pengukuran itu?. Untuk memahaminya lakukan kegiatan berikut
ini:
Pengukuran dengan Satuan Baku dan Tidak Baku

Tujuan
Memahami pengukuran dengan satuan baku dan tidak baku secara baik dan benar

Alat dan bahan


Meja dan penggaris

Petunjuk Kerja

1. Ukurlah panjang dan lebar meja sebuah meja dengan jengkal tanganmu
(jengkal = jarak ujung ibu jari sampai ujung jari kelingking). Tulislah
hasilnya dalam tabel.
78

2. Mintalah pada teman sebangkumu untuk melakukan hal yang sama.


Catat hasilnya.

Tabel Hasil Pengukuran Panjang Meja

Alat Ukur Panjang Meja


Jengkalmu ... jengkal
Jengkal temanmu ... jengkal
Penggaris plastik (pengukuranmu) ... cm
Penggaris plastik (pengukuran ... cm
temanmu)
Pertanyaan
1. Satuan manakah (jengakal atau cm) yang mempunyai nilai hasil
pengukuran yang sama?
2. Mengapa jengkal merupakan satuan tidak baku, sedangkan cm
termasuk satuan baku?

Berdasarkan kegiatan ilmiah di atas, kamu telah mengukur panjang suatu meja,
misalnya: kamu mendapatkan panjang meja tersebut lima jengkal. Dari kegiatan
tersebut, ternyata hasil pengukuran dengan menggunakan anggota tubuh antara kamu
dan teman sebangkumu berbeda. Hal ini disebabkan panjang lengan setiap orang
berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukan suatu alat ukur yang selalu tetap dan tidak
boleh berubah. Mistar atau penggaris merupakan salah satu contoh alat ukur
sederhana yang memiliki panjang yang tetap. Dalam fisika, kegiatan tersebut
dinamakan pengukuran. Jadi, pengukuran didefinisikan sebagai suatu proses
membandingkan suatu besaran dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai
satuan. Satuan adalah pembanding di dalam pengukuran.
Contoh lain adalah ketika kita mengukur panjang meja dengan penggaris,
misalnya didapat panjang meja 100 cm, maka panjang meja merupakan besaran, 100
merupakan hasil dari pengukuran sedangkan cm adalah satuannya. Jadi, segala
sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka atau nilai disebut besaran.
Beberapa aspek pengukuran yang harus diperhatikan yaitu ketepatan (akurasi),
kalibrasi alat, ketelitian (presisi), dan kepekaan (sensitivitas). Dengan aspek-aspek
79

pengukuran tersebut diharapkan mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan


benar. Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-besaran fisika, meliputi
panjang, massa, dan waktu.
1. Pengukuran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai
dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan
pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan
meteran kelos. Dan pernahkah kamu melihat tukang kayu, tukang kunci,
ataubtukang jam melakukan pengukuran besaran panjang? Alat apa yang mereka
gunakan? Tukang kayu biasa menggunakan mistar dan rol meter untuk mengukur
balok-balok kayu, sedangkan tukang kunci dan tukang jam menggunakan jangka
sorong dan mikrometer sekrup dalam pekerjaan mereka. Alat-alat pengukuran
panjang tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini!

Gambar 1. Alat-alat pengukuran panjang


(Wasis, 2008)
a. Pengukuran panjang dengan mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang
berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam,
mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar
mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat
mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1
80

cm. Skala pengukuran terkecil pada mistar adalah 1 milimeter, sesuai dengan
jarak garis terkecil yang terdapat pada skala penggaris.

Gambar 2. Berbagai alat ukur panjang


(Winarsih,dkk,2008)
Cara melakukan pengukuran panjang sebuah pensil dengan sudut pandang
yang benar seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini!
1) Tempatkan skala nol pada mistar
sejajar dengan ujung benda.
2) Perhatikan ujung benda yang
lainnya, kemudian bacalah skala
pada mistar yang sejajar dengan
ujung benda tersebut.
3) Untuk membaca skala pada mistar,
matamu harus melihat tegak lurus
dengan tanda garis skala yang akan
kamu baca.
Gambar 3.
Cara mengukur panjang yang benar

b. Pengukuran panjang dengan jangka sorong


Bagaimanakah mengukur kedalaman suatu tutup pulpen? Untuk
mengukur kedalaman tutup pulpen dapat kita gunakan jangka sorong.
Disebut jangka sorong karena ujungnya mirip jangka yang dapat digeser
(disorong). Jadi jangka sorong adalah alat ukur panjang yang mempunyai
batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka
81

sorong juga dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, diameter
bagian dalam sebuah benda, diameter bagian luar suatu benda, dan
kedalaman suatu benda seperti tabung. Bagian-bagian penting yang terdapat
pada jangka sorong yaitu:
1) Rahang tetap, memiliki skala panjang yang disebut skala utama.
2) Rahang geser (rahang sorong), memiliki skala pendek yang disebut
nonius atau vernier.

Gambar 4. Bagian-bagian jangka sorong


(Winarsih,dkk, 2008)
Pembacaan skala pada jangka sorong dilakukan seperti ditunjukkan
pada pengukuran di bawah ini.

Gambar 5. Pengukuran panjang menggunakan jangka sorong


(Sugiarto, 2008)
82

Hasil pengukuran ini sebesar 5,34 cm. Bagaimana cara mendapatkan


hasil pengukuran ini? Langkahnya sebagai berikut:
1) Langkah pertama
Tentukan terlebih dahulu skala utamanya. Pada gambar terlihat
skala utamanya adalah 5,3 cm.
2) Langkah kedua.
Menentukan skala nonius. Skala nonius yang berimpit tegak lurus
dengan satu tanda skala utama adalah angka 4. Dan mengingat
tingkat ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm, maka
hasil pembacaan dari skala nonius dikalikan dengan angka
ketelitiannya, sehingga diperoleh 4 x 0,01 cm = 0,04 cm.
3) Langkah ketiga
Menjumlahkan skala utama dengan skala nonius. Sehingga hasil
pengukurannya adalah 5,3 cm + 0,04 cm = 5,34 cm.
c. Pengukuran panjang dengan mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan
benda-benda yang sangat tipis atau benda yang kecil, misalnya untuk
mengukur ketebalan lempeng aluminium, ketebalan kertas, diameter kawat,
dan onderdil kendaraan yang berukuiran kecil. Alat ukur panjang ini memilki
tingkat ketelitian yang paling tinggi yaitu sebesar 0,01 mm.

Gambar 6. Bagian-bagian mikrometer sekrup


(Winarsih,dkk, 2008)
83

Cara kerja mikrometer sekrup adalah jika selubung luar dengan skala 50
diputar satu kali maka rahang geser dan selubung akan bergerak maju atau
mundur. Jarak maju mundurnya rahang geser sejauh 0,5 mm/50
menghasilkan tingkat ketelitian 0,01 mm.
Pembacaan skala pada mikrometer sekrup dilakukan seperti ditunjukkan
pada pengukuran di bawah ini.

Gambar 7. Pengukuran diameter kawat dengan mikrometer sekrup

Hasil pengukuran diameter kawat dengan mikrometer sekrup adalah 1,79


mm. Bagaimana cara mendapatkan hasil pengukuran ini? Langkahnya
sebagai berikut:
1) Langkah pertama
Menentukan skala utama, terlihat pada gambar skala utamanya
adalah 1,5 mm.
2) Langkah kedua
Perhatikan skala putar, garis yang sejajar dengan skala utamanya
adalah angka 29. Jadi, skala nonius sebesar 29 x 0,01 mm (angka
ketelitian) = 0,29 mm.
3) Langkah ketiga
84

Menjumlahkan skala utama dan skala putar. Sehingga diperoleh hasil


pengukurannya adalah 1,5 mm + 0,29 mm = 1,79 mm.
2. Pengukuran Massa Benda
Alat yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca.
Terdapat beberapa jenis neraca, antara lain sebagai berikut:
a. Neraca pasar
Neraca pasar biasanya digunakan
untuk menimbang berbagai
kebutuhan pokok rumah tangga
sehari-hari, seperti gula, minyak,
ikan, dan sayur mayur. Neraca ini
sering kita lihat di pasar-pasar. Gambar 8. Neraca pasar
(Winarsih,dkk, 2008)

Neraca pasar memiliki dua sisi. Benda yang akan diketahui massanya di
letakkan pada sisi yang lain hingga terjadi keseimbangan. Jika
keseimbangan telah terjadi, maka massa benda yang diukur sama dengan
jumlah anak timbangan di sisi yang lain. Misalnya, massa benda akan
ditimbang diletakkan pada sisi kiri dan sisi kanannya terdapat anak
timbangan 0,5 kg dan 1 ons. Jika terjadi kesimbangan, maka massa benda
itu adalah 0,5 kg + 1 ons = 0,5 kg + 0,1 kg = 0,6 kg.
b. Neraca elektronik
Neraca elektronik, sangat praktis digunakan karena massa benda yang
diukur secara otomatis langsung terbaca pada layar. Di dalam
pengoprasiannnya, neraca ini menggunakan tenaga listrik.
c. Neraca lengan
Neraca lengan ada dua macam, yaitu neraca dua lengan dan neraca tiga
lengan. Cara kerja neraca dua lengan sama dengan neraca pasar. Sementara
pada neraca tiga lengan, sebelum kamu melakukan penimbangan, penunjuk
harus diletakkan, pada posisi nol di sebelah kiri. Setelah benda diletakkan,
85

ketiga penunjuk digerakkan sampai pada posisi setimbang. Neraca tiga


lengan mempunyai 3 lengan skala yang terdiri atas lengan yang setiap garis
tebal yang terdekat bernilai 100 g, lengan kedua setiap garis tebal yang
terdekat bernilai 10 g, sedangkan lengan ketiga setiap garis tebal yang
berdekatan bernilai 1 g.
Pembacaan skala pada neraca tiga lengan dilakukan seperti ditunjukkan
pada pengukuran di bawah ini.

Hasil pengukuran ini sebesar 47,52 gram. Bagaimana cara mendapatkan


hasil pengukuran ini? Langkahnya sebagai berikut.
1) Letakkan benda yang hendak kita ukur pada piringan neraca.
2) Geser penunjuk skala kekanan sehingga diperoleh keseimbangan.
Lengan pertama sebesar 0 gram, lengan kedua sebesar 40 gram, lengan
ketiga sebesar 7 gram dan lengan keempat sebesar 0,52 gram.
3) Jadi massa benda itu adalah 0 g + 40 g + 7 g + 0,52 g = 47,52 gram
Contoh soal:
Sekantong plastik gula pasir ditimbang dengan neraca OHauss tiga lengan.
Posisi lengan depan, tengah, dan belakang dalam keadaan setimbang
ditunjukkan pada gambar berikut ini. Tentukan massa gula pasir tersebut!
86

Pembahasan
Dari gambar dapat diketahui bahwa:

1. Posisi anting depan = 5,5 gram


2. Posisi anting tengah = 20,0 gram
3. Posisi anting belakang = 200,0 gram +
Massa gula pasir 225,5 gram

3. Pengukuran Besaran Waktu


Pengukuran waktu adalah menghitung lama suatu kejadian. Berbagai jenis alat
ukur waktu yang lain, misalnya: jam analog, jam digital, jam dinding, jam atom,
jam matahari dan stopwtach. Tetapi alat ukur waktu yang biasa digunakan adalah
jam atau stopwacth. Misalkan kita mengukur selang waktu pelari 100 m
menggunakan stopwatch dengan cara menekan tombol start dan menekan tombol
stop pada saat finish. Kemudian kita baca waktu yang diperlukan pada
stopwatch, misalnya 75,5 sekon. Stopwatch mekanis memiliki ketelitian 0,1
sekon, stopwatch elektronik memiliki ketelitian 0,001 sekon, sedangkan arloji
atau jam tangan mempunyai tingkat ketelitian1 sekon.

Gambar 9. Berbagai jenis alat ukur waktu


(Winarsih,dkk, 2008)

4. Pengukuran Suhu
1. Pengertian Suhu
Kalian tentunya pernah mandi menggunakan air hangat, bukan? Untuk
mendapatkan air hangat tersebut kita mencampur air dingin dengan
87

air panas. Ketika tangan kita menyentuh air yang dingin, maka kita
mengatakan suhu air tersebut dingin. Ketika tangan kita menyentuh air yang
panas maka kita katakan suhu air tersebut panas. Ukuran derajat panas dan
dingin suatu benda tersebut dinyatakan dengan besaran suhu. Jadi, suhu
adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya
suatu benda.
2. Termometer sebagai Alat Ukur Suhu
Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk mengukur besarnya suhu
suatu benda adalah termometer. Termometer yang umum digunakan adalah
termometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol.
Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler termometer adalah
sebagai berikut:
a. raksa tidak membasahi dinding kaca,
b. raksa merupakan penghantar panas yang baik,
c. kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil
cukup dapat mengubah suhunya,
d. jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 C dan titik didihnya
357C.
3. Perbandingan Skala Termometer
Suhu suatu benda dapat diukur dengan menggunakan termometer
hingga diketahui nilainya, maka dinding kaca thermometer diberi skala
dengan cara menandai titik-titik tertentu pada kaca. Setelah itu masing-masing
titik tersebut diberi angka untuk menunjukkan derajat panas atau dinginnya
suatu benda. Langkah yang dipakai untuk menentukan skala suhu
thermometer menurut Celsius, sebagai berikut:
a. Titik tetap bawah skala Celsius (00) menggunakan suhu air yang sedang
membeku (es).
b. Titik tetap atas (1000 ) menggunakan suhu air yang sedang mendidih pada
tekanan udara normal yaitu 1 atm.
88

c. Bagi jarak antara kedua titik tetap atas dan titik tetap bawah menjadi bagian
yang sama (100 bagian). Hal ini menunjukkan bahwa jarak antara dua garis
berurutan sama dengan 10C
Di bawah ini ditunjukkan perbandingan empat skala suhu, yaitu skala
suhu Celsius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin.

Gambar 1.8 Gambar 1.8 Hubungan titik tetap atas dan


bawah antara skala suhu Celsius, Reamur, Fahrenheit
dan Kelvin

1) Termometer Celsius
Dibuat oleh Anders Celsius dari Swedia pada tahun 1701 - 1744. Titik tetap
atas menggunakan air yang sedang mendidih (1000C). Titik tetap bawah
menggunakan air yang membeku atau es yang sedang mencair (00C).
Perbandingan skalanya 100.
2) Termometer Reamur
Dibuat oleh Reamur dari Perancis pada tahun 1731. Titik tetap atas
menggunakan air yang mendidih (800R). Titik tetap bawah menggunakan es
yang mencair (00R). Perbandingan skalanya 80.
3) Termometer Fahrenheit
Dibuat oleh Daniel Gabriel Fahrenheit dari Jerman pada tahun 1986- 1736
Titik tetap atas menggunakan air mendidih (2120F). Titik tetap bawah
menggunakan es mencair (00F). Perbandingan skalanya 180.
4) Termometer Kelvin
89

Dibuat oleh Kelvin dari Inggris pada tahun 1848-1954 Titik tetap atas
menggunakan air mendidih (373 K). Titik tetap bawah menggunakan es
mencair (273 K). Perbandingan skalanya 100.
Hubungan antara Celsius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin sebagaiberikut :
C : R : (F 32) : K
5: 4: 9 : 5
B. Kesalahan Pengukuran
Dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Kesalahan umum
Kesalahan ini disebabkan kesalahan pengamat. Pengamat yang kurang
terampil memakai sebuah alat dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
2. Kesalahan sistematik
Kesalahan ini disebabkan oleh kesalahan alat ukur.
a) Kesalahan kalibrasi yaitu kesesuaian pembubuhan nilai pada garis skala
pada saat pembuatan. Kesalahan ini diatasi dengan mengalibrasi ulang alat
ukur.
b) Kesalahan titik nol yaitu titik nol jarum penunjuk tidak berimpit dengan
titik nol skala. Kesalahan ini diatasi dengan mengoreksi penulisan hasil
pengukuran.
c) Kesalahan komponen alat ukur. Misal alat suadah tua sehingga kondisi
komponennya sudah tidak baik.
d) Kesalahan paralaks adalah kesalahan
baca yang terjadi akibat kurang
tepatnya mata melihat alat ukur.
Kesalahan paralaks dapat terjadi jika
sudut pandang pembacaan hasil
pengukuran tidak dilakukan secara Gambar 9. Pengamatan hasil
tegak lurus. pengukuran
90

e) Kesalahan saat bekerja, misal keadaan suhu, tekanan, dan kelembapan


udara.
3. Kesalahan acak
Kesalahan ini disebabkan oleh gerak brown molekul udara, getaran bumi,
kebisingan dan radiasi.
C. Ketelitian dan Keselamatan Kerja dalam Pengukuran
Pada saat melakukan percobaan, Keselamatan kerja dalam melakukan percobaan
juga harus benar-benar diperhatikan. Dalam melakukan percobaan terdapat hal-hal
yang menyenangkan, tetapi hal ini bisa berbahaya bila peserta didik tidak berhati-hati
dalam melakukan percobaan. Untuk keselamatan dalam melakukan percobaan di
laboratorium, para siswa harus mengikuti aturan-aturan kerja di laboratorium.
Berikut ini beberapa aturan kerja di laboratorium
1. Peserta didik memasuki laboratorium setelah mendapat izin dari guru.
2. Buka pintu dan jendela bila diperintahkan oleh guru.
3. Sebelum melakukan percobaan harus mendapat izin guru.
4. Baca dan pahami petunjuk alat percobaan sebelum melakukan percobaan,
bila ragu-ragu tanyakanlah kepada guru.
5. Peganglah peralatan dan bahan-bahan kimia secara hati-hati dan benar.
6. Dilarang makan, minum, atau bermain, di dalam laboratorium.
7. Peserta didik harus bekerja hati-hati, teliti, bekerja sama dengan teman, dan
bertanggung jawab.
8. Jika terjadi kecelakaan dalam melakukan percobaan, seperti kaca yang pecah,
terbakar, tertelan bahan kimia, tersengat listrik, dan lain-lain, maka segera
laporkan kepada guru.
9. Selesai melakukan percobaan peserta didik bertanggung jawab
mengembalikan peralatan pada tempatnya dan membersihkan laboratorium
setelah selesai melakukan percobaan.
10. Cucilah tangan setelah semua percobaan di laboratorium selesai.

Anda mungkin juga menyukai