PENGUKURAN
OLEH:
2. Nilai Ketidakpastian
Leo J. Susilo, dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Risiko Berbasis ISO 31000 mengatakan bahwa “ketidakpastian
adalah keadaan, walaupun hanya sebagian, dari ketidakcukupan
informasi tentang pemahaman atau pengetahuan terkait dengan
suatu peristiwa, dampaknya, dan kemungkinan terjadinya”.
Ketidakpastian dalam pengukuran disebabkan oleh adanya
kesalahan dalam pengukuran.
3. Kesalahan Pengukuran
Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian
pengukuran yang disebabkan oleh adanya kesalahan dalam
pengukuran. Kesalahan adalah penyimpangan nilai yang diukur
dari nilai sebenarnya. Kesalahan dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok. Kesalahan umum, kesalahan sistematik, dan
kesalahan acak
4. Alat Pengukur
1. Mistar atau Penggaris
Pada umumnya skala terkecil pada penggaris menyatakan
panjang 0,1 cm. Oleh karena itu pengukuran penggaris hanya
sampai 0,1 cm, akan tetapi biasanya diambil setengah dari
skala terkecil, sehingga ketelitian penggaris menjadi 0,05
cm. Dalam setiap pengukuran dengan skala , sedapat mungkin
hindari kesalahan paralak. Paralak dapat diberikan hasil
pengukuran yang lebih besar ataupun lebih kecil. Pengukuran
tanpa paralak harus dilakukan secara tegak lurus dengan skala
yang diamati (Padri,1985).
2. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah salah satu alat untuk
mengukur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 mm atau
0,01 cm (Sisyanto,2012). Jangka sorong memiliki dua
bagian utama, yaitu rahang tetap dan rahang sorong.
Pada rahang tetap terdapat skala panjang yang disebut
skala utama, sedang pada rahang sorong terdapat skala
panjang yang disebut skala vernier atau nonius.
3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat ukur linear yang
mempunyai ukuran maksimal 25mm. alat ini mempunya
skala nonoius sehingga ketelitiannya mencapai 0,01 mm.
Skala utama alat ini adalah 0,5 mm karena pada jarak 25 mm
skala utama terbagi dalam 50 skala sehinga jarak antara 2
skala mempunyai nonoius dalam bentuk skala putar yang
terdiri dari 50 skala (untuk 1 kali putaran yang sama
harganya dengan 1 skala utama) (rochim, 2006)
5. PROSEDUR KERJA
Pengukuran kedalaman tabung reaksi
1. Siapkan jangka sorong
2. Masukan bagian belakang jangka sorong ke tabung reaksi
3. Sesuaikan tungkai dengan kedalaman tabung reaksi
4. Kencangkan sekrup pengunci
5. Lihatlah skala dan lakukan perhitungan
6. Lalu catatlah hasilnya
7. Kembalikan jangka sorong ke posisi semula dan lakukan
pengulangan selama 4x
Pengukuran diameter dalam tabung reaksi
1. Siapkan jangka sorong
2. Masukan 2 rahang atas jangka sorong kedalam mulut tabung
3. Geserlah rahang tersebut hingga pas
4. Kencangkanlah sekrup pengunci
5. Lihatlah skala dan lakukan perhitungan
6. Lalu catatlah hasilnya
Pengukuran diameter kelereng
1. Siapkan mikrometer sekrup
2. Masukan kelerang diantara rahang mikrometer sekrup
3. Rekatkan kedua rahang
4. Kencangkanlah sekrup pengencang
5. Lihatlah skala lalu lakukan perhitungan
6. Catatlah hasilnya
Pengukuran ketebalan cetak IPA
1. Siapkan mistar atau penggaris
2. Tempatkan skala nol pada mistar sejajar dengan salah satu
ujung benda.
3. Tempatkan skala nol pada mistar sejajar dengan salah satu
ujung benda.
4. Lihatlah angka pada garis dan catatlah hasilnya
5. HASIL PENGAMATAN
NAMA ANGGOTA :
1. Aloysius Ray
2. Clara
3. Vania
4. Gabriella
5. Marthasya
6. Lion
7. Pieter
8. Kevin
Tujuan penelitian
1. Menentukan kedalaman tabung reaksi (5x pengukuran)
2. Menentukan diameter dalam tabung reaksi (1x Pengukuran)
3. Menentukan diameter kelereng (1x pengukuran)
4. Menentukan tebal buku paket IPA (1x pengukuran)
6. PENGOLAHAN DATA
Pengukuran kedalaman tabung reaksi
Pengukuran ke Kedalaman Tabung x2i
1 14,89 CM 221.7121
2 14,89 CM 221.7121
3 14.92 CM 222.6064
4 14.89 CM 221.7121
5 14.94 CM 223.2036
∑
74.53 1110.9463
∆ϰ
% Kesalahan = ×100 %
ϰ
74.53
=14.906 =
5
0.0102956
× 100 %
14.906
=0.0690702%
√
2
1 5 (1110.9463)−(74.53)
5 4
5 √
1 0.0106
4
∆ ϰ=0.0102956
Maka hasil nilai ketidakpastian pengukuran kedalaman tabung reaksi =
14.91
7. KESIMPULAN
1. Hasil akhir pengukuran :
1. Pengukuran kedalaman tabung reaksi = (14.91 ± 0.01029 CM)
2. Diameter tabung reaksi = (1,38 ± 0.005 CM)
3. Diameter kelereng = (15.66 ± 0.005 MM)
4. Tebal buku cetak IPA = (1.3 ± 0,05 CM)
2. Kesalahan Pengukuran
Dari hasil akhir pengukuran yang telah didapatkan, terdapat
0.0690702% kesalahan. Persentase tersebut terhitung kecil.
Kesalahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor kesalahan
seperti :
1. Kesalahan sudut pandang
Kesalahan ini terjadi disaat sudut pandang mata tidak lurus
dengan dan segaris dengan alat ukur
2. Kesalahan komponen lain
Kesalahan ini terjadi akibat alat yang sudah tidak berfungsi
maksimal dalam percobaan pengukuran sekrup pengencang
longgar sehingga terjadi perubahan pada skala.
3. Kesalahan Paralaks
yaitu kesalahan yang timbul apabila pada waktu membaca
skala, pengamat tidak tegak lurus di atas jarum petunjuk.pada
percobaan terjadi kesalahan pembaca akibat skala pada jangka
sorong yang berubah setelah diangkat.