Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA UMUM

PENGUKURAN

Dosen Pengampu :

Dr. Erniwati Halawa, S.Si., M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Dinda Syahfitri

NIM : 4223220002

Kelas : PSB 22 B

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023/2024
PENGUKURAN

A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep besaran dan satuan dalam pelaksanaan pengukuran.

B. Kompetensi Dasar
Memahami penggunaan alat ukur serta besarannya.

C. Indikator
1. Mahasiswa dapat mengoperasikan penggunaan alat-alat ukur untuk pengukuran
panjang, massa dan volume.
2. Mahasiswa dapat membaca hasil pengukuran dari alat-alat ukur yang digunakan
dengan tepat.
3. Mahasiswa dapat menulis laporan dari hasil pengukuran

D. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari penggunaan alat-alat ukur untuk pengukuran panjang, massa dan
volume.
2. Membaca hasil pengukuran dari alat-alat ukur yang digunakan dengan tepat
3. Mempelajari penggunaan teori ralat/kesalahan dari hasil dalam pengukuran.

E. Tinjauan Teori
Fisika adalah ilmu percobaan. Percobaan memerlukan pengukuran, biasanya
menggunakan bilangan untuk menyatakan hasil pengukuran. Setiap bilangan yang
dugunakan untuk mendskripsikan suatu fenomena fisika secara kuantitatif disebut besaran.
Sedangkan satuan adalah nama yang ditetapkan untuk mengukur besaran tersebut,
misalnya meter (m) untuk besaran panjang, sekon (s) untuk besaran waktu. Pengukuran
merupakan suatu cara mendapatkan hasil atau data dalam sebuah penelitian, pada proses
pengukuran dibutuhkan pengetahuan meliputi masalah deteksi, pengaturan dan analisis
data. Mengukur berarti membandingkan suatu nilai yang terukur dengan alat ukur lain
yang telah terkalibrasi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur bertujuan
untuk mendapatkan hasil yang akurat meskipun tidak selamanya hasil pengukuran
menggunakan alat ukur lebih efektif dibandingkan mengukur tanpa alat ukur (Dimas,
2019).
Alat ukur digunakan untuk mengukur besaran fisika. Contohnya mistar dan jangka
sorong serta mikrometer sekrup adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran
panjang. Besaran merupakan sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan nilai.
Sedangkan, pengukuran ditetapkan dengan satuan, adalah kegiatan membandingkan
besaran dengan besaran lain. Mistar merupakan alat untuk mengukur panjang dengan skala
terkecil 1 mm. Jangka sorong lebih teliti daripada mistar, karena mempunyai skala terkecil
hingga 0,1 mm. Skala yang dimiliki oleh mikrometer sekrup hingga 0,01 mm, merupakan
alat ukur untuk mengukur panjang lebih teliti dari pada jangka sorong maupun mistar
(Santi,dkk, 2021).

F. Alat Dan Bahan

No Nama Alat / Bahan Jumlah


1 Mistar 1 buah
2 Jangka sorong 1 buah
3 Mikrometer sekrup 1 buah
4 Sferometer 1 buah
5 Neraca 1 buah

6 Bola Pejal 1 buah

7 Lensa cembung 1 buah


8 Lensa cekung 1 buah

G. Tugas Sebelum Percobaan


1. Berapa skala terkecil dari masing-masing alat ukur yang ada ketahui?
2. Tuliskan Fungsi dari bagian-bagian mikrometer sekrup!
x. y
3. Tentukan ketidakpastian (a) untuk a  !
2z
4. Berapakah hasil pengukuran dengan alat bantu nonius seperti ditunjukkan oleh
gambar berikut :
Gambar 1.6 Pengukuran dengan jangka sorong

𝑎 𝑙2
5. Buktikan persamaan 𝑅 = + 2𝑎 dengan menggunakan analisa geometri !
2

Jawab :
1. Skala terkecil dari masing-masing Alat Ukur
- Mistar merupakan alat untuk mengukur panjang dengan skala terkecil 1 mm.
Mistar memiliki ketelitian setengah dari skala terkecilnya yaitu 0,5 mm.
- Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan geser (sorong). Skala
utama memiliki skala dalam cmdan mm. Sedangkan skala nonius memiliki panjang
9 mm dan dibagi 10 skala. Sehingga bedasatu skala nonius dengan satu skala pada
skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
- Mikrometer sekrup merupakan alat ukur untuk mengukur ketebelan benda yang
relatif tipis seperti kertas,seng dan karbon. Mikrometer sekrup memiliki tingkat
ketelitian sebesar 0,01 mm.pengkalibrasian micrometer sekrup dengan cara
memutar skala utama ke angka nol (0).
- Spherometer merupakan alat ukur untuk mengukur jejari kelengkungan suatu
permukaan spheris atau mengukur tebal benda-benda yang tipis, biasanya
digunakan untuk mengukur kelengkungan lensa. Ketelitian spherometer bisa
mencapai 0,01 mm. Pengkalibrasian padaspherometer yaitu dengan
menghimpitkan angka nol pada skala utama dan angka nol pada piringan
spherometer.

2. Bagian – bagian Mikrometer Sekrup


- Poros tetap,terletak pada ujung lengkung frame serta tidak dapat digerakkan.
- Poros geser, terletak pada ujung lengkung frame micrometer lainnya dan poros ini
bisa digerakkan dengan cara memutar pemutarnya.
- Skala utama, terleta sejajar dengan poros geser serta menunjukan skala dengan
satuan mm.
- Skala nonius atau skala putar, terletak tepat disamping skala utama mikrometer
serta memutari skala utama, tingkat ketelitian skala nonius mencapai 0,01 mm.
- Pemutar, berada disamping skala nonius, pemutar digunakan untuk menggerakkan
proses geser dengan cara memutarnya.
- Pengunci, terdapat dalam mikrometer sekrup digunakan untuk mengunci poros
geser pada mikrometer agar tidak bergerak.
- Rachet, berfngsi untuk membantu pergerakan poros geser.
- Frame, berbentuk U yang digunakan sebagai rangka poros.
x. y
3. ketidakpastian (a) untuk a 
2z
Hasil pengukuran suatu besaran dituliskan sebagai 𝑥 = 𝑥0 ± ∆𝑥 dengan 𝑥 adalah
nilai pendekatan terhadap nilai besar 𝑥0 dan ∆𝑥 adalah ketidakpastianya.

4. Dik : Skala utama = 16,2 cm


Skala nonius = 10 (0,01 cm) = 0,1 cm
Dit : Hasil pengukuran ?
Hasil pengukuran = Skala utama + Skala nonius
= 16,2 cm + 0,1 cm
= 16,3 cm
𝑎 𝑙2
5. 𝑅 = 2 + 2𝑟
𝑎𝑐 𝑙2
𝑅 = 2𝑐 + 2𝑐
𝑎𝑐+𝑙2
𝑅 =
2𝑐
2𝑐𝑅−𝑙2
𝑎= 𝑐
𝑙2
𝑐 = 2𝑅−𝑎

E. Prosedur Percobaan
Pengukuran Panjang
a. Jangka Sorong
1) Memeriksa apakah skala nol utama berimpit dengan skala nol pada skala nonius.
Jika tidak,maka pergeserannya dicatat.
2) Mengukur diameter dalam,luar,serta kedalaman tabung.
3) Mencatat skala utama yang terlihat berdekatan dengan angka nol pada skala nonius.
4) Mencatat garis nonius yang tepat berimpit dengan garis pada skala utama
5) Membaca dan mencatat hasil pengukuran sebanyak 3 kali
Tabel 1.2 diameter dalam tabung (d1):
No SU ( cm ) SN ( cm ) HP : ( d1 ± d1 )
1. 4,7 𝑐𝑚 3 𝑐𝑚 7,7 𝑐𝑚
2. 4,7 𝑐𝑚 1 𝑐𝑚 5,7 𝑐𝑚
3. 4,8 𝑐𝑚 8 𝑐𝑚 12,8 𝑐𝑚

Tabel1.3 diameter luar tabung (d2) :


No SU ( cm ) SN ( cm ) HP : ( d2 ± d2 )
1. 5,1 𝑐𝑚 2 𝑐𝑚 7,1 𝑐𝑚
2. 5,2 𝑐𝑚 7 𝑐𝑚 12,2 𝑐𝑚
3. 5,2 𝑐𝑚 7 𝑐𝑚 12,2 𝑐𝑚

Tabel 1.4 kedalaman tabung (t) :


No SU ( cm ) SN ( cm ) HP : ( t ± t )
1. 6,7 𝑐𝑚 6 𝑐𝑚 12,7 𝑐𝑚
2. 6,6 𝑐𝑚 6 𝑐𝑚 12,6 𝑐𝑚
3. 6,6 𝑐𝑚 6 𝑐𝑚 12,6 𝑐𝑚

Pengukuran Volume
b. Mikrometer Sekrup
1) Memeriksa titik nol mikrometer skrup
2) Meletakkan bola pejal diantara spindel dengan landasan
3) Memutar rached hingga berbunyi “klik” tiga kali.
4) Membaca dan mencatat hasil pengukuran bola pejal.
5) Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali
6) Mengulangi prosedur 1 – 5 untuk pengukuran ketebalan kertas
Tabel 1.5 Pengukuran diameter bola pejal d :
No SU ( cm ) SN ( cm ) HP : ( d ± d )
1. 15,3 𝑐𝑚 5 𝑐𝑚 20,3 𝑐𝑚
2. 15,3 𝑐𝑚 5 𝑐𝑚 20,3 𝑐𝑚
3. 15,3 𝑐𝑚 5 𝑐𝑚 20,3 𝑐𝑚

Pengukuran Massa
c. Neraca Tiga Lengan
1) Memeriksa lebih dahulu apakah jarum berayun dari neraca yang dipakai menunjukan
skala nol. Jika tidak,mencatat pergeseran tersebut.
2) Meletakkan bola pejal pada piringan neraca.
3) Membaca dan mencatat massa dari bola pejal yang akan ditentukan massa jenisnya.
4) Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali.
5) Memasukkan data pada tabel data hasil pengamatan

Tabel 1.9 pengukuran massa bola pejal :


No HP : ( m ± m ) gram
1. 0 + 200 + 0,4 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 200,4 𝑔𝑟𝑎𝑚
2. 0 + 200 + 0,3 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 200,3 𝑔𝑟𝑎𝑚
3. 0 + 200 + 0,4 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 200,4 𝑔𝑟𝑎𝑚

F. Tugas Setelah Percobaan


1. Setelah melakukan praktikum maka hitunglah luas meja praktikum!
2. Hitunglah volume tabung, volume bola, massa jenis bola serta jari-jari
kelengkungan lensa baik lensa cekung maupun lensa cembung!
3. Dari alat yang digunakan manakah yang paling teliti? Jelaskan!
4. Anda ingin mengukur sekeping papan (ukurannya ± 25 mm). Jika anda
menghendaki ketelitin pengukuran 99%, dapatkah anda menggunakan mistar atau
jangka sorong? Berikan alasanmu!
5. Berapakah perbandingan ketelitian mikrometer sekrup dengan jangka sorong yanfg
memiliki nonius 10,20, 50?
6. Berapakah perbandingan ketelitian mistar dengan sferometer ?
Jawab :
1. Bentuk meja : Persegi Panjang
Panjang meja : 80 𝑐𝑚
Lebar meja : 50 𝑐𝑚
Luas persegi panjang =𝑝𝑥𝑙
= 80 𝑐𝑚 𝑥 50 𝑐𝑚
= 400 𝑐𝑚2
2. Volume Tabung
1
𝑉 = 4 𝜋 × 𝑑2 × 𝑡
1
= 4 3,14 × (2,6)2 × 10

= 0,785 × 6,76 × 10
= 53,006 𝑐𝑚

Volume Bola
4
𝑉 = 3 𝜋𝑟 3
1 4
𝑉 = 4 ∙ 3 ∙ 𝜋𝑑 3
1
𝑉 = 6 ∙ 𝜋𝑑 3
1
𝑉 = 6 ∙ 3,14 ∙ (46.10−3 )3

𝑉 = 5,09 × 10−5 𝑚3

Massa Jenis Bola


𝑚
𝑝 = 𝑉
10−3
𝑝 = 1960 × ∙ 09 × 10−5 = 38506,8 𝑘𝑔/𝑚3
5
𝑑𝑝 𝑑𝑝
∆𝑝 = 𝑑𝑣 ∙ ∆𝑉 + 𝑑𝑚 ∆𝑚
∆𝑉 ∆𝑚
∆𝑝 = 𝑉 2 + 𝑉

∆𝑝 = 5212,18 𝑘𝑔/𝑚3
Massa jenis bola = (38506,8 ± 5212) 𝑘𝑔/𝑚3 diubah ke gram
Maka, massa jenis bola tersebut adalah (38.506.800 ± 5.212.000) 𝑔⁄𝑚3
Jari-Jari kelengkungan lensa cekung dan lensa cembung
PERCOBAAN
1 2 3 4 5
Lensa cembung 3,90 𝑚𝑚 3,11 𝑚𝑚 2,96 𝑚𝑚 2,81 𝑚𝑚 2,94 𝑚𝑚
Lensa cekung −2,71 𝑚𝑚 −3,13 𝑚𝑚 −2,22 𝑚𝑚 −2,52 𝑚𝑚 −3,1 𝑚𝑚

 Lensa cembung
ℎ1+ ℎ2+ ℎ3 +ℎ4 +ℎ 0,39+0,31+0,28+0,29
∑ ℎ= = = 0,31 𝑐𝑚
𝑛 5

S = 5 𝑐𝑚
𝑟 = (1: 2)ℎ + 𝑠 2 (6𝐻)
𝑟 = 0,15 + 25 (1,86)
𝑟 = 0,15 + 46,5
𝑟 = 46,65 𝑚𝑚

 Lensa Cekung
ℎ1+ ℎ2+ ℎ3 +ℎ4 +ℎ −0,27−0,31−0,22−0,25−0,31
∑ ℎ= = = −0,27 𝑐𝑚
𝑛 5

S = 5 𝑐𝑚
𝑟 = (1: 2)ℎ + 𝑠 2 (6𝐻)
𝑟 = − 0,13 + (−40,5)
𝑟 = −40,63 𝑚𝑚

3. Alat ukur yang paling teliti yaitu spherometer dengan ketelitian 0,01𝑚.
Spherometer adalah alat untuk mengukur kelengkungan permukaan. Spherometer
adalah menggunakan perangkat dalam mengukur radius kelengkungan permukaan
bola. Sebagai contoh, dapat digunakan untuk mengukur ketebalan slide mikroskop
atau kedalaman depresi pada slide. Bahkan kelengkungan bola dapat diukur dengan
menggunakan Spherometer.

4. Jika ingin mengukur kepingan papan (25𝑚𝑚) kita dapat mengunakan mistar atau
jangka sorong Karena mistar memiliki ketelitian Imun dan jangka sorong memiliki
ketelitian 0,005 𝑚𝑚.
5. Ketelitian mikrometer sekrup = 0,01 𝑚𝑚. Ketelitian jangka sorong dengan skala
nonius 10, 20, dan 50 = 0,05 Maka, perbandingan mikrometer sekrup dengan jangka
sorong.
= 0,01: 0,05
= 1: 5

6. Ketelitian mistar = 1 𝑚𝑚
Ketelitian sferometer = 0,01 𝑚𝑚
Maka, perbandingan mastar sferometer 1 ∶ 0,01
= 100 ∶ 1

G. Daftar Pustaka

Yatnikasari Yanti, M. N. (2021). Keterampilan Proses Sains. Jurnal Pengabdian Kepada


Masyarakat, 2(2) 220-229.

Dimas, Saputra. (2019). Pengembangan Modul Praktikum Alat Ukur Fisika Berbasis
Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah Keguruan : Universitas Negeri Raden Intan lampung.

Anda mungkin juga menyukai