Anda di halaman 1dari 11

REKAYASA IDE

MAKALAH TAKSONOMI HEWAN INVERTEBRATA

PENGAWETAN KEPITING BAKAU BESAR (Scylla Serrata)

Disusun Oleh :

Kelompok IV

Nama : Asyera Kesita Pratydin 4221220010

Dinda Syahfitri 4223220002

Hanifah Dzaky Fadhilah 4222220002

Medisca Panjaitan 4223220009

Santi Grace 4223220039

Wilda Khairani 4223220003

Kelas : PSB 2022 B

Dosen Pengampu : Khairiza Lubis, S.Si.,M.Sc

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, atas berkat
dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Taksonomi Hewan
Invertebrarta ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
Pengawetan pada specimen kepiting.

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Khairiza Lubis, S.Si.,M.Sc selaku
dosen mata kuliah Taksonomi Hewan Inertebrata yang telah memberikan tugas
kepada kami. Besar harapan saya terhadap makalah ini, semoga makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai struktur komunitas kepiting
yang tepat pada ekosistem berdasarkan tingkat perbedaan aktivitas manusia.

Menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis, untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu penetahuan.

Medan, 17 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 3

2.1 Pengertian Spesimen ............................................................ 3


2.2 Tujuan dan Langkah Pengawetan ......................................... 3

BAB III MASALAH DAN SOLUSI .................................................. 4

3.1 Identifikasi Masalah ............................................................. 4


3.1.1 Ciri Morfologi Kepiting Bakau Besar ................................. 4
3.1.2 Habitat Kepiting Bakau ...................................................... 4
3.1.3 Langkah Pengawetan Kepiting Bakau Besar ...................... 4
3.2 Solusi ................................................................................... 4
3.2.1 Indetifikasi Ciri Morfologi ................................................. 4
3.2.2 Survey Habitat Kepiting Bakau Merah ............................... 6
3.2.3 Langkah Pengawetan ......................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepiting merupakan hewan invertebrata yang dikelompokkan ke dalam


ordo Decapoda. Kepiting memiliki lima pasang alat gerak berupa kaki. Decapoda
sendiri berasal dari bahasa Yunani Deca yang berarti sepuluh dan Phodos yang
berarti kaki. Jadi dapat disimpulkan bahwa Decapoda memiliki arti kaki sepuluh.

Kepiting berperan penting dalam suatu ekosistem. Kepiting berperan baik


dalam meningkatkan distribusi oksigen didalam tanah, membantu daur hidup
karbon, dalam hal ini kepiting sangat penting dalam konversi nutrien dan
mineralisasi yang merupakan jalur biogeokimia karbon, selain dalam proses
respirasinya, dan sebagai penyedia makanan alami.

Kepiting merupakan fauna yang habitat dan persebarannya terdapat di air


tawar, payau dan laut. Spesiesnya sangat beragam dan dapat hidup di berbagai
kolom di setiap perairan. Sebagian besar kepiting yang kita kenal hidup di
perairan payau, terutama di ekosistem mangrove.

Pembuatan awetan spesimen sendirian diperlukan untuk tujuan


pengamatan spesimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru.
Terutama untuk spesimen-spesimen yang sulit di temukan di alam. Hewan hasil
pengawetan ini seringkali dipergunakan sebagai bahan referensi untuk identifikasi
hewan, juga menunjukkan berbagai macam ras yang dimiliki suatu spesies. Selain
itu, tentu saja dapat dijadikan sebagai media pembelajaran biologi.

Salah satu jenis spesimen yaitu spesimen basah, pembuatan spesimen ini
biasanya menggunakan larutan tertentu seperti FAA atau larutan yang terdiri dari
formalin, alcohol, asam glasial dengan formula tertentu, Misalnya Alkohol 70 %
dan formalin 4%

1
Berikut klasifikasi kepiting :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthopoda

Kelas : Malascostraca

Ordo : Decapoda

Family : Portunidae

Genus : Scylla

Spesies : Scylla Serrata

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Pengertian apa itu pengawetan spesimen basah?
2. Bagaimana cara membuat spesimen basah?
3. Apa saja manfaat pengawetan basah?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari pratikum kali ini adalah :
1. Mahasiswa mampu membuat larutan spesimen basah hewan
2. Mengetahui apa fungsi dari larutan pengawet
3. Mengetahui manfaat pengawetan basah hewan

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Spesimen

Peneliti biologi memiliki hasil kerja yang berkembang dan menjadi


kesatuan yang dinamakan biologi. Mereka banyak belajar dari objek-objek biologi
yang semua objeknya merupakan mahluk hidup maka harus dilakukan
pengamatan terhadap objek tersebut. Salah satu objekpengamatan mereka yaitu
bentuk dan susuan tubuh, maka unutk melakukan hal tersebut peneliti harus
mempersiapkan objek. Namun, seringkali terdapat kendala salah satunya
ketidaktersedianya objek. Untuk meminialisirkan hak tersbut agar tidak terjadi,
maka dilakukanlah pembuatan awetan spesimen. Salah satu awetan spesimen
yaitu awetan spesimen basah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata spesimen
adalah bagian dari kelompok atau bagian dari keseluruhan. Arti lainnya dari
spesimen adalah contoh dan pengawetan merupakan proses, cara, perbuatan
menjadikan sesuatu awet dan tahan lama. Kesimpulannya adalah awetan spesimen
merupakan proses, cara dan perbuatan agar bagian dari kelompok atau bagian
dari keseluruhan suatu benda menjadi awet dan tahan lama.

2.2 Tujuan dan Langkah Pengawetan


Pengawetan bertujuan untuk menghilangkan atau menghambat proses
penghancuran (dekomposisi) oleh mikroorganisme. Pengawetan basah dilakukan
dengan mengawetkan objek dengan merendam objek dalam larutan pengawet
yang terbuat dari campuran alcohol dengan konsentrasi 50% - 70%, asam asetat,
dan alcohol larutan FAA atau Alkohol 4%.. Larutan ini akan kami gunakan untuk
mengawetkan objek kepiting bakau besar yang merupakan filum Arthropoda.
Tempat pengawetan haruslah tertutup dan spesimen haruslah terendam dan harus
berhati-hati pada larutan karena sifatnya beracun.

3
BAB III

MASALAH DAN SOLUSI

3.1 Identifikasi Masalah


3.1.1 Ciri Morfologi Kepiting Bakau Besar
Pertama kita harus mengetahui apa saja ciri-ciri dari
kepiting bakau besar, bagaimana bentuk tubuhnya, fungsi dari
bentuk tubuh yang terdapat pada kepiting bakau besar,
bagaimana cara mengetahui jenis kelamin pada kepiting
bakau besar. Kita juga harus mengetahui bagaimana cara kepiting
makan dan apa kebiasaan makan kepiting.

3.1.2 Habitat Kepiting Bakau


Untuk mendapatkan spesimen basah kepiting bakau besar,
perlu dilakukan survey untuk mendapatkan spesimen tersebut.
Disini kita perlu mengetahui dimana lokasi untuk melakukan
survey dan mendapatkan kepiting bakau besar.

3.1.3 Langkah Pengawetan Kepiting Bakau Besar


Pengawetan yang dipilih adalah pengawetan basah dimana
menggunakan bahan cair dengan spesimen terendam. Setelah
mengetahui apa itu spesimen basah, kita harus tahu bagaimana
Langkah pembuatan spesimen.

3.2 Solusi
3.2.1 Indetifikasi Ciri Morfologi
Setelah kami membaca beberapa referensi yang kami
dapatkan dari sumber online, kami menemukan beberapa literasi
yang dapat kami paparkan disini. Berikut solusi yang kami dapat
sampaikan mengenai pengindentifikasian ciri morfologi kepiting
bakau besar.

4
Kepiting memiliki bentuk tubuh yang lebar melintang. Ciri
khas yang dimiliki bangsa kepiting adalah karapas berbentuk pipih
atau agak cembung dan berbentuk heksagonal atau agak persegi
(Afrianto dan Liviawaty, 1992).
Kasry (1996) menjelaskan bahwa ciri kepiting bakau adalah
karapas berwarna sedikit kehijauan, pada kiri dan kanan karapas
terdapat 9 buah duri tajam, bagian depan diantara kedua tangkai
matanya terdapat 6 buah duri. Capit kanan lebih besar daripada
capit kiri dengan warna kemerahan pada kedua ujung capit,
mempunyai 3 pasang kaki jalan dan 1 pasang kaki renang yang
terdapat pada ujung abdomen. Sulistiono dkk (1992) menyatakan
bahwa karapas berbentuk cembung dan halus, lebar karapas satu
setengah dari panjangnya, bentuk alur H antara gastric dan cardiac
jelas, 4 gigi triangular pada lengan bagian depan mempunyai
ukuran sama, ruas-ruas abdomen pada kepiting bakau jantan
berbentuk segitiga sedangkan pada betina bentuknya sedikit
membulat. Morfologi kepiting bakau tersebut lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar.

Source: Blogspot.com.

Jenis kelamin kepiting sangat mudah ditentukan dengan


melihat alat kelaminnya yang berada di bagian abdomen ventral
tubuh. Pada abdomen jantan berbentuk segitiga sempit dan agak
meruncing dibagian depan. Pada betina berbentuk segitiga lebar
dengan bagian depan tumpul atau lonjong.

5
Keterangan:

a = betina

b = jantan

Kepiting bakau bersifat pemakan segala dan pemakai


bangkai (omnifus scavenger). Namun cenderung memakan hewan
(carnivorous) dan pemakan sesama jenis (cannibal). Alternatif
pakan bisa diberikan ikan rucah segar, kulit sapi/ kambing, keong,
siput, dan berbagai jenis kerang. Kepiting bakau dewasa memakan
akar mangrove dan hidup disekitar hutan mangrove. Kepiting
menggunakan capitnya untuk merobek makanannya. Waktu makan
kepiting tidak menentu namun biasanya kepiting aktif mencari
makan di malam hari. Larva kepiting bersifat pemakan plankton,
memakan chlorella, rotifer dan artemia jenis-jenis plankton yang
sering dimakan kepiting larva.

3.2.2 Survey Habitat Kepiting Bakau Merah


Berdasarkan literasi, Habitat kepiting bakau ditemukan di
daerah eutuaria atau disebut juga daerah perairan pantai berlumpur
dimana perairan laut bertemu dengan perairan darat. Untuk
pertumbuhan kepiting dibutuhkan seskitar 10-20 ppt salinitas. Suhu
yang baik untuk kepiting yaitu 23℃ - 35℃. Kepiting bakau juga
dapat hidup pada kondisi perairan asam yaitu dengan daerah
berlumpur. pH yang baik untuk kepiting yaitu 7,0 – 8,0.

6
Dari sumber bacaan yang telah kami baca, kami dapat
mengetahui tempat mana yang cocok untuk dilakukan survey
mengenai kepiting bakau merah. Tempat yang akan kami tuju
adalah Pantai Pakau Merbau dimana daeerah tersebut memiliki
daerah rawa mangrove yang berlumpur. Tempat tersebut kami pilih
karena sesuai dengan habitat kepiting bakau merah.

3.2.3 Langkah Pengawetan


Ada beberapa langlah melakukan pengawetan yaitu :
a. Pengoleksian
Disini kita harus mencari objek apa yang akan dikoleksi.
Kelompok kami memilih kepiting bakau besar yang akan kami
cari di pantai Pakau Merbau. Objek yang didapat akan
dimasukan ke dalam botol koleksi yang diberi tanda.

b. Proses peneguhan
Proses ini disebut juga proses mematikan dimana dalam
melakukan hal ini dibutuhkan perlakukan dan bahan khusus.
Biasanya akan dilakukan pembiusan agar tubuh hewan yang
diawetkan tidak rusak, pembiusan bisa dilakukan dengan kapur
barus ke permukan air dimana objek terendam, apabila objek
tampak lemas dan terlihatdiam tidak berekasi terhadap
rangsangan, barulah hewan dapat dipindahkan ke dalam larutan
pengawet pada toples yang telah diberikan tabel. Untuk
beberapa saat, spesimen dapaat didtunggu untuk diamati.

7
DAFTAR PUSTAKA
Alfawwaz, dzaky. (2015). Pengawetan Hewan dengan Larutan Formaldehyde
Acetic Acid. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2022. Dari
https://www.academia.edu/12278086/Lap_pengawetan_hewan_dgn_FAA
Hasanuddin, M. (2012). Klasifikasi Kepiting Bakau Dalam ADLN. Jawa Timur:
Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai