Anda di halaman 1dari 20

ZOOLOGI AVERTEBRATA

TADRIS BIOLOGI 3-B

KELOMPOK 2
FILUM PORIFERA

FILUM PORIFERA

N
N
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Zoologi Avertebrata dalam
bentuk makalah yang berjudul Filum Porifera dengan tepat waktu.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak H. Maftukhin, M. Pd selaku rektor IAIN
TULUNGAGUNG dan Ibu Desi Kartikasari, M. Si selaku dosen mata kuliah Zoologi
Avertebrata, yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga
saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami
bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Waalaikumsalam wr.wb.

Tulungagung, September 2020

Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 1
BAB I.......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
C. Tujuan .............................................................................................................................. 4
BAB II ........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN......................................................................................................................... 5
1. Ciri-ciri Umum Porifera .................................................................................................. 6
2. Ciri-ciri khusus Porifera .................................................................................................. 7
3. Nama dan letak alat/organ penyusun sistem tubuh hewan porifera ................................ 7
4. Fungsi organ penyusun sistem tubuh hewan porifera ..................................................... 9
5. Habitat Hewan Porifera ................................................................................................. 11
6. Klasifikasi Hewan Porifera............................................................................................ 12
1. Kelas Calcarea ............................................................................................................... 12
2. Kelas Hexactinellida ..................................................................................................... 13
3. Kelas Demospongiae..................................................................................................... 14
7. Peranan Porifera ............................................................................................................ 15
BAB III ..................................................................................................................................... 17
PENUTUP ................................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 18

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang berarti lubang
kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari porifera adalah sponsa.
Sponsa merupakan hawan yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui
kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut.
Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta makanan
masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui
oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum.
Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut terdapat bagian
yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam
mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini dapat ”menangkap” partikel makanan.
Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut
dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea. Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium
karbonat). Beberapa sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut
spongin. Sponsa terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila sponsa diolah dapat
digunakan untuk bahan atau alat pembersih.
Porifera terbagi menjadi 3 kelas dan 6 ordo.Porifera dapat hidup pada air tawar, air laut
namun kebanyakan hidup di air laut .Oleh karena itu makalah ini disusun untuk membahas
mengenai porifera lebih jelas lagi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ciri- ciri umum filum Porifera ?


2. Bagaimana ciri-ciri khusus filum Porifera ?
3. Apa nama letak alat organ penyusun sistem tubuh filum Porifera ?
4. Apa fungsi organ penyusun sistem tubuh filum Porifera ?
5. Bagaimana habitat filum Porifera ?
6. Bagaimana susunan klasifikasi / taksonomi filum Porifera ?
7. Apa saja peranan hewan filum Porifera ?

3
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui ciri- ciri umum filum Porifera ?


2. Untuk mengetahui ciri-ciri khusus filum Porifera ?
3. Untuk mengetahui nama letak alat organ penyusun sistem tubuh filum Porifera ?
4. Untuk mengetahui fungsi organ penyusun sistem tubuh filum Porifera ?
5. Untuk mengetahui habitat filum Porifera ?
6. Untuk mengetahui susunan klasifikasi / taksonomi filum Porifera ?
7. Untuk mengetahui peranan hewan filum Porifera ?

4
BAB II
PEMBAHASAN
PORIFERA

Spons atau Porifera termasuk hewan multiseluler yang mana fungsi jaringan dan organnya
masih sangat sederhana. Hewan ini hidupnya menetap pada suatu habitat pasir, batu- batuan atau
juga pada karang-karang mati di dalam laut. Dalam mencari makanan, hewan ini aktif mengisap
dan menyaring air yang melalui seluruh permukaan tubuhnya. Hal ini dapat dicontohkan pada
bentuk spons yang memiliki kanal internal yang paling sederhana, dimana dinding luarnya
(pinakodermis) mengandung pori-pori (ostia). Melalui ostia inilah air dan materi-materi kecil
yang terkandung di dalamnya dihisap dan disaring oleh sel-sel berbulu cambuk atau sel kolar
(choanocytes), kemudian air tersebut dipompakan keluar melalui lubang tengah (oskulum).
Sistim pengisapan dan penyaringan air ini terjadi juga pada spons yang memiliki kanal internal
yang lebih rumit, dimana sistim aliran air tersebut melalui beberapa sel kolar sebelum keluar
melalui oskulum.

Pada umumnya, spons mampu memompakan air rata-rata sebanyak 10 kali volume
tubuhnya dalam waktu 1 menit, sehingga tidak salah kalau hewan ini terkenal sebagai hewan
"filter feeder" yang paling efisien dibandingkan hewan laut lainnya
Konsistensi tubuh spons pada umumnya elastis seperti busa karet tetapi ada beberapa jenis yang
keras dan agak rapuh. Tubuh spons ini diperkokoh oleh suatu kerangka spikula yang
mengandung kalsium karbonat atau silica dan juga didukung oleh kerangka serat-serat keratin
atau spongin. Materi spongin khususnya pada "bath sponges", sangat kenyal atau lembut dan
tahan terhadap pembusukan, sehingga baik untuk bahan penggosok kulit tubuh kita.1

1
Ichsan Amir, Agus Budiyanto. Mengenal Spons laut (Demospogiae) Secara Umum, Jurnal Oseana Vol. XXI
Nomor 2, 1996.
5
Gambar Porifera

1. Ciri-ciri Umum Porifera


Multiseluler

Porifera termasuk jenis hewan yang multiseluler atau memiliki banyak sel. Susunan
selnya lebih sempurna.

Diploblastik
Bersifat hermaprodit

Hermaprodit pada hewan porifera adalah memilik 2 (dua) alat kelamin jantan atau
betina dalam satu individu. Pada hewan hermaprodit, individu yang memiliki 2 (dua) alat
kelamin berfungsi secara penuh. Artinya alat kelamin jantan mampu menghasilkan sperma
dan alat kelamin betina dapat menghasilkan sel telur. Pada hewan porifer sperma dihasilkan
oleh sel koanosit (sel leher) dan sel telur dihasilkan oleh sel amoeboid.

Radial simetris
Hidup menetap/ sessil pada perairan

Berdasarkan tempat hidupnya, hewan porifera dapat bertahan hdup di lautan. Hewan
porifera dapat dengan mudah kita jumpai melekat pada dasar lau atau melekat pada
individu lain yang ada di lautan.

Reproduksi seksual dan aseksual

Berdasarkan sistem reproduksi, ciri-ciri hewan porifera dapat melakukan secara


seksual dan aseksual. Berikut ini penjelasannya secara singkat antara sistem reproduksi
hewan porifera secara seksual dan aseksual. Seksual adalah proses reproduksi hewan
porifera dengan adanya peleburan sperma dari organisme jantan dan ovum dari organisme
betina. Kemudian terjadi pembentukan zigot dan membentuk larva. Selanjutnya larva akan
membentuk individu baru. Aseksual adalah proses reproduksi hewan porifera dengan
membentuk kuncup atau tunas dimana mereka akan memisahkan diri dari induknya.

Pencernaan intraselular

Makanan porifera berupa partikel zat organik atau makhluk hidup kecil yang masuk
bersama air dengan melalui pori-pori tubuhnya. Makanan lalu ditangkap oleh flagel
dikoanosit yang kemudian dicerna di dalam koanosit. Dengan begitu pencernaannya
dilakukan secara intraselluler.

Tidak memiliki alat gerak.

6
2. Ciri-ciri khusus Porifera
Tubuh memiliki banyak pori yang merupakan system saluran air yang

menghubungkan bagian luar dan bagian dalam tubuh.

Ada spikula dalam rangka hewan porifera

Spikula pada hewan porifera memiliki fungsi sebagai pembentuk rangka. Adapun
spikula terbentuk pada tubuh hewan porifera karena mengandung zat kapur atau zat silikat.
Setiap individu hewan porifera memiliki bentuk spikula yang berbeda-beda tergantung
klasifikasi pada porifera.

Struktur tubuh dibagi atas tiga bagian.

Lapisan tubuh pada hewan porifera terdiri dari lapisa luar, ostium dan lapisan dalam.
Berikut ini penjelasan terkait struktur dan lapisan pada tubuh hewan porifera. Lapisan luar
(epidermis) adalah lapisan sel terluar yang terdiri dari sel pinokosit(sel kulit/sel dermal).
Sel pinakosit merupakan sel berbentuk pipih. Saluran ostium adalah saluran yang di isi oleh
sel porosit. Fungsi sel porosit pada hewan porifera adalah mengatur membuka dan
menutupnya saluran ostium.Lapisan dalam (endodermis) adalah lapisan sel terdalam yang
terdiri dari sel koanosit (sel leher). Pada hewan porifera, lapisan luar dan lapisan dalam
terdapat bahan kental yang disebut mesoglea. Mesoglea ini terdiri dari 2 macam sel yaitu
sel skleroblas dan sel amoeboid. sel skleroblas adalah sel yang berfungsi membentuk
spikula pada hewan porifera. Sel amoeboid berfungsi mengangkut oksigen, zat makanan
dan sisa-sisa metabolisme serta menghasilkan gelatin

Bersifat holozoik maupun saprozoik


Metazoa sederhana

Seperti yang kita ketahui bersama metazoa adalah kelompok dari hewan invertebrata
yang tidak memiliki jaringan. Jaringan dalam tubuh hewan terdiri dari sekumpulan sel yang
mana jaringan ini memiliki fungsi berbeda-beda. Oleh karena hewan porifera tidak
memiliki metozoa, oleh karena itu jaringan penyokong pada hewan porifera tidak memiliki
fungsi.

3. Nama dan letak alat/organ penyusun sistem tubuh hewan porifera


Porifera berasal dari 2 kata yaitu porus (pori) dan fer (membawa). Sehingga porifera dapat
diartikan sebagai hewan berpori. Porifera merupakan salah satu filum dari hewan multiseluler
paling sederhana yang hidup di perairan tawar dan laut dengan melekat pada substrat (sesil).
Porifera memiliki beragam bentuk tubuh antara lain tabung, vas bunga, mangkuk, sarung tinju,

7
kubah, empat, genta, dan globular serta bercabang seperti tumbuhan dengan tekstur tubuh keras,
koma, dan mudah hancur, serta kompresibel atau tidak kompresibel. Ukuran tubuh porifera
beragam mulai dari 1 mm sampai ketinggian 2 m. Porifera juga memiliki warna tubuh beragam
antara lain merah hijau, putih, orange, kuning, biru, ungu hitam, dan jingga.

Struktur tubuh porifera tersusun atas tiga lapis sel yaitu pinakosit atau pinakoderm,
merupakan sel-sel lapisan tubuh terluar. Koanosit merupakan sel-sel lapisan tubuh paling dalam.
Dan Mesohil (mesoglea) terletak di antara lapisan luar (pinakosit) dan lapisan dalam (koanosit).
2

Gambar Struktur tubuh porifera

2
Rahmad Andreyanto, Komposisi Jenis Porifera di Zona Intertridal Pantai Bilik Barat Taman Nasional
Baluran, (Jember: Universitas Negeri Jember. 2018), hlm.3
8
Struktur tubuh hewan porifera adalah:

a. Oskula
b. Sel penutup (pinakosit)
c. Sel amobosit
d. Sel pori (porosit)
e. Pori saluran masuk (ostia)
f. Telur
g. Spikula triason
h. Mesohil
i. Sel masenkim
j. Bulu cambuk (flagella)
k. Sel kolar (choanosit)
l. Sklerosit
m. Spikula monoaxon

4. Fungsi organ penyusun sistem tubuh hewan porifera


Porifera memiliki tiga lapisan yaitu pinakosit atau pinakoderm, koanosit, dan mesohil.
Pinakosit dapat berkontraksi sehingga tubuh dapat membesar atau mengecil. Diantara pinakosit
terdapat pori-pori (ostium) yang membentuk saluran air menuju ke spongosol. Koanosit
merupakan sel-sel lapisan tubuh paling dalam yang melapisi rongga spongosol. Koanosit
berfungsi untuk mencerna makanan secara intraseluler. Mesohil (mesoglea) terletak di antara
lapisan luar (pinakosit) dan lapisan dalam (koanosit). Bisa hidup berupa protein bergelatin yang
mengandung bahan tulang dan sel-sel amoeboid yang disebut amoebosit. Amoebosit memiliki
fungsi yang berbeda-beda yaitu untuk mengedarkan sari makanan dan oksigen ke sel-sel tubuh
lain, membuang partikel sisa-sisa metabolisme, membuat spikula (serat spons), dan membentuk
sel reproduktif.3

Tubuh spons dipenuhi oleh lubang kecil atau pori-pori yang disebut usia yang dilalui
sejumlah besar air.air ini merupakan sumber nutrisi dan oksigen dan juga akan membawa zat
zat buangan dari hewan tersebut. Air masuk ke tubuh spons melalui ostia mengalir masuk ke
dalam rongga yang besar yang disebut spongosol. Air ini kemudian keluar dari spongosol
melalui lubang besar disebut oskulum.

3
Ibid, hlm.4

9
Dinding tubuhnya relatif sederhana. Permukaan bagian luar ditutupi oleh sel-sel yang rata
yaitu pinakosit yang secara bersama-sama membentuk pinakoderm. bagian besar dari pinakosit
mensekresikan material yang dapat merekatkan spons pada substratnya. Selain yang terdapat
pada pinakoderm adalah porosit. porosit berasal dari pinakosit melalui pembentukan dari
lubang-lubang intraseluler, sel ini berbentuk tube yang membentuk ostia, bersifat kontraktil dan
dapat membuka atau menutup pori-pori untuk mengatur diameter ostia.

Lapisan kedua adalah koanoderm. Tersusun dari koanosit yang mempunyai sel-sel leher
(Kolar). Koanosit merupakan sel-sel berflagela yang membentuk koanoderm dan dapat
membuat arus yang mendorong air melalui sistem saluran. Flagela selalu dikelilingi oleh sel-
sel leher (Kolar) yang terdiri dari sejumlah sitoplasmik mikrovili. Bersandar pada mesohil
berpegang dalam suatu tempat oleh interdigitasi permukaan dasar yang berdekatan. Koanosit
mempunyai peran yang besar dalam fagositosis dan dan pinositosis oleh karena itu mempunyai
vakuola makanan. Sirkulasi air melalui dan mengelilingi kolar di mana bakteri dan partikel
mainan yang kecil terperangkap dan masuk ke dalam vakuola makanan.

Lapisan ketiga adalah mesohil. lapisan ini merupakan suatu matriks protein yang terletak
antara pinakoderm dan koanoderm, bahan rangka dengan semua tipe sel hanya ditemukan dalam
lapisan ini titik di dalam mesohil terdapat beberapa tipe sel ameboid yang beberapa diantaranya
dapat mensekresikan berbagai elemen kerangka spons. Kerangka berupa serat kolagen yang
dikeluarkan oleh sel yang disebut kolensit, loposit, dan spongosit. Fungsi utama kolensit dan
loposit adalah mensekresikan penyebaran serat kolagen yang terdapat secara intraseluler pada
semua spons. Sedangkan spongosit menghasilkan serat pendukung kolagen yang disebut
sebagai spongin. Spongosit menjalankan fungsinya dalam kelompok kelompok dan biasanya
dibungkus di sekelilingnya oleh spikula atau serat kolagen. Sedangkan sel yang bertanggung
jawab untuk memproduksi spikula kalkareus dan silikon pada spons adalah sclerosit.
Sejumlah tipe sclerosit mempunyai gambaran, yaitu sel-sel ini hancur setelah sekresi spikula
selesai, sedangkan yang bertanggungjawab untuk memproduksi spongin adalah spongosit.
Kedua tipe sel ini berasal dari archaeosit. Sel-sel archaeosit mempunyai banyak manfaat, selain
memproduksi spikula dan spongin, archaeosit juga penting dalam mengidentifikasi jenis,
memelihara bentuk spons dan kemungkinannya mencegah serangan predator. Sel-sel lainnya
yang terdapat dalam mesohil adalah sel sel kontraktil yang disebut miosit. Miosit biasanya
berbentuk fusiform dan berkelompok secara konsentris di sekitar sekolah dan saluran utama.
Miosit dapat dikenali karena berisi sejumlah besar mikrotubula dan mikrofilamen pada
sitoplasmanya. Miosit adalah sama dengan sel-sel otot halus pada invertebrata tingkat tinggi.

10
Selain itu, ada juga sel-sel yang disebut archaesit. Archaeosit adalah sel-sel amoeboid
yang berukuran lebih besar dari tipe sel lainnya dan merupakan sel-sel yang bergerak cepat. Sel-
sel ini mempunyai peranan utama pada sistem pencernaan dan pengangkutan makanan. Sel- sel
ini memiliki bermacam macam enzim pencernaan ( seperti fosfat, protease, amilase dan lipase)
dan dapat menerima bahan makanan dari koanosit. Sel-sel ini juga mencerna bahan makanan
langsung dari pinakoderm pada saluran air. Sebagai makrofag utama pada spons, sel- sel
archaeosit mempunyai banyak aktivitas pada sistem pencernaan, pengangkutan, dan
pengeluaran titik sebagai sel-sel yang mempunyai potensi maksimum, archaeosit adalah penting
untuk kegiatan pengembangan spons dan berbagai macam proses-proses aseksual seperti
pembentukan gemmule. Archaeosit mempunyai kemampuan untuk merubah bentuknya menjadi
beberapa tipe sel sesuai yang dibutuhkan oleh spons disebut totipotent.4

5. Habitat Hewan Porifera


Porifera termasuk hewan multiseluler (bersel banyak) yang masih primitif yang mana
fungsi jaringan dan organnya masih sederhana. Filum ini dikenal sebagai spons. Sebagian besar
hidup di laut dan hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Jumlah spesies Porifera yang
terdapat di dunia sekitar 5.000 jenis, hewan ini biasanya menetap pada fase dewasa, Porifera
memiliki larva yang bergerak aktif atau oleh hewan muda yang terbawa arus Sebelum mereka
menempel. Hewan ini hidup menetap pada suatu habitat pasir, batu-batuan atau juga pada
karang-karang mati di dasar laut. Untuk mencari makanan, hewan ini aktif mengisap dan
menyaring air melalui seluruh permukaan tubuhnya. Kebiasaan ini dapat dicontohkan pada
bentuk sponga yang memiliki kanal internal yang paling sederhana yang dinding luarnya
(pinakodermis) mengandung pori-pori (ostium). Melalui pori inilah air dan materi-materi kecil
yang terkandung di dalamnya dihisap dan disaring oleh sel-sel berbulu cambuk atau sel kolar
(choanocytes), kemudian air tersebut dipompakan keluar melalui lubang tengah (oskulum).
Sistem pengisapan dan penyaringan ini juga terjadi pada sponga yang memiliki kanal internal
yang lebih rumit, karena sistem aliran air tersebut melalui beberapa sel kolar sebelum keluar
melalui oskulum. Pada umumnya, sponga mampu memompakan air rata-rata sebanyak 10 kali
volume tubuhnya dalam waktu 1 menit, sehingga tidak salah jika hewan ini dikenal sebagai
hewan filter feeder yang paling efisien dibandingkan hewan laut lainnya (Bergquist, 1978).

4
Yunita Ramli, Struktur Morfologis dan Perkembangan Gonad Spons Aaptos aaptos (SCHMIDT 1864) (Kelas
Demospongiae) di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, (Bogor: Institut Pertanian Bogor.
2007), hlm. 10-12
11
Struktur sel sponga yang paling sederhana, a: Oskula, b: Sel penutup (pinakosit), c: Sel
amobosit, d: Sel pori (porosity), e: Pori saluran masuk (Ostium), f: Telur, g: Spikula, triaxon,
h: Mesohil, i: Sel mesenkim, j: Bulu cambuk (flagella), k: Sel kolar (choanosit), l: Sklerosit, m:
Spikula monoaxon (Buchsbaum, 1948).5

6. Klasifikasi Hewan Porifera


1. Kelas Calcarea
Salah satu kelas dari filum Porifera adalah Kelas Calcarea. Ciri-ciri dari spesies yang
termasuk dalam kelas Calcarea bersifat Calcareous, yaitu; spikula tersusun atas
kalsium karbonat yang disebut calcite (kalsit). Elemen rangka tidak berdiferensiasi
menjadi megascleres dan microscleres; spikula berkelipatan 1, 3 atau 4. Tubuh dengan
kanal tipe asconoid (askon), synconoid (sicon), atau leuconoid (leucon). Permukaan
tubuh sepeti duri. Warnanya buram (tidak mengkilat). Semua spesies dari kelas
Calcarea hidup di lautan. Dibagi menjadi 2 ordo yaitu:
Homocela, contoh Clathrinablanca
Heterocela, contoh Sycongelatinosum

Clathrina blanca

Sycongelatinosum

5
ZAKIYUL FUAD” KEANEKARAGAMAN PORIFERA DI ZONA SUB LITORAL RINON KECAMATAN
PULO ACEH SEBAGAI MATERI PENDUKUNG KINGDOM ANIMALIA DI SMAN 2 BLANG SITUNGKOH
KABUPATEN ACEH BESAR”,UIN AR-RANIRY DARUSSALAM-BANDA ACEH,10 Februari 2016, hal.12.
12
2. Kelas Hexactinellida
Kelas Hexactinellida merupakan salah satu kelas pada filum Porifera. Ciri-ciri spesies
pada kelas Hexactinellida adalah berbentuk seperti gelas atau kaca, spikula tersusun atas
silikat dan bercorak 6 spikula (hexactinal), terdapat megascleres dan microscleres, dinding
tubuh berbentuk cekung, dengan jaringan trabekular, lapisan koanosit dapat bersifat
syncytial, berada pada perairan laut, terutama pada lautan dalam. Dibagi menjadi 2 ordo
yaitu:

Hexasterophora, contoh Euplectellasp.


Amphidiscophora, contoh Aspergullumsp.

Aspergullumsp.

13
Euplectellasp.

3. Kelas Demospongiae
Demospongiae adalah Porifera yang memiliki ciri tubuh tersusun atas spikula silika,
spikula tidak tersusun atas corak 6, rangka spikula dapat tersusun atau tergantikan oleh
kolagen organik (spongin), hidup di lautan, air tawar dan pada semua kedalaman air. Dibagi
menjadi 2 ordo yaitu :

Tetractinellida contoh : Corticiumcandelabrum

Monaxida contoh : Spongillicarteri 6

6
Ibid hal. 14-16.
14
7. Peranan Porifera

Porifera memiliki banyak manfaat di kehidupan sehari-hari. Tubuh Porifera yang sudah
mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok ketika mandi ataupun mencuci. Selain itu, dapat
juga dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada pada akuarium Beberapa jenis porifera seperti
spongia dan hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi dan alat gosok.Namun, spons
mandi yang banyak digunakan umumnya adalah spons buatan, bukan berasal dari kerangka
porifera.Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker dan penyakit
lainnya. Sebagai alat spons penggosok badan dan untuk membersihkan barang-barang.Ada juga
porifera yg merugikan karena hidup melekat pada kulit tiram sehingga menurunkan kualitas
tiram di peternakan tiram.

Dalam kehidupan sehari-hari, porifera memiliki manfaat yang cukup besar bagi
manusia, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Porifera menghasilkan zat kimia yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit kanker

b. Jenis porifera Demospongia yang berada di laut digunakan untuk spons mandi sebagai
pembersih

15
c. Tempat atau sarana untuk berkembang biak pada hewan laut lainnya

d. Dapat digunakan untuk obat kontrasepsi atau KB

e. Bahan anti tumor , anti inflamasi, dan antibiotik

f. Materi yang dapat dijadikan bahan campuran industri kosmetik

g. Sebagai benteng persembunyian hewan laut dari predator

h. Dapat mempercantik hiasan pada akuarium

i. Bahan makanan hewan laut yang lainnya

j. Dapat digunakan sebagai bahan penyaring air hingga terlihat nampak jernih7

7
Arif Julian,”Makalah Porifera”, diakses dari http://independent.academia.edu/ArifJulian5?swp=tc-au-18083923
, pada tanggal 03 Oktober 2020 pukul 17.00.

16
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Prorifera memiliki ciri-ciri umum yang mudah dikenali yaitu multiseluler, diploblastik,
bersifat hemaprodit, radial simetris dan hidup menetap di perairan. Selain memiliki ciri-ciri
umum yang mudah dikenali porifera memiliki ciri-ciri khusus yaitu tubuh yang memiliki
banyak pori, memiliki spikula dalam rangkanya, struktur tubuh dibagi atas tiga bagian, bersifat
holozoik maupun saprozoik dan juga metazoa sederhana. Klasifikasi hewan Porifera yaitu ada
dua kelas yaitu Kelas Calcaera, Kelas Hexactinellida, dan Kelas Demospongiae dan juga kelas
calcaera dibagi menjadi 2 ordo yaitu Homocela, Heterocela, dan kelas hexactinellida dibagi
menjadi 2 ordo yaitu hexasterophora, ampidiscophora, dan kelas demospogiae dibagi menjadi
2 ordo yaitu tetractinellida, monaxida. Porifera berhabitat di perairan. Porifera memiliki
beberapa peranan dalam kehidupan yaitu sebagai spons mandi dan juga mempercantik hiasan
akuarium dan masih banyak lagi.

Saran

Untuk kedepannya kami berharap dapat menyusun maklah yang lebih baik lagi dan semoga
mampu menambah wawasan untuk pembaca semuanya dan diharapkan banyak orang yang
ingin meniliti dan mengembangkan mengenail filum Porifera.

17
DAFTAR PUSTAKA

Julian Arif,”Makalah Porifera”, diakses dari

http://independent.academia.edu/ArifJulian5?swp=tc-au-18083923 , pada tanggal 03


Oktober 2020 pukul 17.00.

FUAD ZAKIYUL” KEANEKARAGAMAN PORIFERA DI ZONA SUB LITORAL RINON


KECAMATAN PULO ACEH SEBAGAI MATERI PENDUKUNG KINGDOM ANIMALIA
DI SMAN 2 BLANG SITUNGKOH KABUPATEN ACEH BESAR”,UIN AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH,10 Februari 2016, hal.12.
Andreyanto Rahmad, Komposisi Jenis Porifera di Zona Intertridal Pantai Bilik Barat Taman
Nasional Baluran, (Jember: Universitas Negeri Jember. 2018), hlm.3
Amir Ichsan, Agus Budiyanto. Mengenal Spons laut (Demospogiae) Secara Umum, Jurnal
Oseana Vol. XXI Nomor 2, 1996.
Ramli Yunita, Struktur Morfologis dan Perkembangan Gonad Spons Aaptos aaptos (SCHMIDT
1864) (Kelas Demospongiae) di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta,
(Bogor: Institut Pertanian Bogor.2007), hlm. 10-12

18
19

Anda mungkin juga menyukai