PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori
yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung.
menempel pada suatu substrat di laut. Diketahui kira-kira 2500 spesies spons,
ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut Nama
filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air
beserta makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari
Tubuh spons terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut
terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-
sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran
Bentuk spons ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari spikula.
dari zat yang disebut sponging. Sponsa terdapat di perairan yang dangkal di
daerah tropis. Spons dapat diolah sehingga dapat digunakan untuk bahan atau
alat pembersih. Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada
(Porifera)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui
D. Manfaat Praktikum
A. Porifera
(sedentaire) dan bersifat non selective filter feeder (menyaring apa yang ada).
memiliki sedikit otot maupun jaringan saraf serta organ dalam. Porifera
memiliki persebaran mulai dari zona intertidal hingga zona sub tidal atau zona
sub litoral suatu perairan. Porifera umum dijumpai di perairan tropik dan sub
perairan. Perairan yang masih alami dan banyak didapati adanya porifera
namun belum terjamah tangan manusia adalah Pulo Breueh (Fuad, 2016).
B. Spons
yang diisolasi dari organisme laut telah terbukti menunjukkan bahwa spons
porifera. Spons sebagai salah satu hewan primitif yang hidup menetap dan
sumbangan yang penting terhadap komunitas bentik laut dan sangat umum
dijumpai di perairan tropic dan sub tropik. Sebarannya mulai dari zona
intertidal hingga zona subtidal pada suatu perairan. Keberadaan spons saat ini
menjadi perhatian besar bagi para peneliti karena kandungan senyawa aktif
mempunyai sifat sitotoksin, anti tumor, anti virus, anti inflamasi, anti fungi,
77% bakteri yang tersaring ini dimanfaatkan untuk makanan dan dicerna
C. Pemanfaatan Spons
umumnya diambil secara langsung dari alam dan belum ada dari hasil
budidaya. Cara seperti ini, jika dilakukan secara terus menerus diperkirakan
B. Alat Praktikum
C. Bahan Praktikum
D. Prosedur Kerja
Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga disebut hewan
disebut pori. Hewan ini sederhana karna selama hidupnya menetap pada
karang atau permukaan benda keras lainnya di dasar laut. Fylum porifera
yaitu spons hidup di air dan sebagian besar hidup di air laut yang hangat dan
dekat dengan pantai yang dangkal walaupun ada pula yang hidup pada
kedalaman 8500 meter bahkan lebih. Spons sering ditemukan hidup melekat
pada substrat yang keras dan hidupnya berkoloni yang statif atau tidak
calcarea, dimana pada anggota kelas ini mempunyai rangka yang tersusun dari
Mereka memiliki ciri khusus berupa spikula yang terbuat dari kalsium
karbonat dalam bentuk kalsit atau aragonit. Beberapa spesies memiliki tiga
ujung spikula, sedangkan pada beberapa spesies lainnya memiliki 2 atau yang
halnya dengan sistem dalam tubuhnya yang juga sangat sederhana. Tubuh
porifera tersusun atas cukup banyak sel. Akan tetapi, sel tersebut berdiri
sendiri. Maksudnya adalah sel tersebut tak membentuk sebuah kesatuan, baik
itu jaringan, organ, maupun sistem organ. Sel-sel tersebut hanya berkumpul
memang memiliki fungsi yang sama, namun itu tak lantas membuat sel
triploblastik tak jauh berbeda. Tubuh porifera tersusun atas dua lapisan, yaitu
Akan tetapi, di antara kedua lapisan itu dapat kita temui lapisan mesenkim.
Lapisan ini tak tampak secara kasat mata. Lapisan ini tersusun atas mesoglea,
yaitu suatu zat yang bersifat koloid. Mesoglea inilah yang akan menjadi
tubuh porifera.
pinakosit, mesofil dan koanosit. Ketiga struktur dari sel tersebut, baik sel
koanosit, pinakosit dan mesofil pada struktur tubuh porifera, mereka bekerja
secara sinergis, yaitu sifatnya membantu satu sama lain. Ketiganya berada di
tempat yang berbeda serta memiliki fungsi berbeda pula. Sel pinakosit terletak
di lapisan terluar dari tubuh porifera. Seperti jenis sel epidermis pada
umumnya yang berfungsi dalam hal proteksi tubuh, sel pinakosit berbentuk
pipih dan padat atau rapat hubungannya satu sama lain. Sel pinakosit juga
bersifat elastis, antara sel ini dapat ditemukan pori-pori yang disebut sebagi
tubuh. Sel mesofil berbahan dasr gelatin. Ia tersusun atas sel yang dapat
bergerak, yaitu disebut pula dengan sel amoebosit. Sel ini bersifat multifungsi,
yaitu dapat berperan sebagai alat reproduksi, alat ekskresi, serta alat peredaran
nutrisi makanan. Sel koanosit terletak paling dalam dan ia mengitari rongga
spongocoel. Sel koanosit diesbut pula sel leher karena bentuknya yang
Tubuh spons berongga dan disokong oleh mesohil, zat mirip jeli yang
tersusun dari kolagen, mesohil mengandung sel yang disebut amebosit yang
dengan spongin atau spikula, spikula tersusun dari silika atau kalsium
karbonat, spikula dihasilkan sel sklerosit. Spons selain rangka dalam juga
dihasilkan oleh pinakosit (lapisan sel terluar). Mesohil sendiri berada di antara
dua lapisan sel yaitu pinakosit dan koanosit, pinakosit berada di bagian luar
dan berfungsi menutup tubuh bagian dalam, sel-sel pinakosit berbentuk pipih
dan rapat, di antara pinakosit, tipe sel lainnya antara lain oosit dan spermatosit
rangka spons.
Spesies fylum porifera ini pada bagian tubuhnya terdapat Osculum dan
pori – pori. Pori - pori adalah lubang – lubang kecil pada tubuh prifera. Pori –
pori ini berfungsi sebagai tempat masuknya air. Bagian luar dari morfologi
ostia pada bagian luar sponge juga terdapat dinding yang terdiri dari satu
lapisan sel pipih yang disebut pinakosit, sel ini dapat melakukan gerakan
ukuran baik besar maupun kecil, sedangkan sel yang terbentuk tabung kecil
spongosoel. Osculum adalah lubang besar yang berada pada ujung badan
porifera yang berfungsi sebagai tempat pengeluaran air. Osculum terletak pada
begian paling atas dari sponge yang berbentuk seperti lubang yang
spongosoel yang berfungsi sebagai tempat mengolah air yang masuk dari
pori-pori (ostia).
Struktur anatomi Tubuh spons sendiri memiliki tekstur yang tersusun dari
fibril kolagen pada bagian mesofil, serat spongin (ditemukan pada beberapa
A. Kesimpulan
C. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
dilengkapi.
melakukan praktikum.
Faud, Z., 2016, Keanekaragaman Porifera di Zona Sub Litoral Rinon Kecamatan
Pulo Aceh sebagai Materi Pendukung Kingdom Animalia di SMAN 2
Blang Situngkoh Kabupaten Aceh Besar, Skripsi, Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry, Darussalam-Banda Aceh.
Haedar, Baru, S., Palupi, R.D., 2016, Potensi Keanekaragaman Jenis dan Sebaran
Spons di Perairan Pulau Saponda Laut Kabupaten Konawe, Jurnal Sapa
Laut, 1(1): 1-2
Putri, F.S. dan Yuni, E.H., 2018, Aktivitas Antikanker Spons Laut Kelas
Demospongiae, Jurnal Farmaka Suplemen, 16 (2): 383