Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zoologi laut adalah ilmu yang mempelajari tentang mahuk hidup yang bertulang
belakang dan tidak bertulang belakang, Porifera merupakan subkingdom dari
Metazoa, filum Porifera dianggap oleh sebagian ilmuwan taksonomis sebagai
metazoa primitif karena jaringanjaringannya tampak seperti belum terbentuk
dengan sempurna. Walaupun itulah wujud uniknya mahluk hidup yang diciptakan
oleh yang Maha kuasa dalam suatu “rancangan cerdas” penciptaan alam dan
seluruh isinya. Sampel filum Porifera adalah hewan spons yang merupakan hewan
menetap, sangat jarang kelihatan bergerak. Semua hewan spons digolongkan ke
dalam Filum Porifera dan hampir semuanya berhabitat di laut, kecuali setidak ada
150 spesies yang hidup di air tawar. Pada masa kini sebagian ilmuwan
menyebutkan hewan spons sebagai cabang tersendiri dari Metazoa dan
dinamakan kelompok Parazoa. Hewan ini melekat pada karang, pada
rangkarangka kerang laut atau di bawah geladak lantai pelabuhan dan di
permukaan batu-batuan di laut, dan di perairan tawar misal Spongilla. Bentuk
morfologi umum spesies dari Filum Porifera beraneka ragam seperti mangkuk, vas
bunga, dan yang bercabangcabang dengan ukuran diameter yaitu: 1 mm sampai
dengan 2 m; warna tubuh spons juga beraneka ragam yaitu: kelabu, merah, jingga,
kuning, biru, hitam dan violet. Kegunaan spons dalam masyarakat umum adalah
sebagai busa spons untuk berbagai kebutuhan rumah tangga (Pratomo, 2019).

B. TUJUAN

Adapun tujuan dilaksanakan praktikum ini, untuk melihat, mengenali dan


mengetahui ciri-ciri morfologi dan anatomi hewan dari phylum porifera serta
membedakan class nya berdasarkan sistem saluran air dan penyusun sponginya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Zoologi Laut

Zoologi ini berasal dari dua kata Yunani diantaranya zoion, yang artinya adalah
“hewan” sedangkan logos, yang artinya “studi tentang”. Jadi dapat atau bisa
disimpulkan bahwa definisi zoologi ini ialah salah satu ilmu yang mempelajari
mengenai hewan, baik itu seperti perkembangan embrio, evolusi, distribusi ekologi,
prilaku, serta klasifikasi hewan. Zoologi ini adalah salah satu cabang biologi yang
mempelajari mengenai struktur, fungsi, perilaku, dan juga evolusi hewan. ( Maya &
Nur, 2021)

Zoologi ini adalah salah satu cabang biologi yang mempelajari mengenai
struktur, fungsi, perilaku, dan juga evolusi hewan. Ilmu ini antara lain melingkupi
biologi molekuler, anatomi perbandingan, etologi, psikologi hewan, biologi
evolusioner, ekologi perilaku, paleontologi serta taksonomi . Kajian dari ilmiah
zoologi ini juga dimulai sejak sekitar abad ke-16. (Maya, s & Rizki Amalia Nur,
2021).

Cabang zoologi ini sangat dibutuhkan untuk para penggiat atau aktivitas alam
bebas. Mereka itu memerlukan hal ini untuk dapat menambahkan bahan makanan
serta juga bisa dijadikan sebagai penanda untuk sumber air. Zoologi ini adalah ilmu
yang mempelajari mengenai ragam macam binatang hal tersebut juga sangat
diperlukan manusia disebabkan karena untuk mengetahui segala jenis hewan yang
bisa atau dapat dimakan,kesehatan hewan serta masih banyak hal lagi, zoologi
pun sangat cocok pada bidang dokter hewan. (Maya, s & Rizki Amalia Nur, 2021).

Adapun tujuan ini ialah untuk mengetahui manfaat dari hewan baik itu sebagai
sumber makanan atau juga pengendali hama. Selain dari itu, dari zoologi juga bisa
atau dapat dikembangkan di dalam ilmu pengobatan. Dibawah ini merupakan
manfaat lain di dalam mempelajari zoologi diantaranya : Sebagai dasar ilmu untuk
ilmu pengetahuan lain, mengetahui juga hewan yang bisa atau dapat
dibudidayakan, melestarikan hewan yang akan terancam punah, membasmi hewan
yang menjadi wabah penyakit untuk dapat mengetahui segala macam hewan
yang dapat dimakan. (Maya, s & Rizki Amalia Nur, 2021)..
B. Invertebrata

Invertebrata adalah hewan yang tidak punya tulang belakang atau ruas tulang
belakang atau tulang lainnya di dalam tubuh. Invertebrata ada yang mempunyai
badan lunak dan sebagian lagi memiliki kulit yang keras untuk melindungi tubuh.
Rangka yang membangun tubuh beberapa hewan invertebrata merupakan rangka
luar yakni berada di bagian luar tubuh invertebrata. Rangka luar ini berguna untuk
membentuk dan melindungi tubuh hewan invertebrata yang biasanya bertubuh
lunak. Ciri-ciri invertebrata adalah tidak memiliki tulang belakang, pada dasarnya
memiliki ukuran yang kecil karena tidak punya struktur kompleks di tubuhnya, tidak
memiliki tulang endoskeleton yang keras, invertebrata adalah sebuah organisme
multiseluler namun tidak punya dinding sel ( Kurnia, 2019)

Invertebrata beradaptasi dengan sangat bervariasi, sehingga menghasilkan


keanekaragaman bentuk yang luar biasa, dari spesies yang hanya terdiri dari sel-
sel lapisan ganda yang pipih hingga spesiesspesies lain dengan kelenjar pemintal
sutra, duri-duri yang berputar, lusinan kaki yang berbuku, atau tantakel yang
ditutupi dengan mangkok penghisap (Rahmadina, 2019).

Invertebrata digunakan sebagai bioindikator karena mempunyai sifat hidup


yang relatif menetap dalam jangka waktu yang lama, sifat infertebrata tersebut
yang memungkinkan untuk merekam kualitas suatu perairan. Invertebrata terbagi
kedalam beberapa filum yaitu: Arthropoda; Mollusca; Echinodermata; Annelida;
Polifera; Coelenterata; Nemathelminthes; dan Platyhelminthes (Luthfi et.al, 2018).

C. Filum Porifera

Hewan spons (“sponges”) atau disebut juga sebagai kelompok Porifera


merupakan hewan multiseluler yang primitif. Tubuhnya tidak memiliki jaringan
maupun organ yang sesungguhnya. Semua hewan dewasa anggota dari phylum
porifera bersifat menempel atau menetap/sesil pada suatu dasar dan hanya
menunjukan sedikit gerakan.(Solihat, 2015)

Filum Porifera merupakan filum yang mempelajari hewan yang habitatnya


berada di lautan maupun di air tawar, porifera merupakan hewan metazoan paling
sederhana, tubuh terdiri atas banyak sel, bentuk tubuhnya seperti tabung atau
jambangan yang berpori dan di dalamnya terdapat rongga tubuh, rongga tubuh
demikian disebut spongosol, Filum Porifera biasa hidup di laut, mulai dari daerah
perairan pantai yang dangkal hingga daerah kedalaman 5,5 km, tubuhnya melekat
pada suatu dasar dan tidak dapat berpindah tempat (sesil), hewan ini termasuk
hewan multiseluler, tetapi belum memiliki jaringan, organ dan sistem organ.
Porifera memiliki ruang gastral sebagai kloaka. Pada ruangan hewan ini dikelilingi
oleh dinding yang ditembus oleh sejumlah saluran yang tersusun majemuk, pada
ruang gastral ini ujungnya terbuka yang disebut dengan oskulum. Air masuk
kedalam tubuhnya melalui lubang atau pori-pori di permukaan tubuhnya. ( Putri,
2022 ).

Bila dibandingkan dengan susunan tubuh Protozoa maka susunan tubuh


Porifera sudah lebih kompleks, sebab tubuhnya tidak terdiri atas satu sel melainkan
telah tersusun atas banyak sel. Walaupun sudah tersusun atas banyak sel, tetapi
sel-selnya masih cenderung bekerja secara mandiri (individual), artinya belum ada
koordinasi antara sel satu dengan yang lain. Dengan demikian Porifera dimasukkan
dalam golongan metazoan (hewan multiselluler) tingkat rendah, karena jaringan
tubuh yang dimilikinya masih dalam bentuk sederhana dan belum mempunyai apa
yang disebut organ tubuh, susunan syaraf serta saluran pencernaan makanan.
.(Solihat, 2015)

Ciri Khusus

Dapat diperinci bahwa tubuh Porifera mempunyai ciri-ciri khusus sebagai


berikut:

 tubuh porifera memiliki banyak pori, yang merupakan awal dari sistem
kanal (saluran air) yang menghubungkan lingkungan eksternal dengan
lingkungan internal;
 tubuh porifera tidak dilengkapi dengan apa yang disebut apendiks
(appendages) dan bagian tubuh yang dapat digerakkan;
 tubuh porifera belum memiliki sistem saluran pencernaan makanan,
adapun perncernaannya berlangsung secara intraselular;
 tubuh porifera dilengkapi dengan kerangka dalam yang tersusun atas
bentuk kristal dari spikula-spikula atau bahan fiber yang terbuat dari
bahan organik. .(Solihat, 2015)

Struktur Tubuh

Ukuran tubuh hewan spons sangat bervariasi, kebanyakan spons kalkareus


berukuran kira-kira sebesar butir padi, tetapi sebuah spons yang besar bisa
memiliki tinggi dan diameter beberapa meter. Beberapa jenis hewan ini bersimetri
radial, tetapi kebanyakan tidak teratur atau asimetris, yang menampakkan
bentuk/pola masif (seperti sebongkah batu), tegak, pipih melebar dan menempel
(“encrusting”), atau bercabang-cabang. Arsitekstur tubuh spons sangatlah unik
berkaitan dengan sistem kanal atau saluran air dan sifatnya yang sesil. Struktur
dasar dan histologi dari spons dapat dimulai dengan meneliti bentuk radial yang
primitif. Struktur tipe yang sederhana ini disebut askonoid. Tipe ini bentuknya
menyerupai tabung dan kecil. Spons askonoid umumunya tidak soliter, tetapi
merupakan kumpulan dari tabung yang bagian dasarnya fusi menjadi satu. Bagian
permukaan tubuh spons askon berlubang-lubang kecil (pori) yang disebut prosopil
yang merupakan tempat masuknya air dari luar. Pori masuk akan bermuara pada
spongocoel (rongga sentral) dan rongga sentral tersebut bermuara pada sebuah
lubang besar yang disebut oskulum. Dinding tubuh Porifera relatif sederhana,
bagian permukaan luar tertutupi oleh sel-sel pipih yang disebut pinakosit, dan
secara keseluruhan disebut pinakoderm. Setiap pori dibentuk oleh porosit, sebuah
sel yang bentuknya seperti tabung pendek yang memanjang dari permukaan luar
sampai ke spongocoel. Lubang dari porosit sebagai lubang masuknya air, disebut
ostium. Kerangka tubuh relatif kompleks dan dapat menjadi penyokong bagi sel-sel
hidup pada tubuh hewan spons. Kerangka tubuh dapat tersusun dari spikula kapur,
spikula silika, serabut protein spongin, atau kombinasi dari dua jenis dengan yang
terakhir. .(Solihat, 2015)
III. METODE PENILITIAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Pengenalan Phylum Porifera dilaksanakan pada hari selasa, 7 Maret


pada pukul 15.45 – 17.45 WITA di Laboratorium Biologi Laut, Fakultas Ilmu
kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum pengenalan phylum porifera


adalah:

NO ALAT KEGUNAAN

1 Mikroskop Digunakan untuk mengamati bagian partikel yang


terkecil

2 Nampan Sebagai wadah sampel

3 Kaca pembesar Melihat bagian-bagian sampel


(lup)

4 Tissue Untuk membersihkan alat yang digunakan

5 Pinset Digunakan mengambil sampel kecil

6 Kaca prepate 2 Untuk meletakkan bagian sel


buah

7 Object glass 2 buah Untuk menempatkan objek yang akan dilihat

.
Bahan yang digunakan pada praktikum pengenalan phylum porifera adalah

No Bahan Kegunaan

1 Baycleen 1 sachet Membersihkan sampel dan menghilangkan bau

2 Referensi phylum Mengetahui kegiatan yang akan dilakukan selama


porifera laboratorium

3 Aquades untuk menghilangkan kristal atau “bleach” pada


larutan sponge.

C. Cara Kerja

Pengenalan sampel phylum porifera dapat dilihat secara morfologinya dan


anatominya.

1. Morfologi

Peretama-tama siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan dalam praktikum
kemudia letakkan sampel sponge di atas nampan dan amati morfologinya dengan
seksama, setelah itu amati, bagaimana bentuk pertumbuhan sampel apakah
massive (tidak beraturan), encrusting (menjalar), branching (bercabang-cabang),
palmate (menyerupai tangan), digitate (menyerupai jari), globular (menyerupai
bola), stipitate (menyerupai jarum pentul), foliaceous (menyerupai daun), tubular
(menyerupai tabung), atau cuplike (mangkok/gelas).

Lalu amati lagi bentuk tubuh, substrat, bentuk permukaan dan tekstur apakah
smooth (rata tidak ada lekukan), tuberculate (berkutil/bulatan-bulatan kecil),
conulate (tonjolan kerucut /piramidal), fistulate (berlembah pendek), papillate
(berlembah tinggi seperti tali tabung), branching processes (berlembah lebih
panjang dan saling berpotongan) atau oscular chimneys (tonjolan mirip
tabung),amati juga warna dan penunjukannya.

2. Anatomi

Untuk mengamati anatomi, pertama-tama gunakan pisau bedah, belah sampel


sponge secara melintang dengan menggunakan pisau bedah lalu amati dengan
seksama anatominya dan amati spongocoelnya dan tipe sirkulasi airnya apakah
masuk dalam asconoid, syconoid atau leuconoid.Dengan menggunakan pinset,
ambil sedikit bagian dari sponge (ambil dari bagian anatominya), letakkan di cawan
petri. Hancurkan bagian sponge yang telah diambil dengan pinset hingga larut, lalu
teteskan bayclean ke atasnya dengan menggunakan pipet tetes. Cuci kembali
dengan menggunakan akuades agar kristal atau “bleach” pada larutan sponge
menghilang. Dengan menggunakan pipet tetes, ambil secukupnya bagian sponge
yang telah dibersihkan, kemudian teteskan kembali diatas kaca preparat dan tutup
bagian atas kaca preparat dengan object glass lalu amati di bawah mikroskop dan
tentukan jenis spikula apa yang terkandung dalam
IV. HASIL

GAMBAR SAMPEL

 Petrosia nigricans

 Spikula bentuk oxea (a), style (d), strongstyle (b), subtylostyle (c)

 Clathria sp.
 System sirkulasi Leucon

 Aaptos sp.

Spikula monoaksom
V. PEMBAHASAN
VI. PENUTUP
LAPORAN PRAKTIKUM I

PENGENALAN PHYLUM PORIFERA

OLEH :

NAMA : MUH. SULTANG MAULANA


NIM : L011221099
KELOMPOK : 4 (EMPAT) C
ASISTEN : MUH. AKBAR

LABORATORIUM BIOLOGI LAUT


DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022

Anda mungkin juga menyukai