Porifera merupakan salah satu filum dari kingdom animalia yang sangatprimitif yang hidup di
alam. Kata porifera berasal dari bahasa latin, porus yang berarti lubang kecil atau pori dan ferre yang
berarti mempunyai. Porifera dapat diartikan hewan yang memiliki pori pada strukturtubuhnya,
diplobastik, simetri radial, tersusun atas sel-sel yang bekerjasecara mandiri. Fase dewasa bersifat sesil,
dan berkoloni. Habitat umumnya air laut dan ada yang di air tawar (kusnadi, 2011).
Porifera berkembang biak secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual yaitu
dengan pembentukan tunas (budding). Tunas atau budding yang dihasilkan tersebut kemudian
memisahkan diri dari induknya dan hidup sebagai individu baru, atau tetap menempel pada induknya
sehingga menambah jumlah bagian-bagian dari kelompok porifera. Sedangkan perkembangbiakan secara
seksual terjadi dengan cara peleburan antara sel telur dan spermatozoid, dan menghasilkan zigot dan
selanjutnya berkembang menjadi larva berflagel, larva tersebut dapat berenang dan
keluar melalui osculum.
Tubuh porifera masih diorganisasi pada tingkat seluler, artinya tersusun atas sel-sel yang
cenderung bekerja secara mandiri. Porifera dikenal juga sebagai hewan berpori. Dibanding dengan
protozoa maka susunan tubuh porifera lebih komplek. Tubuh porifera tidak lagi terdiri atas satu sel
malainkan telah tersusun atas banyak sel. Berdasarkan sejarah embrionalnya dan ciri-ciri khusus yang
dimiliki oleh porifera beberapa ahli memasukan porifera ke dalam kelompok parazoa atau hewan
sampingan. (Satino, 2004).
Hewan multiselular yang paling primitif- Suatu hewan disebut denganmultiselular jika tubuhnya
terdiri atas bermacam-macam jaringan atau tersusun lebih dari satu jaringan. Filum Porifera
digolongkan ke dalam multiselular karena tubuhnya tersusun atas berbagai karingan.
Habitatnya berada di perairan laut dangkal- Habitat Porifera pada umumnya berada pada perairan
dangkal dengan kedalaman 3,5 meter.
Bentuk tubuh porifera seperti vas bunga/ piala di wilayah perairan- meski pun tubuhnya
menyerupai piala/ vas bunga di dalam perairan, namun sebenarnya Porifera tidak memiliki bentuk
pasti, pada umumnya tubuh Porifera asimetris. Berbeda dengan tubuh manusia atau hewan lain
yang simetris jika tubuh Porifera dibagi dua lalu dihubungkan, maka bagian satu dengan yang
lainnya tidak memiliki kecocokan yang serupa.
Tubuhnya tidak memiliki rongga sejati- Rongga tubuh Porifera tidak sejati, tidak dapat dibedakan
seperti mata, hidung, telinga manusia. Sebab organ tubuh porifera bersifat parazoa.
Porifera dewasa hidup secara Sesil – Porifera dewasa di perairan hidup secara Sesil atau melekat
pada substrak tertentu. Substrak tersebut dapat berupa batuan ataupun karang. Namun Sesil
berbeda dengan parasitisme, melekatnya porifera tidak mengganggu substrak yang ditempeli.
Porifera tidak memiliki sistem saraf, pencernaan, ekskresi dan pernapasan – Akibat tidak
memiliki organ yang sejati. Porifera tidak memiliki sistem saraf, sistem pencernaan, sistem
ekskresi dan system pernapasan seperti kebanyakan hewan lain. Semua sistem dalam tubuhnya
hanya terjadi melalui aliran/saluran air yang keluar-masuk melalui pori-pori tubuh.
Memiliki tiga tipe saluran air- Porifera memiliki tiga tipe saluran air yaitu ascon, sycon dan
leucon.
Tubuhnya terdiri dari dua lapisan sel- sel luarnya tersusun atas sel-sel pinakosit yang berbentuk
pipih.
Lapisan luar yang terdapat lubang kecil (ostia) yang dihubungkan oleh saluran rongga tubuh.
Lapisan dalam tersusun oleh lapisan berleher dan berflagel yang berfungsi mencerna makanan,
sel tersebut disebut koanosit.
Diantara lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam (koanosit) terdapat lapisan tengah berbahan
kental yang disebut mesoglea.
Di dalam mesoglea terdapat beberapa sel- Sel yang terdapat dalam mesoglea yaitu; amubosit,
sklerobasdan arkheosit.
Kegunaan sel amubosit dan sklerobas- Sel amubosit berfungsi untuk mengambil makanan yang
telah selesai dicerna oleh koanosit. Sel skleroblas berfungsi untuk membentu duri (spongin).
Spongin tersusun oleh serabut spongin yang lunak berongga berbentuk seperti spons.
Fungsi sel Arkheosit- Sel arkheosit berfungsi untuk bereproduksi seperti membuat tunas dan
gamet, serta berperan dalam regenerasi apabila terdapat sel-sel atau jaringan yang rusak.
MORFOLOGI PORIFERA
Ukuran tubuh porifera sangat bervariasi, dari sebesar kacang polong sampai setinggi 90 cm dan
lebar 1 m. Bentuk tubuh spons juga bermacam-macam, beberapa simetri radial, tetapi kebanyakan
berbentuk tidak beraturan dengan pola bervariasi.
Genus Leucosolenia adalah salah satu jenis spons yang bentuknya sangat sederhana, seperti
kumpulan jambangan kecil yang berhubungan satu sama lain pada bagian pangkalnya, hidup di laut
menempel pada satu karang di bawah batas air surut terendah.
Di dalam setiap individu yang berbentuk seperti jambangan tersebut terdapat rongga yang
disebut spongocoel atau atrium. Pada permukaan tubuh terdapat lubang-lubang atau pori-pori yang
merupakan lubang air masuk ke Spongocoel, untuk akhirnya keluar melalui Osculum.
Pada dasarnya dinding tubuh porifera terdiri atas tiga lapisan, yaitu :
1. Pinacocyte atau Pinacoderm
Pinacocyte atau Pinacoderm, seperti epidermis berfungsi untuk melindungi tubuh bagian dalam. Bagian
sel Pinacocyte dapat berkontraksi atau berkerut, sehingga seluruh tubuh hewan dapat sedikit membesar
atau mengecil.
3. Choanocyte
Choanocyte, yang melapisi rongga atrium atau spongocoel. Bentuk Choanocyte agak lonjong, ujung
yang satu melekat pada mesohyl dan ujung yang lain berada di Spongocoel serta dilengkapi sebuah
flagelum yang dikelilingi kelepak dari fibril. Getaran flagela pada lapisan Choanocyte menghasilkan arus
air di dalam Spongocoel ke arah Osculum, sedangkan fibril berfungsi sebagai alat penangkap makanan.
Hewan ini termasuk hewan multiseluler, tetapi belum memiliki jaringan, organ dan sistem organ.
Porifera memiliki ruang gastral sebagai kloaka. Pada ruangan hewan ini dikelilingi oleh dinding yang
ditembus oleh sejumlah saluran yang tersusun majemuk, pada ruang gastral ini ujungnya terbuka yang
disebut dengan oskulum. Air masuk kedalam tubuhnya melalui lubang atau pori-pori di permukaan
tubuhnya.
Dapat dikatakan bahwa tubuhnya yang berpori-pori tersebut berfungsi untuk menangkap
makanannya. Kemudian makan dicerna dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel amuboid struktur tubuh
Porifera bersifat diploblastis karena terdiri atas dua lapisan sel tunas. Pada laipasan luar yang tersusun
dari pinakosit dan mesoglea mengandung sel amuboid dan lapisan dalam yang tersusun dari koanosit.
Hidup dan tersebar pada perairan jernih, dasar perairan berpasir, berkarang, pada kedalaman 25-
30 m, Salinitas 32-35 permil dan suhu 23-25 C. Dari 3000 spesies, diantaranya 1.500 hidup di air tawar
yang jernih, pada kedalaan 2-4 m. spons amat peka dengan factor lingkungan yaitu: Ca, Si, pH dan CO2
A. HEXACTINELLIDA
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Hexactinellida (Schmidt, 1870)
Sub Kelas : Hexasterophora dan Amphidiscophora
Order : Amphidiscosida
Order : Aulocalycoida, Hexactinosa dan Lychniscosa
Hexactinelida merupakan porifera yang tersebar luas pada semua lautan. Habitat utama dari
porifera ini adalah pada lautan dalam. Ciri yang membedakan kelas ini dari kelas lain adalah kerangkanya
yang disusun oleh spikula silikat. Kerangka spons pada kelas hexactinelida tidak memiliki jaringan
spongin. Sel epithelium dermal dan koanosit terbatas pada bentuk-bentuk ruang yang tersembunyi.
B. DEMOSPONGIAE
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Demospongiae
Ordo : Halichondrida
Porifera yang termasuk dalam kelas Demospongia memiliki kerangka berupa empat spikula silica
atau dari serabut spongin atau keduanya. Beberapa bentuk primitive tidak memiliki rangka. Tipe saluran
air yang ada pada spons ini berupa Leuconoid. Porifera yang masuk dalam kelompok. Demospongia
memiliki penyebaran yang paling luas dari daerah tidal hingga kedalaman abvasal. Beberapa bentuk
memiliki habitat di air tawar.
C. Calcarea Calcarea
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Calcarea
Calcarea merupakan spons yang hidup di laut. Spons ini memiki kerangka spikula dari zat kapur
yang tidak terdeferensiasi menjadi megaskleres dan mikroskleres. Bentuk spons ini bervariasi dari bentuk
yang menyerupai vas dengan simetri radial hingga bentuk bentuk koloni yang membentuk bangunan
serupa anyaman dari pembuluh-pembuluh yang kecil hingga lembaran dan bahkan ada yang mencapai
bentuk raksasa.
1. Ordo Leucosolenida
Tipe ini memiliki struktur Asconoid. Contoh Leucosolenia
2. Ordo Sycettida
Tipe saluran air yang ada pada ordo ini ada yang berupa Syconoid atau Leuconoid. Contoh Sycon.
Ciri khas yang ada sub kelas Calcinea adalah larvanya yang berupa parenchymula dan flagella
dari koanosit muncul tersendiri dari nucleus koanosit yang menempati dasar sel.Pada sebagian besar
spesies triradiata , spikula memiliki ukuran yang sama. Bentuk Leuconoid yang ada pada sub kelas ini
tidak berasal dari tipe syconoid tetapi langsung berupa anyaman dari asconoid.
1. Ordo Clathrinida
Ciri khas dari ordo ini adalah tipe saluran airnya berupa asconoid yang secara permanen serta
tidak memiliki membrane dermal atau korteks.Contoh Clathrina
2. Ordo Leucettida
Ciri khas dari Ordo ini adalah tipe saluran air yang berupa Syconoid hingga Leuconoid dengan
membrane dermal atau korteks yang jelas.Contoh Leucascus levcetta.
3. Ordo Pharetronida
Ciri khas yang ada pada ordo ini adalah tipe saluran airnya yang berupa Leuconoid dan rangka
tersusun dari spikula quadriradiata yang disertai penguat calcareous.Contoh Petrobiona dan Minchinella.
Gerak pada porifera hampir tidak ada atau tidak terlihat. Hewan dewasa hidup sebagai koloni
yang sesil atau menempel pada suatu substrat. Gerak yang aktif hanya dilakukan saat masih larva
(Amphiblastula). Sedikit gerak pengkerutan tubuhnya karena bagian tepi pinakosit yang dikontraksikan.
Jadi hewan ini belum memiliki alat gerak aktif, seperti halya sel-sel otot pada hewan-hewan tingkat
tinggi, terutama kelompok Vertebrata (Kastawi, 2001).
Dibagian dalam mesenchym di dapat choanocyte berflagel atau sel leher yang melapisi
spongocoel, sehingga dengan flagelnya dapat mengalirkan air ke osculum. Saluran air masuk berfunsi
untuk :
-Membawa makanan
-Membawa oksigen
- Membawa gamet jantan
Saluran air keluar berfungsi untuk mengeluarkan:
- Sisa makanan/ ekskresi
- Sisa metabolism
- CO2
- Mengeluarkan Spermatozoa
Saluran air yang terdapat di dalam tubuh Asconoid adalah:
OstiumPorocyteSpongocoelOscoelum
2. Syconoid
Pada Spon ini dinding tubuhnya terjadi lipatan evaginasi ke arah luar sehingga membentuk incuren
canal yang dilapirsi sel epidermis. Selanjutnya invaginasi atau lipatan ke dalam sehingga terbentuk bagian
gelembung didalam tubuh, membnetuk radial canal yang dikelilingi oleh sel choanocyte yang berflagella
(flagellare canal). Berdasarkan hal tersebut terbentuk atau canal pada sicon
yaitu:
Incurent canalProsopilFlagellated canalApongocoelOsculum
3. Leuconoid
Pada jenis leoconoid derajat liptan diding tubuh terjadi lebih aktif, sehingga struktur tubuh radial
symetris menjadi hilang dan terbentuk irregular atau tidak beraturan. Pada Flagellated canal juga
mengadakan lipatan sehingga membentuk flagellated camber (bulat- bulat kecil) sebagai akibatnya
spongoceoel kecil dan atau hilang dan tinggalah saluran-saluran air yang menuju ke osculum dan osculum
lebih dari satu saluran air nya yang terbentuk sebagai berikut:
Dermal poresubdermal poreIncuren canal bercabangProsopilFlagellaterd
chamberApopoilExurent canalOsculum
Makanan porifera tersebut berupa partikel zat organik atau juga makhluk hidup kecil yang masuk
bersama air dengan melalui pori-pori tubuhnya. makanan lalu ditangkap oleh si flagel dikoanosit yang
kemudian dicerna di dalam koanosit. Dengan demikian pencernaannya tersebut dengan secara
intraselluler. setelah dicerna, zat makanan tersebut kemudian diedarkan oleh sel-sel amubosit ke sel-sel
lainnya. Zat sisa makanan yang dikeluarkan dengan melalui oskulum bersamaan dengan sirkulasi air.
proses pencernaan makana porifera bersifat holozoik dan saprozoik. partikel-paertikel makanan
menempel pada kolar. Saat itu mikrovili-mikrovili koanosit bertindak sebgaia filter. Makanan yang telah
disaring oleh filter-filter diolah di dalam vakuola makanan dengan bantuan enzim-enzim pencernaan.
vakuola tadi kemudian mengadakan gerakan siklosis. Setelah itu zat-zat makanan diedarkan ke seluruh
tubuh secara difusi dan osmosis oleh amubosit. (rusyana, 2011).
Ekskresi
Sistem ekskresi zat-zat sampah sisa metabolism diedarkan dari internal tubuhnya oleh amubosit
ke saluran air dan keluar melalui osculum.
RESPIRASI
Hampirr setiap sel-sel tubuh berhubungan langsung dengan air. Oksigen diperairan masuk
kedalam tubuh melalui saluran air atau canal dan selanjutnya terjadi penyerapan atau terdigusi kedalam
sel-sel tubuh, sedangkan CO2 dikeluarkan melalui saluran air.
Sistem Pernafasan
Alat pernafasan terdiri atas sel-sel pinakosit (bagian luar), dan koanosit (bagian dalam). Oksigen
yang telah ditangkap oleh kedua jenis sel tersebut diedarkan ke seluruh tumbuh oleh sel-sel amubosit
(Rusyana, 2011).
REPRODUKSI PORIFERA
Porifera mempunyai kemampuan melakukan regenerasi yang tinggi. Bagian tubuh spons yang
terpotong atau rusak, akan mengalami regenerasi menjadi utuh kembali. Kemampuan melakukan
regenerasi ada batasnya, misalnya potongan spons leuconoid harus lebih besar dari 0,4 mm dan
mempunyai beberapa sel choanocyte supaya mampu melakukan regenerasi menjadi spons baru yang
kecil. Porifera ada yang bersifat monosious (hermafrodit) dan ada juga yang bersifat diosious. Porifera
berkembang biak dilakukan secara aseksual maupun seksual.