PENDAHULUAN
Ilmu geologi merupakan ilmu yang berhubungan dengan bumi dan segala
isinya, baik di permukaan maupun yang berada dalam bumi. Merupakan salah
satu aspek yang berkaitan langsung dengan bumi adalah paleontologi dimana ilmu
ini mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi, termasuk didalamnya hewan,
tumbuhan yang hidup di zaman lampau dan telah menjadi fosil.
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang
berarti lubang atau fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari
porifera adalah sponsa. Sponsa merupakan hewan yang hidup menempel pada
suatu subrat dilaut. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang
hidup di air tawar dan sebagian besar hidup di laut. Filum ini tubuhnya
mempunyai banyak pori. Air beserta makanan masuk melalui pori kedalam
rongga didalam tubuh dari hewan dan akhirnya keluar melalui oskulum, air yang
telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum. Berdasarkan fosil porifera yang
dapat ditemukan menunjukan bahwa sponsa adalah salah satu hewan yang
pertama kali muncul dibumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa ada hewan yang
berkembang dari sponsa.
Colenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidar adalah filum hewan
yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Colentarata berasal dari kata coelos
yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi, colentarata adalah hewan
yang memiliki rongga didalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ
pencernaan makanan. Colenterata disebut sebagai hewan sederhana karena
jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksertnal.
Beberapa jenis cerlenterata dapat dimanfaatkan sebagai bahan bisa diolah menjadi
agar-agar. Sebagian lain membentuk terumbu karang yang bisa menahan
gelombang.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui ciri-ciri
dan mengidentifikasikan Filum Porifera dan Colentarata. Adapun tujuan
praktikum ini adalah:
1. Praktikan dapat mengetahui ciri-ciri dan anatomi dari Filum Porifera dan
Colentarata
2. Praktikan dapat mengetahui morfologi dan klasifikasi dari Filum Porifera dan
Colentarata
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Porifera
Kata porifera berasal dari bahasa latin yaitu Poruos artinya pori (lubang
kecil) dan Ferre artinya membawa. Jadi Porifera merupakan hewan yang
mempunyai tubuh berpori, dikenal juga sebagai spone atau spons. Porifera
merupakan kelompok hewan yang terdiri dari banyak sel yang disebut juga
sebagai Metazoa. Hewan ini berbeda dengan kelompok hewan metasel lainnya,
dimana sel atau jaringan pada binatang ini tidak tersusun secara permanen,
mereka merupakan kelompok hewan metazoa yang sederhana atau masih pada
tingkatan sel. Semua kelompok hewan ini hidup secara menambatkan diri pada
tempat hidupnya atau secara sessile dilaut. Mengambil makanan secara suspensi
dalam rongga tubuh dari aliran arus air yang membawa bahan makanan akibat
gerakan flagellata, dimana flagellanya ini tumbuh pada sel yang disebut sebagai
chonostyle yaitu sel serba guna, spongia ini tidak mempunyai mulut. Binatang ini
mempunyai jangka hidup yang sangat panjang, dimulai dari Zaman prakambrium
sampai sekarang. (Tim Asisten Paleontologi, 2019)
Filum porifera termasuk hewan yang bersel banyak serta mempunyai
susunan yang paling sederhana. Perkataan porifera berasal dari perkataan lain
porus artinya lubang kecil dan farre artinya membawa, jadi porifera adalah
hewan yang dinding tubuhnya berlobang-lobang ataupun memiliki saluran-
saluran. Contoh yang terkenal dari hewan ini adalah sponsa. Porifera mempunyai
kiasan hidup yang panjang sekali yaitu mulai dari Kambrium sampai sekarang
malahan besar kemungkinannya bahwa hewan ini telah muncul di zaman geologi
sebelum Kambrium. (Mustagfirin Amin, 2013)
2.1.2 Ciri Umum
Anggota filum porifera (Yunani; poros, pori atau saluran; Latin; feres,
memiliki) dikenal sebagai sepon (sponges). Sepon kebanyakan hidup diperairan
dangkal, sebagian besar atau 5000 spesies hidup di laut dan sisanya hidup di air
tawar. Dalam hidupnya spons sangat tergantung pada partikel partikel tersuspensi
di dalam air sebagai makananya menempel pada berbagai macam substrat, seperti
bebatuan, pecahan cangkang dan karang. Beberapa spesies bahkan ada yang hidup
di pasir dan di dasar lumpur ( Wisnu Wardhana, 2014 )
Porifera dapat dibagi menjdi tiga kelas utama. Pembagian itu didasarkan atas
jenis bahan yang menyusun spicula,terutama pada kelas Calcarea dan kelas
Hyalospongia. Klas plosangia terdiri dari sponsa primitis yang hanya hidup pada
zaman Kambrium. ( Amin Mustagfirin, 2013)
Filum Porifera sampai saat ini terbagi menjadi kelas Calcarea,
Demospongiae, Sclerospongiae, dan Hexactinellida. Mereka dikelompokkan
menjadi empat kelas berdasarkan bentuk system aliran airnya yaitu askon
(asconoid), sikon (syconoid), dan leukon (leuconoid). Hampir semua spesies
berbentuk leukon. (Wisnu Wardhana, 2014)
Selain ketiga bentuk tadi, Porifera juga dapat dipisahkan menjadi beberapa
kelompok berdasarkan kompo-sisi kimiawi tubuhnya dan morfologi dari elemen
penun-jang tubuh seperti spikula. Anggota dari kelas Calcarea berspikula kapur
dan berbentuk askon, sementara kelas yang terbesar (berisi lebih dari 4000
spesies), Demospongiae berspi-kula spongin atau silika tapi bukan kapur; dan
umumnya berbentuk leukon. Semuaang-gotasepon air tawar digolongkan kedalam
kelas Demospongiae. Kelas Sclerospongiae hanya berisi beberapa spesies
berbentuk leukon dan materi rangkanya adalah kapur, silika, dan spongin.
Beberapa pakar menganggap semua spesies Sclerospongiae sebenarnya dapat
dimasukkan kekelas Calcarea dan Demospongiae dari pada memunculkan kelas
Sclerospongiae. Hexactinellida adalah kelompok sepon yang spikulanya
bercabang enam dan berbahan silisium, dikenal sebagai sepongelas (glass
sponges). Sistem kanalnya dapat berbentuk sikon atau pun leukon. Hampir semua
sepons menyukai air dangkal, tetapi sepongelas umumnya hidup di laut dalam.
2.2 Coelentrata
3.1 Metode
TAHAPAN PENDAHULUAN
TAHAPAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN LAPORAN
Gambar 3.2 diagram alur tahapan praktikum
3.3 Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. HCl
2. LKP
3. Katrol
4. Lab kasar dan lab halus
5. Penuntun
6. Literatur
7. Lembar Kerja Praktikum
8. Fosil
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran