Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Avertebrata air dapat didefinisikan sebagai hewan tidak bertulang

belakang,yang sebagian atau seluruh hidupnya didalam air dan susunan


pencernaannya terletak dibawah saluran pencernaan.Avertebrata air terbagi
menjadi delapan filum yaitu: Porifera, Coelenterata, Echinodermata, Molusca,
Plathyhelminthes, Nemalthelmintes ,Annelida dan Anthropoda
Filum brachiopoda berasal dari kata brachys yang berarti pendek dan
pous yang berarti kaki.Brachiopoda adalah hewan laut yang hidup di dalam
setangkup cangkang yang terbuat dari zat kapur atau zat tanduk. Mereka biasanya
hidup menempel pada substrat dengan semen langsung atau dengan tangkai yang
memanjang dari ujung cangkang.Hewan kecil yang halus dan bercangkang ini
dinamakan kerang lampu. Mereka sering dikira kerang karena mempunyai
setangkup cangkang.Tetapi cangkang hewan ini menghadap dorso-ventral (atasbawah),sedangkan cangkang kerang lateral (kiri-kanan).
Lingula unguis merupakan salah satu marga (genus) dari phylum
Brachiopoda yang keberadaanya sampai sekarang masih hidup di zona intertidal
dan mendapat sebutan fosil hidup atau dalam istilah asingnya living fosil.
Hewan ini lazimnya disebut kerang lentera (lamp shell). Hal ini karena bentuknya
yang menyerupai lampu minyak pada zaman Kerajaan Romawi Kuno. Hewan ini
dikenal sebagai hewan yang hidup di dalam liang pada dasar lumpur atau pasir
lumpuran.L.unguis termasuk hewan penggali pasir dengan menggunakan
semacam tungkai berotot terbuat dari organ lunak.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum filum


Brachiopoda

untuk

mengetahui

morfologi

dan

anatomi

serta

dapat

mengklasifikasi filum Brachiopoda.

B.Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari kegiatan praktikum ini untuk mengetahui dan mengamati
morfologi

dan

anatomi

filum

Brachiopoda

mengamati

serta

dapat

mengklasifikasikan filum Brachiopoda.


Manfaat praktikum sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan serta jenis-jenis mengenai filum Brachiopoda.

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi
Menurut

Erifina

(2007),

Kerang

Lentera

(Lingula

unguis)

dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :


Kingdom : Animalia
Phylum : Brachiopoda
class : Inarticulata
Ordo : Lingulida
Family : Lingulidae
Genus : Lingula
Species : L. Unguis

Gambar 1 .Morfologi Kerang lentera (L. Unguis)


(sumber: Dokumen pribadi 2016)
B. Morfologi dan Anatomi
Lingula unguis mempunyai cangkang dari zat tanduk yang terdiri dari
tangkup tetapi tidak berengsel. Kedua tangkup ini tidak seperti halnya kerang
yang terdiri dari tangkup kiri dan kanan tetapi terdiri dari bagian atas dan bawah.
Bukaan cangkang L. unguis ada di depan, tidak seperti kerang bukaanya ada di
bawah. Sebuah ruang yang luas tertutup di antara kedua tangkup cangkang di
depan tubuh adalah rongga mantel yang bagian dalamnya dilapisi oleh mantel,
sebuah katub dari dinding tubuh pada pinggiran setiap organ terdapat dua baris
tentakel yang dipenuhi oleh bulu getar (Romimohtarto dan Juwana, 2007).

Tubuh bagian dalam (anatomi) kerang lentera terdiri dari atas organ-organ
seperti hati, saluran pencernaan (usus dan lambung), kelenjar pancreas, gonad dan
otot-otot yang berfungsi sebagai penggerak organ seperti membuka dan menutup
cangkang serta gerakan memutar tubuhnya yang disebut pendukel. Bagian depan
(anterior) sebelah dalam cangkang terdapat suatu organ yang terlipat-lipat
menyerupai bentuk tapak sepatu kuda dan disebut lofofor.Organ ini dilengkapi
dengan tentakel bulu (bercillium) sebagai organ respirasi dan alat bantu untuk
menangkap makanannya. Di sisi dinding usus terdapat lubang kecil yang disebut
nephridium dan merupakan lubang pembuangan zat-zat yang tidak berguna.
Nephridium selain sebagai organ eksresi juga sebagai organ reproduksi
(Wulandari, 2006).
C. Habitat dan Penyebaran
Linngula unguis hidup di dasar perairan yang umumnya dangkal, tidak
berkoloni, daerah berlumpur dengan dapat berpindah tempat dengan peduncle
yang berfungsi sebagai tongkat. Gerakan ini juga karena adanya pengaruh pasang
surut (Romimohtarto dan Sri juwana, 2007).
Brachiopoda adalah hewan laut yang hidup di dalam setangkup cangkang
yang terbuat dari zat kapur atau zat tanduk. Mereka biasanya hidup menempel
pada substrat dengan semen langsung atau dengan tangkai yang memanjang dari
ujung cangkang (Aslan, dkk., 2010).
Sebagai hewan bentik kerang lentera sebagian besar didapatkan hidup di
dasar perairan yang umumnya dangkal, tidak berkoloni (soliter) dan menempelkan
diri dengan tangkai (pundakel) pada dasar substrat yang keras secara permanen,
seperti karang mati, dan tumpukan cangkang moluska, Lain halnya dengan

marga Lingula, di mana jenis ini umumnya hidup di dasar yang berlumpur dan
dapat berpindah tempat dengan bantuan pedunkel yang berfungsi sebagai
tongkat. Gerakan ini diduga juga karena adanya pengaruh pasang dan surut.
Kerang lentera tersebar luas di daerah tropis, terutama di daerah pasifik seperti
kepulauan IndoMalaya, perairan Jepang, Cina dan Philippina (Mudjiono dan
Muryoto Suparman, 2007).
D. Makanan dan Kebiasan Makanan
Makanan Lingula unguis adalah jasad renik yang melayang di dalam air
seperti plankton, sebagai hewan bentik yang hidup menetap pada suatu dasar atau
substrat,kerang lentara mendapatkan makanannya dengan cara menyaring
partikel-partikel yang ada di dalam air. Cara makan Lingula unguis agak berbeda
dengan hewan penyaring lainnya seperti kerang-kerangan mollusca, karena hewan
ini mempunyai organ berbulu getar (silia) yang disebut lofofor. Dengan bantuan
organ tersebut, kerang lentera dapat menangkap makanannya dan zat yang tidak
dibutuhkan akan dihalau keluar tubuh. Makanan yang didapat akan didorong
masuk ke rongga mulut dan selanjutnya ke dalam lambung untuk dicerna. Zat-zat
sisa berupa kotoran dikeluarkan melalui lubang kecil yang terdapat di dinding
usus keluar tubuh (Cannon,1933 dalam Mudjiono dan Suparman, 2008).
E. Nilai Ekonomis
Kerang Lentera (Lingula unguis) merupakan salah satu spesies yang
mempunyai nilai ekonomis yaitu sebagai protein hewani sehingga keberadaannya
di perairan diambil oleh masyarakat untuk dikonsumsi sebagai pengganti ikan
(Erifina, 2007).

III.

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 01 Mei 2016, Pukul. 13.00 WITA.
Sampai selesai Bertempat di Laboratorium Produksi Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Haluoleo.
B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat dalam
Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum filum Porifera beserta
kegunaanya.
No.
Alat dan Bahan
Kegunaan
A. Alat :
- Baki
Untuk menyimpan objek.
- Kater
Untuk membedah objek yang diamati.
- Pinset
Untuk mengambil objek yang diamati.
- Alat tulis menulis
Untuk mencatat hasil pengamatan.
- Kaca pembesar
Untuk memperbesar ukuran objek yang
diamati.
-Tisu
Untuk membersihkan kotoran.
-Mistar
Untuk mengukur panjang, lebar kerang
lentera.
-kertas leminating
Untuk menyipan objek yang di amati.

B.

Bahan :
- Spons (Spongilla sp.)
- Alkohol 70%

Sebagai Organisme pengamatan


Sebagai Bahan Untuk Menghisterilkan
Organisme

A. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan organisme yang akan di amati yang diambi
dari perairan.
2. Melatakan organisme pada kertas leminating untuk
diambil gambarnya.
3. Mengidentifikasi bagian morfologi dan anatomi dengan
membedahnya mengunakan kater diatas baki.
4. Mengambar bentuk secara morfologi dan anatomi pada
bagian-bagian organisme yang telah identifikasi dan
diberikan keterangan pada laporan sementara.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan
1. Morfologi Dan Anatomi Kerang Lentera (L. Unguis)
- Morfologi Kerang Lentera (L.Unguis)
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Cangkang
Mulut
Anterior
Silia
Posterior
Pedicle
Garis pertumbuhan

Gambar 2. Morfologi Kerang Lentera (L. unguis)


-

Anatomi Kerang Lentera (L. unguis)


Keterangan :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Gonad
Silia
Dorsal
Lambung
Lophopore
Pedicle
Mantle cavity

Gambar 3. Anatomi Kerang Lentera (L. unguis)

B. Pembahasan
Brachiopoda adalah hewan laut yang hidup didalam
setengkup cangkung yang terbuat dari zat kapur atau zat tanduk.
Mereka biasanya hidup menempel pada substrat dengan.
Organism ini sering disebut karang karena mempunyai
setangkup cangkang. Tetapi cangkang kerang menghadap dorsalventral (atas-bawah), sedangkan cangkang kerang menghadap
lateral (kiri-kanan). Hal ini sesuai pendapat Bambang Widigdo
(2006) yang menyatakan bahwa karang lentera merupakan
hewan yang hidup dalam setangkup cangkang yang menghadap
dorsal-ventral.

Pada pengamatan bentuk morfologi nampak adanya pedikel atau kaki,


setae atau bulu getar dan garis pertumbuhan. Menurut Romimohtarto (2007)
bahwa pada permukaan dalam dari tangkup atas,dekat ujung belakang melekat
satu tangkai berotot berbentuk tabung dari rongga tubuh. Selama air surut,
tangkai ini memendek untuk menarik cangkang ke dalam lubang, dan selalma air
pasang, tangkai memanjang untuk mendorong cangkang kepermukaan air.
Biasanya ujung depan cangkang tidak pernah menonjol diatas permukaan pasir
atau lumpur. Pedikel berfungsi untuk membantu pergerakan kerang lentera atau
untuk berpindah tempat. Bulu getar atau setae berfungsi sebagi indra peraba, jadi
apabila ada predator disekelilingnya maka dia dapat mengetahuinya dengan
bantuan sertae. Sedangkan garis pertumbuhan pada kerang ini menunjukkan umur
atau bentuk dewasa.
Pada pengamatan anatomi kerang lentera terlihat usus, gonad, otot,
lambung, anus dan lophophore. Hal ini didukung sesuai dengan pernyataan Ihsan
(2006), yang menyatakan bahwa tubuh bagian dalam (anatomi) kerang lentera
terdiri dari atas organ-organ seperti hati, saluran pencernaan (usus dan lambung),
kelenjar pancreas, gonad dan otot-otot yang berfungsi sebagai penggerak organ
seperti membuka dan menutup cangkang serta gerakan memutar tubuhnya yang
disebut pedicle. Bagian depan (anterior) sebelah dalam cangkang terdapat suatu
organ yang terlipat-lipat menyerupai bentuk tapak sepatu kuda dan disebut

lophophore. Organ ini dilengkapi dengan bulu (bercillium) sebagai organ respirasi
dan alat bantu untuk menangkap makanannya.s

V.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut, Morfologi kerang lentera terdiri dari pundakel atau kaki,
setae atau buu getar dan garis pertumbuhan. Anatomi dari kerang lentera
(L.Unguis) terdiri dari gonad, otak, tentakel, cangkang, dan lophophore.
B. Saran
Adapun saran saya dalam praktikum ini adalah agar sarana
dan prasarana di laboratorium dilengkapi lagi seperti mikroskop
agar kita bisa melihat lebih dalam dari segi anatominya.

DAFTAR PUSTAKA
Aslan, M., Irawati., Ramadhani. 2010. Penuntun Praktikum Avertebrata Air.
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Haluoleo. Kendari. 34
Mudjiono dan Maryoto Suparman 2008. Sekilas Tentang Kerang Lentera
Filum Brakhiopoda. Balai Penelitian dan Pengembangan Biologi
Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi - LIPI,
Jakarta. XVII:2-3 hal
Romimohtarto dan Juwana. 2007. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota
Laut. Djambatan. Jakarta. 540 hal
Romimohtarto, K. 2007. Biologi Laut. Djambatan.Jakarta. 540 hal
Wulandari, R. 2006. Studi Distribusi dan Kelimpahan kerang Lentera (Lingula
unguis) di Perairan Pantai Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten
Konawe Sulawesi Tenggara. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Haluoleo. Kendari.
Romimohtarto dan Juwana. 2007. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan tentang Biota
Laut. Djambatan. Jakarta.
Erifina, 2007. Kepadatan dan Distribusi Kerang Lentera (Lingula unguis) di
Perairan Pantai Desa Tani Indah Kecamatan Bondoala Kabupaten
Konewa. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas
Haluoleo. Kendari

Anda mungkin juga menyukai