Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN HEWAN

STRUKTUR TUBUH DAN KEANEKARAGAMAN PORIFERA

Nama : Tyara Anggita Utami Kurniawan


NIM : 21304244039
Kelas : Pendidikan Biologi C 2021
Kelompok : 3 (Vermes)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenal ciri morfologi hewan Porifera
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi macam-macam bahan penguat tubuh
Porifera
3. Mahasiswa mampu mengelompokkan contoh-contoh hewan Porifera berdasarkan
tipe dan bahan penyusun tubuhnya.

B. DASAR TEORI
a. Pengertian Porifera

Porifera dalam bahasa latin berarti pemilik pori – pori atau pore bearer ( poros
artinya pori atau sauran , feras artinya memiliki ) ( Romimohtarto, R dan Juwana, S.,
2009 ). Bisa juga disebut dengan Sponge, Sponge merupakan organisme laut
invertebrata yang berasal dari filum porifera yang dicirikan memiliki banyak pori-
pori di sepanjang tubuhnya (Hadi, 2011; Haedar et al.,2016). Istilah spons berasal dari
kata Yunani Kuno (spongos 'spons').

Mereka adalah organisme multiseluler yang memiliki tubuh yang penuh dengan
pori-pori. Termasuk kelompok hewan basal (memiliki sistem organ yang sederhana)
sebagai saudara Diploblas. Semua spons adalah hewan air sessile, artinya mereka
menempel pada permukaan bawah air dan tetap di tempatnya (yaitu, tidak melakukan
perjalanan).

b. Karakteristik Porifera

Spons memiliki organisasi tingkat seluler, yang berarti bahwa sel-sel mereka
terspesialisasi sehingga sel-sel yang berbeda melakukan fungsi yang berbeda.
Karakteristik lain dari spons termasuk sistem pori-pori dan kanal, yang dapat dilalui
air. Mereka dapat ditemukan di lingkungan laut dan air tawar pada kedalaman berapa
pun, terutama di terumbu karang, habitat bakau, dan ekosistem lamun (laut dangkal).
Porifera memilki berbagai warna, ukuran dan bentuk tubuh. Beberapa di antaranya
simetri radial, tetapi sebagian besar asimetris.

Porifera diketahui memakan bakteri dan makanan mikroskopis lainnya di dalam


air, tetapi beberapa Porifera yang hidup di lingkungan miskin makanan telah
berevolusi sebagai karnivora yang memangsa krustasea kecil. Porifera dikenal dapat
beregenerasi dari fragmen yang rusak. Banyak spesies memiliki spikula silika,
sedangkan beberapa spesies memiliki eksoskeleton kalsium karbonat.

c. Struktur Tubuh Porifera

Struktur tubuh Porifera bersifat dipbloblastis karena memiliki 2 lapisan tubuh,


yaitu endoderm dan eksoderm. Mereka didukung oleh kerangka yang terdiri dari
kolagen protein dan spikula, yang mungkin berkapur atau mengandung zat kresik.
Elemen rangka, sel-sel ameboid, dan sel lainnya tertanam dalam matriks agar-agar
yang disebut mesohyl atau mesoglea (berupa gelatin).

Pada bagian tengah tubuhnya terdapat Spongosol yang berfungsi sebagai


penghubung dengan individu lain. Pada ujung cabangnya terdapat lubang besar yang
bernama Oskulum, berungsi sebagai tempat keluarnya air. Seluruh bagian tubuh
Porifera memiliki pori-pori (Ostium) yang berfungsi sebagai tempat masuknya air.
Berdasarkan tipe saluran airnya, bentuk tubuh Porifera dapat dibedakan menjadi 3
macam, yakni Askonoid, Sikonoid, dan Leukonoid.

d. Sistem Pencernaan, Pernapasan dan Eksresi

Pencernaan makanan pada Porifera berlangsung secara intraseluler, karena proses


pencernaan yang terjadi di dalam sel. Makanan masuk melalui pori-pori yang ada di
tubuhnya (ostium), makanan ini berupa air yang di dalamnya terdapat oksigen dan
plankton. Makanan akan ditangkap dan dicerna oleh sel-sel leher (koanosit). Setelah
dicerna, makanan di angkut oleh sel-sel amebosit untuk dialirkan ke seluruh tubuh
lalu air yang sudah tidak memiliki zat-zat makanan juga akan dibawa oleh amebosit
ke spongosol lalu keluar melalui oskulum.
Sel spons menyerap oksigen melalui difusi dari air ke dalam sel saat air mengalir
melalui tubuh, lalu air yang mengandung zat-zat tidak dibutuhkan seperti karbon
dioksida dan produk limbah terlarut lainnya seperti monia akan dikeluarkan bersama-
sama melalui oskulum.

e. Reproduksi Porifera

Reproduksi dengan spons adalah dengan cara seksual dan aseksual. Reproduksi
aseksual adalah dengan tunas eksternal. Beberapa spesies juga membentuk tunas
internal, yang disebut gemula, yang dapat bertahan hidup dalam kondisi yang sangat
tidak menguntungkan, misalnya dingin atau kekeringan. Jika Porifera mati dan pecah,
maka gemula ini akan keluar dan tumbuh menjadi Porifera baru.

Kebanyakan spons adalah hermafrodit (berfungsi sebagai kedua jenis kelamin


secara bersamaan). Reproduksi seksual terjadi di mesohyl. Gamet jantan dilepaskan
ke dalam air oleh spons dan dibawa ke sistem pori tetangganya dengan cara yang
sama seperti makanan. Lalu hasil pembuahan akan menjadi zigot dan berkembang
sebagai larva bersilia. Larva tersebut akan keluar melalui oskulum kemudian melekat
di substrat untuk bertumbuh.

Seumber : Studio Siswa


f. Klasifikasi Porifera

Berdasarkan bahan penyusun rangka tubuhnya, Porifera dibagi menjadi 3 kelas,


yaitu :

a. Calcarea

Clcarea adalah kelas dalam Porifera yang memiliki spikula dari zat kapur. Hidup
di laut dangkal dan beriklim sedang. Di daerah tropis mereka berasosiasi dengan
terumbu karang. Calcarea adalah satu-satunya kelas dengan konstruksi asconoid,
syconoid dan leuconoid. Kebanyakan Calcarea tingginya 10 cm, dan warnanya
kusam. Reproduksi aseksual dengan tunas dan seksual dengan sperma dan sel telur.
Contoh : Clathrina sp. Sycon sp. dan Scypha sp.

b. Hexactinellida

Golongan ini memiliki spikula yang tersusun dari zat kresik atau silika, biasa juga
di sebut dengan spons gelas dan hidup di laut yang dalam kedalaman antara 200 dan
1000 m. Sebagian besar tampak secara simetris dan secara radial; mereka biasanya
silindris, tetapi mungkin juga berbentuk cangkir, berbentuk guci, atau bercabang.
Pewarnaan di sebagian besar pucat. Memiliki struktur tubuh sikonoid dan sedikit yang
diketahui tentang reproduksi dan perkembangan hexactinellid, secara garis besar
sama dengan kelas Porifera lainnya. Contohnya : Euplectella sp. dan Pheronema sp.

c. Demospongiae

Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenis
porifera (Dian, 2012). Demospongiae memiliki spikula yang tersusun dari serabut
spongin. Habitat mereka di lingkungan laut dari zona intertidal hingga abyssal;
beberapa spesies menghuni air tawar. Mereka memiliki struktur leukonoid, dengan
koanoderm terlipat. Reproduksi pada Demospongiae berlangsung secara seksual dan
aseksual. Memiliki warna yang cerah maupun gelap. Contohnya : Spongia sp.
g. Peranan Porifera

Porifera memiliki peran menguntungkan bagi manusia, yaitu sebagai alat


penggosok badan (spons mandi), untuk mencuci barang-barang dan senyawa
antibiotik Spons memiliki potensi obat karena keberadaan spons itu sendiri atau
simbion mikroba bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengendalikan virus,
bakteri, tumor dan jamur. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa spons mampu
menjadi bioindicator pencemaran logam berat (As, Cd, Co, Cu, Fe, Mn, dan Ni) yang
terjadi di Teluk Mannar, India (Rao et al., 2009).

C. ALAT DAN BAHAN


a. Alat yang di gunakan :
1. Mikroskop cahaya
2. Gelas benda dan penutup
3. Jarum Preparat
b. Bahan yang di gunakan :
1. HCL
2. Air
3. Eosin
c. Bahan yang diamati :
1. Spongia sp.

D. CARA KERJA

1. Pengamatan Spongia/Spikula :

Ambil sebagian kecil rangka Porifera yang tersedia, letakkan pada gelas obyek

Tetesi dengan HCl 10% biarkan beberapa saat

Amati dengan mikroskop cahaya, gambar spikula yang teramati


2. Pengamatan Sponge :

Ambil sedikit rangka tubuh sponge, cuci hingga bersi

Tipiskan dengan jarum preparat dan usahakan menjadi satu lapis sponge

Letakkan pada gelas benda, tetesi dengan sedikit air

Amati dengan mikrskop cahaya, gambar struktur yang teramati

Tetesi dengan eosin, biarkan mengering

E. ANALISIS DATA

1. Pengamatan spikula
a. Berdasarkan gambar, ada beberapa tipe spikula yang anda jumpai?
Spongia sp. memiliki spikula silikon yaitu spikula monaxon dan tetraxon yang
tersusun dari serabut spongin atau protein
b. Apakah tipe-tipe spikula yang anda temukan berkaitan dengan tipe Poriferanya?
Iya, setiap tipe porifera memiliki spikula yang berbeda-beda, kandungan zat yang
tersusun pada spikula dapat menyebabkan bentuk yang berbeda-beda
c. Sebutkan nama tipe-tipe spikula berdasarkan acuan buku yang kamu baca!
Berdasarkan bentuk
- Spikula monaxon
- Spikula tetraxon
- Spikula poliaxon
- Spikula hexaxon/triaxon
- Spikula bentuk benang-benang spongin

2. Pengamatan Spongin
a. Bagaimana tipe spongin yang anda jumpai?
Spongia sp. Memiliki spongin yang berserabut protein, mineral silika atau
keduanya.
b. Adakah spikula yang anda temukan?
Ditemukannya spikula berbentuk monaxon dan tetraxon
c. Kelompokkan hewan berspongin tersebut ke dalam kedudukan berdasarkan
pengetahuanmu ?
Spongia sp. termasuk kedalam kelas Demospongiae karena berspongin
serabut yang tersusun dari zat kresik dan berbentuk monaxon dan tetraxon
d. Deskripsikan gejala yang timbul ketika sponge tersebut ditetesi dengan larutan
HCl 10% !
Tubuh Spongia sp. terlihat berbuih dan pori-porinya (ostium) nampak lebih
jelas, dan warna permukaannya menjadi lebih terang.

F. TABEL PENGAMATAN

No Obyek Ciri Yang Diamati


Simetri Alat Cara Polimorfisme Struktur Ket
Gerak Gerak Kehidupan
1. Asimetris Tidak Tergolong Membentuk Fase sesil Termasuk
memiliki hewan koloni dan (dewasa) kedalam
sistem sesil atau memiliki Fase polip kelas
gerak tidak lubang (pori- (larva) demospon
berpindah pori) di giae,
https://eol.org/pages/ tempat seluruh menempel
1163106 tubuhnya bada
(diakses pada 12 yaitu substrat
September 2021 ostium/ostia dan
pukul 21.54 WIB) umumnya
berbentuk
masif
bulat

G. PEMBAHASAN
Praktikum keanekaragaman hewan pada materi Invertebrata dilakukan secara daring
pada 6 September 2021 membahas tentang struktur tubuh dan keanekaragaman hewan
Porifera. Pembahasan kali ini mengacu pada tujuan pembelajaran, yaitu mahasiswa
mampu mengenal ciri morfologi hewan Porifera, mahasiswa mampu mengidentifikasi
macam-macam bahan penguat tubuh Porifera, dan Mahasiswa mampu mengelompokkan
contoh-contoh hewan Porifeara berdasarkan tipe dan bahan penyusun tubuhnya.
Praktikum pada tahun ini dilakukan secara online shingga kami tidak bisa terjun langsung
ke laboratorium, kami sebagai mahasiswa melakukan pengamatan berdasarkan
penjelasan ibu dosen, presentasi dari teman-teman, dan juga membaca literatur yang ada
Porifera dalam bahasa latin berarti pemilik pori – pori atau pore bearer ( poros artinya
pori atau sauran , feras artinya memiliki ) ( Romimohtarto, R dan Juwana, S., 2009 ). Bisa
juga disebut dengan Sponge, Sponge merupakan organisme laut invertebrata yang berasal
dari filum porifera yang dicirikan memiliki banyak pori-pori di sepanjang tubuhnya
(Hadi, 2011; Haedar et al.,2016). Istilah spons berasal dari kata Yunani Kuno (spongos
'spons').
Sekitar 5000 spesies yang dikenal di seluruh dunia. Spons terutama hidup di laut,
tetapi sekitar 150 spesies hidup di air tawar. Spons memiliki organisasi tingkat seluler,
yang berarti bahwa sel-selnya terspesialisasi sehingga sel-sel yang berbeda melakukan
fungsi yang berbeda. Karakteristik lain dari spons termasuk sistem pori-pori (juga disebut
ostia) dan kanal, yang dilalui air. Pergerakan air didorong oleh pemukulan flagela, yang
terletak di sel khusus yang disebut koanosit (sel kerah). Mereka memiliki kerangka yang
terdiri dari kolagen protein dan spikula, yang mungkin berkapur atau mengandung silika.
Porifera memiliki berbagai warna, seperti orange, kuning, dan coklat karena
mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit. Ukurannya pun dapat berbeda mulai
dari 0,5 inci (1,3 cm) hingga 70 inci (178 cm). Memiliki tubuh dengan bentuk yang
menyerupai pohon, cangkir , tabung, kipas, bola, gumpalan tak berbentuk, dan banyak
lagi. Semua spons memiliki fisik yang unik yaitu memungkinkan spons untuk terus
menerus membentuk kembali tubuh mereka. Memiliki 2 bahan penyusun rangka tubuh,
yaitu spikula yang tersusun dari zat kapur atau zat kresik dan spongin yang tersusun dari
protein.
Porifera memiliki pori-pori (ostium) di seluruh tubuhnya, yang berfungsi sebagai
masuknya air, di ujung cabang nya terdapat lubang besar yang disebut oskulum, yang
berfungsi sebagai tempat keluarnya air, di bagian tengah tubuh porifera memiliki rongga
yang disebut spongosoel, berfungsi sebagai penghubung dengan individu lain. Struktur
tubuh Porifera bersifat dipbloblastis karena memiliki 2 lapisan tubuh, yaitu endoderm
yang terdiri atas sel-sel leher (koanosit) yang memiliki flagela dan berfungsi untuk
mencerna makanan, dan yang kedua adalah eksoderm, tersusun dari sel-sel epitelium
pipih (pinakosit). Dan ostium di lapisi oleh porosit yang berfungsi sebagai pengendali
membuka dan menutupnya ostium.
Berdasarkan tipe saluran airnya, bentuk tubuh Porifera dapat dibedakan menjadi 3
macam, yakni Askonoid, yaitu saluran air yang ostiumnya dihubungkan dengan saluran
lurus langsung ke spongosol, Sikonoid yaitu saluran yang ostiumnya bercabang ke
rongga-rongga yang berhubungan langsung dengan spongosol, dan Leukonoid yaitu
saluran yang paling kompleks karena memiliki banyak cabang dan lipatan.
Pencernaan makanan pada Porifera berlangsung secara intraseluler, karena proses
pencernaan yang terjadi di dalam sel. Makanan dibawa ke dalam sel individu dengan
fagositosis, Makanan masuk melalui pori-pori yang ada di tubuhnya (ostium), gerakkan
flagella pada sel leher menyebebkan aliran air dapat menyebar. Makanan ini berupa air
yang di dalamnya terdapat oksigen dan plankton. Makanan akan ditangkap dan dicerna
oleh sel-sel leher (koanosit). Setelah dicerna, makanan di angkut oleh sel-sel amebosit
untuk dialirkan ke seluruh tubuh lalu air yang sudah tidak memiliki zat-zat makanan juga
akan dibawa oleh amebosit ke spongosol lalu keluar melalui oskulum.
Sel spons menyerap oksigen melalui difusi dari air ke dalam sel saat air mengalir
melalui tubuh, lalu air yang mengandung zat-zat tidak dibutuhkan seperti karbon dioksida
dan produk limbah terlarut lainnya seperti monia akan dikeluarkan bersama-sama melalui
oskulum. Reproduksi spons adalah dengan cara seksual dan aseksual. Reproduksi
aseksual adalah dengan tunas eksternal. Beberapa spesies juga membentuk tunas internal,
yang disebut gemula, yang dapat bertahan hidup dalam kondisi yang sangat tidak
menguntungkan, misalnya dingin atau kekeringan. Jika Porifera mati dan pecah, maka
gemula ini akan keluar dan tumbuh menjadi Porifera baru.
Kebanyakan spons adalah hermafrodit (berfungsi sebagai kedua jenis kelamin secara
bersamaan). Reproduksi seksual terjadi di mesohyl. Gamet jantan dilepaskan ke dalam
air oleh spons dan dibawa ke sistem pori tetangganya dengan cara yang sama seperti
makanan. Lalu hasil pembuahan akan menjadi zigot dan berkembang sebagai larva
bersilia. Larva tersebut akan keluar melalui oskulum kemudian melekat di substrat untuk
bertumbuh. Ada tig akelas dalam filum porifera, yaitu Calcarea yang memiliki spikula
dari zat kapur, Hexactinellida yang memiliki spikula dari zat kresik, dan Demospongiae
yang memiliki spikula dari serabut spongin.
Berikut bentuk-bentuk spikula pada Porifera :

Sumber : Kabarkan.com
Berikut contoh hewan dari filum Porifera :
1. Spongia officinalis ( Greek bathing sponge )

Kingdom : Animalia

Phylum : Porifera

Class : Demospongiae

Order : Dictyoceratida

Family : Spongiidae

Genus : Spongia

Species : Spongia sp

Spongia officinalis, lebih dikenal sebagai berbagai spons mandi. Warnanya abu-
abu muda hingga hitam. Dapat ditemukan di seluruh Laut Mediterania hingga 100
meter di permukaan berbatu atau berpasir. Spongia officinalis dapat bereproduksi
baik secara aseksual, melalui tunas atau fragmentasi, atau secara seksual.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan yang sudah di uraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Jenis-jenis Porifera :
- Calcarea : memiliki spikula zat kapur
- Hexactinellida : memiliki spikula zat kresik
- Demospongiae : memiliki spikula serabut spongin
2. Ciri-ciri Porifera :
- Tubuhnya di penuhi oleh pori-pori
- Sebagian besar hidupnya di laut
- Memiliki warna-warna yang beragam
- Pencernaan intraseluler
- Merupakan hewan yang memiliki sel sederhana
- Reproduksi secara seksual dan aseksual
3. Contoh hewan Porifera antara lain : Clathrina sp. Sycon sp. Scypha sp.
Euplectella sp. Pheronema sp. Spongia sp.

I. DISKUSI
Berdasarkan data yang anda punyai dan pengetahuan dari bacaan, diskusikan
mengenai hal- hal berikut:
a. Struktur tubuh (uniseluler, multiseluler, tingkat perkembangan jaringan/organ,
simetri, dsb)
Jawab : Porifera merupakan hewan multi seluler, mayoritas hidup di perairan.
Struktur tubuhnya asimetris dan beragamam, ada yang seperti vas bunga,
jambangan, jari-jari dan radial. Struktur tubuh Porifera bersifat dipbloblastis
karena memiliki 2 lapisan tubuh, yaitu endoderm dan eksoderm. Mereka
didukung oleh kerangka yang terdiri dari kolagen protein dan spikula, yang
mungkin berkapur atau mengandung zat kresik. Elemen rangka, sel-sel ameboid,
dan sel lainnya tertanam dalam matriks agar-agar yang disebut mesohyl atau
mesoglea (berupa gelatin
b. Pola kehidupan (koloni, soliter, sesil , mobil, bebas, parasit, komensal, dsb)
Jawab : Hampir semua Porifera memiliki pola kehidupan sesil atau menetap,
tetapi saat masih menjadi larva bersilia Porifera dapat berenang bebas sebelum
menempel pada substrat dan memasuki pola hidup sesil (dewasa).
c. Kedudukan dalam taksonominya
Jawab : Kedudukan Porifera dalam taksonomi adalah sebagai filum yang
mempunyai tiga kelas yaitu Calcarea, Hexactinellida, Demospongiae. Pada kelas
Calcarea terdapat spesies Sycon sp. dan Clathrina sp. Kelas Hexactinellida
memiliki spesies Pheronema sp. dan Euplectella sp. Dan yang terakhir kelas
Demospongiae memiliki spesies Euspongia sp. Spongila sp. dsb
J. DAFTAR PUSTAKA

authors, E. (n.d.). Sponges Porifera. Retrieved from EOL:


https://eol.org/pages/3142/articles
Dian. (2012). TUGAS MAKALAH AVERTEBRATA AIR
KLASIFIKASI,MORFOLOGI, DAN ANATOMI, FISIOLOGI, REPRODUKSI
DAN NILAI EKONOMIS Spongia sp.
Myers, P. (2021). Porifera Sponges. Retrieved from Animal Diversity Web:
https://animaldiversity.org/site/accounts/information/Porifera.html
Serlin Nurhidayati, dkk. (2013). LAPORAN PRAKTIKUM AVERTEBRATA
PHYLUM PORIFERA.
K. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai