Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PRAKTIKUM TUMBUHAN

A. Pengertian
- Endemisitas
Menurut pakar biologi dan ekologi, istilah endemik atau endemis berarti eksklusif
asli pada suatu lokasi yang memiliki sifat-sifat spesifik. Tumbuhan yang hidup pada
suatu kepulauan cenderung berkembang menjadi tipe atau jenis endemik karena isolasi
geografi. (Sudarmono, 2007). Ada dua jenis tipe endemik yaitu neoendemism yang
terjadi ketika takson yang secara evolusi masih baru sehingga belum sempat untuk
menyebar ke wilayah lain, Tipe kedua adalah palaeoendemism yaitu terjadi ketika
takson yang pada awalnya mempunyai wilayah persebaran yang luas tetapi pada saat
ini persebarannya terbatas pada wilayah tertentu karena adanya eksploitasi yang
berlebihan, degradasi hutan dan tingginya tingkat kerusakan pada habitatnya (Stace,
1989; Whittaker, 2007).
- Spesiasi
Spesiasi adalah sebuah proses percabangan dari perbedaan bermacam-macam
organisme yang berasal dari nenek moyang yang sama. Salah satu masalah dalam
mempelajari spesiasi adalah prosesnya yang lama.

B. Fenomena endemisitas tetumbuhan di Indonesia


Salah satu fenomenanya adalah Flora malesiana. Flora Malesiana merupakan
tumbuhan yang tumbuh di wilayah Malesiana yang memiliki ciri-ciri sama. Kata Malesiana
mengandung arti suatu batasan kawasan geografi persebaran tumbuhan yang daerahnya
meliputi wilayah: Indonesia, Malaysia, Singapore, Brunei Darussalam, Filipina, Papua
Nuigini dan Timur Leste. misal: jati, meranti, anggrek, rotan, kayu cendana, berbagai buah
tropika dan lain-lain, di daerah ini juga terdapat 30 jenis palem. Flora Malesina sumber
plasma nutfah sebagai sumber genetik pembentuk varietas unggul.

C. Menunjukan faktor eksternal dan internal


- Faktor Eksternal
Didukung oleh kondisi geologi dan sejarah iklim yang kompleks serta adanya
kenyataan bahwa kawasan ini merupakan kawasan kepulauan dengan beragam
hambatan sehingga membuka peluang terjadinya perkembangan jenis di Kawasan yang
terisolasi.
- Faktor internal
Genetik
D. Faktor-faktor dan mekanisme spesiasi tumbuhan

1. Faktor Utama
- Evolusi
Keanekaragaman adalah variasi keseluruhan makhluk yang hidup di muka bumi,
dan terjadinya keanekaragaman berkaitan dengan teori evolusi. Evolusi didefinisikan
sebagai perubahan yang berjalan setingkat demi setingkat dalam jangka waktu yang
sangat panjang dan terjadi secara sangat lambat. Teori evolusi ini menjadi dasar dari
sistem klasifikasi tumbuhan atau hewan yang dikenal sebagai sistem filogenetik.
- Ontogeni
Ontogeni menyangkut siklus hidup individu (tumbuhan atau hewan), yaitu urutan
perkembangan dari zigot, dewasa sampai mati. Bagi tumbuhan, perkembangan
ontogenetik dapat dikatakan tidak ada hentinya sebelum tumbuhan itu mati.

2. Faktor pendorong
- Faktor genetik
Faktor dalam (faktor keturunan) mengalami penganekaragaman pada saat
terjadinya pembelahan miosis, pada pembentukan sel kelamin dan pada saat fertilisasi
yang diawali dengan peristiwa penyerbukan (polinasi), terjadi rekombinasi gen tertentu
pada individu keturunannya. Ada penyerbukan autogami (penyerbukan sendiri),
allogami (penyerbukan silang), geitonogami (penyerbukan tetangga) dan hibridisasi
(penyerbukan bastar) yaitu jika serbuk sari berasal dari bunga pada tanaman lain yang
berbeda jenis. Kejadian-kejadian tersebut akan menambah keanekaragaman tumbuhan.
- Mutasi
Faktor luar yang penting bagi tumbuhan, antara lain cahaya, unsur hara, dan air, di
samping suhu bumi. Adanya gelombang pendek seperti ultra violet, infra merah, dan
lain-lain dapat menyebabkan mutasi. Mutasi ialah perubahan yang terjadi dengan
mendadak yang bersifat kebakaan yaitu diteruskan (diturunkan) ke generasi berikutnya
dan berbeda dengan bentuk, sifat, atau kualitas induknya.
- Adaptasi
Tubuh makhluk hidup terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai tugas satu fungsi
kehidupan. Daun, akar, batang, bunga, dan organ lainnya mempunyai fungsi sendiri-
sendiri, Berkaitan dengan fungsi ini ada fenomena yang menyebabkan terjadinya
ragam-ragam baru yang kita kenal dengan metamorfosis yaitu pergantian atau
perubahan bentuk dari bentuk aslinya. Morfologi dan anatomi juga berperan di dalam
faktor ini.
- Kompetisi
Kompetisi ialah persaingan antar makhluk satu dengan yang lain pada lokasi yang
sama. Salah satu yang menyebabkan keanekaragaman adalah faktor aklimatik yaitu
faktor yang dipengaruhi oleh kondisi iklim, seperti suhu udara, kelembapan udara,
kecepatan angin, dan curah hujan.

3. Mekanisme Spesiasi
Mekanisme spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari
spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka
evolusi. Dapat ditinjau dari adanya isolasi geografis dan isolasi reproduksi. Proses
spesiasi dibagi kedalam 4 macam. :
- Spesiasi alopatrik yaitu ketika populasi spesies yang sama terisolasi satu sama lain
hingga tidak memungkinkan terjadinya perkawinan
- Spesiasi peripatrik yaitu melalui populasi luar yang lebih kecil dari yang lainnya
- Spesiasi parapatrik yaitu populasi yang secara geografis bersebelahan namun
persebarannya tidak sama
- Spesiasi simpatrik yaitu suatu proses ketika dari satu spesies nenek moyang yang
tinggal di wilayah yang sama

E. Variasi fenotipik beberapa jenis tumbuhan berdasarkan ekologi/geografis


1. Ceratolobus glaucescens
Palem jawa atau rotan endemik Jawa. Namanya memang lebih dikenal sebagai palem
jawa bukannya rotan jawa, meskipun jenis tumbuhan endemik jawa ini termasuk jenis
rotan. Namun penamaannya sebagai palem juga tidak salah karena rotan memang termasuk
anggota famili Arecaceae. Palem jawa termasuk tumbuhan langka Indonesia. Selain
endemik jawa, jenis palem ini juga termasuk salah satu tanaman yang dilindungi di
Indonesia berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999.
a. Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Ceratolobus
Spesies : Ceratolobus glaucescens.
b. Ciri-ciri :
- Tumbuh berumpun atau bergerombol
- Pelepahnya yang berduri
- Semua tepi daun memiliki bulu halus
- Tinggi batangnya dapat mencapai 6 meter.
- Helai daun berbentuk belah ketupat dengan permukaan atas berwarna hijau dan
permukaan bawahnya putih keabu-abuan. Daun muda berwarna merah muda.
- Panjang daun 70-110 cm termasuk sirus terminal
- Tangkai daun panjangnya 5-12 cm

c. Persebaran, Habitat, dan Konservasi.


Palem jawa merupakan tumbuhan endemik Jawa, Indonesia yang mempunyai
persebaran terbatas hanya di daerah Jawa Barat saja. Habitat tumbuhnya adalah di
daerah hutan basah tropis terutama di daerah pesisir. Beberapa tempat yang menjadi
habitat populasi palem jawa (Ceratolobus glaucescens) antara lain Cagar Alam
Sukawayana dan Pelabuhan Ratu (Sukabumi), Taman Nasional Ujung Kulon (Banten),
dan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.
2. Eugeissona utilis
Bertan (Eugeissona utilis) sang Palem Endemik Kalimantan ini tidak banyak yang
mengenalnya. Bertan yang disebut Kadjatoa dalam bahasa lokal, diyakini sebagai salah
satu palm (palmae) yang hanya dapat di jumpai di lereng gunung Lumut di Kabupaten
Paser, Kalimantan Timur. Tumbuhan palem yang oleh masyarakat Dayak Punan diambil
dimanfaatkan sebagai penghasil sagu ini ternyata termasuk salah satu dari belasan jenis
palem yang dilindungi di Indonesia berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999.
a. Klasifikasi :
- Kerajaan: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Arecales
- Famili: Arecaceae
- Genus: Eugeissona
- Spesies: Eugeissona utilis.
b. Ciri-ciri :
- Tumbuh berumpun atau bergerombol
- Daun tumbuh menyirip pada pelepah yang berduri rapat.
- Tinggi sekitar 9 meter dan diameter batang mencapai 20 cm.
- Memiliki bunga di ujung batang dan panjangnya mencapai 2 meter.
- Bunga ini menghasilkan buah yang keras bersisik menyerupai salak dengan panjang
sekitar 10 cm dan lebar 5 cm.

c. Persebaran, Habitat, dan Konservasi.


Hingga saat ini, jenis palem yang dilindungi ini hanya bisa ditemukan di satu lokasi
di salah satu lereng gunung Lumut yang terletak di Kabupaten Paser provinsi
Kalimantan Timur. Habitatnya ini terdapat hingga ketinggian 750 meter dpl.
Tumbuhan berhasil di iklim tropis lembab, di mana suhu tidak pernah turun di bawah
10°c, curah hujan tahunan rata-rata 1.500 mm atau lebih. Secara umum ada dua jenis
konservasi lingkungan yang dapat diterapkan, yaitu konservasi in-situ adalah
konservasi pada tumbuhan yang dilaksanakan di dalam habitat aslinya, contoh ; taman
nasional dan cagar alam, dan konservasi ex-situ adalah konservasi tumbuhan yang
dilaksanakan di luar habitat aslinya, contoh ; kebun raya dan kebun koleksi.
F. Hubungan antara endemisitas, potensi keragaman dan pelestarian jenisnya.
Hubungan antara endemisitas dan potensi keragaman adalah, akan terciptanya
spesies yang unik dan menjadi ciri khas dari suatu wilayah, serta juga berperan didalam
keragaman ekosistem di sekitarnya. Eksploitasi terhadap keanekaragaman hayati,
penebangan liar, konversi kawasan hutan menjadi areal lain, perburuan dan perdagangan
liar adalah beberapa faktor yang menyebabkan terancamnya keanekaragaman hayati.
Untuk mendorong usaha penyelamatan sumberdaya alam yang ada, dan adanya realitas
meningkatnya keterancaman dan kepunahan sumberdaya hayati, maka ditetapkan adanya
status kelangkaan suatu spesies (endemisitas).
G. TABEL
Tabel: Data Karakter Morfologis Habitus Tetumbuhan dalam Satu Familia/Genus
Gejala/ ciri Jenis Tumbuhan ke
Diamati 1 2
1. Bentuk daun
- Lanset/ pita
- Lonjong
- Bulat
- Yang lain ✓ ✓
2. Tulang daun :
- Menyirip
- Menjari
- Sejajar ✓
- Melengkung ✓
3. Jenis daun :
- Tunggal
- Majemuk ✓ ✓
4. Bagian daun :
- Tangkai ✓ ✓
- Helaian ✓ ✓
- Pelepah ✓ ✓
5. Tipe batang :
- Monopodial
- Sympodial ✓ ✓
- Tegak/berkayu
- Tak berkayu
6. Tipe akar :
- Serabut
- Tunggang
- Tunjang ✓ ✓
7. Jenis Perbungaan
- Majemuk
- Tunggal
- Terminal ✓ ✓
- Aksiler
8. Warna Daun Hijau Hijau kekuningan
9. Bentuk buah Seperti salak Seperti salak
10. Bentuk biji Monokotil Monokotil
H. DAFTAR PUSTAKA

alamendah. (2010). Bertan (Eugeissona utilis) Palem Endemik Kalimantan.


alamendah. (2011). Palem Jawa (Ceratolobus glaucescens) Rotan Endemik Jawa.
Cecep Kusmana, A. H. (2015). KEANEKARAGAMAN HAYATI FLORA DI INDONESIA.
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol. 5No. 2, 187-198.
Djuita, N. R. (2012). EVOLUSI, SPESIASI, DAN HIBRIDISASI PADA BEBERAPA
ANGGOTA SAPINDACEAE. BIOEDUKASI Volume 5, No 2, 13-24 .
Dr. John Dransfield, D. B. (n.d.). Ceratolobus glaucescens. Retrieved from Palmweb.org:
https://www.palmpedia.net/wiki/Ceratolobus_glaucescens
Dr. John Dransfield, D. B. (n.d.). Eugeissona utilis. Retrieved from Palmweb.org:
https://www.palmpedia.net/wiki/Eugeissona_utilis
Drs. Heri Sujadmiko, M. D. (n.d.). Keanekaragaman Tumbuhan. Modul 1, 1-33.
LIPI. (2009). BERITA BIOLOGI JURNAL-JURNAL HAYATI. Volume 9, Nomor 5, 1-13.

Anda mungkin juga menyukai