Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan merupakan salah satu mahkluk hidup yang terdapat di alam semesta. Selain
itu tumbuhan adalah mahkluk hidup yang memiliki daun, batang, dan akar sehingga mampu
menghasilkan makanan sendiri dengan menggunakan klorofil untuk menjalani proses
fotosintesis. Bahan makanan yang dihasilkannya tidak hanya dimanfaatkan untuk dirinya
sendiri, tetapi juga untuk manusia dan hewan. Bukan makanan saja yang dihasilkannya,
tetapi tumbuhan juga dapat menghasilkan Oksigen (O2) dan mengubah Karbondioksida
(CO2) yang dihasilkan oleh manusia dan hewan menjadi Oksigen (O2) yang dapat
digunakan oleh mahkluk hidup lain .
Begitu pentingnya peranan tumbuhan bagi kelangsunggan hidup dan juga bumi ini.
Karena tumbuhan merupakan produsen pertama pada rantai makanan, selain itu juga
memiliki peranan penting sebagai penghasil Oksigen (O2) terbesar bagi kelangsungan
hidup mahkluk hidup di bumi serta menangani krisis lingkungan. Oleh karena itu, mari
tingkatkan penghijauan sehingga kita dapat mengurangi dampak pencemaran udara, dalam
hal ini mengurangi Karbondioksida (CO2) atau polutan lainnya, mengurangi dampak dari
efek rumah kaca, dan gangguan iklim.
Tumbuhan juga dapat dibedakan menjadi beberapa golongan yaitu tumbuhan tanaman
hias dan tanaman buah. Tanaman hias adalah segala tanaman yang di tanam untuk estetika
keindahan sehingga jenis-jenisnya pun ada beraneka ragam. Tanaman hias umumnya
sengaja ditanam dengan tujuan untuk memberikan kesan indah baik untuk dalam ruangan
maupun di luar ruangan. Tanaman hias tidak hanya memberikan unsur keindahan saja
namun juga memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan. Tanaman hias yang sering kita
sebut dengan bunga ini juga memberi manfaat terhadap lingkungan seperti mengurangi
pencemaran udara atau polutan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana dan dimana saja tentang persebaran flora atau tanaman langka di Indonesia
?
1.2.2 Bagaimana upaya pelestarian flora tanaman langka di Indonesia agar tidak punah ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengatahui penjelasan tentang persebaran flora tanaman langka di Indonesia
1.3.2 Untuk mengatahui upaya pelestarian flora tanaman langka di Indonesia agar tidak
punah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Persebaran Flora atau Tanaman Langka di Indonesia

Flora diartikan sebagai samua jenis tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah
tertentu. Apabila istilah flora ini dikaitkan dengan life-form (bentuk hidup/habitus)
tumbuhan, maka akan muncul berbagai istilah seperti flora pohon (flora berbentuk
pohon), flora semak belukar, flora rumput, dsb. Apabila istilah flora ini dikaitkan
dengan nama tempat, maka akan muncul istilah-istilah seperti Flora Jawa, Flora
Gunung Halimun, dan sebagainya.
Keanekaragaman flora di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di
wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis,
dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di
daerah yang dingin dan lembab. Tumbuhan merupakan makhluk hidup yng menetap,
memiliki dinding sel yang terdiri atas selulosa dan sumber bahan mkanan dari gas dan
air, melalui bantuan klorofil dalam cahaya. Tumbuhan di permukaan bumi sebaagaai
obyek kajian bagi ahli geogrfi tumbuhan.
Proses migrasi pada tumbuhan di pengaruhi factor kemampuanya berevolusi,
kemampuanyaa dalam menyesuaiakan dirinya untuk mempertahankan hidupnya,
melakukan persebaran untuk tumbuh dan hidup seperti spora yang terbang di tiup angin,
dan sifat yang dimiliki kosolitnes mempunyai kemampuan menyebar secara luas.
Dalam suatu wilayah tertentu selalu terjadi populasi satu species dengan species
lainya senantiasa terjdi suatu interksi baik secaara langsung maaupun tidak langsung.
Dengan demikian terjadilah suatu kehidupan komunitas atau kelompok suatu
kehidupan. Jenis-jenis fauna tertentu dipengaruhi keberadaannya oleh keadaan tumbuh-
tumbuhan. Sedangkan tumbuh-tumbuhan dipengaruhi oleh iklim. Keadaan fauna di
tiap-tiap daerah atau bioma, tergantung pada kemungkinan-kemungkinan yang dapat
diberikan daerah tersebut untuk memberi makan. Iklim berpengaruh secara langsung
atau tidak langsung terhadap penyebaran fauna.
Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa
faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).Yang termasuk faktor fisik

3
(abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan
yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Pola persebaran flora di Indonesia sama dengan pola persebaran faunanya yang
berpangkal pada sejarah pembentukan daratan kepulauan Indonesia pada masa zaman
es. Pada awal masa zaman es, wilayah bagian barat Indonesia (Dataran Sunda: Jawa,
Bali, Sumatera, dan Kalimantan) menyatu dengan benua Asia, sedangkan wilayah
bagian timur Indonesia (Dataran Sahul) menyatu dengan benua Australia. Dengan
demikian, wilayah Indonesia merupakan daerah migrasi fauna dan flora antar kedua
benua tersebut. Selanjutnya, pada akhir zaman es, dimana suhu permukaan bumi
meningkat, permukaan air lautpun naik kembali, sehingga Pulau Jawa terpisah dari
benua Asia, Kalimantan, dan Sumatera. Begitu pula pulaupulau lainnya saling terpisah
satu sama lain.
Berdasarkan hasil proses pembentukan daratan wilayah Indonesia serta hasil
penelitian Wallace dan Weber, maka secara geologis, persebaran flora (begitu pula
fauna) di Indonesia dibagi ke dalam 3 wilayah, yaitu:

1) Flora Dataran Sunda yang meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali. Flora di
pulau-pulau tersebut berada di bawah pengaruh flora Asia karena ciri-cirinya mirip
dengan ciri-ciri flora benua Asia, disebut juga flora Asiatis yang didominasi oleh
jenis tumbuhan berhabitus pohon dari suku Dipterocarpaceae.
2) Flora Dataran Sahul yang meliputi Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Flora
di pulau-pulau tersebut berada di bawah pengaruh benua Australia, biasa disebut
flora Australis yang didominasi oleh jenis-jenis tumbuhan berhabitus pohon dari
suku Araucariaceae dan Myrtaceae.
3) Flora Daerah Peralihan (Daerah Wallace) yang meliputi Sulawesi, Maluku, dan
Nusa Tenggara yang berada di bawah pengaruh benua Asia dan Australia, yang
mana jenis tumbuhan berhabitus pohonnya didominasi oleh jenis dari suku
Araucariaceae, Myrtaceae, dan Verbenaceae.
Dalam dunia tumbuhan, flora di wilayah Indonesia merupakan bagian dari
flora Malesiana. Ditinjau dari wilayah biogeografi, setidaknyaterdapat tujuh wilayah
biogeografi utama Indonesia yang menjadi wilayah penyebaran berbagai spesies
tumbuhan, yaitu Sumatra, Jawa dan Bali, Kalimantan, Sunda Kecil, Sulawesi, Maluku
dan Irian Jaya

4
Berdasarkan tingkat kekayaan relatif dan keendemikan spesies tumbuhan, maka
Irian Jaya (Papua) menempati posisi paling tinggi dibandingkan dengan wilayah
biogeografi lainnya, diikuti Kalimantan dan Sumatera.
Eksploitasi terhadap keanekaragaman hayati, penebangan liar, konversi
kawasan hutan menjadi areal lain, perburuan dan perdagangan liar adalah beberapa
faktor yang menyebabkan terancamnya keanekaragaman hayati. Untuk mendorong
usaha penyelamatan sumberdaya alam yang ada, dan adanya realitas meningkatnya
keterancaman dan kepunahan sumberdaya hayati, maka ditetapkan adanya status
kelangkaan suatu spesies. Indonesia merupakan negara dengan tingkat keterancaman
dan kepunahan spesies tumbuhan tertinggi di dunia dan merupakan hot-spot kepunahan
satwa. Tercatat sekitar 240 spesies tanaman dinyatakan langka, diantaranya banyak
yang merupakan spesies budidaya.Paling sedikit 52 spesies keluarga anggrek, 11
spesies rotan, 9 spesies bambu, 9 spesies pinang, 6 spesies durian, 4 spesies pala, dan 3
spesies mangga (Mogea et al. 2001).Selain itu ada 44 spesies tanaman obat
dikategorikan langka.

Dari catatan lain untuk dunia flora, juga diketahui sekitar 36 spesies kayu di
Indonesia terancam punah, termasuk kayu ulin di Kalimantan Selatan, sawo kecik di
Jawa Timur, Bali Barat dan Sumbawa, kayu hitam di Sulawesi, dan kayu pandak di
Jawa. Pakis haji (Cycas rumphii) yang pernah populer sebagai tanaman hias kini sulit
ditemukan di alam, demikian pula Pakis hias (Ponia sylvestris), Anggrek jawa
(Phalaenopsis javanica) dan sejenis rotan (Ceratobulus glaucescens) kini hanya tinggal
beberapa batang di pantai selatan Jawa Barat. Bahkan Whitten (1994) dalam Suhirman
et al.(1994) menduga bahwa tiga spesies anggrek endemik Jawa telah punah, yaitu
spesies Habenaria giriensis, Plocoglottis latifolia dan Zeuxine tjiampeana.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.7 Tahun 1999 terdapat tidak kurang


dari 58 spesies tumbuhan yang termasuk kedalam 6 famili termasuk kategori
dilindungi, diantarannya yaitu keluarga talas-talasan (miss. Amorphohalus titanum),
palem (Ceratolobus glaucencens), anggrek (Phalaenopsis javanica), kantong semar
(Nephenthes spp.), bunga patma (Rafflesia spp) dan meranti (Shorea spp.).

5
Berikut beberapa contoh flora yang langka dan harus dilindungi di Indonesia antara
lain :

1. Bunga padma raksasa (Rafflesia arnoldii)

Gambar 2.1 Bunga padma raksasa (Rafflesia arnoldii)

Tersebar di pulau Sumatra dan Kalimantan serta pulau-pulau kecil di sekitarnya


(Nias, Enggano, Bangka, Belitung, Kep. Riau, Natuna, Batam, Buton dll). Contoh flora
khas yang tumbuh adalah Bunga Bangkai (Raflesia arnoldi). Rafflesia arnoldii atau
padma raksasa adalah tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga
berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di
jaringan tumbuhan merambat dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu
berfotosintesis. Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya
pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera).Bunga Rafflesia
arnoldii diambil dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin
ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga.
Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai.
Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11
kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang . Satu-
satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di
tumbuhan merambat . Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian
yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan
berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau
betina. Penyerbukan di lakukan oleh lalat yang tertarik dengan bau busuk yang
dikeluarkan.Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu
dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina

6
sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang
datang membuahi.

2. Bunga Bangkai

Gambar 2.2 Bunga Bangkai

Bunga bangkai raksasa atau suweg raksasa atau batang krebuit


(Amorphophallus titanum ), merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae)
endemik dari Sumatera, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga
(majemuk) terbesar di dunia, meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, A.
gigas (juga endemik dari Sumatera). Bunga bangkai yang merupakan tumbuhan
dengan bunga majemuk terbesar dan tertinggi di dunia ini termasuk tanaman dari
suku talas-talasan (araceae) dengan bentuk dan ukuran umbi yang bervariasi pada
setiap jenisnya.

Bunga bangkai (Amorphophallus) mengalami dua fase dalam hidupnya yang


berlangsung secara bergantian dan terus menerus, yakni fase vegetatif dan fase
generatif. Pada fase vegetatif di atas umbi bunga bangkai tumbuh batang tunggal
dan daun yang mirip daun pepaya. Hingga kemudian batang dan daun menjadi layu
menyisakan umbi di dalam tanah.

Apabila kondisi memungkinkan, fase vegetatif akan disusul dengan fase


generatif yakni munculnya bunga majemuk yang menggantikan batang dan daun
yang layu tadi. Kedua fase ini kan terjadi berulang dan terus menerus.

Saat bunga bangkai mengalami fase generatif (mekarnya bunga), bunga


tertinggi ini mengeluarkan bau menyengat seperti bau bangkai. Bau busuk ini

7
berfungsi sebagai pemikat bagi lalat dan kumbang yang mana serangga-serangga
tersebut akan berkontribusi dalam proses penyerbukan. Apabila selama masa
mekarnya terjadi pembuahan, maka akan terbentuk buah-buah berwarna merah
dengan biji pada bagian bekas pangkal bunga. Dan bunga bangkai kemudian
kembali memasuki fase vegetatif.

3. Kantong semar (Nepenthes)

Gambar 2.3 Kantong Semar (Nepenthes)

Kantong semar adalah tanaman karnivora yang memakan serangga, ulat dan
anak katak. Tanaman ini hidup sebagai carnivora (carnivorous plant) karena hidup di
daerah yang minim unsur nitrat dan fosfat. Sebagai carnivora tumbuhan ini menpunyai
alat perangkap serangga berupa kantung atau periuk, yang merupakan perubahan
bentuk dari ujung daun. Untuk mencerna mangsanya tumbuhan ini mempunyai enzim
pemecah protein atau zat kimia di dalam kantongnya. Sisa-sisa serangga yang
dicernanya, dibiarkannya semut-semut memakannya, sehingga antara semut dan
kantong semar terjadi simbiosis mutualisme. Tumbuhan ini juga masih melakukan
fotosintesis untuk keperluan zat tepung dan gula yaitu daun pada bagian pangkal batang
yang berbentuk pipih dan berwarna hijau.
Kantong semar mempunyai jenis species yang banyak. Tumbuhan ini hidup di
daerah hutan hujan tropis, mulai dari dataran rendah, menengah dan tinggi. Kebanyakan
tumbuhan ini hidup di Australia bagian utara, asia tenggara dan china bagian selatan.
Ada 82 jenis nepenthes dan yang terbanyak jenisnya terdapat di Kalimantan dan
Sumatera .

8
Kantung atau periuk yang berfungsi sebagai perangkap serangga adalah bukan
bunga tetapi merupakan perubahan bentuk ujung daun, sedangkan daun pada bagian
pangkal batang yang berbentuk pipih dan berwarna hijau masih berfungsi untuk
melakukan fotosintesis. Pada bibir kantung mengluarkan bau manis dan menyengat
yang menarik lalat atau serangga yang lain. Kantong semar hidup di daerah hujan tropis
mulai dari dataran rendah, menengah dan tinggi yang minim zat nitrat dan fosfat. Ada
yang hidup di tanah dan ada yang sebagi epifit atau merambat pada tumbuhan besar.
Terbanyak hidup di Borneo atau Kalimantan. Perkembangbiakannya dapat melalui
generatif atau kawin atau dengan tunas batang. Perkembangbiakan dengan generatif
memungkinkan muncul individu baru yang sifatnya menarik. Ini dilakukan para hobiis
tanaman ini. Perkembnagbiakan dengan tunas batang akan menghasilkan tumbuhan
yang jenisnya sama dengan induknya.

4. Pohon Jelutung (Dyera costulata syn. D. laxiflora)

Gambar 2.4 Pohon Jelutung (Dyera costulata syn. D. laxiflora.

Pohon jelutung atau labuai atau di kalimantan biasa di sebut pantung demikian
pohon ini di sebut. Tumbuh hingga mencapai ketinggian 60m dengan diameter 2 meter.
Kayunya kuat dan ulet dan tersebar di Kalimantan dan sumatera. Tahukah kalian bahwa
permen karet di buat dari getah pohon jelutung ? Selain sebagai bahan permen karet
getah jelutung digunakan sebagai vernish ,bahan perekat,ban untuk motor/mobil
balap,water profing ,bahan isolator dan bahan-bahan kerajinan lainnya.
Di Indonesia terdapat dua jenis jelutung, yaitu: Dyera costulata Hook. F. dan Dyera
lowii Hook. F. Kedua jenis ini termasuk famili Apocynaceae. Jelutung, di Kalimantan
disebut pantung, di Sumatera disebut labuai, di Semenanjung Melayu disebut ye-luu-
tong, dan di Thailand disebut teen-peet-daeng.

9
Pohon jelutung berbentuk silindris, tingginya bias mencapai 25-45 m, dan
diameternya bisa mencapai 100 cm. Kulitnya rata, berwarna abu-abu kehitam-hitaman,
dan bertekstur kasar. Cabangnya tumbuh pada batang pohon setiap 3-15 m. Bentuk
daunnya memanjang, pada bagian ujungnya melebar dan membentuk rokset. Sebanyak
4-8 helai daun tunggal itu duduk melingkar pada ranting. Jelutung berbunga dua kali
setahun. Bunga malainya berwarna putih, dan buahnya berbentuk polong. Apabila
sudah matang, buahnya pecah untuk menyebarkan biji-bijinya yang berukuran kecil
dan bersayap ke tempat di sekitarnya.

5. Anggrek hitam (Coelogyne pandurata)

Gambar 2.5 Anggrek hitam (Coelogyne pandurata)


Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yang tumbuh di
Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Sumatera Anggrek hitam adalah maskot
flora provinsi Kalimantan Timur. Saat ini, habitat asli anggrek hitam mengalami
penurunan jumlah yang cukup besar karena semakin menyusutnya luas hutan di
Kalimantan namun masih bisa ditemukan di cagar alam Kersik Luway dalam
jumlah yang sedikit. Diperkirakan jumlah yang lebih banyak berada di tangan para
kolektor anggrek.

6. Cendana(Santalum Album)

Gambar2.6 Cendana(Santalum Album)

10
Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil kayu
cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan
dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang
baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad. Konon di Sri Lanka kayu ini
digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9. Di Indonesia,
kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor,
meskipun sekarang ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa Tenggara
lainnya.
Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya.
Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya,
karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya. Karena
prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan.

7. Balam Suntai ( Palaqium walsurifolium)

Gambar 2.7 Balam Suntai ( Palaqium walsurifolium)


Tumbuhan balam suntai adalah tumbuhan yang sangat langka di dunia dan
memiliki kualitas kayu yang sangat baik. Kayu balam suntai memiliki tingkat
keawetan kelas 4 dan kekerasan kayu no 2 di dunia.Tak heran banyak orang yang
memburunya, sayang kian hari keberadaannya kian langka, karena terus di buru
tanpa di budidayakan. Pohon Balam suntai tumbuh di lahan gambut ,tumbuhan ini
bisa di temukan di pulau kalimantan,sulawesi,maluku,papua dan sumatra. Tanaman
ini dapat tumbuh mencapai 45 meter dan berdiameter batang 45 cm. Ciri-ciri
tumbuhan ini memiliki guratan getah putih di batang dan bunga putih cenderung
hijau.

11
8. Pohon Damar (Agathis Labillardieri)

Gambar 2.8 Pohon Damar (Agathis Labillardieri)

Pohon Damar, atau disebut juga Dammar Raja, merupakan salah satu
pohon asli Indonesia dan penghasil utama getah damar. Getah damar ini yang
kemudian diolah menjadi ‘kopal’ dan dijadikan bahan baku berbagai industri.
Pohon damar (Agathis dammara) merupakan tanaman asli Maluku, Sulawesi,
dan kepulauan Filipina. Namun kini telah dibudidayakan di berbagai tempat lain
termasuk di pulau Jawa.
Pohon damar (Agathis dammara) berukuran besar dan tingginya bisa
mencapai 65 meter. Batangnya silindris dan lurus dengan diameter mencapai
1,5 meter. Kulit batang berwarna abu-abu muda hingga coklat kemerahan.
Kulit mengelupas dalam keping-keping yang tidak beraturan dan biasanya
bopeng karena resin.
Daun berbentuk jorong (bulat memanjang) dengan panjang 6 – 8 cm
dan lebar 2 – 3 cm. Bagian pangkal daun membaji sedangkan ujungnya
runcing. Tulang daun sejajar dan banyak. Bunga jantan dan betina berada pada
tandan yang berbeda, pada pohon yang sama (berumah satu).
Damar merupakan tumbuhan asli Indonesia. Daerah sebarannya
meliputi pulau Sulawesi, kepulauan Maluku, dan kepulauan di Filipina. Namun
kini, pohon damar telah dibudidayakan di perkebunan-perkebunan di pulau
Jawa. Tumbuh di hutan hujan tropis dataran rendah hingga ketinggian 1.200
meter di atas permukaan laut.
Meskipun tidak termasuk tanaman langka, namun pohon damar
(Agathis dammara) di habitat aslinya telah mengalami populasi hingga 30%
dalam 75 tahun terakhir. Oleh karena itu Daftar Merah International Union for
Conservation of Nature (IUCN Redlist) memasmukkannya dalam spesies
Vulnerable (Rentan).

12
Manfaat utama damar adalah diambil getahnya untuk dioleh menjadi
kopal (manila copal). Getah damar keluar dari kulit atau kayu damar yang lukai.
Getah yang keluar akan membeku dan mengeras setelah beberap hari. Getah
damar yang mengeras nilah yang kemudian dinamai kopal.Kopal ini
mengandung asam-asam resinol, resin, dan minyak atsiri. Kopal merupakan
bahan dasar bagi cairan pelapis kertas supaya tinta tidak menyebar. Selain itu
kopal dimanfaatkan untuk campuran lak dan vernis, perekat pada penambal
gigi, dan perekat plester.

9. Pohon Ulin (Eusideroxylon Zwageri).

Gambar 2.9 Pohon Ulin (Eusideroxylon Zwageri).

Pohon Ulin (eusideroxylon zwageri) atau bulian atau pohon kayu besi dari
kalimantan timur, dengan ciri kayu yang keras dan kuat, warna gelap, dan tahan
terhadap air laut.Tinggi pohon ulin mencapai 50 meter dengan diameter hingga 120
cm. Selain itu, pohon ini banyak ditemukan di dataran rendah.Ulin adalah salah satu
jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera
bagian selatan dan Kalimantan.

10. Tanaman Bayur (pterospermum sp)

Gambar 2.10 Tanaman Bayur (pterospermum sp)

13
Pohon Bayur atau walang atau wadang biasa tumbuh di dataran rendah ,
merupakan salah satu jenis pohon yang memiliki kayu yang sangat bagus buat
pertukangan.Pohon Bayur dapat tumbuh hingga mencapai 45 meter dengan
diameter 1 m. Penyebarannya hampir di daerah tropis seluruh dunia , di indonesia
bayur dapat di temukan di pulau jawa,kalimantan,maluku,sulawesi dan sumatra.

11. Tanaman Trembesi (Albizia salman jacq)

Gambar 2.11 Tanaman Trembesi (Albizia salman jacq)

Pohon Trembesi atau Ki Hujan adalah pohon besar dengan tajuk yang
melebar, di kenal sebagai pohon peneduh. Memiliki akar serabut yang menjalar
meluas,sehingga tidak bagus jika di tanam di dekat perumahan atau badan jalan.
Memiliki buah berbentuk seperti kacang polong. Trembesi sangat bagus sebagai
tanaman penghijauan karena cepat tumbuh besar dan rindang hanya dalam tempo 3
tahun, tapi di balik itu trembesi memiliki kekurangan yaitu menyedot air tanah
untuk pertumbuhannya, dan dapat merusak aspal jalan,pondasi rumah serta
rantingnya gampang rapuh.

12. Tanaman Mimba (Azadirachta Indica)

14
Gambar 2.12 Tanaman Mimba (Azadirachta Indica)

Mimba Adalah tergolong tumbuhan perdu , di temukan pertama kali di


daerah hindustan dan di perkirakan menyebar di Indonesia sejak 1500 tahun yang
lalu.Daerah persebaran terutama di pulau jawa dan madura. Daun mimba bisa
mengobati kencing manis,ginjal,disentri,obat nafsu makan,borok,malaria dan anti
bakteri. Daunnya seperti daun kedondong dan rasanya pahit.

13. Tanaman Enau(Arenga pinnata, suku Arecaceae)

Gambar 2.13 Tanaman Enau(Arenga pinnata, suku Arecaceae

Pohon Enau atau Aren adalah tanaman langka yang di lindungi. Sejenis
pohon palma yang sangat berguna setelah pohon kelapa.Dapat tumbuih
mencapai 25 m dengan diameter 65 cm. Pohon enau adalah tumbuhan serba
guna seperti pohon kelapa. Gula aren di peroleh dengan menyadap pangkal
bunga .Buah enau di sebut kolang kaling.

15
14. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum)

Gambar 2.14 Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum)

Merupakan jenis anggrek raksasa. Berat dan besarnya melebihi ukuran


anggrek pada umumnya. Satu rumpun dewasa spesies anggrek tebu dapat mencapai
berat sampai dengan 1 ton, panjang malai sampai dengan 3 meter dengan diameter
sepanjang 1,5 hingga 2 cm. Yang dimaksud dengan malai adalah rangkaian atau
untaian bunga.Saat ini persebaran di Indonesia memang cukup sulit di temukan,
namun masih terdapat di jambi, kalimantan, dan di hutan papua.

15. Kokoleceran

Gambar 2.15 Kokoleceran

Merupakan maskot dari kota Banten (tanaman endemik Banten) dan


dipercaya hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon. Keberadaan tanaman
kokoleceran sangat misterius. Tanaman ini mempunyai nama latin atau nama ilmiah
vatica bantamensis. Sayang sekali persebaran tumbuhan langka kokoleceran sangat
sulit ditemukan di Indonesia, bahkan hanya ada di TAMAN nasional ujung kulon.

16
16. Bertan

Gambar 2.16 Bertan

Tanaman dengan nama latin eugeissona utilis ini dinamakan juga dengan
kadjatoa atau sagu liar borneo (wild bornean sago palm). Persebaran di Indonesia
untuk saat ini masih sangat minim, dan terdapat di jawa barat dan hutan kalimantan
yang masih menjadi rumah untuk tumbuhan ini sehingga tumbuhan ini tergolong
dengan tumbuhan langka yang memang harus dilindungi dan dijaga kelestariannya
agar tumbuhan ini terus berfotosintesis.

17. Meranti

Gambar 2.17 Meranti

Meranti memiliki kayu yang keras, tetapi bobot tergolong ringan. Untuk
bisa tumbuh, meranti merah butuh waktu lama, termasuk dalam jenis pohon yang
lambat tumbuh besar. Kemampuan meranti merah dalam menyerap karbon di hutan,
membuatnya banyak dipakai untuk komoditi industri. Kayu meranti juga terdapat
di berbagai daerah di Indonesia seperti kalimantan, jambi, jawa tengah dan,
sulawesi. Hanya saja persebarannya mulai sedikit.

17
18. Pakis ekor monyet

Gambar 2.18 Pakis Ekor Monyet

Termasuk dalam jenis tumbuhan yang sudah langka dan jarang dijumpai.
Nama lain pakis ekor monyat yaitu pakis sun go kong, pakis hanoman, dan
sebagainya. Ketika tanaman pakis lain mempunyai daun, tampilan tanaman pakis
ini berbeda. Ia tidak berdaun tetapi mempunyai rambut dan bulu-bulu serupa
monyet. Perawatan tanaman tergolong mudah, tapi budidayanya susah dan tanaman
pakis ekor monyat juga banyak dicari oleh pengoleksi jenis tumbuhan
langka/kolektor.

19. Anggrek Pensil

Gambar 2.19 Anggrek Pensil

Anggrek pensil bernama latin vanda hookeriana. Anggrek ini sudah


semakin langka disebabkan oleh habitatnya di wilayah Cagar Alam Dusun
Besar, Bengkulu sudah rusak karena ulah manusia. Tanaman ini banyak dicari
oleh pecinta anggrek. Bunga anggrek pensil hidupnya numpang dengan bunga
bakung. Guna menghindari kepunahan anggrek pensil, Balai Konservasi
Sumber Daya Alam Bengkulu pun mengambil langkah untuk membudidayakan
anggrek ini di Danau Dendam Tak Sudah yang ada di kawasan Bengkulu, dan

18
beruntung tanaman ini dapat tumbuh dengan baik dan subur. Tanaman ini pun
pernah dijuluki sebagai ratu anggrek.

20. Edelweis

Gambar 2.20 Edelweis

Bunga edelweis (senduro) atau dikenal dengan bunga abadi ini memang
tidak mudah layu saat dipetik. Ia bisa tahan lama. Bunganya berwarna putih kuning
atau putih cokelat. Tanaman ini dapat tumbuh mencapai 8 meter dengan batang bisa
sampai ukuran kaki manusia. Tanaman ini dapat ditemukan di pegunungan wilayah
Jawa, Lombok, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan.

2.2 Upaya Pelestarian Flora atau Tnaman Langka di Indonesia

Pelestarian tumbuhan secara garis besar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1) Pelestarian In Situ adalah pelestarian yang dilakukan pada tempat/habitat asli


tumbuhan tersebut berada. Contoh pelestarian in situ adalah hutan lindung, dan
taman nasional.
2) Pelestarian Ex situ adalah pelestarian yang dilakukan di luar tempat tinggal
aslinya.Pelestarian ex situ dilakukan sebagai upaya rehabilitasi dan pembiakan
tumbuhan langka. Contoh pelestarian ex situ salah satunya adalah kebun botani
.

Selain pelestarian in situ dan ex situ, kitapun dapat menjaga kelestarian dengan
usaha-usaha sebagai berikut :
a) Tidak menebang pohon sembarangan
b) Melakukan tebang pilih artinya menebang dengan memilih ukuran dan usia tumbuhan

19
c) Penanaman kembali tanaman yang telah dimanfaatkan atau peremajaan tanaman
d) Pemeliharaan tanaman dengan benar

Adapun usaha yang dilakukan pemerintah untuk menjaga kelestarian tumbuhan


langka diantanya adalah :
1) Cagar alam Sebagai tempat perlindungan dan pelestarian hewan, tumbuhan, tanah dan
air.
2) Hutan lindung Sebgai tempat melindungi air / daerah resapan air karena di hutan dengan
yang menutupinya jika terjadi hujan maka air akan tertahan dan diserap tanah.
3) Tumbuhan Kultur Jaringan adalah perkembangbiakan tumbuhan dengan
cara memperbanyak sel tumbuh ( jaringan ) menjadi tumbuhan baru.

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga keberlangsungan dan
mencegah agar tanaman tersebut tidak mengalami kepunahan. Beberapa cara
yang bisa kita gunakan adalah:

1. Penjagaan Ekosistem

Lingkungan tempat tumbuh merupakan salah satu dari beberapa faktor yang
mempengaruhi persebaran flora dan fauna. Banyak sekali unsur-unsur lingkungan
yang harus dijaga dengan baik agar tetap bisa menopang keberlangsungan tanaman
tersebut. Penjagaan ekosistem atau lingkungan adalah satu cara melestarikan
tanaman langka yang harus awal kita gunakan. Ketika lingkungan tempat tumbuh
menjadi lebih naik dan terjaga maka tanaman tersebut akan dapat melangsungkan
siklus hidupnya. Ketika terjadi kerusakan maka efek yang ditimbulkan akan cukup
besar. Pada beberapa jenis tanaman yang telah punah biasanya disebabkan oleh
kerusakan habitat asli dari tanaman tersebut. Sedangkan beberapa jenis tanaman
langka, terkadang membutuhkan faktor-faktor khusus untuk tetap bisa bertahan
hidup.

20
2. Pembuatan Perundang-undangan

Cara yang kedua ini bisa dikatakan memerlukan peran serta dari pemerintah
untuk menjalankannya. Pembuatan undang-undang adalah salah satu cara yang
dapat ditempuh melalui jalur resmi. Jika kita mengacu pada pemerintahan yang ada
di Indonesia, maka da beberapa perundang-undangan yang mengatur mengenai
flora atau tanaman yang dilindungi. Pada dasarnya ada beberapa undang-undang
yang bisa dijadikan sebagai acuan. Beberapa undang-undang seperti Undang-
Undang RI No. 5 TAHUN 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya, PP RI No. 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tanaman dan
Satwa Liar, kemudian ada juga Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang
Sistem Budidaya Tanaman. Setiap perundang-undangan tersebut mengatur secara
jelas dan terperinci tentang perlindungan dan pemanfaatan satwa langka, beserta
lingkungannya.

3. Penangkaran

Satu lagi cara melestarikan tanaman langka yang bisa kita gunakan, cara ini
pada dasarnya dapat dipakai tidak hanya pada tanaman saja. Namun, juga bisa
digunakan untuk menjaga kelestarian dari satwa yang langka. Penangkaran secara
garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu in situ dan ex situ. Pada
penangkaran in situ, tanaman akan di jaga dan ditangkarkan pada kondisi alam yang
asli dimana tanaman tersebut berada. Sedangkan penangkaran secara ex situ adalah
ketika penangkaran yang dilakukan tidak pada ekosistem alami. Pelestarian
keanekaragaman hayati secara in situ dan ex situ merupakan salah satu cara yang
banyak digunakan. Penangkaran sendiri merupakan salah satu cara untuk mengurangi
dampak kerusakan flora dan fauna yang memiliki efek besar bagi manusia.

4. Memperbanyak jumlah

Jika kita berbicara mengenai tanaman, maka cara yang satu ini akan sangat
mungkin untuk dilakukan. Cara ini biasanya banyak diketemukan pada beberapa
laboratorium tanaman, atau bisa juga berada di beberapa Kebun Raya yang ada di
Indonesia. Dengan memperbanyak tanaman langka menggunakan metode kultur
jaringan, maka setidaknya sedikit banyak dapat memperbanyak jumlah dari tanaman

21
langka tersebut. kultur jaringan sendiri merupakan salah satu metode yang menggunakan
salah satu bagian dari tanaman untuk menghasilkan individu baru. Hal ini sangat umum
dilakukan pada tanaman, tapi sangat tidak umum dilakukan pada hewan.

5. Penegakan Hukum

Ketika sudah dibuat undang-undang yang pasti dan jelas, maka jalan selanjutnya
adalah dengan melakukan tindakan hukum yang sesuai dan jelas. Ketika terjadi
penanganan dan pelaksanaan dengan baik maka akan dapat mengurangi berbagai tindakan
penyelundupan dan perbuahan dari tanaman langka tersebut. Apalagi jika kita berbicara
mengenai indonesia, yang merupakan salah satu negara dengan persebaran
keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara
yang cukup sering menjadi tujuan para pemburu liar untuk menemukan berbagai koleksi
yang eksotis baik berupa tanaman maupun hewan.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :


1) Persebaran flora di Indonesia terbentuk karena adanya peristiwa geologis yang terjadi
pada jutaan tahun yang lalu, yaitu pada masa pencairan es (zaman glasial).
2) Proses migrasi pada tumbuhan di pengaruhi factor kemampuanya berevolusi,
kemampuanyaa dalam menyesuaiakan dirinya untuk mempertahankan hidupnya,
melakukan persebaran untuk tumbuh dan hidup seperti spora yang terbang di tiup angin,
dan sifat yang dimiliki kosolitnes mempunyai kemampuan menyebar secara luas.
3) Dalam dunia tumbuhan, flora di wilayah Indonesia merupakan bagian dari flora
Malesiana. Ditinjau dari wilayah biogeografi, setidaknyaterdapat tujuh wilayah
biogeografi utama Indonesia yang menjadi wilayah penyebaran berbagai spesies
tumbuhan, yaitu Sumatra, Jawa dan Bali, Kalimantan, Sunda Kecil, Sulawesi, Maluku
dan Irian Jaya .

4) Jenis tumbuhan yang tersebar di wilayah Indonesia meliputi hutan tropis, hutan musim,
hutan pegunungan, hutan bakau dan sabana tropis.
5) Eksploitasi terhadap keanekaragaman hayati, penebangan liar, konversi kawasan hutan
menjadi areal lain, perburuan dan perdagangan liar adalah beberapa faktor yang
menyebabkan terancamnya keanekaragaman hayati.

3.2 Saran

Lindungilah setiap Flora dan Fauna dari kepunahan yang ada di bumi ini,
Karena flora Wajib untuk di lindungi untuk masa depan anak cucu kita kelak. Karena
manfaat dari flora ini cukup lah banyak dalam kehidupan sehari-hari.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://dosenbiologi.com/tumbuhan/tumbuhan-langka

https://ilmugeografi.com/biogeografi/cara-melestarikan-tanaman-langka

http://oprajin.blogspot.com/2016/09/flora-langka-di-indonesia.html

24

Anda mungkin juga menyukai