Anda di halaman 1dari 4

Artikel 1:

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati
tinggi. Indonesia terletak di daerah tropis, hal; ini yang menyebabkan memiliki tingkat curah
hujan yang cukup tinggi. Sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan
dengan daerah yang subtropis (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub).Keanekaragaman hayati
Indonesia memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan negara lain. Keunikannya adalah
disamping memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe
Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu di Indonesia
terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik
(penyebaran terbatas).

-Flora (tumbuhan)

Flora di Indonesia merupakan bagian dari geografi tumbuhan Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya
meliputi tumbuhan yang hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina.
Flora yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai kelompok flora
Malesiana. Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah. Cirinya
dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat), seperti
rotan.

-Fauna (hewan)

Hewan di Indonesia memiliki tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia (Kawasan
Timur Indonesia) serta peralihan.

Artikel 2:

Indonesia diklaim menjadi negara dengan kekayaan biodiversitas terestrial kedua di


dunia. Bahkan jika digabung dengan keanekaragaman hayati di laut, Indonesia tertinggi di
antara semua negara. Peneliti Zoologi pada Pusat Penelitian Biologi LIPI, memaparkan bahwa
status dan tren keanekaragaman hayati Indonesia menjadikan Indonesia sebagai salah satu
pusat agro biodiversitas dunia dengan 10% spesies dari total spesies tumbuhan dunia.

Keberagaman fauna di Indonesia kian berpacu dengan arus kepunahan. Tujuh spesies
lebah madu dunia di Indonesia, dua jenis di antaranya endemik, dan saat ini berstatus akan
punah dan terancam. Tindakan harus segera diambil dalam rangka menyelamatkan
biodiversitas tersebut. Salah satu jamur yang diteliti LIPI, yaitu White Root Fungi (WRF),
memiliki potensi bioprospeksi sebagai bioproduk. Selama beberapa dekade terakhir para
peneliti fokus pada penemuan obat dari herbal atau yang bersumber dari tumbuhan. Misalnya
immunomodulator Covid-19.
Artikel 3:

Upaya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang telah melakukan pemanfaatan
keanekaragaman hayati untuk bioproduk melalui bioprospeksi dalam bentuk herbal
immunomodulator untuk Covid-19 dan bioekonomi melalui produk berbahan dasar material
hayati perlu terus dikembangkan. Dalam kesempatan yang sama, Kepala LIPI, Laksana Tri
Handoko, pentingnya meningkatkan kesadaran dan mengarusutamakan konservasi
keanekaragaman hayati, bioprospeksi, dan bioekonomi di setiap sektor yang memungkinkan.
Misi LIPI untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berguna untuk konservasi dan
pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan, sejalan dengan program Perserikatan Bangsa-
Bangsa dan Target Aichi 2050.
Rosichon menambahkan, untuk keanekaragaman fauna, sekitar 12% mamalia dunia
(773 spesies) ada di Indonesia. Spesies terbanyak terdapat di Kalimantan dan jenis spesies
endemik tertinggi terdapat di Papua dan Sulawesi. Namun status dan tren keberagaman fauna
terus berpacu dengan laju kepunahan. Masteria mengungkapkan, sebagian besar kajian hasil
alam laut Indonesia masih dilakukan oleh peneliti asing atau bekerja sama dengan peneliti
Indonesia. Oleh karena itu, dukungan pemerintah, investasi oleh industry farmakologi, dan
keahlian keilmuan riset sangat penting untuk penemuan produk alam laut baru oleh peneliti
Indonesia.

Artikel 4:

Keanekaragaman hayati sangat penting untuk semua orang di seluruh dunia. Inilah yang
melatarbelakangi disusunnya perjanjian internasional untuk melestarikan keanekaragaman
hayati. Perjanjian ini disebut Konvensi Keanekaragaman Hayati. Secara keseluruhan, terdapat
168 negara yang telah menandatangani perjanjian ini. Indonesia menandatanganinya pada
tahun 1994..

 Kita dapat menyebut suatu daerah kaya akan keanekaragaman hayati jika daerah
tersebut memiliki berbagai jenis tanaman dan hewan. jumlah yang besar dari setiap jenis
tanaman dan hewan tersebut. Beberapa daerah di Indonesia yang sangat kaya akan
keanekaragaman hayati diantaranya Hutan hujan dataran rendah, hutan bakau. hutan alami
bercampur dengan area lain, seperti padang rumput. kawasan yang dilindungi. Dalam suatu
ekosistem, semuanya memiliki peran tersendiri. Semakin beragam hewan dan tanaman, maka
semakin banyak pula makhluk hidup yang memiliki peran penting. Tetapi jika kita mengganggu
salah satu bagian ekosistem, berarti kita telah mengganggu seluruh sistem.

Artikel 5:
Kita tentu pernah mendengar garis Wallace dan garis Weber. Garis ini membagi dan
memisahkan Indonesia menjadi tiga wilayah bagian. Garis-garis ini bahkan sangat rekat dengan
persebaran flora dan fauna pada wilayah Indonesia. Karena Indonesia dibagi menjadi tiga
bagian maka garis yang membaginya terdiri dari dua garis. Garis-garis tersebut adalah garis
Wallace dan garis Weber. Garis Wallace merupakan sebuah garis khayal yang memisahkan
Indonesia pada bagian Tengah dan Indonesia pada bagian Timur. Penemu garis ini adalah
seorang ilmuwan bernama Alfred Russel Wallace. Garis weber ini membagi Indonesia menjadi
bagian tengah dan bagian timur, garis ini diletakkan pada dua pulau yaitu antara pulau
Sulawesi dengan pulau Kalimantan. Jenis flora dan fauna yang dibagi oleh garis-garis Wallace
terdiri dari dua jenis tipe yaitu tipe peralihan dan tipe asiatis. Tipe yang paling khas adalah tipe
asiatis. Flora dan fauna tipe ini tersebar di wilayah Indonesia khususnya bagian barat yang
terdiri dari pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.

Flora atau tumbuhan dengan yang dibelah oleh garis Wallace ini terdiri dari beberapa
tipe. Tipe pertama adalah tipe meranti-merantian. Dari jenis bunga, Anggrek menjadi
tumbuhan jenis bunga satu-satunya yang merupakan tipe Asiatis atas hasil pembagian dari garis
Wallace.
Jenis-jenis fauna yang menjadi bagian dari tipe asiatis adalah gajah, harimau sumatera, badak
bercula satu, dan banteng

Artikel 6:

Dari sisi geografis, letak Indonesia berada di garis khatulistiwa dan diapit oleh dua benua,
Autralia dan Asia. Perbedaan dan keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia telah membuat
Alfred Russel Wallce (1823-1913) terkesima ketika ia datang dan menjelajah wilayah Hindia
Timur dan Hindia Barat. Garis batas antara Selat Makassar hingga selat antara Bali dan Lombok
Timur garis Wallace. Seorang peneliti berkebangsaan Belanda kelahiran Jerman, Max Wilhelm
Carl Weber (1852-1937) juga telah melakukan penelitian persebaran fauna di Indonesia untuk
melihat dan mendalami persebaran fauna Oriental/Asiatis dengan Australis. Teorinya dalam
biogeografi adalah tentang garis Weber, yang merupakan perbatasan fauna Australasia.

Wallacea adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian tengah yang
meliputi Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara, dan Halmahera. Wilayah ini adalah tempat fauna
dan flora bertransisi dari tipe Asia ke Australia, dan sebaliknya. Daerah Wallacea dibatasi di
sebelah barat oleh garis Wallace dan di sebelah timur dibatasi oleh garis Lydekker.

Pada wilayah Indonesia, sekitar 45 juta tahun yang lalu (Miosen Tengah), Australia dan
Papua mulai bergerak dengan cepat mempercepat Antartika. Terbentuk cekungan di sekitar
daerah Sulawesi dan Filipina serta jalur subduksi yang mengarah ke selatan pada daerah Laut
Cina Selatan. Australia dan Papua mendekat ke posisi sekarang ini dan lengan-lengan dari
Sulawesi mulai bergabung. Wilayah Indonesia bagian tengah seperti halnya Sulawesi adalah
wilayah music.
Di Sulawesi telah ditemukan perbenturan antara dua massa kerak bumi antara
Sundaland dan Australoid, juga perbenturan dua dunia fauna antara fauna Asiatik dan fauna
Australia. Hal itu bisa terjadi, karena fauna Asiatik adalah penumpang massa kerak Sundaland,
sementara fauna Australia adalah massa kerak Australoid, dan juga mengalami endemisme
tersendiri di tempat yang tidak seharusnya sekarang. etika zaman es melanda, dangkalan Sunda
menjadi satu dengan benua Asia dan dangkalan Sahul menjadi satu, itu berarti bahwa Jawa,
Kalimantan, dan Sumatera menjadi satu daratan dengan Asia, sedangkan Papua dan Maluku
menjadi satu daratan dengan Australia. Hal ini disebabkan lautan menyusut sampai tujuh puluh
meter. Sulawesi karena dikelilingi oleh laut yang dalam. Hal ini membuat flora dan fauna di
Sulawesi mengalami isolasi dan mengalami fase evolusi.

Artikel 7:

Setiap negara mempunyai jenis iklim yang berbeda-beda. Mulai dari iklim tropis, sub
tropis, iklim sedang, hingga iklim kutub. Masing-masing jenis iklim ini tentu mempunyai ciri khas
tersendiri yang mempengaruhi bagaimana kondisi alam di negara tersebut. Iklim tropis dan
subtropis memang memiliki penyebutan nama yang hampir sama, namun kedua jenis iklim ini
mempunyai karakteristik yang berbeda. Perbedaan tropis dan subtropis dalam sistem iklim
dapat dilihat dari berbagai hal. Seperti letak astronomis dan geografisnya, suhu rata-rata yang
dimiliki, hingga persebaran vegetasi yang ada.

Komponen pembentuk sistem iklim adalah Cryosphere (salju dan es), atmosfer. Litosfer,
biosfer, hidrosfer. Laut mempunyai peranan besar dalam mengontrol iklim yang ada di bumi.
Laut berperan sebagai tombol kontrol, menyerap atau melepaskan karbon dan panas sebagai
respons terhadap perubahan di atmosfer. Diperlukan waktu ribuan tahun bagi lautan untuk
menyerap kelebihan CO2 di atmosfer saat ini.

Pertukaran karbon secara alami antara komponen-komponen ini mempengaruhi karbon


dioksida di atmosfer sehingga dapat membuat suhu bumi stabil. Namun, aktivitas manusia yang
melibatkan pembakaran bahan fosil menyebabkan lepasnya karbon ke atmosfer lebih cepat
dari proses alaminya. Hal inilah yang menjadi faktor penyebab ketidakseimbangan siklus karbon
di bumi.

Iklim tropis terjadi di beberapa wilayah dengan garis lintang astronomis terletak di posisi
23,5º LU dan 23,5º LS. Wilayah yang memiliki iklim subtropis biasanya berada di bagian utara
dan selatan garis ekuator, tepatnya di garis lintang 23,5º-66,5ºLU sampai dengan 23,5º-66,6º
LS. Dengan posisi garis lintang tersebut, beberapa negara beriklim subtropis mengalami empat
musim, yaitu musim salju, semi, panas, dan dingin. Karena memiliki empat musim, kawasan
beriklim subtropis biasanya mempunyai suhu dan kelembapan minimal dan maksimal.

Anda mungkin juga menyukai