Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati
yang tinggi. Dua negara lainnya yaitu, Brazil dan Zaire. Namun dibandingkan dengan dengan
Brazil dan Zaire,Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah di samping
memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia memiliki areal tipe oriental, australia,
dan peralihan. Selain itu, Indonesia juga memiliki hewan langka dan endemik.

Keanekaragaman hayati tersebut, tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Persebaran hewan


yang ada di indonesia berkaitan dengan sejarah terbentuknya wilayah kepulauan Indonesia.
Indonesi bagian barat yang meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya, pernah menjadi satu dengan Benua Asia. Indonesia bagian timur yang meliputi
Papua dan pulau-pulau keci di sekitarnya, pernah menjadi satu dengang Bemua Australia.
Indonesia bagian tengah yang meliputi Pulau Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya,
kepulauan Nusa Tenggara serta kepulauan Maluku, merupakan wilayah yang tidak bersatu
dengan Benua Asia maupun Benua Australia.

Ketika Alfred Russel Wallace mengunjungi Indonesia pada tahun 1856, ia menemukan
perbedaan besar fauna di beberapa daerah di Indonesia ( waktu itu Hindia-Belanda). Ketika ia
mengunjungi Bali dan Lombok, ia menemukan perbedaan hewan di kedua daerah tersebut. Di
Bali terdapat banyak hewan yang mirip dengan hewan-hewan kelompok oriental, sedangkan
di Lombok hewan-hewannya mirip dengan Australia. Oleh sebab itu, kemudian ia membuat
garis pemisah yang memanjang mulai dari Selat Lombok ke Utara melewati Selat Makassar
dan Philipina Selatan . Garis ini disebut garis Wallace.

Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh garis Wallace. Garis Wallace
menbelah Selat Makassar menuju ke Selatan hingga ke Selat Lombok. Jadi, garis Wallace
memisahkan wilayah Oriental dengan wilayah Australia.

Setelah Wallace seorang ahli zoologi Jerman bernama Max Carl Wihelm Weber juga
mengedakan penelitian mengenai persebaran hewan-hewan di Indonesia.

1
Weber melihat bahwa hewan hewan yang ada di Sulawesi tidak dapat sepenuhnya
dikelompokkan menjadi hewan kelompok Australia. Hewan yang ada di Sulawesi ada yang
memiliki sifat yang sama halnya seperti hewan yang ada pada daerah Oriental. Oleh sebab itu
Weber menyebutkan bahwa fauna yang ada di Sulawesi adalah fauna peralihan. Weber
kemudian membuat garis pembatas yang berada di sebelah Timur Sulawesi memanjang ke
Utara ke kepulauan Aru. Garis ini disebut garis weber. Pulau Sulawesi merupakan pulau
pembatas antara wilayah Oriental dan Australiaatau merupakan wilayah peralihan yang paling
mencolok.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka kami penulis dapat membuat beberapa poin yang akan
dijelaskan dalam makalah ini. Hal itu berupa rumusan masalah berikut:

1. Bagaimana persebaran flora dan fauna di Indonesia?


2. Bagaimana persebarannya di Indonesia bagian Barat?
3. Bagaimana persebarannya di Indonesia bagian Tengah?
4. Bagaimana persebarannya di Indonesia bagian Timur?
5. Bagaimana pemeliharaan dan pemanfatannya?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari pembuatan makalah ini bagi penulis adalah untuk melati penulis dalam mengenal
persebaran flora dan fauna di Indonesia. Dan bagi pembaca adalah untuk, menambah wawasan
pembaca mengenai persebarn flora dan fauna di seluruh bagian wilayah Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Flora dan fauna di Indonesia dikelompokan menjadi tiga daerah, yaitu daerah asia (asiatis),
daerah peralihan dan daerah yang mendapatkan pengaaruh dari Australia (australis) antara
Asiatis dengan peralihan dibatasi garis Wallace, sedangkan antara peralihan dengan australis
dipisahkan dengan garis Webber.

Gambar 2.1 Garis Wallace & Weber

2.1 Persebaran Flora di Indonesia

Indonesia memiliki beraneka ragam jenis tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat
besar, terutama curah hujan dan suhu udara. Jenis-jenis flora di Indonesia antara lain

1) Hutan hujan tropis

Hutan ini merupakan hutam rimba yang lebat. Hutan heterogen adalah naama lain dari hutan
Hujan tropis. Jenis hutan ini banyak ditemukan di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua.
Cirinya adalah:

a) Pohonnya besar, tinggi dan rapat


b) Berdaun lebar dan menghijau sepanjang tahun
c) Keadaan didalam hutan gelap
d) Banyak tumbuhan menjalar seperti rotan dan anggrek

3
2) Hutan musim

Jenis ini sering disebut hutan homogeny karena tumbuhannya terdiri atas satu jenis tanaman.
Jenih hutan ini banyak terdapat di jawa tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. ciri
hutan ini adalah:

a) Pepohonan tidak terlalu tinggi dengan jarak tidak terlalu rapat


b) Umumnya terdiri dari satu pohon, misalnya jati
c) Hutan menghijau dimusim penghujan dan meranggas pada kemarau
d) Pada bagian dasar hutan, semak masih bisa tumbuh

3) Stepa

Stepa merupakan lahan yang ditumbuhi dengan rumput-rumput tanpa pepohonan. Jenis padang
rumput banyak terdapat di daerah yang curah hujan sedikit dan mengalami kemarau cukup
panjnag. Di Indonesia Stepa banyak terdapat di Sumbawa, flores dan timor.

4) Sabana

Sebana memiliki ciri padang rumput yang luas diselingi pohon-pohon atau semak-semak di
sekitarnya. Di daerah ini memiliki kamrau panjang dan bersuhu panas. Di Indonesia sabana
terdapat di Nusa Tenggara, Madura dan di Dataran Tinggi Gayo (Aceh).

5) Hutan bakau atau Mangrove

Tumbuh di daerah pantai yang berlumpur. Pohon-pohon ini memiliki akar yang mampu
menaham hantaman ombak laut. Hutan ini banyak tumbuh di dataran rendah dan pantai yang
banyak lumpurnya.

6) Padang lumut

Terjadi karena pengaruh cuaca dingin. Daerah yang dingin biasanya terdapat di puncak-puncak
gunung. Di Indonesia, padang lumut dapat dijumpai di Puncak Jayawijaya.

4
Berdasarkan faktor geologi, jenis flora di Indonesia dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Flora di Paparan Sunda

a) Flora di Sumatera terdiri atas:

(1) Flora edemik seperti Bunga Rafflesia Arnoldi


(2) Flora di Pantai Timur terdiri atas mangrove dan rawa gambut
(3) Flora di Pantai Barat terdiri atas meranti, kemuning, rawa gambut, hutan rawa dan
rotan.

b) Flora di Kalimantan, terdapat kesamaan dengan flora di Sumatera yaitu hutan hujan tropic,
hutan gambut, dan hutan mangrove

2) Flora di Paparan Sahul, flora di daerah ini terdiri atas hutan tropic, hutan sagu, hutan
nipah dan hutan mangrove.
3) Flora di daerah Peralihan terletak di Sulawesi dan daerah sekitarnya.Terdiri dari hutan
hujan tropic, tumbuhan mangrove, dan nipah.

2.2 Persebaran Fauna di Indonesa

Dunia hewan di Indonesia dibagi menjadi 3 tempat, yaitu:

1) Fauna Tipe Indonesia Barat (Asiatis)

Fauna di daerah barat menyerupai daratan asia. Persebaran fauna meliputi Sumatera, Jawa,
Bali, Kalimanta hingga Sellat Makasar dan Selat Lombok. Kebanyakan binatang asiatis
memiliki ukuran yang besar dan terdiri dari binatang menyusui. Binatang jenis asiatis bisanya
berbulu tidak indah. contoh:

a) Harimau di jawa, Madura dan Bali


b) Beruang terdapat di Sumatera, dan Kalimantan
c) Gajah terdapat di Sumatera
d) Badak terdapat di Sumatera

5
e) Banteng terdapat di Jawa dan Kalimantan
f) Jenis-jenis kera di Kalimantan dan Sumatera

2) Fauna Tipe Indonesia Timur (Australis)

Fauna bagian timur meliputi daerah Papua, Kepulauan Aru dan beberapa pulau di
sekitarnya. Ciri dari fauna australis adalah jenis mamalia berukuran kecil, banyak terdapat
burung berbulu indah, hewan berkantong. Binatang di daerah Australis mendapatkan
pengaruh dari Australia.Cotohnya sebagai berikut:

a) Kanguru Pohon
b) Musang berkantong
c) Burung kasuari
d) Burung cendrawasih
e) Burung kakatua berjambul merah

3) Fauna Tipe Tengah (Peralihan)

Jenis fauna di daerah peralihan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan fauna di
daerah asiatis maupun australis. Jenis fauna peralihan terdapat di Sulawesi, Maluku dan Nusa
Tenggara. Contoh fauna peralihan

a) Biawak dan komodo


b) Anoa
c) Babi rusa

2.3 Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan Fauna di Dunia

Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di
wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana
banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin
dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah
dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna
berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Tahukah Anda, apa saja yang

6
termasuk abiotik dan biotik? Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu,
kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik
(biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

a. Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar
pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh
terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat
diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh
pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses
penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis
tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya,
subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan
cukup sinar matahari. Berbeda dengan tanaman di daerah yang beriklim sedang, ragam
tumbuhannya tidak sebanyak di daerah tropis yang kaya sinar matahari, di sana banyak
ditemui pohon berkayu keras dan berdaun jarum. Daerah Gurun yang beriklim panas dan
kurang curah hujan, hanya sedikit tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri, seperti
misalnya pohon Kaktus dapat tumbuh subur, karena mempunyai persediaan air dalam
batangnya. Kehidupan faunanya juga sangat bergantung pada pengaruh iklim yang mampu
memberikan kemungkinan bagi kelangsungan hidupnya. Binatang di daerah dingin beda
dengan binatang di daerah tropis, dan sulit menyesuaikan diri bila hidup di daerah tropis
yang beriklim panas.

b. Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di
dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur
tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar
tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap
tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di
dalam tanah. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%),
bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa
pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan
perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah.
Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang

7
subur. Perhatikan hutan di daerah yang subur di pegunungan dengan hutan di daerah yang
tanahnya banyak mengandung kapur atau tanah liat. Apakah ada perbedaan
keanekaragaman tanamannya?

c. Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat
melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah.
Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di
daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya
curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya
keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak
curah hujannya. Misalnya di daerah gurun, hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup,
contohnya adalah pohon Kaktus dan tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis banyak
hutan lebat, pohonnya tinggi-tinggi dan daunnya selalu hijau.

d. Tinggi rendahnya permukaan bumi

Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan
laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500
m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah
tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut
lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius.
Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin
tinggi suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan
bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu
udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang
suhunya panas dan kering.

e. Manusia,hewan dan tumbuhan

Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya


daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan
melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan
tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu
mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau

8
perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap
kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan
terhadap penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan,
kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor
tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan
terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan
faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu
penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.

2.4 Manfaat flora dan fauna bagi Indonesia

Faktor Keindahan

Setiap jenis tumbuhan dan binatang adalah berbeda satu sama lainnya dan hal ini
memberikan keindahan bagi alam dengan cara yang berbeda - beda. Sebagian besar
manusia merasakan bahwa keindahan alam ini dapat memperkaya kehidupan mereka. Hal
ini juga dapat menambah kenikmatan alam bagi orang yang melakukan camping, hiking,
dan rekreasi alam lainnya. Seorang pendaki gunung akan merasa lebih senang bila melintasi
kawasan gunung yang berhutan dan dihuni oleh binatang - binatang liar seperti Gunung
Gede , Gunung Argopuro dan Gunung Slamet dibandingkan gunung yang gundul tak
berhutan seperti Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.

Manfaat Ekonomi

Jenis flora dan fauna dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa
jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat Indonesia maupun untuk
kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara lain adalah kayu ramin, gaharu,
meranti, dan jati, jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhan
juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat, protein,
vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan kosmetika.
Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan
untuk kegiatan industri. Dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat
dijadikan sumber daya alam yang bernilai ekonomi. Laut, sungai, dan tambak merupakan

9
sumber-sumber perikanan yang berpotensi ekonomi. Beberapa jenis diantaranya dikenal
sebagai sumber bahan makanan yang mengandung protein.

Manfaat ilmiah

Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis flora dan fauna yang belum dipelajari dan
belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan
sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang
pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal
dari tumbuhan. Masih banyak yang bisa dipelajari tentang bagaimana memanfaatkan flora
dan fauna secara lebih baik, bagaimana menjaga dasar genetik hewan dan tumbuhan yang
terpakai, dan bagaimana untuk merehabilitasi ekosistem yang terdegradasi. Daerah alami
menyediakan laboratorium yang baik sekali untuk studi seperti ini, sebagai perbandingan
terhadap daerah lain dengan penggunaan sistem yang berbeda, dan untuk penelitian yang
berharga mengenai ekologi dan evolusi.

Di negara kita Indonesia, flora dan fauna merupakan sumber daya yang penting bagi
pembangunan nasional. Sejumlah besar sektor perekonomian nasional tergantung secara
langsung ataupun tak langsung dengan keanekaragaman flora-fauna, ekosistem alami dan
fungsi-fungsi lingkungan yang dihasilkannya. Keanekaragaman hewan dan tumbuhan juga
merupakan anugerah terbesar bagi masyarakat Indonesia karena Indonesia merupakan salah
satu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Manfaat yang dapat
diperoleh dari besarnya keanekaragaman hayati bagi masyarakat kita antara lain adalah (1)
Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi umat manusia,
karena potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan serta kebutuhan
hidup yang lain (2) Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan tehnologi (3)
Mengembangkan sosial budaya umat manusia. Pemanfaatan flora dan fauna dimasyarakat
ini harus dilakukan secara berkelanjutan yaitu manfaat yang tidak hanya untuk generasi
sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan dating. Oleh karena itu, mari kita lestarikan
keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kita agar dapat dimanfaatkan oleh generasi yang
akan datang.

10
Manfaat bagi kelangsungan hidup

Setiap spesies memiliki peran dalam membantu menjaga keseimbangan sistem kehidupan
di bumi. Sistem - sistem ini harus berfungsi terus menerus jika kehidupan ingin tetap
berlangsung. Sehingga hilangnya beberapa spesies dapat mengancam semua kehidupan,
termasuk kehidupan manusia. Lebih dari 40 jenis pohon di hutan penyebaran bijinya sangat
tergantung pada orangutan. Ular membantu mengendalikan populasi tikus.

Burung madu, kupu - kupu dan kumbang membantu penyerbukan bunga.Kehidupan


manusia yang bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang kita
manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada zaman dahulu juga
merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan. Hewan dan
tumbuhan liar itu dibudidayakan karena memiliki sifat-sifat unggul yang diharapkan
manusia.Sebagai contoh, ayam dibudidayakan karena menghasilkan telur dan daging. Padi
dibudidayakan karena menghasilkan beras. Beberapa contoh tumbuhan dan hewan yang
memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan pangan, perumahan, dan kesehatan.

2.5 Cara melestarikan flora dan fauna

1. Membangun tempat perlindungan

Ada beberapa jenis flora dan fauna yang sudah rentan punah karenanya perlu dibangun
tempat khusus untuk melindungi mereka dari para manusia yang serakah yang terkadang
menjadi dampak akibat kerusakan hutan yang membuat flora dan fauna mulai
punah. Pembangunan suaka alam untuk melindungi tumbuhan dan suaka margasatwa untuk
melindungi tumbuhan. Seperti balai suaka margasatwa ujung kulon yang merupakan tempat
khusus untuk melindungi kawanan badak bercula satu yang sudah sangat sedikit jumlahnya.

2. Membangun tempat rehabilitasi

Pembangunan tempat rehabilitasi ini perlu dilakukan untuk tetap mempertahankan


kehidupan flora dan fauna. Seperti pusat rehabilitasi yang memiliki fungsi lingkungan
hidup bagi flora dan fauna seperti orang utan di tanjung putting Kalimantan, hutan
wanariset samboja, kutai Kalimantan dan pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.

11
Tempat tersebut dapat dikunjungi oleh masyarakat luas yang ingin berkontribusi dalam
mengembangkan perkembangan flora dan fauna.

3. Menerapkan program pembangunan berkelanjutan

Semakin modernnya zaman dimana sudah ada berbagai program pembangunan proyek
gedung pencakar langit dan bangunan permanen lainnya yang seringkali pembangunan
tersebut tidak memperhatikan aspek lingkungan dan ruang publik untuk kehidupan. Bukan
hanya flora dan fauna saja yang terancam namun bencana alam juga mengancam jika
keseimbangan alam berubah. Jadi pemerintah saat ini sangat perlu membuat sebuah
undang-undang untuk mengatur pembangunan yang berkelanjutan yang memperhatikan
aspek lingkungan dan ramah lingkungan. Misalnya saja untuk pembangunan gedung paling
tidak harus ada lahan hijau di daerah tersebut. Pemerintah juga harus memberikan hukuman
bagi mereka yang melanggar peraturan dengan tindakan yang tegas tanpa pandang bulu.

4. Menetapkan status flora dan fauna

Perlu dilakukan penetapan status pada flora dan fauna terutama yang terancam punah
supaya tidak terjadi pemburuan terhadap mereka. Seperti status dilindungi yang diberikan
kepada satwa komodo, biawak, landak semut di papua, kanguru pohon, anoa, menjangan,
banteng, badak, dahan kuwuk, bajing terbang, trenggiling, kasuari, merak, cendrawasih,
harimau sumatera, elang jawa, bajing tanah, macan kumbang, siamang, ikan pesut, ikan
hiu, ikan pari, kura-kura atau bulus, gajah, tapir, kelinci liar, kambing hutan, ayam hutan,
sing puar, owa, sarudung, bekantan, orang utan, beruang madu, burung beo, landak.
Pemerintah juga harus membuat undang-undang tegas dengan melakukan tindakan jika ada
yang berusaha menyelundupkan atau memburu flora dan fauna yang sudah diberi status
dilindungi.

5. Melakukan usaha pelestarian hutan

Hal ini sangat perlu dilakukan seperti dengan menindak tegas para pencuri kayu atau illegal
logging, memperbaiki kondisi hutan, melakukan reboisasi dan melakukan tebang pilih
supaya hutan tetap terjaga kehidupannya dan makhluk yang ada di dalamnya agar terhindar
juga dari erosi tanah yang menjadi penyebab flora dan fauna mulai punah juga.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa persebaran
sumber-sumber alam yang menyangkut air, dunia tumbuh-tumbuhan serta kesuburan
tanah dan sinar matahari dan lain-lain tidaklah merata di permukaan bumi ini. sehingga,
persebaran flora dan fauna pun juga tidak menyebar secara merata di permukaan bumi ini.

3.2 Saran
Dengan adanya karya tulis ini maka penulis mengharapkan agar masyarakat dapat
menjaga kelestarian flora dan fauna di sekitar kita.

13
Daftar Pustaka

http://tugasmakalahproposal.blogspot.co.id
https://donipengalaman9.wordpress.com

14
15

Anda mungkin juga menyukai