Anda di halaman 1dari 11

Lampiran 1 : materi ajar

POKOK BAHASAN

KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA dan UPAYA


PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Kompetensi Dasar :

1. Menganalisis data hasil observasi tentang berbagai tingkat


keanekaragaman hayati (gen, jenisdan ekosistem) di Indonesia.

2. Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman


hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman kelestarian
berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesai
keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesai yang
dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi.

Tujuan pembelajaran :

1. Siswa dapat menyebutkan contoh keanekaragaman hayati tingkat gen,


ekosistem,spesies yang ada di Indonesia
2. Siswa dapat menyebutkan upaya melestarikan keanekaragaman hayati di Indonesia
3. Siswa dapa menuliskan data hasil laporan pengamatan keanekaragaman hayati tingkat
gen dengan benar
4. Siswa dapat mempresentasikan hasil laporan pengamatan keanekaragaman hayati
tingkat gen secara tepat.

A. Keanekaragaman Flora dan Fauna di Indonesia


Indonesi memiliki keragaman flora dan fauna ( keanekaragaman hayati)
sangat besar. Bahkan, keanekaragaman hayati Indonesia teramsuk tiga besar di dunia
bersama-sama dengan Brazil di aerika Selatan dan Zaire di Afrika. Berdasarkan data
dari Indonesia mencapai 8.000 spesies. Spesies hewan terdiri atas 515 mamalia, 60
reptil, 1.519 burung dan 1211 kupu-kupu.
Besarnya keanekaragman hayati di Indonesia berkaitan erat dengan kondisi
iklim dan kondisi fisik wilayah. Suhu tropis dan curah hujan yang besar
memungkinkan tumbuhnya beragam jenis tumbuhan. Mengapa demikian ? tumbuhan
memerlukan air dan suhu yang sesuai. Makin banyak air tersedia makin banyak
tumbuhan yang dapat tumbuh dan karena itu makin banyak hewan yang dapat hidup
di daerah tersebut.
A. Persebaran Flora di Indonesia
Di dunia terdapat 6 wilayah utama persebaran mahkluk hidup (Biogeografi). Flora
di Indonesia secara biogeografi dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu Indo-Malayan
dan Indo-Australian.
1. Kelompok Indo-Malayan meliptu kawasan Indonesia Barat. Pulau-pulau yang
termasuk ke dalam kelompok ini adalah Sumatra,Kalimantan,Jawa dan Bali.
Contoh tanaman Indo-Malayan sebagai berikut:
a. Banyak terdapat jenis meranti-merantian.
b. Terdapat berbgai jenis rotan.
c. Tidak memiliki hutan putih kayu.
d. Memiliki jenis tumbuhan matoa (Pometia pinnata) yang sedikit.
e. Memiliki berbagai jenis nangka.
2. Kelompok Indo-Australian meliputi tumbuhan yang ada di kawasan Indonesia
Timur. Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan ini adalah Sulawesi,Nusa
Tenggra,Maluku dan Papua. Contoh tanaman Indo-Australian sebgai berikut:
a. Jenis meranti-merantian hanya sedikit.
b. Tidak terdapat berbagai jenis rotan.
c. Terdapat hutan putih kayu.
d. Terdapat berbgai jenis tumbuhan matoa, khususnya di Papua.
e. Banyak terdapat tumbuhan sagu.
f. Tidak terdapat berbagai jenis nangka.

Menurut Wallace dan Weber, persebaran flora di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu:

1. Flora di Indonesia bagian Barat adalah tipe Asiatis (memiliki kesamaan dengan benua
Asia), ciri-ciri:
a. Memiliki berbagai jenis tumbuhan kayu yang berharga (jati,
meranti,kruing,mahoni,dll).
b. Selalu hijau sepanjang tahun.
c. Bersifat heterogen.
d. Terdapat tumbuhan endemik ( hanya ada di daearah tersebut ) yaitu Raflesia
arnoldi di Sumatra.

Gambar : Raflesia arnoldi di Sumatra + sumber


e. Banyak kawasan hutan mangrove ( di pantai timur Sumatra, pantai barat dan
selatan Kalimatan, pantai barat dan utara Jawa).
2. Flora di Indonesia bagian Tengah
a. Yang ada hanyalah hutan semusim/hutan homogen yang tidak begitu lebat,
bahkan di Nusa Tenggara yang ada hanyalah saban ( padang rumput yag luas
dengan tumbuhan kayu di sana-sini) dan stepa ( tanah kering yang hanya
ditumbuhi semak belukar).
b. Tumbuhan Palma, Cemara dan Pinus.

Gambar : pohon pinus di Gambar : pohon Cemara di


Yogyakarta Jawa Timur
3. Flora di Indonesia bagian Timur adalah tipe Autraslis ( memiliki kesamaan dengan
benua Australia)
a. Didominasi hutan hujan tropis, dimana jenis floranya memiliki kesamaan
dengan flora di benua Australia.
b. Flora ciri khas di kawasan ini yaitu anggrek.
Gambar : Anggreak Bulan di Bogor
B. Persebaran Fauna di Indonesia
Menurut persebarannya, fauna di Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Fauna Asiatis ( Indonesia Bagian Barat)
Ciri-ciri:
a. Mamalia ukuran besar (gajah,harimau,tapir).
b. Berbagai jenis kera
c. Berbagai jenis ikan air tawar.
d. Sedikit burung berwarna (burung enggang), namun banyak yang bersuara
merdu dengan ukuran kecil sampai sedang (burung parkit).
e. Berbagai jenis reptil.
f. Fauna endemik ( badak bercula satu,burung merak,jalak bali,orang utan).

Gambar : Badak Bercula Gambar : Burung Merak di


Satu di Ujung Kulon Papua Nugini

Gambar : Burung Jalak Bali Gambar : Orang Utan di


di Bali Kalimantan
2. Fauna Peralihan ( Indonesia Bagian Tengah )
Fauna Peralihan ini memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan fauna Asiatis
( Indonesia Bagian Barat) maupun fauna Australis ( Indonesia Bagian Timur).
Contoh:
a. Burung maleo.
b. Anoa
c. Komodo.
d. Babirusa.

Gambar : Burung Maleo di Gambar : Anoa di Pulau


Sulawesi Buton, Sulawesi

Gambar : Komodo di Pulau Gambar : Babi Rusa di


Sumbawa, NTT Sulawesi

Perbedaan karakteristik fauna antara fauna Asiatis (Indonesia Bagian Barat)


dengan Fauna Peralihan ( Indonesia Bagian Tengah ) dibatasi garis khayal yaitu garis
Wallacea.

3. Fauna Ausitalis (Indonesia Bagian Timur)


Ciri-ciri:
a. Mamalia berukuran kecil ( walaby,possum)
b. Banyak hewan berkantung (kanguru)
c. Banyak jenis burung berbulu indah ( cendrawasih)
d. Sedikit jenis ikan air tawar
e. Kadal salamander
f. Fauna endemik ( cendrawih, kasuari)

Gambar : Burung Cendrawasih Gambar : Burung Kasuari


di Papua di Irian

Perbedaan karakteristik fauna antara fauna peralihan ( Indonesia Bagian


Tengah ) dengan fauna Australis (Indonesia Bagian Timur) dibatasi dengan garis
khayal yaitu garis Webber.

B. Keanekaragaman Mikroorganisme di Indonesia


Mikroorganisme adalah mahkluk hidup kecil yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang. Terlhat jelas bila menggunakan mikroskop. Yang termasuk
mikroorganisme:
1. Virus
2. Bakteri ( Monera )
3. Sebagian jamur ( Fungi )
4. Sebagian ganggang ( Protista mirip tumbuhan )
5. Protozoa ( Protista mirip hewan )
6. Jamur lendir ( Protista mirip jamur)

Garis Wallace dan Garis Weber

A. Garis Wallace
Garis Wallace adalah sebuah garis hipotesis yang memisahkan wilayah
geografi hewan Asia dan Australia. Bagian barat dari garis ini berhubungna
dengan spesies Asia; di timur kebanyakan berhubungan dengan spesies Australia
garis ini dinamakan atas Alfred Russel Wallace, yang menyadari perbedaan yang
jelas pada saat dia berkunjung ke Hindia Timur pada abad ke-19 ( antara tahun
1823-1913). Garis ini melalui Kepulauan Melayu, antara Borneo dan Sulawesi,
serta antara Bali ( di barat ) dan Lombok ( di timur ).
B. Garis Weber
Garis weber adalah sebuah garis khayal pembatas antar dunia flora dan fauna
di paparan sahul dan dibagian lebih barat Indonesia. Garis ini membujur dari
utara ke selatan antara Kepulauan Maluku dan Papua serta Nusa Tenggara Timur
dengan Australia. Garis ini dicetuskan oleh Max Carl Wilhelm Weber atau Max
Wilhelm Carl Weber ( antara tahun 1854-1862).

Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati Indonesia

secara Insitu dan Exsitu

A. Pelestarian Keanekaragaman Hayati secara Insitu


Pelestarian Keanekaragaman Hayati secara Insitu yaitu suatu upaya pelestarian
sumber daya alam hayati di habitat atau tempat aslinya. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan karakteristik tumbuhan atau hewan tertentu sangat membahayakan
kelestariannya apabila dipindahkan ke tempat lainnya.

Dalam usaha menjaga kelestarian sumber daya hayati agar tidak punah adalah
dengan cara menjaga keutuhan lingkungan tempat hidup makhluk hidup.
Jika sebagian besar masyarakat Indonesia melakukan aktivitas eksploitasi sumber
daya hayati secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan usaha pelestarian maka
dalam waktu yang relatif singkat sumber daya hayati akan punah.
1. CagarAlam
Cagar alam adalah kawasan perlindungan alam yang memiliki tumbuhan, hewan,
dan ekosistem yang khas sehingga perlu dilindungi.
Perkembangan dan pertumbuhan hewan dan tumbuhan, berlangsung secara alami.
Sesuai dengan fungsinya cagar alam dapat dimanfaatkan untuk penelitian,
pengembangan ilmu pengetahuan, dan wisata.
Terdapat dua jenis cagar alam yaitu cagar alam darat dan cagar alam laut. Di
Indonesia cagar alam darat antara lain : Cagar Alam Morowali di Sulawesi tengah,
Cagar Alam Nusa Kambangandi Jawa Tengah, Cagar Alam Gunung Papandayan
di Jawa Barat, Cagar Alam Dolok Sipirok di Sumatera Utara, Cagar Alam Hutan
Pinus Janthoi di NAD (Aceh). Sedangkan cagar alam laut antara lain : Cagar Alam
Kepulauan Aru Tenggara di Maluku, Cagar Alam Pulau Anak Krakatau di
Lampung, dan Cagar Alam Kepulauan Karimata di Kalimantan Barat.
2. Suaka Margasatwa
Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa
keanekaragaman dan keunikan jenis satwa, dan untuk kelangsungan hidup satwa
dapat dilakuakan pembinaan terhadap habitatnya.
Di Indonesia suaka margasatwadarat antara lain : Suaka Margasatwa Rawa
Singkil di NAD (Aceh), Suaka Margasatwa Padang Sugihan di Sumatera Selatan,
Suaka Margasatwa Muara Angke di DKI Jakarta, Suaka Margasatwa Tambora
Selatan di Nusa Tenggara Barat, Suaka Margasatwa Lamandau di Kalimantan
Tengah, dan Suaka Margasatwa Buton di Sulawesi Tenggara. Sedangkan Suaka
Margasatwa laut antara lain : Suaka Margasatwa Kepulauan Panjang di Papua,
Suaka Margasatwa Pulau Kassa di Maluku, dan Suaka Margasatwa Foja di
Papua.
3. TamanNasional
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem
asli yang dikelola dengan sistem zonasi.
Taman nasional dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pengembangan ilmu
pengetahuan, dan wisata.
Terdapat dua jenis taman nasional, yaitu taman nasional darat dan taman nasional
laut. Taman nasional darat antara lain ; Taman Nasional Leuser di Sumatera Utara,
Taman Nasional Ujung Kulon di Banten, Taman Nasional Meru Betiri di Jawa
Timur, dan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di Riau. Sedangkan taman nasional
laut antara lain ; Taman Nasional Kepulauan Seribu di DKI Jakarta, Taman
Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, dan Taman Nasional Bunaken di
Sulawesi Utara.
B. Pelestarian Keanekaragaman Hayati secara Eksitu
Pelestarian keanekaragaman Hayati secara Eksitu yaitu sutau upaya pelestarian
yang dilakukan dengan memindahkan ke tempat lain yang lebih cocok bagi
perkembangan kehidupannya. Contoh pelestarian keanekaragaman hayati secara
eksitu sebagi berikut:
a. Kebun Raya dan Kebun Koleksi untuk menyeleksi berbagai tumbuhan langka
dalam rangka melestarikan plasma nuftah.
b. Penangkaran Jalak Bali di kebun binatang Wonokromo.
Salah satu cara untuk ikut melestarikan keanekaragaman hayati secara nyata dan
untuk pemenuhan kebutuhan dapur dan tanaman obat maka kita dapat membuat
kebun tanman obat, baik di sekolah ataupun di rumah kita sendiri. Dengan
menggalakkan kebun tanaman obat ini, diharapkan tidak terjadi kelangkaan
tanaman obat akibat kencenderungan mngkonsumsi obat-obat kimia dan
meninggalkan fungsi tanaman obat-obatan tradisonal bagi kesehatan kita.
Kalsifikasi merupakan suatu carauntuk mengelompokkan mahkluk hidup.
Dalam pengelompokkan mahkluk hidup diperlukan aturan, yaitu dasar yang
digunakan untuk pengelompokkan, seperti persamaan dan perbedaaan ciri-ciri
serta sifat mahkluk hidup, yag meliputi ciri morfologis,anatomis,biokimia, dan
reproduksinya. Pengelompokkan mahkluk hidup yang sudah menggunkan
aturan tertentu ini disebut sistematika.

Manfaat Kehati ( Ekonomi, Pendidikan, dan Ekologis) untuk


Pembangunan Berkelanjutan

1. Manfaat dalam Ekonomi


Jenis hewan (fauna) dan tumbuhan (flora) dapat diperbarui dan dimanfaatkan
secara berkelanjutan. Beberapa jeis kayu memiliki mafaat bagi kepentingan
masyaratakat Indonesia maupun untuk kepentingan ekspor, misalnya saja kayu
jati. Jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhn
juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung
karbohidrat,protein, vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai
obat-obatan dan kosmetik. Sumber daya yang bersasal dari hewan dapat
dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan untuk kegiatan industri. Dua pertiga
wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat dijadikan sumber ala yag bernilai
ekonomi. Laut, sungai, dan tambak merupakan sumber-sumber perikanan yang
berpotensi ekonomi. Beberapa diantaranya dikenal sebagai sumber bahan
makanan yang mengadung protein.
2. Manfaat dalamPendidikan
Di dalam tubuh mahkluk hidup tersimpan sumber gen yang secara alami telah
sesuai dengan alamnya. Oleh sebab itu, lestarinya keanekaragaman hayati
merupakan syarat mutlak untuk tetap menjaga tersedianya plasma nuftah atau
sumber gen. Ini berarti memberi peluang untuk mengembangkan penelitian demi
pemulihan keanekaragaman hayati yang belakangan ini cenderung mengalami
penyusutan.
3. Manfaat dalam Ekologi
Keanekaragaman hayati merupakan komponen yang sangat penting, misalnya
hujan hutan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai
lingkungan yang penting bagi bumi, antara lain:
a. Merupakan paru-paru bumi kegiatan fotosintesis hutan huajn tropis dapat
menurunkan kadar karbondioksida ( CO2) di atmosfer yang berarti dapat
mengurangi pencermaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca.
b. Dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan
kelembapan udara.

Selain berfungsi untuk menunjang kehidupan manusai, keanekaragaman hayati


memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-
masing jenis organisme meiliki peranann dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak
dapat digantikan oleh jenis lain. Sebagi contoh, burung hantu dan ular di
ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini
dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus.
Akibatnya perkembangan tikus akan meningkat cepat dan dimana-mana terjadi
hama tikus.
Daftar Pustaka

1. Nathan, Ivan. 2015. Laporan Praktikum Kenakeragaman Hayati Flora Dan Fauna Di
Indonesia. Diakses Pada hari Kamis 18 Oktober 2018 jam 21.00 WIBdari

http://addhy-ardhy.blogspot.co.id/2013/07/laporan-perhitungan-koloni-
bakteri.html.

2. Maulidya, Raissa. 2015. Bab 2 Biologi Kelas X Keanekaragaman Hayati.


DiaksesPada hari Kamis 18 Oktober 2018 jam 21.00 WIBdari

https://www.slideshare.net/RaissaMaulidya/bab-2-biologi-kelas-x-
keanekaragaman-hayati. Pada hari Kamis 18 Oktober 2018 jam 21.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai