Anda di halaman 1dari 6

Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Persebaran fauna di Indonesia dibagi menjadi tiga tipe, yaitu Oriental, peralihan, dan Australian. Setiap
wilayah persebaran memiliki jenis fauna dengan tipe berbeda. Perbedaan tersebut menjadikan Indonesia
memiliki tingkat keanekaragaman hayati tinggi. Selain persebaran fauna, Indonesia juga mengalami perbedaan
persebaran flora.

1. Persebaran Flora di Indonesia


Flora di Indonesia tercakup dalam kawasan Malesiana yang terdiri atas Indonesia, Filipina, Malaysia,
Kepulauan Solomon, dan Papua Nugini. Persebaran flora di Indonesia tidak merata. Hutan hujan tropis di
Kalimantan mempunyai keanekaragaman tumbuhan paling tinggi. Untuk daerah Jawa, Sulawesi, Maluku,
dan Kepulauan Sunda mempunyai keanekaragaman tumbuhan paling sedikit.
Pada umumnya hutan-hutan di Indonesia didominasi oleh tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae
(pohon yang menghasilkan biji bersayap). Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae di antaranya
keruing (Dipterocarpus hasseltii), meranti (Shorea sp.), ramin (Gonystylus bancanus), dan pohon kapur
(Dryobalanops aromatica).
Selain itu, sebagian hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis yang dicirikan adanya
pepohonan berkanopi rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang tumbuh memanjat). Tumbuhan
yang mendominasi hutan ini di antaranya durian (Durio zibethinus), mangga (Mangifera indica), sukun
(Artocarpus communis), dan rotan (Calamus sp.). Adapun tumbuhan endemik di Indonesia yang terkenal,
yaitu bunga padma (Rafflesia arnoldii) di Sumatra Barat dan anggrek hitam (Coelogyne pandurata) di
Kalimantan Timur.

2. Persebaran Fauna di Indonesia


Berdasarkan pengamatannya pada 1859, Alfred Rusell Wallace, seorang ahli Zoologi berkebangsaan
Inggris, menetapkan dua wilayah utama persebaran fauna di Indonesia. Wallace membuat garis pemisah
abstrak mulai dari Selat Lombok ke utara hingga Selat Sulawesi dan Filipina Selatan. Garis Wallace
memisahkan jenis fauna Indonesia bagian barat (daerah Oriental) dengan bagian timur (daerah Australian).
Daerah Oriental meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Madura. Sementara itu, daerah Australian
meliputi Sulawesi, Papua, dan pulau-pulau di sekitarnya.
Setelah Wallace, seorang ahli Zoologi berkebangsaan Jerman bernama Weber juga melakukan
penelitian tentang persebaran hewan-hewan di Indonesia. Menurut Weber, hewan-hewan di Sulawesi tidak
dapat sepenuhnya dikelompokkan sebagai hewan-hewan kelompok Australian. Hewan di Sulawesi ada yang
memiliki sifat seperti hewan di daerah Oriental. Berdasarkan hasil pengamatannya, Weber membuat garis
pemisah abstrak yang berada di sebelah timur Sulawesi memanjang ke arah utara hingga Kepulauan Aru.
Garis Weber memisahkan fauna Indonesia bagian timur dan tengah. Oleh karena itu, Sulawesi merupakan
wilayah peralihan yang memiliki hewan-hewan peralihan antara wilayah Oriental dan Australian.
a. Fauna Daerah Oriental
Daerah Oriental meliputi Pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan Kalimantan. Ciri-ciri daerah Oriental
sebagai berikut.
1) Banyak mamalia berukuran besar.
2) Terdapat berbagai jenis kera.
3) Terdapat burung-burung berwarna kurang menarik, tetapi bersuara merdu.
4) Terdapat berbagai jenis ikan air tawar.
Contoh fauna daerah Oriental, yaitu gajah sumatra (Elephas maximus), orang utan kalimantan
(Pongo pygmaeus), orang utan sumatra (Pongo abelii), jalak bali (Leucopsar rothschildi), dan alap-alap
dahi putih (Microhierax latifrons).
Gajah sumatra Orang utan kalimantan Jalak bali Alap-alap dahi putih
Gambar Fauna-fauna daerah Oriental
Sumber: http://bit.ly/3uN1VeK, http://bit.ly/3bPfOQW, http://bit.ly/305c4pk, dan https://bit.ly/3uLRp7O, diunduh 11 Februari 2021

b. Fauna Daerah Australian


Daerah Australian meliputi Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Ciri-ciri daerah Australian sebagai
berikut.
1) Terdapat mamalia berukuran kecil.
2) Banyak hewan berkantong.
3) Tidak terdapat spesies kera.
4) Burung berwarna-warni, tetapi bersuara kurang merdu.
Contoh fauna daerah Australian, yaitu kanguru pohon (Dendrolagus pulcherrimus), kuskus
(Spilocuscus maculatus), landak papua/ekidna (Zaglossus bruijnii), dan burung cenderawasih kuning
kecil (Paradisaea minor).

Kanguru pohon Kuskus Landak papua/Ekidna Cenderawasih


kuning kecil
Gambar Fauna-fauna daerah Australian
Sumber: http://bit.ly/2Oi1TuD, http://bit.ly/3kwwocv, http://bit.ly/2OehoE8, dan https://bit.ly/3e5S7qH, diunduh 28 Februari 2021

c. Fauna Daerah Peralihan


Daerah peralihan meliputi daerah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara. Fauna daerah peralihan
terdiri atas hewan-hewan endemik, yaitu hewan yang hanya ada di pulau tersebut. Contoh fauna
daerah peralihan, yaitu musang cokelat sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii), babi rusa (Babyrousa
babyrussa), anoa daratan (Bubalus depressicornis), maleo (Macrocephalon maleo), rangkong sulawesi
(Aceros cassidix), dan komodo (Varanus komodoensis).

Musang cokelat sulawesi Babi rusa Rangkong sulawesi Komodo


Gambar Fauna-fauna daerah peralihan
Sumber: http://bit.ly/3ksPnVr, http://bit.ly/3q5JSwX, http://bit.ly/3kzt7cm, dan http://bit.ly/3dTwjOE, diunduh 29 Februari 2021
3. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan manusia. Apa saja manfaat
keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia?
a. Sebagai Sumber Pangan, Sandang, Papan, dan Obat-obatan
Makanan, papan, sandang, dan obat-obatan sangat tergantung pada ketersediaan sumber daya
alam. Contohnya, padi dan jagung sebagai bahan pangan, pohon jati sebagai bahan bangunan, kapas
sebagai bahan sandang, dan mengkudu sebagai obat tradisional. Keanekaragaman hayati yang dapat
menghasilkan sesuatu (produk) yang bermanfaat untuk hidup dan menjaga kesehatan manusia
dikatakan memiliki nilai biologi.
b. Sebagai Sumber Plasma Nutfah
Di hutan tersimpan beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang mempunyai sifat unggul. Oleh
karena itu, hutan dikatakan sebagai sumber plasma nutfah/sumber gen.
c. Mempertahankan Keberlanjutan Ekosistem
Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting, misal hutan hujan
tropis. Hutan hujan tropis berfungsi sebagai paru-paru dunia dan menjaga kestabilan iklim global.
Keanekaragaman hayati yang bermanfaat menjaga kebelanjutan ekosistem dikatakan memiliki nilai
ekologis.
d. Sebagai Lahan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Keanekaragaman hayati masih terus diteliti oleh para ahli karena sebagai sumber ilmu atau
tujuan lain, misalnya pemuliaan hewan dan tumbuhan. Jadi, keanekaragaman hayati memiliki nilai
pendidikan.
e. Sebagai Sumber Pendapatan/Devisa
Keanekaragaman hayati dapat bermanfaat sebagai sumber pendapatan atau devisa, misalnya
kayu, rotan, dan karet sebagai bahan baku industri kerajinan serta cendana dan rumput laut sebagai
bahan baku industri kosmetik. Keanekaragaman hayati yang dapat menghasilkan produk berupa
materi atau jasa yang manfaatnya dapat ditukar dengan uang dikatakan memiliki nilai ekonomi.
f. Sebagai Tempat Rekreasi
Berbagai jenis tumbuhan dan hewan dapat memperindah lingkungan sehingga dapat dijadikan
sebagai tempat rekreasi. Keanekaragaman hayati yang membuat orang terhibur karena keindahannya
dikatakan memiliki nilai estetika. Sementara itu, keanekaragaman hayati yang membuat manusia
kagum, makin menghargai, dan dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa dikatakan memiliki nilai religius.

4. Aktivitas Manusia yang Memengaruhi Keanekaragaman Hayati


Aktivitas manusia yang dapat menurunkan keanekaragaman hayati sebagai berikut.
a. Perusakan habitat, misal penebangan hutan, perburuan liar, dan perusakan terumbu karang.
b. Penggunaan bahan kimia secara berlebihan, misal penggunaan pupuk dan pestisida.
c. Adanya pertanian monokultur (memusnahkan tanaman sejenis yang kurang unggul).
d. Pencemaran lingkungan dari limbah pabrik atau rumah tangga.
Aktivitas manusia yang dapat meningkatkan keanekaragaman hayati sebagai berikut.
a. Pemuliaan, merupakan usaha membuat varietas unggul dengan cara melakukan perkawinan silang
yang menghasilkan variasi baru.
b. Reboisasi (penghijauan).
c. Pembuatan taman-taman kota.
d. Pelestarian plasma nutfah secara in situ dan ex situ.
e. Penebangan pohon di hutan dilakukan dengan menerapkan sistem tebang pilih dan tanam kembali.
5. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Upaya pelestarian keanekaragaman hayati sebagai berikut.
a. Melakukan pelestarian keanekaragaman hayati baik secara in situ maupun ex situ. Pelestarian secara
in situ adalah pelestarian makhluk hidup dalam habitat aslinya, misalnya pelestarian badak bercula
satu di Taman Nasional Ujung Kulon. Pelestarian ex situ adalah pelestarian makhluk hidup di luar
habitat aslinya, tetapi lingkungan dibuat mirip aslinya, misalnya penangkaran harimau di kebun
binatang.
b. Memanfaatkan keanekaragaman hayati dengan menerapkan prinsip-prinsip berikut.
1) Prinsip daya toleransi artinya keanekaragaman hayati memiliki batas toleransi tertentu sehingga
tidak boleh dilanggar.
2) In optimum artinya semua kekayaan alam tidak boleh dimanfaatkan sampai optimum sehingga
pemanfaatannya harus di bawah optimum.
3) Faktor pengontrol artinya kita harus menjaga, mengontrol, atau mengendalikan keseimbangan
lingkungan.
4) Prinsip ketahanbalikan artinya kita harus selalu menjaga kelestarian plasma nutfah karena jika
plasma nutfah hilang atau punah, organisme tersebut juga akan punah.
Pelestarian keanekaragaman hayati juga dapat dilakukan dengan penangkaran. Penangkaran adalah
upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan serta pembesaran tumbuhan dan satwa liar dengan tetap
mempertahankan kemurnian jenisnya. Bentuk penangkaran tumbuhan dan satwa liar sebagai berikut.
a. Pengembangbiakan satwa adalah kegiatan penangkaran berupa perbanyakan individu melalui cara
reproduksi kawin (seksual) maupun tidak kawin (aseksual) dalam lingkungan buatan atau semi-alami
serta terkontrol dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.
b. Pembesaran satwa maupun kegiatan penangkaran yang dilakukan dengan pemeliharaan dan
pembesaran anakan atau penetasan telur satwa liar dari alam di dalam lingkungan terkontrol dengan
tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.
c. Perbanyakan buatan (artificial propagation) tumbuhan adalah kegiatan penangkaran yang dilakukan
dengan cara memperbanyak dan menumbuhkan tumbuhan di dalam kondisi terkontrol dari material
biji, potongan (setek), kultur jaringan, dan spora dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.
Penangkaran memiliki beberapa tujuan sebagai berikut.
a. Mendapatkan spesimen tumbuhan dan satwa liar dalam jumlah, mutu, kemurnian jenis, dan
keanekaragaman genetik yang terjamin untuk kepentingan pemanfaatan sehingga mengurangi tekanan
langsung terhadap populasi alam.
b. Mendapatkan kepastian secara administratif maupun secara fisik bahwa pemanfaatan spesimen
tumbuhan atau satwa liar yang dinyatakan berasal dari kegiatan penangkaran adalah benar-benar
berasal dari kegiatan penangkaran.
Contoh penangkaran tumbuhan dan hewan di Indonesia sebagai berikut.
a. Penangkaran buaya asam kumbang di Medan, Sumatra Utara.
b. Penangkaran rusa di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
c. Penangkaran penyu di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
d. Penangkaran merak di Dusun Suko, Desa Tawangrejo, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun.
e. Penangkaran bunga bangkai di Kebun Raya Bogor.
Adapun salah satu upaya Pemerintah Indonesia dalam pelestarian keanekaragaman hayati, yaitu
dengan mendirikan kawasan konservasi yang meliputi taman nasional, cagar alam, suaka margasatwa,
taman wisata alam, taman hutan raya, dan taman buru.
a. Taman Nasional
Taman nasional merupakan kawasan konservasi dengan ciri khas tertentu yang dikembangkan
untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, dan rekreasi alam. Contoh taman nasional yang ada di
Indonesia sebagai berikut.
1) Taman Nasional Gunung Leuser di Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatra Utara
Tumbuhan yang dilestarikan, misalnya meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus
haselltii), durian hutan (Durio sp.), menteng (Baccaurea racemosa), dan bunga padma (Rafflesia
arnoldii). Hewan yang dilestarikan, misalnya gajah sumatra (Elephas maximus), beruang madu
(Helarctos malayanus), harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae), badak sumatra (Decerorhinus
sumatrensis), orang utan sumatra (Pongo abelii), kambing hutan sumatra (Capricornis
sumatraensis), itik liar (Cairina scutulata), dan tapir (Tapirus indicus).
2) Taman Nasional Kerinci Seblat di Provinsi Jambi, Provinsi Sumatra Barat, Provinsi Sumatra
Selatan, dan Provinsi Bengkulu
Tumbuhan yang dilestarikan, misalnya bunga bangkai raksasa (Amorphophalus titanum),
bunga padma (Rafflesia arnoldii), palem (Arenga sp.), dan berbagai jenis anggrek. Hewan yang
dilestarikan, misalnya tapir (Tapirus indicus), kelinci hutan (Nesolagus netscheri), landak (Hystrix
brachyura), badak sumatra (Decerorhinus sumatrensis), harimau sumatra (Panthera tigris
sumatrae), siamang (Hylobates sp.), dan kera ekor panjang (Macaca fascicularis).
3) Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Provinsi Bengkulu dan Provinsi Lampung
Tumbuhan yang dilestarikan, misalnya meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus haselltii),
damar (Agathis alba), kemiri (Aleurites moluccana), mengkudu (Morinda citrifolia), dan bunga
padma (Rafflesia arnoldii). Hewan yang dilestarikan, misalnya gajah sumatra (Elephas maximus),
badak sumatra (Decerorhinus sumatrensis), tapir (Tapirus indicus), landak (Hystrix brachyura),
trenggiling (Manis javanica), ular sanca hijau (Morelia viridis), bangau putih (Bubulcus ibis), dan
rangkong (Buceros sp.).
4) Taman Nasional Ujung Kulon di Provinsi Banten
Taman nasional ini merupakan habitat terakhir dari hewan-hewan yang terancam punah,
seperti badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus), banteng (Bos sondaicus), harimau loreng
(Panthera tigris), dan surili (Presbytis sp.).
5) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat
Tumbuhan yang dilestarikan, misalnya jamuju (Dacrycarpus imbricatus), puspa (Schima
wallichii), bunga eidelweis (Anaphalis javanica), violet (Viola pilosa), dan cantingi (Vaccinum
varingiaefolium). Sementara itu, hewan yang dilestarikan, yaitu owa (Hylobates moloch), surili
(Presbytis sp.), lutung budeng (Trachypithecus auratus), elang jawa (Spizaetus bartelsi), dan
burung hantu (Otus angelinae).
6) Taman Nasional Meru Betiri di Provinsi Jawa Timur
Taman nasional ini melindungi hewan-hewan langka, seperti banteng (Bos javanicus
javanicus), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), merak (Pavo muticus), penyu belimbing
(Dermochelys coriacea), dan penyu hijau (Chelonia mydas). Flora langka yang dilindungi, yaitu
bunga padmosari (Rafflesia zollingeriana), serta beberapa jenis tumbuhan lainnya, seperti bakau
(Rhizophora sp.), nyamplung (Calophyllum inophyllum), rengas (Gluta renghas), pulai (Alstonia
scholaris), dan bendo (Artocarpus elasticus).
7) Taman Nasional Tanjung Puting di Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan
Tengah
Taman nasional ini merupakan pusat rehabilitasi orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus).
Tumbuhan yang dilindungi, yaitu rengas (Gluta renghas) dan durian hutan (Durio sp.). Hewan
yang dilindungi, yaitu orang utan kalimantan, lutung merah (Presbytis rubicundus), bekantan
(Nasalis larvatus), beruang madu (Helarctos malayanus), kancil (Tragulus javanicus), macan
dahan (Neofelis nebulosa), dan kucing hutan (Prionailurus bengalensis).
8) Taman Nasional Gunung Rinjani di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tumbuhan yang terdapat di taman nasional ini, yaitu jelutung (Laportea stimulans), bayur
(Pterospermum javanicum), beringin (Ficus benjamina), keruing (Dipterocarpus hasseltii), dan
jambu-jambuan (Syzygium sp.). Sementara itu, hewan yang dilindungi, yaitu musang rinjani
(Paradoxurus hermaproditus), trenggiling (Manis javanica), burung cikukua tanduk (Philemon
buceroides), kepudang kuduk hitam (Oriolus chinensis), dan beberapa jenis Reptilia.
9) Taman Nasional Kelimutu di Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tumbuhan yang terdapat di taman nasional ini, yaitu kayu mata (Albizia montana), kebu
(Homalanthus giganteus), tokotaka (Putranjiva roxburghii), dan uwi rora (Ardisia humilis). Hewan
yang dilindungi, yaitu punai flores (Treron floris), sepah kerdil (Pericrocotus lansbergei), elang
flores (Spizaetus floris), dan burung madu matari (Cinnyris solaris).
10) Taman Nasional Teluk Cenderawasih di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat
Taman nasional ini merupakan perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, mangrove,
dan hutan hujan tropis. Hewan yang dilindungi antara lain keong kerucut (Conus sp.), penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), duyung (Dugong dugon), dan ketam
kelapa (Birgus latro).
b. Cagar Alam
Cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang melindungi dan menjamin perkembangan
secara alami terhadap jenis tumbuhan yang khas di tempat tersebut. Beberapa cagar alam di Indonesia
sebagai berikut.
1) Cagar Alam Bukit Kelam Sintang di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Jenis flora langka
yang masih bisa ditemukan di cagar alam ini, yaitu meranti, tengkawang, kebas-kebas, dan
berbagai jenis anggrek.
2) Cagar Alam Arjuno Lalijiwo di Provinsi Jawa Timur. Di cagar alam ini terdapat pemandangan
hutan alpina dan berbagai jenis pohon cemara.
3) Cagar Alam Kepulauan Krakatau di Selat Sunda. Di cagar alam ini terdapat berbagai jenis tumbuhan
paku.
c. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa merupakan kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman dan keunikan jenis satwa. Contoh suaka margasatwa di Indonesia sebagai berikut.
1) Suaka Margasatwa Balai Raja di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Hewan yang dilestarikan,
misalnya gajah sumatra, harimau sumatra, beruang madu, tapir, siamang, dan kera ekor panjang.
2) Suaka Margasatwa Cikepuh di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Hewan yang dilestarikan,
misalnya penyu hijau, banteng, rusa, owa, babi hutan, burung rangkong, dan burung elang.
3) Suaka Margasatwa Pulau Semanu di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Hewan yang
dilestarikan, yaitu bangau, burung elang, kelelawar, dan dara laut.
d. Taman Wisata Alam
Taman wisata alam merupakan kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan untuk kepentingan
pariwisata dan rekreasi alam. Contohnya, Taman Wisata Alam Pangandaran di Provinsi Jawa Barat
dan Taman Wisata Alam Lembah Hijau di Provinsi Lampung.
e. Taman Hutan Raya (Tahura)
Taman hutan raya merupakan kawasan pelestarian alam yang bertujuan mengoleksi tumbuhan
dan satwa alami atau bukan alami, jenis asli atau bukan asli yang bermanfaat untuk kepentingan
penelitian, pendidikan, pariwisata, dan rekreasi. Contohnya, Tahura Cut Nyak Dien di Provinsi Aceh,
Tahura Bukit Barisan di Provinsi Sumatra Utara, Tahura Ir. Djuanda di Provinsi Jawa Barat, Tahura
K.G.P.A.A. Mangkunagoro I di Provinsi Jawa Tengah, dan Tahura Ngurah Rai di Provinsi Bali.
f. Taman Buru
Taman buru merupakan kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat wisata berburu.
Contohnya, Taman Buru Gunung Masigit dan Kareumbu di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai