BANDUNG, itb.ac.id - Pidato Ilmiah Guru Besar ITB kembali digelar oleh Majelis Guru Besar ITB pada
Jumat (22/03/13). Bertempat di Balai Pertemuan Ilmiah ITB, kali ini menghadirkan Prof. Fida Madayanti
Warganegara (Kelompok Keilmuan Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB).
Dalam pidatonya, Fida mengusung tema "Peran Biokimia dalam Penemuan, Pemahaman, dan
Pemanfaatan Biomolekul Fungsional yang Bertumpu pada Keunikan Biodiversitas Indonesia".
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati (biodiversitas) yang tinggi.
Disamping itu letak Indonesia yang merupakan bagian dari "Ring of Fire" memberikan keunikan
tersendiri terhadap biodiversitas di dalamnya. Kekayaan yang tinggi ini seharusnya menjadi aset yang
perlu digali dan dapat dimanfaatkan.
Biomolekul Fungsional
Objek kajian biokimia adalah sel makhluk hidup dengan pusat perhatian pada sifat dan perilaku sel
tersebut. Diketahui unsur-unsur utama pembangun organisme, yakni karbon (C), hidrogen (H), oksigen
(O), nitrogen (N), sulfur (S), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), serta natrium (Na). Unsur-unsur tersebut,
walaupun memiliki jumlah yang sangat terbatas terbatas dibandingkan unsur lain di alam, dapat
membentuk biomolekul-biomolekul yang sifatnya sangat beragam. Bahkan ada juga yang bersifat
ekstrem dan bertolak belakang dengan sifat unsur-unsur pembangunnya. Senyawa inilah yang disebut
dengan biomolekul fungsional. Biomolekul fungsional dapat diperoleh dari semua organisme, baik
organisme tingkat rendah maupun tinggi seperti hewan, tanaman, bahkan manusia.
Jenis-jenis biomolekul fungsional pun sangat beragam. Biomolekul fungsional tidak hanya dapat berupa
protein, karbohidrat, lipid, dan asam nukleat, tetapi juga bisa berupa makromolekul-makromolekul kecil.
Misalnya, protein terdiri dari peptida kecil yang menghasilkan sel kriptida. Sel kriptida ini dapat
berfungsi sebagai antigen, antioksidan, pengikat mineral, antimikroba dan lain-lain (Autelitano D.J. dkk.,
2006); Samir P. dan Link A.J., 2011). Masih banyak jenis biomolekul lainnya yang memiliki manfaat yang
besar.
Salah satu biomolekul yang dapat dihasilkan oleh mikroba adalah enzim. Enzim merupakan salah satu
biomolekul yang dapat dijadikan sebagai katalis dan dapat mempercepat reaksi. Mikroba termofilik
merupakan sumber enzim termostabil yang baik. Beberapa enzim yang menjadi topik kajian Fida, yakni
enzim DNApol I, lipase, dan karbohidratase. Masing-masing enzim menunjukan hasil yang menakjubkan.
Misalnya lipase dapat dimanfaatkan sebagai solusi bebas polusi untuk sintesis biodiesel. Lipase berfungsi
sebagai katalis dalam proses sintesis biodiesel, yaitu dengan menghilangkan air korosif bekas sintesis
sehingga proses sintesis menjadi lebih ramah lingkungan.
Tak hanya kaya di darat, laut Indonesia juga merupakan penghasil biomolekul fungsional yang unggul.
Makroalga misalnya, yang telah berhasil dikoleksi di dalam laboratorium Fida. Selama ini makroalga
hanya digunakan sebagai sumber alginate dan karagenan disamping sebagai makanan penyegar dan
bahan obat tradisional. Akan tetapi ternyata setelah dilaksanakan penelitian, diketahui ganggang coklat,
merah, dan hijau memiliki kandungan lipid yang tinggi, sekitar 21-30%. Kandungan lipid yang tinggi ini
diperkirakan dapat dijadikan sebagai potensi pemanfaatan yang lain. Sampai saat ini, penelitian
makroalga ini masih aktif dilakukan Fida bersama timnya untuk studi lebih lanjut.
Melalui biokimia banyak fenomena kehidupan yang terungkap. Sampai sekarang Fida masih terus
menggali informasi dari isolasi, identifikasi, karakterisasi biomolekul aktif dari dalam sel sampai
memahami mekanisme interaksi dan melakukan pengendalian reaksi. Metode-metode ini tentunya
diharakan dapat menjadi cikal bakal optimasi potensi Indonesia di masa mendatang.
Fauna di Indonesia
Wallace membagi wilayah Indonesia jadi 2 zona zoografi. Weber membagi wilayah
persebaran jadi 3 zona zoografi. Siapa tuh.. ya pokoknya orang penting setelah meneliti
akhirnya dibagi berdasarkan kemiripan dengan benua asia apa australia. Makanya
dikenal ada istilah garis weber dan wallace. Tapi sekrang ada juga garis Lydekker. tapi
ya intinya kalau weber tu daerah indonesia timur (australis , wallace indonesia barat,
nah antara walace dan weber itu zona peralihan (fauna yang hanya ada di indonesia) ni
gambarnya... chekidot
Apa bedanya fauna asiatis dan australis?
Bagaimana pelestariannya?
Ada istiliah in situ dan ex situ, kalau in situ berarti yang ditempat habitat aslinya seperti
taman nasional, hutan lindung. Kalau ex situ ya seperti kebon binatang, kebun raya,
taman safari (gampangnya yang buatan)
Biodiversitas Kawasan Geografi Satwa Indonesia (garis Wallace)- Jenis-jenis hewan yang
ada di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 220.000 jenis yang terdiri atas lebih kurang
200.000 serangga (± 17% fauna serangga di dunia), 4.000 jenis ikan, 2.000 jenis burung, serta
1.000 jenis reptilia dan amphibia.
Pembagian fauna menjadi dua kelompok didasarkan pada adanya Paparan Sunda dan Paparan
Sahul menjadi lebih jelas lagi daripada pembagian flora. Di sini dapat ditarik garis pemisah yang
lebih jelas yang disebut garis Wallace (ditemukan oleh Alfred Russel Wallace).
Beberapa jenis hewan, seperti ikan tawar dari kelompok timur dan barat penyebarannya tidak
pernah bertemu. Akan tetapi, ada pula hewan hewan, seperti burung, amphibia, dan reptilia yang
sering kali antara penyebaran kelompok timur dan barat saling tumpang-tindih. Paparan sunda
sangat kaya akan berbagai jenis mamalia dan burung; diperkirakan di kawasan ini terdapat
ratusan jenis burung dan 70% di antaranya merupakan penghuni hutan primer darat;
keanekaragaman ini jauh lebih tinggi daripada di Afrika.
Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh garis Wallace. Garis Wallace
membelah Selat Makassar menuju ke selatan hingga ke Selat Lombok. Jadi, garis Wallace
memisahkan wilayah Oriental (termasuk Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan) dengan wilayah
Australia (Sulawesi, Irian, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur).
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Weber, seorang ahli zoologi dari Jerman. Menurut Weber,
hewan-hewan yang ada di Sulawesi tidak semuanya tergolong kelompok hewan Australia karena
ada juga yang memiliki sifat-sifat Oriental sehingga Weber berkesimpulan bahwa hewan-hewan
Sulawesi merupakan hewan peralihan. Weber kemudian membuat garis pembatas yang berada di
sebelah timur Sulawesi memanjang ke utara menuju Kepulauan Aru yang kemudian dikenal
dengan nama garis Weber. Sebagai bukti, Sulawesi merupakan wilayah peralihan, contohnya, di
Sulawesi terdapat Oposum dari Australia dan kera Macaca dari Oriental.
Fauna daerah Oriental yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan serta pulau-pulau di
sekitarnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Banyak spesies mamalia berukuran besar, seperti badak, gajah, banteng, dan harimau.
Terdapat pula mamalia berkantung, tetapi jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
b. Terdapat berbagai macam kera, terutama di Kalimantan yang paling banyak memiliki primata,
misalnya, orang utan, kukang, dan bekantan.
c. Burung-burung yang dapat berkicau, tetapi warnanya tidak seindah burung Australia,
misalnya, jalak bali (Leucopsar rothschildi), murai (Myophoneus melurunus), ayam hutan
berdada merah (Arborphila hyperithra), dan ayam pegar (Lophura bulweri).
Fauna daerah Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, dan Nusa Tenggara relatif sama
dengan Australia. Ciri-ciri yang dimilikinya adalah sebagai berikut.
a. Mamalia berukuran kecil. Di Irian dan Papua terdapat kurang lebih 110 spesies mamalia,
misalnya, kuskus (Spilocus maculates) dan Oposum. Di Irian juga terdapat 27 hewan pengerat
(rodensial), dan 17 di antaranya merupakan spesies endemik.
b. Banyak hewan berkantung. Di Irian dan Papua banyak ditemukan hewan berkantung, seperti
kanguru (Dendrolagus ursinus).
c. Tidak terdapat spesies kera. Spesies kera tidak ditemukan di daerah Australia, tetapi di
Sulawesi ditemukan banyak hewan endemik, misalnya, primata primitif Tarsius spectrum,
musang (Macrogalida musschenbroecki), babirusa, anoa, maleo, dan beberapa jenis kupu-kupu.
d. Jenis burung berwarna indah dan beragam. Papua memiliki koleksi burung terbanyak
dibandingkan pulau-pulau lain di Indonesia, kira-kira 320 jenis, dan setengah di antaranya
merupakan spesies endemik, misalnya, burung cenderawasih.
Fosil-fosil hewan yang ditemukan di pulau-pulau Indonesia menunjukkan bahwa pernah ada
daratan Gondwana. Sebagai Contoh di laut Sulawesi hidup ikan paru yang diberi nama
Coelacanth yang telah diketahui awalnya berasal dari Laut Madagaskar, Afrika. Di Afrika orang
hanya menemukan fosilnya, di Indonesia malah bertahan hingga kini. Contoh lain, di wilayah
Oriental terdapat gajah, di Sulawesi sebagai bagian dari wilayah Australian ditemukan fosil
gajah. Tapir dapat kita temukan di Sumatra (Oriental) dan Amerika Selatan (Neotropik).
Komposisi margasatwa di Kepulauan Indonesia sangat luar biasa. Terdapat lebih dari 2.600 jenis
burung dunia, 27% dari keseluruhan burung yang dikenal, 411 jenisnya terdapat di Indonesia.
Terdapat 24 daerah burung endemik di Indonesia (11% dari yang ada di dunia). Demikian pula
dengan kekayaan flora Indonesia. Kekayaan jenis hutan Indonesia diperkirakan mengandung
palem terbanyak di dunia (lebih dari 400 jenis yang bernilai komersial) dan sekitar 25.000 jenis
tumbuhan berbunga.
Hewan yang ada di Indonesia Bagian Barat, di antaranya keluarga gibbon (termasuk siamang),
keluarga kera, keluarga orang utan, keluarga tarsius, rusa, tikus, muncak, badak Ujung Kulon,
badak Sumatra, gajah, kelompok burung (di antaranya ayam piaraan, ayam mutiara, ayam hutan
dan berbagai jenis burung), binturong, harimau Sumatra, kucing hutan, tapir, banteng, babi, dan
macan tutul (Gambar 6. 8). Hewan-hewan Indonesia Timur yang termasuk Australia meliputi
contoh-contoh, seperti monyet Sulawesi, burung Maleo, kuskus, dan cendrawasih seperti yang
dapat kamu lihat pada Gambar 6.9a dan 6.9b. Meskipun duyung terdapat di pantai-pantai lain di
Indonesia, duyung juga terdapat di willayah Indonesia Timur.
Biodiversitas di Indonesia
(lihat gambar)
1. Keanekaragaman Tinggi
Banyaknya spesies yang ada dalam sebuah ekosistem disebut keanekaragaman hayati. Indonesia
terletak di daerah tropis sehingga memiliki keanekaragaman tinggi dibandingkan dengan daerah
subtropis (iklim sedang) dan kutub. Keanekaragaman yang tinggi di Indonesia dapat dijumpai di
dalam lingkungan hutan hujan tropis. Di dalam hutan hujan tropis terdapat berbagai jenis
tumbuhan (flora) dan hewan (fauna) yang belum dimanfaatkan atau masih liar. Di dalam tubuh
hewan atau tumbuhan itu tersimpan sifat-sifat unggul, yang mungkin dapat dimanfaatkan di
masa mendatang. Keanekaragaman yang tinggi ini dapat dilihat dari berbagai jenis spesies yang
dipunyai Indonesia.
2. Memiliki Hewan Tipe Oriental, Australian, dan Peralihan
Pada tahun 1858, Alfred Russel Wallace, yang hidup sezaman dengan Charles Darwin dan
membantu mencetuskan teori evolusi seleksi alam, mengenal pola perbedaan antarsatwa pulau di
Indonesia. Ia tidak mengira bahwa Kalimantan dan Sulawesi mempunyai jenis burung berbeda
meski tidak dipisahkan oleh pembatas utama seperti fisik dan iklim. Berdasar pengamatannya,
pada tahun 1859, Wallace menetapkan dua wilayah utama dengan menggambar garis batas di
sebelah timur Kalimantan dan Bali, memisahkan satwa bagian barat dan timur. Garis Wallace
membelah Selat Makassar menuju ke selatan hingga Selat Lombok. Jadi, garis tersebut
memisahkan wilayah oriental (termasuk Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan) dengan wilayah
Australian (Sulawesi, Papua, Irian Jaya, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara
Timur).
Keunikan hewan-hewan yang termasuk daerah oriental atau Indonesia barat, antara lain:
a. Banyak spesies mamalia (gajah, banteng, harimau, badak), ukuran tubuh besar.
b. Terdapat berbagai jenis primata (mandril, tarsius, orang utan).
c. Terdapat berbagai jenis burung (burung-burung oriental memiliki warna tidak semenarik
burung daerah Australian, namun memiliki suara lebih merdu, karena umumnya dapat berkicau).
d. Terdapat berbagai hewan endemik (badak bercula satu, binturong, kukang, jalak bali, murai
mengkilat, dan ayam hutan berdada merah). Sedangkan hewan-hewan yang termasuk daerah
Australian atau Indonesia bagian timur, antara lain:
a. Banyak hewan berkantung (kanguru, kuskus).
b. Mamalia berukuran tubuh kecil.
c. Terdapat berbagai jenis burung dengan beranekaragam warna. Adanya garis Weber yang
berada di sebelah timur Sulawesi memanjang ke arah utara ke kepulauan Aru, menjadikan
Sulawesi merupakan pulau pembatas antara wilayah oriental dan Australian. Oleh karena itu,
Sulawesi merupakan wilayah peralihan. Hewan-hewan yang termasuk wilayah peralihan, antara
lain: maleo, berbagai jenis kupu-kupu, primata primitif (Tarsius spectra), anoa, dan babi rusa.
b. Tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat). Selain hutan hujan tropis Indonesia juga
mempunyai hutan musim dan padang rumput. Pada hutan musim banyak dijumpai tumbuhan
seperti jati, mahoni, bungur, soga, dan albasia. Di Indonesia juga terdapat tipe hutan pantai di
mana banyak dijumpai berbagai tumbuhan seperti pandan (Pandanus tectorius), bakung, dan
bakau.