PERTEMUAN 2
PPL VIRTUAL
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
PETA KONSEP
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Jenis
KOMPETENSI DASAR
3.2 Menganalisis data hasil observasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis
dan ekosistem) di Indonesia serta ancaman dan pelestariannya
4.2 Menyajikan hasil observasi berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan
ekosistem) di Indonesia dan usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
berdasarkan hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan
tumbuhan khas Indonesia dalam berbagai bentuk media informasi
B. Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Para ahli geologi berpendapat, bahwa pada jaman purba, pulau-pulau di wilayah barat
Indonesia merupakan bagian dari benua Asia, sedangkan Pulau Papua dan pulau-pulau kecil
di sekitarnya semula adalah bagian dari benua Australia. Salah satu buktinya adalah flora dan
dan fauna yang ada di pulau-pulau tersebut. Flora dan fauna di pulau Sumatera, Jawa, dan
Kalimantan serupa dengan flora dan dan fauna benua Asia, sedangkan flora dan dan fauna di
pulau Papua, serupa dengan flora dan dan fauna di benua Australia, sedangkan flora dan dan
fauna di Pulau Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara merupakan fauna peralihan yang tidak
serupa dengan fauna di benua Asia maupun Australia.
Pada abad ke-19, Alfred Russel Wallace mengusulkan ide tentang Garis Wallace, yang
merupakan suatu garis imajiner yang membagi kepulauan Indonesia ke dalam dua daerah.
Garis tersebut ditarik melalui kepulauan Melayu, di antara Kalimantan (Borneo) dan Sulawesi
(Celebes) dan di antara Bali dan Lombok. Seorang peneliti lain, yang berkebangsaan Jerman
bernama Weber, berdasarkan penelitiannya, menetapkan batas penyebaran hewan
dariAustralia ke Indonesia bagian Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber.Letak
garis Wallace dan Weber dapat Anda lihat pada peta di bawah ini.
Secara umum, baik persebaran flora maupun persebaran fauna di Indonesia sama-sama
dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu tipe Indonesia bagian barat (oriental), bagian tengah
(peralihan), dan bagian timur (australis).
1. Persebaran Flora di Indonesia
a. Flora Indonesia Bagian Barat (oriental)
Flora Indonesia bagian barat sering disebut juga flora tipe Asiatis karena memiliki
banyak persamaan dengan jenis flora di benua Asia pada umumnya. Wilayah
Indonesia Bagian Barat memiliki iklim hujan tropis dengan kelembapan udara dan
curah hujan yang tinggi sehingga membuat kawasan ini didominasi dengan hutan
hujan tropis yang memiliki flora yang bervariasi (heterogen).Jika di hutan iklim
sedang dijumpai satu atau dua jenis pohon, maka di dalam areal yang sama di dalam
hutan hujan tropik dijumpai sekitar 300 jenis (spesies). Artinya, hutan hujan tropik
memiliki keanekaragaman hayati (tumbuhan dan hewan) sekitar 300 kali lebih besar
dibandingkan dengan hutan iklim sedang.
Pada kawasan hutan ini banyak dijumpai beragam jenis tanaman lumut, paku, dan
jamur serta beberapa jenis flora khas lainnya seperti tanaman jati, mahoni, kruing,
meranti, dan sebagainya. Namun selain didominasi hujan hujan tropis, wilayah
Indonesia Bagian Barat juga dapat kita jumpai beberapa jenis hutan lainnya seperti
hutan musim, hutan sabana tropis, dan hutan bakau (mangrove) yang banyak kita
jumpai di sekitar pantai. Pada wilayah bagian barat Indonesia juga dapat kita jumpai
flora endemik Indonesia seperti tanaman Bunga Bangkai dan Raffl esia arnoldi.