Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA DAN DI DUNIA

Disusun Oleh :
1. YUNI WANDIRA
2. SAVIRA AGUSTINA

Guru Pembimbing :
SUSILA DARSI, M.Pd

SMA PLUS BINA SATRIA RUPIT


KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA
Tahun Ajaran 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki tingkat keanekaragaman
hayati yang tinggi. Dua negara lainnya yaitu, Brazil dan Zaire. Namun dibandingkan dengan
dengan Brazil dan Zaire,Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah di
samping memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia memiliki areal tipe
oriental, australia, dan peralihan. Selain itu, Indonesia juga memiliki hewan langka dan
endemik.

Keanekaragaman hayati tersebut, tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Persebaran hewan


yang ada di indonesia berkaitan dengan sejarah terbentuknya wilayah kepulauan Indonesia.
Indonesi bagian barat yang meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya, pernah menjadi satu dengan Benua Asia. Indonesia bagian timur yang meliputi
Papua dan pulau-pulau keci di sekitarnya, pernah menjadi satu dengang Bemua Australia.
Indonesia bagian tengah yang meliputi Pulau Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya,
kepulauan Nusa Tenggara serta kepulauan Maluku, merupakan wilayah yang tidak bersatu
dengan Benua Asia maupun Benua Australia.

Ketika Alfred Russel Wallace mengunjungi Indonesia pada tahun 1856, ia menemukan
perbedaan besar fauna di beberapa daerah di Indonesia ( waktu itu Hindia-Belanda). Ketika ia
mengunjungi Bali dan Lombok, ia menemukan perbedaan hewan di kedua daerah tersebut. Di
Bali terdapat banyak hewan yang mirip dengan hewan-hewan kelompok oriental, sedangkan
di Lombok hewan-hewannya mirip dengan Australia. Oleh sebab itu, kemudian ia membuat
garis pemisah yang memanjang mulai dari Selat Lombok ke Utara melewati Selat Makassar
dan Philipina Selatan . Garis ini disebut garis Wallace.

Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh garis Wallace. Garis Wallace
menbelah Selat Makassar menuju ke Selatan hingga ke Selat Lombok. Jadi, garis Wallace
memisahkan wilayah Oriental dengan wilayah Australia.

Setelah Wallace seorang ahli zoologi Jerman bernama Max Carl Wihelm Weber juga
mengedakan penelitian mengenai persebaran hewan-hewan di Indonesia. Weber melihat
bahwa hewanhewan yang ada di Sulawesi tidak dapat sepenuhnya dikelompokkan menjadi
hewan kelompok Australia. Hewan yang ada di Sulawesi ada yang memiliki sifat yang sama
halnya seperti hewan yang ada pada daerah Oriental. Oleh sebab itu Weber menyebutkan
bahwa fauna yang ada di Sulawesi adalah fauna peralihan. Weber kemudian membuat garis
pembatas yang berada di sebelah Timur Sulawesi memanjang ke Utara ke kepulauan Aru.
Garis ini disebut garis weber. Pulau Sulawesi merupakan pulau pembatas antara wilayah
Oriental dan Australiaatau merupakan wilayah peralihan yang paling mencolok.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka kami penulis dapat membuat beberapa poin yang
akan dijelaskan dalam makalah ini. Hal itu berupa rumusan masalah berikut:

1. Bagaimana persebaran flora dan fauna di Indonesia?


2. Bagaimana persebarannya di Indonesia bagian Barat?
3. Bagaimana persebarannya di Indonesia bagian Tengah?
4. Bagaimana persebarannya di Indonesia bagian Timur?
5. Bagaimana pemeliharaan dan pemanfatannya?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini bagi penulis adalah untuk melati penulis dalam mengenal
persebaran flora dan fauna di Indonesia. Dan bagi pembaca adalah untuk, menambah
wawasan pembaca mengenai persebarn flora dan fauna di seluruh bagian wilayah Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

Flora dan fauna di Indonesia dikelompokan menjadi tiga daerah, yaitu daerah asia (asiatis),
daerah peralihan dan daerah yang mendapatkan pengaaruh dari Australia (australis) antara
Asiatis dengan peralihan dibatasi garis Wallace, sedangkan antara peralihan dengan australis
dipisahkan dengan garis Webber.

a. Persebaran Flora di Indonesia

Indonesia memiliki beraneka ragam jenis tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat
besar, terutama curah hujan dan suhu udara. Jenis-jenis flora di Indonesia antara lain

1) Hutan hujan tropis

Hutan ini merupakan hutam rimba yang lebat. Hutan heterogen adalah naama lain dari hutan
Hujan tropis. Jenis hutan ini banyak ditemukan di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua.
Cirinya adalah:

a) Pohonnya besar, tinggi dan rapat

b) Berdaun lebar dan menghijau sepanjang tahun

c) Keadaan didalam hutan gelap

d) Banyak tumbuhan menjalar seperti rotan dan anggrek

2) Hutan musim
Jenis ini sering disebut hutan homogeny karena tumbuhannya terdiri atas satu jenis tanaman.
Jenih hutan ini banyak terdapat di jawa tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. ciri
hutan ini adalah:

a) Pepohonan tidak terlalu tinggi dengan jarak tidak terlalu rapat

b) Umumnya terdiri dari satu pohon, misalnya jati

c) Hutan menghijau dimusim penghujan dan meranggas pada kemarau

d) Pada bagian dasar hutan, semak masih bisa tumbuh

3) Stepa

Stepa merupakan lahan yang ditumbuhi dengan rumput-rumput tanpa pepohonan. Jenis padang
rumput banyak terdapat di daerah yang curah hujan sedikit dan mengalami kemarau cukup
panjnag. Di Indonesia Stepa banyak terdapat di Sumbawa, flores dan timor.

4) Sabana

Sebana memiliki ciri padang rumput yang luas diselingi pohon-pohon atau semak-semak di
sekitarnya. Di daerah ini memiliki kamrau panjang dan bersuhu panas. Di Indonesia sabana
terdapat di Nusa Tenggara, Madura dan di Dataran Tinggi Gayo (Aceh).

5) Hutan bakau atau Mangrove


Tumbuh di daerah pantai yang berlumpur. Pohon-pohon ini memiliki akar yang mampu
menaham hantaman ombak laut. Hutan ini banyak tumbuh di dataran rendah dan pantai yang
banyak lumpurnya.

6) Padang lumut

Terjadi karena pengaruh cuaca dingin. Daerah yang dingin biasanya terdapat di puncak-
puncak gunung. Di Indonesia, padang lumut dapat dijumpai di Puncak Jayawijaya

Berdasarkan faktor geologi, jenis flora di Indonesia dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Flora di Paparan Sunda

a) Flora di Sumatera terdiri atas:

(1) Flora edemik seperti Bunga Rafflesia Arnoldi

(2) Flora di Pantai Timur terdiri atas mangrove dan rawa gambut

(3) Flora di Pantai Barat terdiri atas meranti, kemuning, rawa gambut, hutan rawa dan rotan.

b) Flora di Kalimantan, terdapat kesamaan dengan flora di Sumatera yaitu hutan hujan
tropic, hutan gambut, dan hutan mangrove

2) Flora di Paparan Sahul, flora di daerah ini terdiri atas hutan tropic, hutan sagu, hutan
nipah dan hutan mangrove.

3) Flora di daerah Peralihan terletak di Sulawesi dan daerah sekitarnya.Terdiri dari hutan
hujan tropic, tumbuhan mangrove, dan nipah.

b. Persebaran Fauna di Indonesa

Dunia hewan di Indonesia dibagi menjadi 3 tempat, yaitu:


1) Fauna Tipe Indonesia Barat (Asiatis)

Fauna di daerah barat menyerupai daratan asia. Persebaran fauna meliputi Sumatera, Jawa,
Bali, Kalimanta hingga Sellat Makasar dan Selat Lombok. Kebanyakan binatang asiatis
memiliki ukuran yang besar dan terdiri dari binatang menyusui. Binatang jenis asiatis bisanya
berbulu tidak indah. contoh:

a) Harimau di jawa, Madura dan Bali

b) Beruang terdapat di Sumatera, dan Kalimantan

c) Gajah terdapat di Sumatera

d) Badak terdapat di Sumatera

e) Banteng terdapat di Jawa dan Kalimantan

f) Jenis-jenis kera di Kalimantan dan Sumatera

2) Fauna Tipe Indonesia Timur (Australis)

Fauna bagian timur meliputi daerah Papua, Kepulauan Aru dan beberapa pulau di
sekitarnya. Ciri dari fauna australis adalah jenis mamalia berukuran kecil, banyak terdapat
burung berbulu indah, hewan berkantong. Binatang di daerah Australis mendapatkan
pengaruh dari Australia.Cotohnya sebagai berikut:

a) Kanguru Pohon

b) Musang berkantong

c) Burung kasuari

d) Burung cendrawasih

e) Burung kakatua berjambul merah

3) Fauna Tipe Tengah (Peralihan)

Jenis fauna di daerah peralihan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan fauna di
daerah asiatis maupun australis. Jenis fauna peralihan terdapat di Sulawesi, Maluku dan Nusa
Tenggara. Contoh fauna peralihan

a) Biawak dan komodo

b) Anoa

c) Babi rusa
Persebaran Flora di Dunia

A. Pengertian Flora
Flora, dari bahasa latin, alam tumbuhan atau nabatah adalah khazanah segala macam
jenis tanaman atau tumbuhan. Biasanya ditulis di depan nama geografis. Misalnya, nabatah
Jawa, nabatah Asia atau nabatah Australia. Untuk hewan hal ini disebut fauna/alam hewan.
Alam tumbuhan dan hewan berarti semua khazanah kehidupan tanpa mikroba. Flora, fauna
dan bentuk-bentuk kehidupan yang lain semisal fungi, semuanya dikelompokkan sebagai
biota. Pada sisi yang lain, kelompok-kelompok bakteria, alga, dan beberapa macam jasad
renik yang lain, juga acap disebut flora; sehingga dikenal adanya flora bakteria, flora alga,
flora pohon dan lain-lain.

Flora berbeda, namun sering dikelirukan, dengan vegetasi; di mana flora secara ringkas
berisi (daftar) kekayaan jenis tetumbuhan, sedangkan vegetasi berarti kelompok-kelompok
tetumbuhan yang berinteraksi membentuk suatu komunitas tertentu (misalnya hutan, sabana,
padang rumput, dan lain-lain).

1. Klasifikasi Flora
Pengelompokan tetumbuhan ke dalam flora biasanya didasarkan pada wilayah, perioda,
lingkungan tertentu, atau iklim. Wilayah-wilayah yang berbeda secara geografis, misalnya
pegunungan dibandingkan dataran, biasa memiliki flora yang berbeda. Flora juga bisa
merujuk ke perioda waktu tertentu; flora fosil, misalnya, memuat jenis-jenis tetumbuhan yang
didapati dalam bentuk fosil dari kurun waktu sejarah yang tertentu. Flora yang lain,
dipengertiankan berdasarkan lingkungan, keadaan atau sifat yang khusus. Misalnya:

a. Flora Asli
Flora asli ialah (daftar) tetumbuhan yang asli, yang hidup di suatu wilayah tertentu.

b. Flora Tanaman (Pertanian dan Hortikultura)


Flora tanaman (pertanian dan hortikultura) mencakup melulu tetumbuhan yang ditanam
atau dibudidayakan manusia.

c. Flora Gulma
Flora gulma yakni (daftar) jenis-jenis tetumbuhan yang tidak diinginkan tumbuh di
lahan pertanian atau tempat lain, yang disusun dan dipelajari dalam kaitannya dengan upaya
memberantas atau mengendalikan tumbuhan tersebut. Kini, flora serupa ini bisa dibedakan
lebih lanjut atas jenis-jenis tumbuhan pengganggu (gulma); jenis-jenis invasif; serta jenis-
jenis asing (eksotik). Satu contohnya adalah jenis-jenis yang dimuat dalam Weeds of Rice in
Indonesia.

2. Publikasi Flora
Flora yang berada di suatu wilayah atau perioda waktu tertentu biasa didokumentasi dan
diterbitkan dalam suatu publikasi atau serial publikasi yang disebut flora; pemberian huruf
besar (kapitalisasi) di awal kata adalah untuk membedakan kedua pengertian itu. Sebagai
contoh, Flora of Java Backer berisikan pertelaan aneka jenis flora yang hidup di pulau Jawa.
Sementara serial Flora Malesiana diterbitkan semenjak tahun 1950 oleh Nationaal
Herbarium Nederland, mencakup seri tumbuhan berbiji dan tumbuhan paku yang menjadi
kekayaan kawasan Malesia.

Selain daftar jenis-jenis tetumbuhan, flora biasanya memuat pemerian setiap jenisnya,
ilustrasinya (jika ada), dan kunci dikotomi untuk mencandra (mengenali) jenis-jenis tersebut.
Juga lain-lain informasi yang dianggap penting dan terkait erat dengan keberadaan jenis
tersebut di wilayah yang dipertelakan. Beberapa jenis flora yang lain memiliki cakupan yang
lebih terbatas.

The Mountain Flora of Java (kini diterjemahkan sebagai Flora Pegunungan Jawa), yang
diterbitkan pertama kali pada 1972, membahas aneka jenis tumbuhan yang menghuni
wilayah-wilayah pegunungan pulau Jawa. Akan tetapi di samping itu, buku ini juga
membahas aneka aspek ekologi vegetasi yang melingkungi kekayaan flora tersebut. Buku
yang lebih sederhana, flora, untuk sekolah di Indonesia, diterjemahkan dari sebuah
Schoolflora berbahasa belanda dan diperuntukkan bagi para pelajar; karena itu, meskipun
tidak lengkap, buku ini cukup akurat untuk mencandra.

B. Pengertian Fauna
Fauna, dari bahasa latin, atau alam hewan artinya adalah khazanah segala macam jenis
hewan yang hidup di bagian tertentu atau periode tertentu. Istilah yang sejenis untuk
tumbuhan adalah flora/nabatah. Nabatah, alam hewan dan bentuk kehidupan lain seperti
fungi dalam suatu kesatuan disebut biota. Penulisan nabatah dan alam hewan biasanya ditulis
di depan nama geografis, misalnya alam hewan peralihan, alam hewan Asia atau alam hewan
Australia.

1. Subdivisi Fauna
a. Epifauna
Epifauna adalah hewan yang hidup di atas permukaan sedimen atau tanah.
b. Infauna
Infauna adalah hewan akuatik yang hidup di dasar substratum, bukan di permukaannya.
Biasanya, hewan infauna semakin jarang ditemukan seiring bertambahnya kedalam air dan
jaraknya dari garis pantai.

c. Mikrofauna
Microfauna adalah hewan mikroskopik atau sangat kecil (biasanya termasuk hewan-
hewan protozoa dan hewan yang sangat kecil, seperti rotifera).

d. Makrofauna
Macrofauna adalah organisme darat atau laut yang panjang tubuhnya lebih dari atau
sama dengan satu milimeter.

e. Megafauna
Megafauna adalah hewan besar pada tempat dan zaman tertentu. Misalnya, megafauna
Australia.

f. Meiofauna
Meiofauna adalah hewan invertebrata perairan berukuran kecil yang hidup di air tawar
dan air laut (asin). Istilah Meiofauna diartikan sebagai kumpulan organisme yang lebih besar
dari mikrofauna, tetapi lebih kecil dari makrofauna. Organisme ini bisa melewati saringan
berukuran 1 mm, tetapi tidak dapat melewati saringan berukuran 45 μm (ukuran dapat
berbeda-beda berdasarkan researcher).

g. Mesofauna
Mesofauna adalah hewan invertebrata daratan berukuran besar, seperti arthropoda,
cacing tanah, dan nematoda.

h. Lain-lain
Meliputi avifauna, yang berarti “fauna unggas” dan piscifauna (atau ichthyofauna), yang
berarti “fauna ikan”.

C. Persebaran Flora dan Fauna di Dunia


Wilayah persebaran flora dan fauna pertama kali diperkenalkan oleh Sclater (1858) dan
kemudian dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace (1876). Ada beberapa faktor alam
yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna di dunia yang bersifat menghambat. Yaitu
faktor-faktor fisik yang berhubungan dengan keadaan di bumi, misalnya perairan (sungai,
danau, laut), daratan (gunung, lembah, jurang, padang pasir, dll), iklim (suhu, tekanan udara,
kelembaban, dll). Alfred Russel Wallace mengelompokkan persebaran fauna di dunia
menjadi 6 wilayah, yaitu:

1. Zona Australis
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia baru, Papua, Maluku, dan pulau-
pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, platipus,
terdapat juga beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cenderawasih,
kasuari, kakaktua, dan kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular piton.

2. Zona Ethiopian
Wilayah flora dan fauna meliputi benua Afrika dari sebelah selatan Gurun Sahara,
Madagaskar, dan Asia Barat. Hewan yang khas daerah ini adalah gajah afrika, badak afrika,
gorila, babon, simpanse, jerapah, mamalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang,
singa, dan mamalia pemakan serangga yaitu trenggiling. Mamalia endemik di wilayah ini
adalah kuda nil yang hanya terdapat di sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga
terdapat kuda nil namun lebih kecil. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir
sama dengan di wilayah Oriental seperti golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan,
kelelawar, dan anjing.

3. Zona Neartik
Wilayah flora dan fauna meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub
Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah kalkun liar, tikus berkantung, bison,
muskox, caribou, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada
di wilayah Paleartik seperti kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.

4. Zona Neotropik
Wilayah flora dan fauna meliputi kawasan Amerika Selatan, dan sebagian besar
Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropis dan bagian selatan beriklim
sedang. Hewan endemiknya ikan piranha dan belut listrik di sungai Amazon, ilama (sejenis
unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Neotropikal sangat
terkenal sebagai wilayah fauna vertebrata karena jenisnya yang sangat beragam dan spesifik
seperti beberapa jenis monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal,
beberapa spesies burung dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.

5. Zona Asiatis
Tersebar di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Fauna Indonesia yang masuk di
wilayah ini hanya di Indonesia bagian barat. Hewan yang khas ini adalah harimau, orang
utan, gibon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua,
gajah, beruang, antilope, berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir
sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan
harimau.

6. Zona Paleartik
Wilayah flora dan fauna sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Rusia, daerah
sekitar kutub utara sampai pegunungan Himalaya, kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai
Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik dan benua Afrika paling utara. Beberapa jenis fauna
paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu, panda di cina, unta di Afrika Utara,
binatang kutub seperti rusa, kucing kutub, beruang kutub. Binatang yang berasal dari wilayah
ini antara lain, kelinci, berbagai spesies anjing, kelelawar, bajing dan kijang telah menyebar
ke wilayah lain.

Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan Fauna di Dunia

Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di
wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana
banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang
dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada
daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora
dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Tahukah Anda,
apa saja yang termasuk abiotik dan biotik? Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim
(suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non
fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

a. Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat
besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara
berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari
sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara
berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk
proses penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan
jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak
jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang
tinggi dan cukup sinar matahari. Berbeda dengan tanaman di daerah yang beriklim sedang,
ragam tumbuhannya tidak sebanyak di daerah tropis yang kaya sinar matahari, di sana
banyak ditemui pohon berkayu keras dan berdaun jarum. Daerah Gurun yang beriklim
panas dan kurang curah hujan, hanya sedikit tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri,
seperti misalnya pohon Kaktus dapat tumbuh subur, karena mempunyai persediaan air
dalam batangnya. Kehidupan faunanya juga sangat bergantung pada pengaruh iklim yang
mampu memberikan kemungkinan bagi kelangsungan hidupnya. Binatang di daerah
dingin beda dengan binatang di daerah tropis, dan sulit menyesuaikan diri bila hidup di
daerah tropis yang beriklim panas.

b. Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di
dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur
tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar
tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap
tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di
dalam tanah. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%),
bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa
pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan
perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah.
Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang
subur. Perhatikan hutan di daerah yang subur di pegunungan dengan hutan di daerah yang
tanahnya banyak mengandung kapur atau tanah liat. Apakah ada perbedaan
keanekaragaman tanamannya?

c. Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat
melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah.
Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di
daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada
banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya
keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak
curah hujannya. Misalnya di daerah gurun, hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup,
contohnya adalah pohon Kaktus dan tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis
banyak hutan lebat, pohonnya tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau.
d. Tinggi rendahnya permukaan bumi
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan
laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada
1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di
daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah
tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat
Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya
semakin tinggi suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian
permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah
yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada
daerah yang suhunya panas dan kering.

e. Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan


Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya
daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan
melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan
tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu
mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau
perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap
kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan
terhadap penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan,
kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor
tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan
terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan
faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu
penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.
Manfaat flora dan fauna bagi Indonesia

Faktor Keindahan

Setiap jenis tumbuhan dan binatang adalah berbeda satu sama lainnya dan hal ini
memberikan keindahan bagi alam dengan cara yang berbeda - beda. Sebagian besar
manusia merasakan bahwa keindahan alam ini dapat memperkaya kehidupan mereka. Hal
ini juga dapat menambah kenikmatan alam bagi orang yang melakukan camping, hiking,
dan rekreasi alam lainnya. Seorang pendaki gunung akan merasa lebih senang bila
melintasi kawasan gunung yang berhutan dan dihuni oleh binatang - binatang liar seperti
Gunung Gede , Gunung Argopuro dan Gunung Slamet dibandingkan gunung yang gundul
tak berhutan seperti Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.

Manfaat Ekonomi

Jenis flora dan fauna dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa
jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat Indonesia maupun untuk
kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara lain adalah kayu ramin, gaharu,
meranti, dan jati, jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa
tumbuhan juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat,
protein, vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan
kosmetika. Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber
makanan dan untuk kegiatan industri. Dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang
dapat dijadikan sumber daya alam yang bernilai ekonomi. Laut, sungai, dan tambak
merupakan sumber-sumber perikanan yang berpotensi ekonomi. Beberapa jenis
diantaranya dikenal sebagai sumber bahan makanan yang mengandung protein.

Manfaat ilmiah

Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan
ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis flora dan fauna yang belum
dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat
dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai
bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan
yang berasal dari tumbuhan. Masih banyak yang bisa dipelajari tentang bagaimana
memanfaatkan flora dan fauna secara lebih baik, bagaimana menjaga dasar genetik hewan
dan tumbuhan yang terpakai, dan bagaimana untuk merehabilitasi ekosistem yang
terdegradasi. Daerah alami menyediakan laboratorium yang baik sekali untuk studi
seperti ini, sebagai perbandingan terhadap daerah lain dengan penggunaan sistem yang
berbeda, dan untuk penelitian yang berharga mengenai ekologi dan evolusi.

Di negara kita Indonesia, flora dan fauna merupakan sumber daya yang penting bagi
pembangunan nasional. Sejumlah besar sektor perekonomian nasional tergantung secara
langsung ataupun tak langsung dengan keanekaragaman flora-fauna, ekosistem alami dan
fungsi-fungsi lingkungan yang dihasilkannya. Keanekaragaman hewan dan tumbuhan juga
merupakan anugerah terbesar bagi masyarakat Indonesia karena Indonesia merupakan
salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Manfaat yang
dapat diperoleh dari besarnya keanekaragaman hayati bagi masyarakat kita antara lain
adalah (1) Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi umat
manusia, karena potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan serta
kebutuhan hidup yang lain (2) Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan tehnologi (3)
Mengembangkan sosial budaya umat manusia. Pemanfaatan flora dan fauna dimasyarakat
ini harus dilakukan secara berkelanjutan yaitu manfaat yang tidak hanya untuk generasi
sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan dating. Oleh karena itu, mari kita lestarikan
keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kita agar dapat dimanfaatkan oleh generasi
yang akan datang.

Manfaat bagi kelangsungan hidup

Setiap spesies memiliki peran dalam membantu menjaga keseimbangan sistem kehidupan
di bumi. Sistem - sistem ini harus berfungsi terus menerus jika kehidupan ingin tetap
berlangsung. Sehingga hilangnya beberapa spesies dapat mengancam semua kehidupan,
termasuk kehidupan manusia. Lebih dari 40 jenis pohon di hutan penyebaran bijinya
sangat tergantung pada orangutan. Ular membantu mengendalikan populasi tikus. Burung
madu, kupu - kupu dan kumbang membantu penyerbukan bunga.

Kehidupan manusia yang bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan
yang kita manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada zaman dahulu
juga merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan. Hewan dan
tumbuhan liar itu dibudidayakan karena memiliki sifat-sifat unggul yang diharapkan
manusia.Sebagai contoh, ayam dibudidayakan karena menghasilkan telur dan daging. Padi
dibudidayakan karena menghasilkan beras. Beberapa contoh tumbuhan dan hewan yang
memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan pangan, perumahan, dan kesehatan.

Ada berbagai cara melestarikan flora dan fauna. Berikut adalah penjelasannya :

1. Membangun tempat perlindungan

Ada beberapa jenis flora dan fauna yang sudah rentan punah karenanya perlu dibangun
tempat khusus untuk melindungi mereka dari para manusia yang serakah yang terkadang
menjadi dampak akibat kerusakan hutan yang membuat flora dan fauna mulai
punah. Pembangunan suaka alam untuk melindungi tumbuhan dan suaka margasatwa
untuk melindungi tumbuhan. Seperti balai suaka margasatwa ujung kulon yang merupakan
tempat khusus untuk melindungi kawanan badak bercula satu yang sudah sangat sedikit
jumlahnya.

2. Membangun tempat rehabilitasi

Pembangunan tempat rehabilitasi ini perlu dilakukan untuk tetap mempertahankan


kehidupan flora dan fauna. Seperti pusat rehabilitasi yang memiliki fungsi lingkungan
hidup bagi flora dan fauna seperti orang utan di tanjung putting Kalimantan, hutan
wanariset samboja, kutai Kalimantan dan pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di
Sulawesi. Tempat tersebut dapat dikunjungi oleh masyarakat luas yang ingin berkontribusi
dalam mengembangkan perkembangan flora dan fauna.

3. Menerapkan program pembangunan berkelanjutan

Semakin modernnya zaman dimana sudah ada berbagai program pembangunan proyek
gedung pencakar langit dan bangunan permanen lainnya yang seringkali pembangunan
tersebut tidak memperhatikan aspek lingkungan dan ruang publik untuk kehidupan. Bukan
hanya flora dan fauna saja yang terancam namun bencana alam juga mengancam jika
keseimbangan alam berubah. Jadi pemerintah saat ini sangat perlu membuat sebuah
undang-undang untuk mengatur pembangunan yang berkelanjutan yang memperhatikan
aspek lingkungan dan ramah lingkungan. Misalnya saja untuk pembangunan gedung
paling tidak harus ada lahan hijau di daerah tersebut. Pemerintah juga harus memberikan
hukuman bagi mereka yang melanggar peraturan dengan tindakan yang tegas tanpa
pandang bulu.

4. Menetapkan status flora dan fauna

Perlu dilakukan penetapan status pada flora dan fauna terutama yang terancam punah
supaya tidak terjadi pemburuan terhadap mereka. Seperti status dilindungi yang diberikan
kepada satwa komodo, biawak, landak semut di papua, kanguru pohon, anoa, menjangan,
banteng, badak, dahan kuwuk, bajing terbang, trenggiling, kasuari, merak, cendrawasih,
harimau sumatera, elang jawa, bajing tanah, macan kumbang, siamang, ikan pesut, ikan
hiu, ikan pari, kura-kura atau bulus, gajah, tapir, kelinci liar, kambing hutan, ayam hutan,
sing puar, owa, sarudung, bekantan, orang utan, beruang madu, burung beo, landak.
Pemerintah juga harus membuat undang-undang tegas dengan melakukan tindakan jika
ada yang berusaha menyelundupkan atau memburu flora dan fauna yang sudah diberi
status dilindungi.

5. Melakukan usaha pelestarian hutan

Hal ini sangat perlu dilakukan seperti dengan menindak tegas para pencuri kayu atau
illegal logging, memperbaiki kondisi hutan, melakukan reboisasi dan melakukan tebang
pilih supaya hutan tetap terjaga kehidupannya dan makhluk yang ada di dalamnya agar
terhindar juga dari erosi tanah yang menjadi penyebab flora dan fauna mulai punah juga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa persebaran
sumber-sumber alam yang menyangkut air, dunia tumbuh-tumbuhan serta kesuburan
tanah dan sinar matahari dan lain-lain tidaklah merata di permukaan bumi ini. sehingga,
persebaran flora dan fauna pun juga tidak menyebar secara merata di permukaan bumi ini.
B. Saran

Dengan adanya karya tulis ini maka penulis mengharapkan agar masyarakat dapat
menjaga kelestarian flora dan fauna di sekitar kita.
Daftar pustaka:
http://tugasmakalahproposal.blogspot.co.id
https://donipengalaman9.wordpress.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Fauna

https://id.wikipedia.org/wiki/Flora

http://fuhednabilaufa1419.blogspot.co.id/2014/09/manfaat-flora-dan-fauna-di-
indonesia.html

http://thekingslau.blogspot.co.id/2016/08/faktor-penyebab-kerusakan-flora-dan.html

Anda mungkin juga menyukai