Anda di halaman 1dari 31

BAB 2

Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia

Bumi merupakan tampat tinggal semua makhluk hidup. Di mana makhluk


hidup tersebar di berbagai penjuru dunia.

Selain manusia, makhluk yang hidup di bumi adalah hewan (fauna) dan
tumbuhan (flora). Flora dan fauna yang berada di bumi tidaklah sama antara
satu daerah dengan daerah lainnya.

Di mana persebaran tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor.


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran tersebut, diantaranya
iklim, tanah, bentuk muka bumi, dan juga faktor dari makhluk hidup lainnya.

Banyak flora dan fauna yang terancam punah, terutama di Indonesia. Untuk
itu, perlu dilakukan upaya penyelamatan agar flora dan fauna tersebut tidak
punah.

Untuk memperdalam pemahaman Anda dan juga menjaga kelesatarian flora


dan fauna yang ada di bumi, pelajarilah materi berikut dengan seksama
sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menciptakan makhluk hidupn di muka bumi.

A. Faktor Sebaran Flora dan Fauna

Tidak semua makhluk hidup bisa tinggal di tempat yang sama.


Untuk bisa hidup, maka tempat tersebut harus sesuai denga kebutuhannya.

Di mana tempat yang sesuai untuk makhluk hidup dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi makhluk hidup sebagai
berikut.

1. Faktor Iklim (Klimatik)


Faktor iklim yang mempengaruhi kehidupan hewan dan tumbuhan, antara
lain suhu, cahaya matahari, kelembapan udara, angin, dan curah hujan.

Berikut ini adalah faktor iklim yang bisa mempengaruhi kehidupan flora dan
fauna, antara lain:
a. Suhu dan Cahaya Matahari
Sumber panas bumi berasal dari matahari. Di mana tinggi rendahnya
intensitas penyinaran matahari bergantung pada sudut datang sinar
matahari, letak lintang, jarak atau lokasi daratan terhadap laut,
ketinggian tempat, dan penutupan lahan oleh vegetasi.

b. Angin
Angin diartikan sebagai udara yang bergerak. Dalam proses alami yang
terjadi di atmosfer, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang
memindahkan uap air dan kelembapan dari suatu tempat ke tempat
yang lainnya.

c. Kelembapan Udara
Kelembapan udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam
udara. Kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap kehidupan
tumbuhan. Tidak semua tumbuhan membutuhkan kelembapan udara
yang sama.

d. Curah Hujan

Di lingkungan daratan, sumber air yang utama untuk pemenuhan


kebutuhan organisme adalah hujan. Tumbuhan sangat bergantung pada
curah hujan dan kelembapan udara untuk memenuhi kebutuhan air.
Intensitas curah hujan yang ada pada setiap wilayah akan menyebabkan
pembentukan karakter bagi vegetasi di permukaan bumi

2. Faktor Tanah (Edafik)


Tanah merupakan media utama bagi pertumbuhan berbagai jenis
vegetasi. Sifat-sifat tanah, seperti tingkat kegemburannya, tekstur (ukuran
butiran tanah), kadar udara, kadar air, dan mineral sangat menentukan jenis
tanaman yang tumbuh di tempat itu.

3. Faktor Fisiografi (Relief Permukaan Bumi)


Faktor fisiografi, meliputi tinggi rendahnya permukaan bumi dan bentuk
lahan. Di mana tinggi rendahnya suatu tempat mempengaruhi angin dan
suhu udara yang ada

4. Faktor Kehidupan (Biotik)


Manusia merupakan faktor biotik yang berpengaruh paling dominan
terhadap tatanan kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi.
Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia bisa membudidayakan
beberapa jenis tumbuhan dan binatang di luar habitat aslinya, sehingga
bisa melestarikan makhluk hidup.

Namun, manusia juga bisa mengubah bentang alam yang ada, seperti
hutan alami menjadi daerah pertanian atua permukiman.

B. Flora Indonesia

Flora di Indonesia sangat banyak, bahkan mungkin tidak bisa dihitung. Flora
tersebut tidak hidup di tempat atau wilayah yang sama.

Keadaan flora tersebut dipengaruhi oleh keadaan persebarannya. Secara rinci


persebaran flora di Indonesia, sebagai berikut:

1. Flora Indonesia barat

Wilayah Indonesia Barat termasuk iklim Af dan Flora Indonesia barat


sejenis dengan flora di Asia. Di wilayah ini terdapat hutan hujan tropis.

Jenis flora yang ada di kawasan Indonesia bagian barat antara lain karet,
kapur barus (kamper), kemenyan, meranti, mahagoni (mahoni), dan
sebagainya. Dengan pohon yang tinggi-tinggi daunnya kecil dan rindang.

2. Flora Indonesia timur

Wilayah Indonesia Bagian timur termasuk iklim Aw. Jenis flora di


Indonesia timur sama dengan flora yang di Benua Australia, karena
sebelum zaman glacial Indonesia timur satu daratan dengan Australia.

Jenis floranya antara lain pohon rasamala, eucalyptus, dan sabana


dengan ciri-ciri padang rumput, terdapat semak-belukar, dan pohon-
pohon rendah.

3. Flora Indonesia tengah

Wilayah Indonesia bagian tengah termasuk iklim Am. Flora di Indonesia


tengah merupakan daerah peralihan antara Indonesia barat dengan
Indonesia timur.

Jenis flora yang di Indonesia tengah yang sangat menonjol adalah hutam
musim (hutan jati) dengan ciri sebagai berikut.
1) Pohon lebih rendah dari hutan hujan tropis.
2) Pada musim kemarau daunnya gugur.
3) Pada musim penghujan mulai bertunas.

Jenis flora yang sangat menonjol adalah kayu cendana di Nusa Tenggara
Timur, kayu eboni atau kayu besi yang terdapat di Sulawesi. Selain itu di
Nusa Tenggara juga terdapat wilayah sabana, yaitu padang rumput yang
diselingin semak belukar.

C. Fauna Indonesia

Persebaran Fauna di Indonesia Dunia hewan di Indonesia juga cukup banyak,


sebab kehidupan hewan sangat dipengaruhi oleh keadaan tumbuh-tumbuhan
dan iklim.

Keadaan hewan di Indonesia sama dengan keadaan tumbuhan, dimana terjadi


akibat terjadinya dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul dengan laut tengah
Austral-Asia, maka persebaran fauna di Indonesia juga dibagi menjadi tiga
daerah fauna.

1. Fauna Indonesia barat


Di Indonesia Barat, terdapat hewan-hewan yang mirip hewan di daerah
Asia, antara lain sebagai berikut:
1) Harimau, terdapat di Jawa, Madura, dan Bali.
2) Beruang, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
3) Gajah, terdapat di hutan-hutan Sumatra, mirip gajah di India.
4) Badak, terdapat di Sumatra dan Jawa.
5) Banteng, terdapat di Jawa dan Kalimantan.
6) Mawas (orang hutan), terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
7) Siamang (kera berwarna hitam dan tak berekor), terdapat di Sumatra.
8) Tapir, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
9) Kera Gibbon, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.

Di daerah Indonesia barat juga banyak ditemui beberapa kijang (di


Sumatra, Jawa, Bali, dan Lombok), kancil pelanduk (di Sumatra, Jawa,
Kalimantan, dan Kepulauan Karimata), trenggiling (di Sumatra, Jawa,
Bali, dan Kalimantan), singapuar mukang (di Sumatra dan Kalimantan),
buaya (di Sumatra dan Kalimantan), ikan lumba-lumba/pesut terdapat di
sungai Mahakam Kalimantan Timur.
2. Fauna Indonesia timur
Hewan-hewan di Indonesia timur mirip hewan Australia, antara lain
sebagai berikut:
1) Kanguru pohon (binatang berkantong), terdapat di Papua.
2) Tikus berkantong dan musang berkantong, terdapat di Maluku
sebelah timur dan Papua.
3) Burung kasuari, terdapat di Papua, kepulauan Aru, dan pulau Seram.
4) Burung cendrawasih, terdapat di Papua dan kepulauan Aru.
5) Burung kakatua berjambul merah dan berjambul putih terdapat di
Maluku.

3. Fauna Indonesia bagian tengah


Hewan-hewan yang terdapat di Indonesia tengah adalah campuran dari
fauna Indonesia barat dan timur. Indonesia bagian tengah terdapat
hewan-hewan khas Indonesia, antara lain sebagai berikut:
1) Biawak, komodo, terdapat di pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur.
Binatang ini merupakan sisa hewan purba.
2) Anoa di Sulawesi.
3) Babi rusa dengan taring panjang dan melengkung, terdapat di
Sulawesi dan Maluku bagian barat.
4) Burung maleo, sangat langka, terdapat di Sulawesi dan Kepulauan
Sangihe.

D. Flora Dunia

Penyebaran Komunitas Flora di Dunia Penyebaran organisme tumbuhan di


dunia dapat dibagi menjadi enam macam yang utama.

Keenam daerah ini dibedakan berdasarkan perubahan naik garis lintang


(penurunan temperatur) dalam pembagian mintakat temperatur. Enam
macam komunitas tumbuhan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Padang rumput (stepa)


Daerah padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke
daerah subtropika. Curah hujan di daerah padang rumput antara 200
mm – 500 mm/tahun.

Pada daerah tertentu curah hujan bisa mencapai 1.000 mm/tahun, akan
tetapi turunnya hujan tidak teratur. Hujan yang tidak teratur
mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air.
Tumbuhan yang bisa menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan
seperti ini adalah rumput. Daerah padang rumput yang relatif basah
adalah di Amerika Serikat, rumputnya bisa mencapai tiga meter,
misalnya rumput bluesem, dan Indian grasses.

Daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput yang pendek,


contohnya rumput buffalo grasses dan rumput grama.

Padang rumput terdiri dari beberapa macam:


1) Tundra,
terdapat di daerah bersuhu dingin dan curah hujan rendah. Kondisi ini
mengakibatkan jenis tumbuhan yang ada adalah rumput-rumput kerdil.

2) Praire,
terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang dengan musim
panas. Rumput di praire tinggi disbanding rumput tundra.

3) Steppa,
terdapat di daerah dengan curah hujan tinggi.

Daerah stepa umumnya terdiri dari rumput-rumput pendek dan


diselingi oleh semak belukar. Tumbuhan yang bisa tahan hidup di
daerah savanna adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap
kelembapan rendah.

Biasanya berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan


pohon-pohon tinggi. Savanna terdiri atas berikut ini.

1) Belukar tropik, tumbuh berjenis-jenis semak, pada musim hujan


tumbuh dengan mudah.
2) Hutan savanna, tumbuh dengan system menjalar dan memenuhi
tanah, pohon tinggi jarang.
3) Savanna, padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon tinggi.
4) Semi arid, daerah yang jarang hujan sehingga ditumbuhi oleh semak-
semak yang tahan panas.

2. Gurun/padang pasir

Daerah padang pasir banyak terdapat di daerah tropika dan perbatasan


dengan padang rumput. Daerah padang pasir biasanya sangat gersang.
Curah hujan sangat rendah, yaitu sekitar 250 mm/tahun atau kurang.
Hujan lebat jarang terjadi dan tidak teratur.

Pancaran matahari sangat terik dan pegunungan tinggi, sehingga terjadi


perbedaan suhu yang sangat menyolok antara siang dan malam hari.
Suhu pada siang hari sangat tinggi dan pada malam hari sangat rendah
sekali.

Tumbuhan yang bisa hidup di daerah gurun adalah tumbuhan


menahun, yang bisa menyesuaikan terhadap kekurangan air dan
penguapan yang cepat, maka biasanya berdaun kecil seperti duri atau
tidak berdaun dan berakar panjang, sehingga dapat mengambil air dari
tempat yang dalam dan dapat menyimpan air dalam jaringan spon.

Apabila hujan turun, tumbuhan di gurun segera tumbuh, berbunga, dan


berbuah dengan cepat. Contoh tumbuhan yang hidup di gurun adalah
kaktus dan kurma.

3. Tundra (padang lumut)


Daerah padang lumut hanya terdapat di kutub utara. Daerah ini
memiliki musim dingin yang panjang serta gelap dan musim panas yang
panjang serta terang terus-menerus.

Daerah tundra di kutub bisa mengalami gelap berbulan-bulan, karena


matahari hanya mencapai 23½0 LU/LS.

Di daerah ini tidak ada tumbuhan tinggi, pohonnya pendek seperti


semak.Tumbuhan yang banyak hidup di daerah tundra adalah lumut,
terutama sphagnum dan lichens (lumut kerak).

Tumbuhan semusim di daerah tundra biasanya berbunga dengan warna


yang menyolok, dengan masa pertumbuhan yang sangat pendek,
sehingga pada musim pertumbuhan pemandangannya sangat indah.

4. Hutan basah
Daerah hutan basah tropika terdapat berates-ratus spesies tumbuhan.
Sepanjang tahun hutan basah tropika cukup mendapat air dan keadaan
alamnya memungkinkan terjadinya pertumbuhan yang lama.
Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 meter dengan
cabang-cabangnya berdaun lebat, sehingga membentuk suatu tudung
yang mengakibatkan hutan menjadi gelap.

Dasar hutan selalu gelap, air hujan sulit mencapai dasar hutan secara
langsung, tetapi kelembapan tinggi dan suhu sepanjang hari hampir
tetap.

Pada hutan basah tropika selain pepohonan yang tinggi terdapat


tumbuhan khas, yaitu liana dan epifit. Contoh liana: rotan, dan epifit
adalah anggrek.

5. Hutan gugur
Hutan gugur terdapat banyak di daerah yang beriklim sedang, hutan
gugur ini disebabkan oleh hal berikut ini.

1) Curah hujan merata sepanjang tahun, yaitu antara 750 mm – 1.000


mm/tahun, serta adanya musim dingin dan musim panas. Dengan
adanya musim dingin dan panas, tumbuhan di daerah ini mengadakan
penyesuaian, yaitu dengan menggugurkan daunnya menjelang musim
dingin.

2) Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur.


Sejak musim gugur sampai musim semi, tumbuhan yang menahun
pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim, mati pada musim
dingin. Yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat
berkecambah menjelang musim panas. Pada hutan gugur pohon-
pohonnya tidak terlalu rapat dan jumlah spesiesnya sedikit, yaitu antara
10 – 20 spesies.

6. Taiga (hutan pinus)


Taiga adalah hutan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Jenis
tumbuhan misalnya conifer, terutama pohon spruce (picea), alder
(alnus), birch (betula), dan juniper (juniperus).

Daerah taiga merupakan bioma yang hanya terdiri dari satu spesies
pohon. Taiga banyak terdapat di belahan bumi bagian utara.
E. Fauna Dunia

Persebaran Hewan di Permukaan Bumi Wilayah-wilayah zoogeografis utama


dibuat oleh Wallace pada tahun 1876 seperti berikut.

1. Paleatik

a. Mencakup Eropa dan Asia bagian utara.


b. Memiliki 28 famili kondata dan yang 9 tersebar di mana-mana.
c. Faunanya adalah beberapa reptile, domba, kambing, bison, ikan
salmon, dan ikan forel.

2. Neartik
1) Meliputi Amerika Utara dan Grenland
2) Banyak kesamaan dengan paleatik, keduanya pernah bergabung
pada zaman tersier dan plestosen. Misalnya, fauna jenis bison, ikan
salmon, dan ikan forel.
3) Faunanya memiliki beberapa bentuk yang khas, musang berkantung,
tikus berkantung, reptile, kalkun liar, jenis beruang, bebek, dan angsa.

3. Oriental
1) Meliputi wilayah Australia dan Asia Tenggara.
2) Mempunyai ciri bentuk-bentuk tropik yang ada di daerah
Semenanjung dan pulau-pulau. Kedudukan tropik memberinya pertalian
dengan wilayah Ethiopia dan Himalaya, membentuk batas tajam yang
melindungi banyak daerah di utaranya.
3) Fauna meliputi satu spesies gajah, badak, beberapa spesies rusa, dan
antelope, burung kus-kus, burung enggang, harimau, aneka ragam
kadal, serta ular. Tiga spesies tikus, kesturi, gibbon, orang utan, tapir,
dan kera.

4. Ethiopia
1) Meliputi sebagai besar wilayah tropik, Afrika bagian selatan Sahara,
dan Arabia Selatan.
2) Memiliki fauna yang beraneka di antara semua kerajaan, walaupun
tidak memiliki tikus mondok, berang-berang, beruang dan rusa.
3) Banyak kesamaan dengan wilayah oriental, misalnya antelope, tapir,
badak, kera, dan burung enggang.
4) Kuda nilardvarik, burung unta, dan kelompok penguggis serta
pemakan serangga.
5. Australis
1) Memiliki fauna di Australia.
2) Memiliki beberapa mamalia berplasenta dan khas.
3) Selandia Baru memiliki sedikit fauna, yaitu kelelawar dan burung
berjalan, reptile-reptil seperti tokek dan sphenodon.
4) Fauna lainnya adalah binatang berkantung, kiwi, kasuari, dan emu
(sejenis burung unta).

6. Neotropik
1) Meliputi Amerika Selatan adalah wilayah tropik dan memiliki famili
hewan mamalia eksklusif dan jumlah besar.
2) Setengah dari 32 famili hewan berkantung.
3) Fauna lainnya yaitu kera, burung dan pengunggis yang khas,
armadillo dan sloth (sejenis kukang), beruang berbintik, rusa dan tapir.
7. Antartika
1) Sebagai wilayah kelanjutan.
2) Memiliki fauna yang termiskin.
8. Oceania
Penyebaran di samudra membentuk perbedaan nyata dengan yang ada
di daratan.

F. Manfaat Keanekaragaman Hayati

G. Pelestarian Flora dan Fauna

Usaha-usaha pelestarian flora dan fauna


1. Pelestarian flora Pelestarian tumbuhan dititikberatkan pada
pelestarian hutan, karena hutan lebih berkaitan dengan kehidupan
makhluk hidup di bumi, antara lain hutan menghasilkan sumber air,
menghasilkan gas oksigen yang penting untuk pernapasan makhluk
hidup dan hutan merupakan sumber penghasilan manusia dan
sebagainya. Pelestarian flora di Indonesia.
a. Dibentuk polisi khusus kehutanan untuk menjaga kelestarian hutan,
agar hutan tidak dicuri kayunya. b) Penerangan lewat media cetak
dan media elektronik tentang pentingnya hutan.
b. Merumahkan orang-orang perambah hutan agar tidak merusak
hutan.
c. Peningkatan sistem tebang pilih dengan Sistem Tebang Pilih
Tanam Indonesia (TPTI). Pelestarian hutan tingkat dunia
d. Dalam rangka studi hutan, Sulawesi dan Kalimantan ditetapkan
sebagai Pusat Penelitian Kehutanan Internasional. (Centre for
International Foresty Ressarch = CIFOR). b) KTT – Bumi di Rio de
Janeirio, tanggal 3 Juni 1992. Disebut United Nations Conference of
Environment Development, membahas pentingnya lingkungan
hidup, khususnya hutan dan pengaruhnya terhadap lapisan ozon.

2. Pelestarian fauna Untuk pelestarian fauna dengan Surat Keputusan


Menteri Kehutanan RI No. 301/1991 dan diadakan cagar alam di
berbagai tempat di Indonesia. Cagar alam adalah kawasan untuk
melindungi lingkungan alam, agar terjaga keasliannya. Suaka
margasatwa adalah kawasan untuk melindungi satwa yang sudah
dianggap langka atau hampir punah. Hewan-hewan yang dilindungi
antara lain sebagai berikut.
a. Berdasarkan Ordinasi dan Peraturan Perlindungan Binatang Liar no.
134 dan 266 Tahun 1931, satwa yang dilindungi adalah:
(1) orang hutan
(2) trenggiling
(3) burung cendrawasih
(4) biawak komodo
(5) gajah
(6) banteng
(7) babi rusa
(8) kancil
b. Berdasarkan SK Menteri Pertanian no. 421/KPTA/um/8/1972, satwa
yang dilindungi adalah:
(1) harimau
(2) macan tutul
(3) monyet hutan
(4) kakatua
(5) beo
(6) kasuari
(7) kuau
(8) burung alap-alap
c. Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 427/KPTA/um/7/1972, satwa
yang dilindungi adalah:
(1) harimau Sumatra
(2) bajing Sumatra
(3) itik liar
(4) ikan duyung
(5) burung kipas baru
(6) kelinci Sumatra
(7) mandar Sulawesi
d. Berjenis-jenis burung, yaitu dara laut, bebek laut, bangau hitam,
kantul, bangau putih, platuk besi, alap-alap putih, dara mahkota,
ibis hitam dan putih, jalak Bali, rangkok, angsa laut, bluwok, kasuari,
dan burung cendrawasih. Binatang menyusui yaitu mawas,
singapuar, siamang, badak, tapir, kambing hutan, dan trenggiling.

e. Persebaran lokasi cagar alam dan suaka margasatwa di Indonesia


Suaka margasatwa yang ada di Indonesia antara lain sebagai
berikut.
1. Suaka margasatwa gunung Leuser di Aceh, merupakan suaka
margasatwa terbesar di Indonesia. Hewan-hewan yang
mendapat perlindungan di tempat ini antara lain gajah, badak
Sumatra, orang hutan, tapir, harimau, kambing hutan, rusa dan
berjenis-jenis burung.
2. Suaka margasatwa Sumatra Selatan I di Sumatra Selatan, adalah
tempat untuk melindungi tapir, badak, kerbau liar, harimau
Sumatra, gajah, dan rusa.
3. Suaka margasatwa Baluran di Jawa Timur, adalah tempat untuk
melindungi badak, banteng, kerbau liar, anjing hutan, berjenis-
jenis kera, lutung, rusa, babi hutan, ayam hutan, dan burung
merak.
4. Suaka margasatwa Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur,
terutama untuk melindungi biawak komodo. Satwa lainnya
burung kakatua, ayam hutan, kerbau liar, babi hutan, dan rusa.
5. Suaka margasatwa Pulau Mojo di Sumbawa, melindungi burung
kakatua, ayam hutan, sapi liar, babi hutan, dan rusa.
6. Suaka margasatwa Kutai di Kalimantan Timur, melindungi babi
hutan, banteng, orang utan, rusa dan bekantan.
7. Suaka margasatwa pulau Panaitan Ujungkulon, melindungi ular
sanca bantuan dari kebun binatang London.
8. Suaka margasatwa pulau Kaget di tengah sungai Barito,
melindungi bekantan, dan kera berhidung mancung.
Ada pula kawasan hutan yang disebut suaka alam atau cagar alam.
Cagar alam yang terkenal di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Cagar alam Pulau Dua di Jawa Barat, disamping untuk melestarikan
hutan, pulau ini juga digunakan untuk melindungi berjenis-jenis
burung laut. Oleh karena itu, tempat ini terkenal dengan sebutan
Kerajaan Burung.
2. Cagar alam Cibodas di kaki Gunung Gede Jawa Barat, merupakan
cadangan hutan di daerah basah.
3. Cagar alam Ujung Kulon di Jawa Barat, melindungi badak bercula
satu, rusa, buaya, banteng, babi hutan, burung merak.
4. Cagar alam Penanjung Pangandaran di Jawa Barat, untuk
melestarikan hutan dan melindungi rusa, banteng, dan babi hutan.
5. Cagar alam Lalijiwo di Jawa Timur terdapat hutan alam flora alpine
dan berjenis-jenis cemara.
6. Cagar alam raflesia di Bengkulu, melindungi bunga raflesia yang
merupakan bunga terbesar di dunia.
7. Cagar alam Sibolangit di Sumatra Utara, terdapat flora asli khas
dataran rendah Sumatra, antara lain pohon lebah dan bunga bangkai
raksasa.
8. Cagar alam Limbo Panti di Sumatra Barat, terdapat tumbuh-
tumbuhan khas Sumatra Barat dan hewan-hewan antara lain tapir
dan siamang.
9. Cagar alam Florence Papua, melindungi flora asli Papua yaitu
rasamala, eucalyptus (minyak kayu putih).
C. Lembaga Biologi Untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, Indonesia memiliki lembaga-lembaga biologi seperti
berikut ini.
1. Kebun Raya Bogor dengan cabang-cabangnya di Cibodas (Jabar),
dan Purwodadi (Lawang/Jatim), Eka Karya (Bali), dan Sibolangit
(Sumut). Di dalam Kebun Raya Bogor tumbuh semua jenis tanaman
tropis sebanyak ± 16.000 pohon, meliputi ± 6.000 spesies.
2. Herbarium Boriense dengan koleksi ± 1 juta set.
3. Museum Zoologicum Bogorience menyimpan ± 600.000 ekor
binatang dalam bentuk diawetkan.
4. Lembaga Penelitian Botani di Bogor.
5. Lembaga Penelitian laut di Jakarta.
D. Dampak dari Kerusakan Flora dan Fauna Dengan makin bertambahnya
penduduk, maka banyak daerah-daerah yang dahulu merupakan hutan
belantara dengan bentuk keasliannya (baik mengenai tanah, tumbuhan,
maupun dunia hewannya) diubah menjadi daerah-daerah tempat
tinggal. Akibatnya ada beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang
lenyap atau punah, sehingga tidak dapat diwariskan kepada generasi
yang akan datang. Di antara jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan
tersebut banyak yang tidak terdapat di bagian lain dunia ini kecuali di
bumi Indonesia. Dengan keadaan seperti di atas, maka perlu diadakan
tempat-tempat perlindungan bagi tumbuh-tumbuhan dan hewan,
supaya dapat tumbuh dan hidup bebas di alam asli. Begitu pula untuk
daerah yang memiliki formasi batuan tertentu, daerah-daerah pos
vulkanik dan lainnya. Daerah perlindungan untuk jenis tumbuh-
tumbuhan disebut cagar alam, sedangkan daerah perlindungan bagi
hewan-hewan dinamakan suaka margasatwa. Dengan adanya undang-
undang dan ancaman hukuman di daerah tersebut, orang dilarang
melakukan hal-hal berikut ini.

1. Berburu atau membunuh hewan-hewan tertentu.


2. Menebang atau merusak tumbuh-tumbuhan.
3. Mengerjakan tanah untuk tempat tinggal dan pertanian.

Dampak kerusakan flora dan fauna terhadap kehidupan.


1. Berkurangnya sumber daya alam
2. Dapat menimbulkan bencana tanah longsor dan banjir.
3. Penelitian secara ilmiah akan terhambat karena punahnya jenis flora
dan fauna tertentu.
4. Akan memusnahkan habitat lain karena terputusnya rantai makanan.
BAB 3

Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia

Sumber daya alam adalah unsur-unsur lingkungan alam yang diperlukan


manusia untuk memenuhi kebutuhan serta meningkatkan kesejahteraan
hidupnya. Berbagai macam sumber daya alam tersedia di sekitar manusia.
Tinggi rendahnya penghargaan terhadap suatu sumber daya tergantung dari
kebutuhan orang yang memerlukannya.

Kegunaan sumber daya alam ditentukan oleh kebutuhan manusia ditambah


dengan kemauan dan kemampuan maunis untuk mengusahakannya. Sumber
daya ada karena manusia dengan segala kebutuhannya. Sumber daya alam
sangat beragam, sehingga dikelompokkan atau digolongkan berdasarkan
pembentukannya, bagian atau bentuk yang bisa dimanfaatkan,lokasinya dan
proses terbentuknya.

Adapun persebaran sumber daya alam di permukaan bumi tidak merata, ada
yang berlimpah dan ada pula yang minim akan sumber daya alam, bahkan
ada yang tidak memiliki sama sekali. Pada bab ini akan dibahas lebih lanjut
tentang persebaran dan pemanfaatan sumber daya alam. Pelajarilah uraian
berikut dengan seksama.

A. Pengelompokan SDA
Sumber daya alam adalah unsur-unsur lingkungan alam yang diperlukan
manusia untuk memenuhi kebutuhan serta meningkatkan kesejahteraan
hidupnya. Sumber daya alam merupakan semua kekayaan alam, baik
berupa makhluk hidup maupun benda mati yang terdapat di bumi dan
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Adapun sumber daya alam dibedakan menjadi beberapa macam, sebagai


berikut:
1. Berdasarkan Kemungkinan Pemulihannya
Berdasarkan pembentukannya atau kemungkinan pemulihannya,
sumber daya alam dibedakan menjadi dua, yaitu sumber daya alam
yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui.
1) Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbaharui
Adalah sumber daya alam yang jika digunakan secara terus menerus
maka dalam jangka waktu tertentu akan kembali seperti sediakala dan
bisa digunakan lagi untuk diambil manfaatnya.

2) Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbaharui


Adalah sumber daya alam jika digunakan terus menerus maka lama
kelamaan akan habis dan tidak bisa dihasilkan sendiri oleh manusia.

Contoh:
bahan mineral seerpti besi, tembaga, timah, bauksit, batu bara,
alumnium, gas alam, dan berbagai jenis barang tambang lainnya.

2. Berdasarkan Bentuk yang Dapat Dimanfaatkan


Berdasarkan bentu yang dapat dimanfaatkan, sumber daya alam
dibedakan menjadi sumber daya alam materi, hayati, energi, dan waktu.

a. SDA Materi
Sumber daya alam materi merupakan sumber daya alam yang berupa
benda mati, diambil dari alam secara langsung maupun melalui proses
penambangan dan pengolahan, sehingga memiliki manfaat yang lebih
untuk kelangsungan kehidupan manusia.

Contoh:
Minyak bumi bisa diolah menjadi bahan bakar seperti bensin atau
premium, bensol, avtur, pertamax, solar, oli, dan sisanya dibuat aspal.

b. SDA Hayati
Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang berasal dari
makhluk hidup seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sumber daya
lam tumbuh-tumbuhan disebut sumber daya alam nabati, sedangkan
sumber daya alam hewan disebut sumber daya alam hewani.

Contoh:
Sumber daya alam hewani terdapat berbagai macam daging, susu,
telur, dan ikan, dan sumber daya alam nabati seperti padi, jagung,
gandum, ketela, sagu, biji-bijian, buah, serta umbi-umbian.

c. SDA Energi
Sumber daya alam energi adalah sumber daya alam yang dimanfaatkan
energinya. Penggunaannya bisa secara langsung maupun melalui
proses pengolahan atau industri.

Contoh:
Minyak bumi, gas alam, batu bara, sinar matahari, dan kayu bakar.

d. SDA Ruang
Sumber daya alam ruang adalah tempat atau wilayah yang diperlukan
manusia dalam hidupnya. Sumber daya alam ruang sangat dipengaruhi
oleh letak, topografi atau relief, kondisi tanah, tata air, dan sebagainya.

Ruang dalam hal ini berarti ruang untuk mata pencaharian (pertanian
dan perikanan), tempat tinggal, arena terbuka, lapangan, hutan, dan
sebagainya.

e. SDA Waktu
Sumber daya alam waktu adalah sumber daya yang ketersediaanya
terikat dengan waktu atau musim, meskipun sulit digambarkan bahwa
waktu merupakan sumber daya alam.

3. Berdasarkan Lokasinya
Berdasarkan pemberntukannya, sumber daya alam dibedakan menjadi
dua, yakni sumber daya alam terestrial dan akuatik.

a. Terestrial
Sumber daya alam terestrial adalah sumber daya alam yang terdapat di
daratan. Contohnya hasih hutan dan bahan galian atau tambang.

b. Akuatik
Sumber daya alam akuatik adalah sumber daya alam yang terdapat di
wilayah perairan. Contohnya ikan, rumput, terumbu karang, dan energi
gelombang

4. Berdasarkan Proses Terbentuknya


Berdasarkan proses terbentuknya, sumber daya alam dibedakan
menjadi tiga, yakni sumber daya alam abiotik, fisik, dan lingkungan.

a. SDA Biotik
Sumber daya alam biotik adalah sumberd daya alam yang terbentuk
karena adanya proses kehidupan seperti tumbuh dan berkembang biak,
misalnya tumbuh-tumbuhan dan hewan.
b. SDA Fisik
Sumber daya alam fisik adalah sumber daya alam yang terbentuk
karena adanya proses fisik dan kekuatan alam, misalnya tanah, air,
udara, dan barang-barang tambang.

c. SDA Lingkungan
Sumber daya alam lingkungan adalah perpaduan antara sumber daya
alam fisik dan sumber daya biotik yang bisa membentuk suatu
lingkungan tertentu, misalnya lingkungan pegunungan, lembah, pantai,
gunung api, dan panorama alam yang lain.

B. Kehutanan
Hutan merupakan suatu wilayah yang menjadi tempat tumbuhnya pohon-
pohon yang jenis tanaman yang lain. Potensi sumber daya hutan bisa
berupa kayu dan non kayu.

1. Kayu

Potensi hutan yang berupa kayu banyak dimanfaatkan sebagai bahan


bangunan, bahan baku kertas, bahan baku industri mebel, dan lain
sebagainya.

Setidaknya terdapat 4.000 jenis kayu yang keberadaanya tersebar di


Nusantara. Lebih dari 250 jenis kayu tersebut merupakan kayu dengan
nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Adapun jenis-jenis kayu dalam sumber daya alam kehutanan, sebagai


berikut:

a. Kayu Jati
Pohon jati tumbuh di hutan buatan maupun alami yang memiliki curah
hujan berkisar antara 1.500 sampai 2.000 mm per tahun. Jati dapat
tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah yang tidak digenangi
air. Persebaran hutan jati di nusantara meliputi beberapa daerah seperti
Pulau Jawa, Nusa Tenggara, dan Bali.

Kayu jati memiliki tekstur yang keras dan awet, karena terdapat minyak
didalamnya. Hal ini membuat kayu jati banyak dimanfaatkan sebagai
bahan untuk membuat interior rumah, atap, tiang penyangga rumah-
rumah tradisional Jawa, untuk membuat kapal, dan konstruksi jembatan.
b. Kayu Meranti
Kayu meranti terkenal di kalangan pertukangan dan perdagangan kayu.
Terdapat berbagai jenis pohon meranti diantaranya meranti hitam
batang,, balangeran, tengkawang gunung, dan meranti buaya bukit.
Jenis-jenis pohon meranti tersebut menghasilkan kayu meranti merah.

Persebarannya meliputi hutan-hutan di Pulau Kalimantan dan Sumatera.


Kayu meranti sering dimanfaatkan sebagai kayu konstruksi, penyekat
ruangan, bahan pembuatan mebel, dan berbagai interior dalam rumah.
Selain menghasilkan kayu, pohon meranti juga menghasilkan resin, yaitu
sejenis getah yang keluar dari batang pohon.

c. Kayu Cendana
Kayu cendana dihasilkan dari pohon dengan nama latin Santalum Album
yang ditemukan di Nusa Tenggara Timur. Persebaran cendana sekarang
sudah meliputi hutan-hutan di daerah Jawa dan keseluruhan Nusa
Tenggara.

Kayu cendana saat ini menjadi barang langka, sehingga harganya


menjadi begitu mahal. Kayu cendana memiliki aroma wangi.
Pemanfaatan kayu cendana diantaranya sebagai bahan pembuatan dupa
dan aroma terapi, sebagai campuran parfum, serta bahan pembuatan
sarung keris.

d. Kayu Akasia
Kayu akasia memiliki nama latin Acacia Mangium. Kayu akasia banyak
ditemukan di hutan-hutan Jawa Barat. Pada awalnya, kayu akasia
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kertas. Perkembangan
selanjutnya, kayu akasia juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan
furnitur.

2. Nonkayu
Beberapa hasil hutan nonkayu, antara lain madu, buah-buahan, jamur,
damar, rotan, sagu, sutra, dan sebagainya.
a. Buah-buahan
Terdapat berbagai jenis buah-buahan yang bisa diperoleh dari hutan.
Buah-buahan yang bisa ditemukan di hutan adalah buah durian, bery,
kaktus, pir berduri, jambu monyet, ara, markisa, dan sebagainya.
b. Madu
Cairan kental yang diperoleh dari sarang lebah ini kaya akan manfaat.
Madu asli hutan biasanya dijadikan obat herbal dan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi.

c. Karet
Potensi hutan nonkayu ini sebenarnya adalah getah dari pohon yang
biasa kita sebut pohon karet. Nilai ekonomis karet juga tergolong tinggi,
karena karet banyak digunakan diberbagai industri, seperti industri
pembuatan ban

d. Remah-rempah
Jenis rempah-rempah yang dihasilkan di hutan di antaranya kayu manis,
pala, cengkih, dan vanila. Hutan di daerah Maluku banyak menghasilkan
rempah-rempah yang sering diperdagangkan sejak zaman dahulu.

e. Rotan
Batang rotan mempunyai panjang puluhan meter dan banyak
dimanfaatkan untuk membuat interior rumah. Sebagian besar rotan di
Indonesia dihasilkan dari hutan yang berada di daerah Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara
f. Sagu
Potensi hutan nonkayu yang berbentuk tepung ini berasal dari proses
pengolahan batang pohon sagu. Penduduk Indonesia bagian timur
menjadikan sagu sebagai bahan makanan pokok. Masyarakat di daerah
Maluku dan Papua biasanya memanen sagu dari hutan kemudian
mengolahnya menjadi masalah bernama papeda.

C. Pertambangan
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan bahan
tambang. Beraneka bahan tambang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri maupun luar negeri. Aktivitas pertambangan telah
menghasilkan banyak devisa bagi Indonesia.

1. Minyak Bumi dan Gas Bumi


Minyak bumi dan gas bumi merupakan sumber energi utama yang saat
ini banyak dipakai untuk keperluan industri, transportasi, dan rumah
tangga.
Adapun daerah persebaran minyak bumi di Indonesia, sebagai berikut.

a. Sumatera
Pereula dan Lhokseumawe (Aceh), Sungai Panking dan Dumai (Riau),
Plaju, Sungai Gerong dan Muara Enim (Sumatera Selatan)

b. Jawa
Jati Barang Majalengka (Jawa Barat), Wonokromo, Delta (Jawa Timur),
Cepu, Cilacap (Jawa Tengah)

c. Kalimantan
Pulau Tarakan, Balikpapan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam
(Kalimantan Timur), Rantau, Tanjung, dan Amuntai (Kalimantan Selatan)

d. Maluku
Pulau Seram dan Tenggara

e. Papua
Klamono, Sorong, dan Babo

2. Batu Bara
Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan
yang telah mati dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu.

Unsur-unsur penyusun batu bara dalah karbon, hidrogen, dan oksigen.


Energi yang dihasilkan batu bara bisa digunakan untuk pembangkit
listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak), pembakaran pada
industri batu bara atau genting, semen, batu kapur, bijih besi, dan baja,
industri kimia, dan lain-lain.

Pertambangan batu bara di Kalimantan terdapat di Kalimantan Timur


(Lembah Sungai Berau dan Samarinda), Sumatera Barat (Ombilin dan
Sawahlunto), dan Sumatera Selatan (Bukit Asam dan Tanjung Enim).

3. Bauksit
Bauksit adalah sumber bijih utama untuk menghasilkan alumunium.
Bauksit bermanfaat untuk industri keramik, logam, kimia, dan metalurgi.
Terdapat di daerah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat
(Singkawang).
4. Pasir Besi
Pasir besi dimanfaatkan untuk industri logam besi dan industri semen.
Aktivitas penambangna pasir besi sebagai potensi sumber daya
tambang di Indonesia dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah),
Sumatera, Lombok, Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan
Verbeek (Sulawesi Selatan), dan Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan)
5. Emas
Emas umumnya dimanfaatkan untuk perhiasan. Emas ditambang di
Jawa Barat (Cikotok dan Pongkor), Papua (Freeport, Timika), Kalimantan
Barat (Sambas), Aceh (Meulaboh), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow,
Minahasa), Riau (Logos), dan Bengkulu (Rejang Lebong).
6. Timah
Timah dimanfaatkan sebagai bahan baku logam pelapis, solder, cendera
mata, dan lain-lain. Aktivitas penambangan timah sebagai potensi
sumber daya tambang di Indonesia terdapat di Sungai Liat (Pulau
Bangka), Manggara (Pulau Belitung), dan Dabo (Pulau Singkep) serta
Pulau Karimun.
7. Tembaga
Tembaga banyak dimanfaatkan dalam peralatan listrik, industri
konstruksi, pesawat terbang, kapal lau, atap, pipa ledeng, dekorasi
rumah, mesin-mesin pertanian, pengatur suhu ruangan, dan lain-lain.
Aktivitas penambangan tembaga terdapat di Papua oleh PT. Freeport.
8. Nikel
Nikel adalah bahan paduan logam yang banyak digunakan pada industri
loga. Nikel sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia
ditambang di daerah Soroako, Sulawesi Tenggara. Daerah lain yang
memiliki potensi nikel adalah Papua dan Maluku.
9. Aspal
Aspal digunakan sebagai bahan utama pembuatan jalan. Aspal sebagai
potensi sumber daya tambang di Indonesia ditambang di Pulau Buton,
Sulawesi Tenggara.
10. Mangan
Mangan banyak digunakan untuk proses pembuatan besi baja,
pembuatan baterai kering, keramik, gelas, dan sebagainya. Mangan
sebagai sumber daya tambang di Indonesia yang dtambang di daerah
Tasikmalaya (Jawa Barat), Kiripan (Yogyakarta), dan Martapura
(Kalimantan Selatan)
11. Belerang
Belerang sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia banyak
ditemukan di Gunung Welirang, Jawa Timur dan Gunung Patuha, Jawa
Barat.
12. Marmer
Marmer terbentuk dari proses malihan batu gamping atau batu kapur.
Suhu dan tekanan bekerja pada batu gamping karena adanya tenaga
endogen atau tenaga dari dalam bumi.
Marmer banyak digunakan untuk seni pahat, patung, meja, dinding,
lantairumah, dan lain-lain. Marmer sebagai potensi sumber daya
tambang di Indonesia ditambang di Tulungagung (Jawa Timur),
Lampung, dan Makassar.

13. Yodium
Yodium digunakan sebagai bahan baku utama untuk laruran obat dalam
alkohol, kesehatan, herbisida, industri desinfektan, serta digunakan
dalam garam agar lebih sehat. Yodium sebagai potensi sumber daya
tambang di Indonesia ditambang di Semarang (Jawa Tengah) dan
Mojokerto (Jawa Timur)

D. Pariwisata
Secara umum obyek wisata di muka bumi bisa dibedakan menjadi tiga,
yaitu pertama objek wisata alam, meliputi keindahan alam pegunungan,
hutan, cagar alam dan suaka margasatwa, danau, pantai, dan kawasan laut.

Kedua objek wisata budaya berhubungan dengan bangunan bersejarah,


tradisi dan adat istiadat kelompok masyarakat, hasil karya seni dan
kerajinan, museum, monumen, benteng, dan taman hiburan.

Ketiga agro wisata, yaitu objek wisata yang berhubungan dengan kegiatan
pertanian dan hasilnya.

Persebaran beberapa objek wisata yang ada di negara Indonesia sebagai


berikut:
1. Sumatera
Persebaran objek wisata di Pulau Sumatera, antara lain: Taman nasional,
gunung lauser, Danau Laut Tawar, Rantau Prapat, Danau Toba, Brastagi,
Danau Maninjau, Danau Singkarak, Benteng Fort de Kock, Lembah Anai,
Danau Ranau, Suaka Alam Way Kambas, Benteng Mearlborough.
2. Jawa

Persebaran objek wisata di Pulau Jawa, antar lain: Gunung Tangkuban


Perahu, Maribaya, Pangandaran, Museum Geologi, Taman Mini
Indonesia Indah, Ancol, Museum Satria Mandala, Museum Gajah, Gua
Jatijajar, Kebun Binatang Rgunan, Planetarium, Batu Raden, Candi
Borobudur, Prambanan, Keraton Jogja, Kota Gede, Pantai Parangtritis,
Kaliurang, Makam Imogiri, Gunung Bromo-Tengger, Taman Nasional
Baluran, Pemandian Tretes, Dataran Tinggi Dieng, Monumen Nasional.
3. Bali
Persebaran objek wisata di Pulau Bali, antara lain: Pantai Kuta, Legian,
Danau Batur, Klungkung, Pura Besakih, Daerah Trunyan, dan berbagai,
macam kesenian.

4. Kalimantan
Persebaran objek wisata di Pulau Kalimantan, antara lain: Pantai Pasir
Panjang, Danau Riam Kanan, Museum Lambung Mangkurat, Istana
Kesultanan Sambas, Taman Nasional Tanjung Puting, Masyarakat Dayak.

5. Nusa Tenggara

Persebaran objek wisata di Nusa Tenggara, antara lain: Gunung


Tambora, Taman Laut Gili Air, Taman Nasional Komodo, Danau Kelimutu.

E. AMDAL

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah suatu proses yang


dipergunakan untuk memperkirakan dampak terhadap lingkungan oleh
adanya atau oleh rencana kegiatan proyek yang bertujuan memastikan
adanya masalah dampak lingkungan yang perlu dianalisis pada tahap awal
perencanaan dan perancangan proyek sebagai bahan pertimbangan bagi
pembuatan keputusan.

1. Pengertian AMDAL

AMDAL menurut PP No. 27 Tahun 1999 adalah kajian mengenai dampak


besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau
kegitan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.

Analisis dampak lingkungan ini merupakan analisis yang meliputi


berbagai faktor, yaitu faktor fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi, dan
sosial budaya yang dilakukan secara integrasi dan menyeluruh sehingga
bisa menghasilkan , sebagai berikut:

a. Dapat menunjukkan tempat pembangunan yang layak pada suatu


wilayah beserta pengaruhnya.
b. Dapat digunakan sebagai masukan dengan pertimbangan yang lebih
luas bagi perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan
sejak awal
c. Dapat digunakan sebagai arahan/pedoman bagi pelaksanaan rencana
kegiatan pembangunan termasuk rencana pengelolaan lingkungan
dan rencana pemantauan lingkungan.

2. Prinsip-Prinsip Dasar AMDAL

Prinsip-prinsip dasar pengendalian dampak lingkungan dijelaskan


sebagai berikut:

a) Pembangunan berkelanjutan pada dasarnya bertujuan untuk


meningkatkan kualitas lingkungan hidup manusia. Maka manusia
menjadi sentral dalam pengelolaan lingkungan.
b) Manusia bagik sebagai individu maupun kelompok, dan sumber daya
alam mempunyai daya dukung terbatas yang tidak bisa dilampaui
c) Pencegahan lebih bijaksana daripada penyelesaian dampak yang sudah
terjadi
d) Dalam pemanfaatan teknologi bagi pengendalian dampak perlu
pertimbangan berdasar kemampuan ekonomi dan tingkat penyediaan
teknologi yang layak
e) Pemrakarsa kegiatan bertanggungjawab atas dampak lingkungan yang
diakibatkan oleh kegiatannya
f) Setiap orang mempunyai hak memperoleh lingkungan yang baik dan
sehat, serta memiliki tanggungjawab untuk merawat lingkungan yang
baik dan sehat
g) Pengelolaan lingkungan dilakukan secara terencana dan
diimplementasikan dengan pelaksanaan konsep pengelolan dan
keterukuran yang jelas.

3. Komponen AMDAL

Komponen-komponen AMDAL terdiri dari studi proyek, laporan


penelitian, pembuatan keputusan, persetujuan proyek, dan pemantauan
proyek.

a. Studi Pra Proyek


Studi pra proyek dilakukan guna mengukur dan memperkirakan
perubahan keadaan lingkungan. Pengukuran ini dilakukan berdasarkan
pada data, baik data fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi, dan sosial
budaya.

b. Laporan Penilaian
Laporan penilaian adalah laporan yang disusun dari hasil studi praproyek
yang berupa kemungkinan yang akan terjadi jika proyek tersebut
berjalan

c. Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan berdasarkan pada laporan penilaian serta hasil
prediksi pengaruh proyek terhadap lingkungan kelak. Namun
kenyataanya, dalam pengambila keputusan ini sangat dipengaruhi oleh
nuansa politik

d. Persetujuan proyek
Persetujuan proyek mengandung rekomendasi dari hasil analisis
interaksi antara proyek dengan lingkungan. Contohnya proyek bisa
disetujui dengan rekomendasi akan dilakukannya usaha-usaha untuk
memperkecil pengaruh negatif terhadap lingkungan

e. Pemantauan Proyek
Pemantauan proyek dilakukan dalam kurun waktu 2-3 tahun, untuk
memantau sudahkan proyek tersebut berjalan sesuai dengan yang
direkomendasikan dan disetujui proyek.

4. Penerapan AMDAL
AMDAL harus dilakukan dengan dua macam cara, sebagai berikut:
a. Sesuai Undang-Undang
AMDAL harus dilakukan untuk proyek yang akan dibangun sesuai
dengan undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.

Cara ini memaksa pemilik proyek yang kurang memperhatikan


kualitas lingkungan atau pemilik yang hanya mementingkan
keuntungan proyeknya sebesar mungkin tanpa menghiraukan
dampak sampingan yang timbul dari kegiatan yang dilakukan.
b. Menjaga Kualitas Lingkungan
AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak
karena adanya proyek-proyek pembangunan.

Cara kedua ini merupakan yang ideal, tetapi kesadaran mengenai


masalah ini tidak mudah ditanamkan pada setiap orang terutama
pada pemrakarsa proyek.

4. Peranan AMDAL dalam Pengelolaan Lingkungan


Untuk menghindari dampak lingkungan yang tidak bisa ditoleransi,
maka perlu disiapkan rencana pengendalian dampak negatif yang akan
terjadi dengan cara melakukan perkiraan dampak lingkungan.
Langkah ini disebut pendugaan Dampak Lingkungan atau Environmental
Impact Assessment merupakan proses dalam AMDAL.

AMDAL dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan


yang berfungsi untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas
lingkungan hidup.

AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan


bagian dari proses AMDAL yang lebih besar dan lebih penting, sehingga
AMDAL merupakan bagian dari beberapa hal yaitu pengelolaan
lingkungan, pemantauan proyek, pengelolaan proyek, pengambilan
putusan, dan dokumen yang penting.

Pendugaan dampak lingkungan yang digunakan sebagai dasar


pengelolaan bisa berbeda dengan kenyataan dampak yang telah terjadi
setelah proyek berjalan.

Perbedaan dari dampak yang diduga dan dampak yang terjadi bisa
disebabkan oleh:
a. Penyusunan laporan AMDAL kurang tepat di dalam melakukan
pandangan dan biasanya juga disebabkan pula oleh tidak cermatnya
pada evaluator dan berbagai instansi pemerintah yang terlibat,
sehingga konsep atau draf laporan AMDAL yang tidak baik sudah
disetujui menjadi laporan akhir.
b. Pemilik proyek menjalankan proyeknya sesuai dengan apa yang telah
tertulis di dalam laporan AMDAL.

6. Kegunaan AMDAL
AMDAL memiliki kegunaan bagi pemerintah, pemilik proyek, pemilik
modal, masyarakat, peneliti dan ilmuan.

a. Bagi Pemerinah
Studi AMDAL memiliki banyak kegunaan bagi pemerintah sebagai
pengambilan keputusan, antara lain:

1. Menghindari terjadinya kerusakan lingkungan hidup, seperti


pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara, pencemaran
suara, dan sebagainya. Dengan demikian kelestarian lingkungan
hidup, kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat akan
terjamin
2. Menghindari pertentangan-pertentangan yang mungkin timbul di
masyarakat atau dengan proyek-proyek yang lainnya
3. Mencegah kerusakan potensi sumber daya alam yang dikelola
4. Mencegah kerusakan potensi sumber daya alam yang berada di luar
proyek lain atau oleh masyarakat
5. Sesuai dengan rencana pembangunan daerah, pembangunan
nasional, atau pembangunan internasional
6. Memberikan jaminan dan manfaat yang jelas bagi masyarakat
7. Sebagai alat bagi pemerintah untuk mengambil keputusan

b. Bagi Pemilik Proyek

AMDAL memiliki kegunaan bagi pemilik proyek, sebagai berkut:


1. Sebagai pedoman dasar untuk melaksanakan proyek
2. Mempersiapkan cara-cara pemecahan yang mungkin timbul di masa
yang akan datang
3. Sebagai sumber informasi lingkungan, seperti informasi sosial dan
informasi budaya masyarakat
4. Melindungi proyek yang melanaggar undang-undang atau peraturan
yang berlaku
5. Melindungi proyek dari tuduhan pelanggaran atau dampak negatif
yang sebenarnya tidak dilakukan
6. Memprediksi masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi
dimasa yang akan datang
7. Sebagai bahan untuk menganalisis pengelolaan dan sasaran proyek
8. Sebagai bahan penguji secara komprehensif dari perencanaan
proyek, untuk dapat menemukan kelemahan dan kekurangan,
sehingga bisa melakukan penyempurnaan.

c. Bagi Pemilik Modal

Syarat-syarat studi AMDAL digunakan untuk:


1. Menentukan prioritas peminjaman sesuai dengan tujuannya
2. Melakukan pengaturan modal dan promosi dari berbagai sumber
pemilik modal
3. Menghindari upaya peniruan proyek-proyek yang tidak diperlukan
4. Memberikan jaminan bahwa modal yang dipinjamkan betul-betul ada
proyek yang dapat mencapai tujuan dari misi bank dalam membantu
pembangunan atau pemilik modal yang memberi pinjaman
5. Untuk bisa memberikan jaminan bahwa modal yang dipinjamkan bisa
dibayar kembali oleh proyek tepat pada waktunya sehingga modal
tidak hilang

d. Bagi Masyarakat

Masyarakat adalah salah satu ujung tombak di lapangan dalam


memahami kondisi lingkungannya, sehingga kegunaan AMDAL bagi
masyarakat sebagai berikut.
1. Turut serta dalam pembangunan di daerah sejak awal, terutama dalam
memberikan informasi ataupun ikut langsung di dalam membangun
dan menjalankan proyek
2. Mengetahui rencana pembangunan di daerahnya, sehingga bisa
menyesuaikan diri
3. Mengetahui perubahan lingkungan sesudah proyek dibangun,
sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat
4. Memahami permasalahan mengenai proyek secara jelas, sehingga
bisa terhindar dari kesalahpahaman, serta bisa menjalin kerja sama
yang saling menguntungkan
5. Mengetahui hak dan kewajiban dalam menjaga dan mengelola
kualitas lingkungan

E. Bagi Peneliti dan Ilmuwan


AMDAL juga memiliki kegunaan bagi para peneliti dan ilmuwan, antara
lain:
1. Untuk analisis kemajuan dan ilmu pengetahuan
2. Untuk mendukung kegiatan penelitian
3. Untuk meningkatkan keterampilan dalam penelitian dan
peningkatan pengetahuan

F. Pembangunan Berkelanjutan
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Akan
tetapi, pertumbuhan penduduk yang semakin pesat menyebabkan
pemanfaatan sumber daya alam ikut meningkat pula. Pemanfaatan sumber
daya berkelanjutan bisa dikembangkan dalam kegiatan pertanian,
pertambangan, industri, dan pariwisata.

1. Pertanian Berkelanjutan
Pada dasarnya pertanian berkelanjutan adalah pemanfaatan suber daya
terbarukan dan sumber daya tidak terbarukan untuk proses produksi
pertanian dengan menekankan dampak negatif terhadap lingkungan
yang serendah-rendahnya.

Adapun manfaat pertanian berkelanjutan sebagai berikut:


a. Mampu meingkatkan produksi pertanian dan menjamin ketahanan
pangan di dalam negeri.
b. Menghasilkan pangan yang terbeli dengan kualitas tinggi serta
meminimalisasi kandungan bahan pencemar kimia ataupun bakteri
yang membahayakan
c. Tidak mengurangi dan merusak kesuburan tanah, tidak meingkatkan
erosi, dan menekan ketergantungan pada sumber daya alam yang
tidak terbarukan
d. Mendukung dan menopang kehidupan masyarakat pedesaan
dengan meningkatkan kesempatan kerja serta menyediakan
penghidupan layak bagi petani
e. Tidak membahayakan kesehatan masyarakat yang bekerja atau hidup
di lingkungan pertanian dan bagi yang mengonsumsi hasil pertanian
f. Melestarikan dan meingkatkan kualitas lingkungan hidup di lahan
pertanian dan pedesaaan serta melestarikan sumber daya alam dan
keragaman hayati

2. Pertambangan Berkelanjutan
Kegitan pertambangan berkelanjutan merupakan kegiatan yang diawali
dengan eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, dan kegiatan
pascatambang.

3. Industri Berkelanjutan
Industri berkelanjutan di Indonesia harus memiliki daya saing yang bisa
menopang perekonomian nasional. Kegiatan berkelanjutan bisa
memadukan antara aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial.
3. Pariwisata Berkelanjutan
Istilah pariwisata berkelanjutan merujuk pada produk pariwisata yang
ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai