Anda di halaman 1dari 47

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar


Mandiri

Judul Modul KEANEKARAGAMAN HAYATI


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Keanekaragaman Hayati dan Pelestarian
Keanekaragaman Hayati
2. Prinsip Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup dan
Klasifikasi Hewan
3. Klasifikasi Tumbuhan
4. Virus, Protista, Monera
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi
yangdipelajari
KB. 1. KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN
PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

1. Persebaran Biogeografi Indonesia


 Kawasan sunda (oriental) meliputi
daerah jawa, Kalimantan dan sumatera.
Keragaman flora dan fauna pada
kawasan ini sangat mirip dengan
kawasan asia lainnya.
 Kawasan sahul (Australia) meliputi
papua dan kepulauan aru.
 Kawasan Wallace: kawasan yang
didalamnya terdapat campuran kedua
kawasan diatas yang meliputi wilayah
Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.

HEWAN
Penyebaran hewan di bumi menurut Alfred
Russell Wallace dapat dikelompokkan menjadi 6
daerah, yaitu sebagai berikut.
1) Daerah paleartik meliputi daerah Asia
Utara dan Eropa, hewan yang khas adalah
beruang eropa, bison dan rusa kutub.
2) Daerah ethiopia meliputi daerah
Afrika, Arab, Madagaskar, hewan yang
khas, seperti zebra, jerapah, gajah, dan
gorila.
3) Daerah oriental meliputi daerah Asia
Selatan dan Indonesia bagian barat, hewan
yang khas adalah harimau, gajah, tapir, dan
kerbau.
4) Daerah australia meliputi daerah Australia,
New Zealand dan Indonesia bagian timur.
Hewan yang khas meliputi hewan yang
berkantung, seperti kanguru.
5) Daerah neortik meliputi daerah Amerika
Utara, hewan yang khas meliputi, binatang
pengerat besar, yaitu berang-berang.
6) Daerah neotropik meliputi daerah
Amerika Tengah dan Amerika Selatan,
hewan yang khas meliputi kera dan tapir.

Peta persebaran hewan di Indonesia

VEGETASI

Terdapat beberapa jenis vegetasi yang ada


didunia yang didalamnya terdapat hidup
berbagai makhluk hidup yang saling berisinergi.
Berbagai vegetasi yang ada di dunia dan ciri-
cirinya adalah sebagai berikut.
1) Tundra (padang rumput), memiliki ciri-ciri
vegetasi rumput dan lumut kerak
(Lichenes) dan terdapat pada daerah
Skandinavia, Rusia, Siberia dan Kanada.
2) Taiga, memiliki ciri-ciri vegetasi hutan
hujan jarum (konifer) dan terdapat pada
daerah Skandinavia, Alaska, Kanada dan
Siberia.
3) Hutan meranggas (4 musim), memiliki
ciri- ciri vegetasi hutan yang hijau pada
musim panas dan menggugurkan daunnya
pada musim dingin. Terdapat pada daerah
iklim sedang, seperti Eropa, sebagian Asia
dan Amerika.
4) Padang rumput, memiliki ciri-ciri
vegetasi tanpa pohon, tumbuhan berupa
rumput (Graminae). Terdapat pada
daerah Hongaria, Amerika Utara,
Argentina dan Rusia Selatan.
5) Vegetasi gurun, memiliki ciri-ciri
vegetasi dengan jumlah pohon sangat
sedikit yang tumbuh adalah jenis
tumbuhan tahan kering (xerofit),
berbunga dan berbuah dalam waktu
pendek (efermer). Terdapat pada daerah
gurun Gobi (RRC), gurun Sahara (Afrika
Utara), gurun Kalahari (Afrika Selatan)
6) Sabana, memiliki ciri-ciri vegetasi padang
rumput dan pepohonan. Terdapat pada
daerah Asia, Australia dan Indonesia.
7) Hutan hujan tropis, memiliki ciri-ciri
vegetasi tumbuhan hijau sepanjang
tahun,
pohon- pohon tinggi, jenisnya sangat
banyak, terdapat tumbuhan yang
menempel (epifit) dan tumbuhan yang
memanjat pohon lain (liana). Terdapat
padadaerah Asia, Afrika, Indonesia, dan
Amerika Selatan.
8) Hutan bakau, memiliki ciri-ciri vegetasi
yang memiliki akar nafas karena tanah dan
airnya miskin oksigen, contohnya Pohon
Bakau (Rhizipora sp.), kayu api (Avicinea
sp.) dan (Sonneratia sp.) jenis tumbuhan
tahan kering (Xerofit).

Persebaran vegetasi di Indonesia

2. Keanekaragaman Hayati
a. Keanekaragaman Hayati Indonesia
Keanekaragaman hayati:
semua makhluk yang hidup di bumi,
termasukdidalamnya semua jenis
tumbuhan, hewan dan mikroorganisme.
Beberapa tumbuhan khas dan endemik di
Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Kayu ramin (Gonystylus bancanus)
terdapat di Sumatera, Kalimantan dan
Maluku.
b. Kayu besi (Euziderozylon zwageri)
terdapat di Jambi, Pulau Sumatra.
c. Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii)
terdapat di pulau Jawa, Sumatera dan
Kalimantan.
d. Matoa (Pometia pinnata) terdapat di
daerah Papua.
e. Meranti (Shorea sp.),
Keruwing(Dipterocarpus sp.) dan Rotan
(Liana sp.) banyak terdapat
di hutan PulauKalimantan.

Hewan khas dan endemik di Indonesia antara


lain sebagai berikut.
a. Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus)
berada di Ujung Kulon.
b. Komodo (Varanus komodoensis) di Pulau
Komodo.
c. Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di
Pulau Sulawesi.
d. Tapir (Tapirus indicus) ada di
PulauSumatera.
e. Orang utan (Pongo pygmaeus) di pulau
Sumatera dan Kalimantan.
f. Anoa (Bubalus quarlesi)
endemik Sulawesi.
g. Babirusa (Babyrousa babyrussa)
diSulawesi.
h. Badak Sumatra
(Dicerorhinussumatrensis) endemik di
Sumatera.

b. Kategori Keanekaragaman hayati Indonesia

1) Keanekaragaman Ekosistem
 Hubungan antara spesies dan
lingkungannya memfasilitasi aliran materi
dan energi dalam ekosistem.
 Ekosistem adalah area geografis di mana
tanaman, hewan, dan organisme lain, serta
iklim dan bentang alam, berinteraksi
bersama untuk membentuk kehidupan.
 Ekosistem mengandung komponen biotik
serta faktor abiotik. Faktor biotik termasuk
tanaman, hewan, dan organisme lain.
 Faktor abiotik meliputi batu, suhu, dan
kelembaban.
Gambar 4. Interaksi dalam Ekosistem

Eksosistem limnik (rawa):


 Eksosistem rawa biasanyamemiliki
bentang alam yang datar sehingga selalu
tergenang oleh air. Ciri rawa:
 memilikidrainase yang buruk sehingga
mengakibatkankadar asamnya tinggi.
 Air yang menggenangi ekosistem ini
biasanya berasal dari hujan, sungai atau
laut.
 Rawa merupakan ekosistem yang unik
karena terdiri atas tanah dan air.
 Vegetasi yang biasa terdapat di
ekosistem rawa diantaranya mangrove
dan hutan galam.
 Di Indonesia sekitar 33, 4 juta ha lahan
rawa.
 Sekitar 60%atau 20 juta ha merupakan
rawa pasang surutdan sisanya
merupakan rawa bukan pasangsurut.
 Lokasi rawa mayoritastersebar di
Kalimantan, Papua, Sumatera dan
Sulawesi.

Ekosistem hutan
 menurut tipe iklimnya yaitu tropis, sedang atau
boreal.
 Di daerah tropis, ekosistem hutan hujan
mengandung flora dan fauna yang lebih beragam
daripada ekosistem di wilayah lain mana pun di
bumi.
 Di lingkungan yang hangat dan sarat
kelembaban ini, pohon-pohon tumbuh tinggi
dan dedaunannya rimbun dan lebat, dengan
spesies yang menghuni lantai hutan sampai ke
kanopi.
 Di zona beriklim sedang, ekosistem hutan bisa
saja berganti daun, termasuk jenis pohon jarum
atau seringkali campuran keduanya, di mana
beberapa pohon menumpahkan daunnya setiap
kali jatuh, sementara yang lain tetap hijau
sepanjang tahun
 Di ujung utara, tepat di selatan Kutub Utara,
hutan boreal - juga dikenal sebagai taiga -
memiliki pohon-pohon jenis konifer yang
berlimpah.
ekosistem padang rumput
 Berbagai jenis ekosistem padang rumput dapat
ditemukan di padang rumput, sabana, dan stepa.
 Ekosistem padang rumput biasanya ditemukan pada
daerah tropis atau beriklim sedang, meskipun
rumput dapat hidup di daerah yang lebih dingin
juga, seperti halnya dengan padang stepa Siberia
yang terkenal.
 Padang rumput terbagi karakteristik klimaks umum
semi-kegersangan.
 Pohon jarang atau tidak ada, tetapi bunga dapat
diselingi dengan rumput.
 Padang rumput menyediakan lingkungan yang ideal
untuk hewan yang sedang merumput.

Keanekaragaman Ekosistem (Sumber: LIPI 2014)


2) Keanekaragaman jenis
 Proses terjadinya jenis, pada umumnya
berlangsung secara perlahan-lahan dan dapat
memakan waktu ribuan tahun, melalui
perubahan penyesuaian atau perubahan
evolusidari jenis lain yang mungkin sudah
ada sebelumnya.
 Evolusi biologi berkembang sesuai dengan
perubahan yang terjadi pada suatu jenis
makhluk hidup.
 Selanjutnya, jenis yang terjadi ini juga
mempunyai peluang untuk mengalami
variasi menjadi jenis-jenis yang lain.

Keanekaragaman Jenis Burung di Indonesia Beserta Persebaran Wilayahnya

Keanekaragaman Jenis Indonesia (LIPI 2014)


3) Keanekaragaman genetika

 Terkait dengan genetika, yang paling


jelas adalah keragaman genetik antar
populasi.
 Bibit yangberbeda, memiliki
karakteristik spesifik yang ditentukan
secara genetik.
 Keragaman genetik juga ada dalam suatu
populasi, dan terkait dengan perbedaan genetik
antara hewan dalam populasi itu.
 Tujuan dari populasi tersebut adalah untuk
menyediakan hewan yang secara genetis sama
mungkin sehingga perbedaan genetik bukan
merupakan penyebab variasi, misalnya, dalam
pengujian obat-obatan baru.
 Populasi klon akan lebih baik dari sudut
pandang memiliki hewan yang secara genetis
sama.

Keanekaragaman Genetik
4) Konservasi Tingkat Keanekaragaman
Hayati

Keunikan geologi dan ekosistem Indonesia


menyebabkan tingginya endemisitas flora
dan fauna serta mikroba. Indonesia memiliki
endemisitas jenis fauna yang sangat tinggi
bahkan untuk beberapa kelompok
merupakan tertinggi didunia.

Gambar 12. Sebaran Fauna Endemis di


Indonesia (LIPI, 2014)

5) Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati

Untuk mengunjungi sebuah taman nasional, di


setiap negara memiliki aturan yang berbeda-
beda. Di Indonesia, untuk mengunjungi taman
nasional diharuskan untuk memiliki surat izin
masuk kawasan konservasi yang bisa didapatkan
dari Balai Besar Taman Nasional yang akan anda
kunjungi.

Gambar 13. Taman Nasional Ujung Kulon


(sindonews.com); Taman Nasional Gunung
Leuser(trubus.id)

Taman hutan raya ini mempunyai keunikannya


masing- masing. Taman hutan raya selain
sebagai kawasan konservasi, juga digunakan
untuk pengembangan ilmu pengetahuan,
penelitian, sarana edukasi hingga rekreasi.
Taman hutan raya menyimpan berbagai macam
flora dan fauna
yang dilindungi, terutama flora dan fauna khas
dari daerahnya masing- masing.
Gambar 14. Taman Hutan Raya Bukit Soeharto
(alamendah.org); Taman Hutan Raya R. Soeryo
(situsbudaya.id)

KB. 2 Prinsip Dasar Klasifikasi Makhluk


Hidup dan Klasifikasi Hewan

I. CIRI MAKHLUK HIUP


 Ciri Makhluk Hidup:
a. Sensitivitas atau Respon terhadap
rangsangan. Organisme dapat merespons
beragam rangsangan. Gerakan menuju stimulus
dianggap sebagai respons positif, sedangkan
gerakan menjauh dari stimulus dianggap sebagai
respons negatif.
b. Reproduksi. Semua organisme tumbuh
dan berkembang mengikuti instruksi
spesifik yang dikodekan oleh gen mereka.
c. Tumbuh dan Berkembang. Organisme
tumbuh dan berkembang mengikuti
instruksi spesifik yang dikodekan oleh gen
mereka.
d. Sistem Regulasi. Organisme terkecil
membutuhkan berbagai mekanisme
pengaturan untuk mengoordinasikan
fungsi internal, merespons rangsangan,
dan mengatasi tekanan lingkungan.
e. Homeostasis. Organisme mampu
mempertahankan kondisi internal dalam
kisaran sempit hampir secara konstan,
meskipun ada perubahan lingkungan,
melalui homeostasis (secara harfiah
berarti
"kondisi tunak") - kemampuan organisme
untuk mempertahankan kondisi internal
yang konstan.
f. Reproduksi. Reproduksi adalah proses di
mana organisme baru (keturunan)
dihasilkan. Organisme yang hidup tidak
membutuhkan reproduksi untuk bertahan
hidup, tetapi sebagai spesies, mereka
membutuhkan itu untuk kelangsungan
dan memastikan bahwa spesies mereka
tidak punah.

II. Prinsip Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup


 Klasifikasi dilakukan berdasarkan kesamaan
morfologi, anatomi, fisiologi, dan cara
perkembangbiakannya klasifikasi makhluk
hidup dengan melihat kesamaan dan
perbedaan yang tampak dari morfologi, sifat
maupun anatomi diperlukan sebuah rumpun
ilmu yang khusus tentang klasifikasi yaitu
taksonomi.
 Tujuan dilakukannya klasifikasi untuk
mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup
untuk membedakan tiap-tiap jenis agar
mudah dikenal, mengetahui hubungan
kekerabatan antar makhluk hidup serta
mempelajari evolusi makhluk hidup atas
dasar kekerabatannya
1. Konsep dan Prinsip dasar Klasifikasi
- Klasifikasi adalah suatu cara
pengelompokan yang didasarkan pada
ciri-ciri tertentu. Prinsip dan cara
mengelompokkan makhluk hidup
menurut ilmu taksonomi adalah dengan
membentuk takson. Takson adalah
kelompok makhluk hidup yang
anggotanya memiliki banyak persamaan
ciri.

- Jenis taksonomi, yaitu taksonomi numeris


dan taksonomi genetik.
1. Taksonomi Numeris
Taksonomi numeris juga disebut
taksonomi komputer. Taksonomi
menurut Adanson (angka numerikal),
dimana asalkan setiap ciri fenotip
diberi bobot yang sama yang
menggambarkan kesamaan sifat yang
diteliti.
2.Taksonomi Genetik
Metode klasifikasi adalah keterkaitan
sifat genetika antar organismeetod,
Metode didasarkan pada DNA.
- Taksonomi dapat berupa :
1. Morfologi. Data morfologi
menggunakan determinasi pada data
morfologi organ reproduksi, organ
pencernaan, bentuk paruh atau bentuk
gigi.
2. Embriologi. Banyak macam data
embriologi yang digunakan untuk
memecahkan masalah taksonomi.
3. Anatomi. Dalam mendeterminasi,
menunjukkan kecondongan evolusi atau
kekerabatan secara filogeni.
4. Sitologi. Sitologi adalah ilmu tentang
seluk beluk sel.
5. Fisiologi. Data-data fisiologi tidak
dipakai secara langsung untuk keperluan
bukti-bukti taksonomi.
6. Penyebaran geografis. Faktor ekologi
yang menentukan beberapa sifat biologi
Mempelajari asal usul, sejarah
perkembangan dan evolusi takson,
dengan peta penyebaran, daerah paling
banyak jumlah jenis dan paling besar
variasi ciri-cirinya sebagai pusat
keanekaragaman dan tempat asal evolusi
takson.

Sistem
Klasifikasi

Buatan Alami Filogenik


- Klasifikasi dilakukan berdasarkan
kesamaan morfologi, anatomi, fisiologi,
dan cara perkembangbiakannya.
- Sistem klasifikasi dapat digolongkan
menjadi tiga golongan/kelompok, yaitu
sistem alami, sistem buatan, dan sistem
filogenik.

- Ciri diartikan sebagai penanda yang


mengacu kepada bentuk, susunan, atau
perilaku makhluk hidup yang dapat
digunakan untuk membandingkan,
mendeterminasi, menginterpretasi,
mengelompokkan atau memisahkan satu
mahkhluk dari makhluk hidup yang lain.

Ciri

Kualitatif Kuantitaif

- Ciri kualitatif merupakan ciri yang tidak


memerlukan pengukuran numeric
(analisis deskriptif).
- Ciri kuantitatif merupakan ciri yang
sifatnya dapat dinilai secara langsung
dengan mengukur panjang, berat,
jumlah, diameter, dll (analisis statistic).
- Ciri juga dapat dibedakan atas ciri
sintesis, ciri diagnosis (analisis), ciri
homolog dan ciri analog
2. Pertelaan
- Pola urutan yang dipakai ahli taksonomi
dalam mempertelakan suatu jenis
makhluk hidup beserta tiap organnya:
a. Dari bagian umum ke khusus
b. Dari bagian dasar ke ujung
c. Dari bagian luar ke dalam
- Taksa (takson) berdasarkan International
Code of Botanical Nomenclature (ICBN)
dan International Committee on
Zoological Nomenclature (ICZN). Urutan
takson antara lain:
Nomenclature (ICZN). Urutan takson antara lain:

Animalia Plantae Nama Indonesia

•Kingdom • Regnum • •Dunia/Kerajaan


•Filum Divisi •Bagian/Keluarga
•Class • Class •Kelas
•Ordo • Ordo •Bangsa
•Famili • Famili •Suku
•Genus • Genus •Marga
•Spesies • Spesies •Jenis

3. Sistem Tatanama Ilmiah


- Aturan penulisan tatanama binomial
nomenklatur adalah :
1. Aturan penulisan dalam tatanama
binomial selalu menempatkan nama
("epitet" dari epithet) genus di awal dan
nama ("epitet") spesies mengikutinya.
2. Nama genus selalu diawali dengan
huruf kapital (huruf besar, uppercase)
dan nama spesies selalu diawali
dengan huruf biasa (huruf kecil,
lowercase).
3. Penulisan nama ini tidak mengikuti
tipografi yang menyertainya (artinya,
suatu teks yang semuanya
mempergunakan huruf kapital/balok,
contohnya pada judul suatu naskah,
tak menjadikan penulisan nama
ilmiah dijadikan huruf kapital semua)
kecuali kepada hal berikut:
a. Pada teks dengan huruf tegak
(huruf latin), nama ilmiah ditulis
dengan huruf miring (huruf italik),
dan sebaliknya. Contoh: Glycine
soja, Pavo muticus.
b. Pada teks tulisan tangan, nama
ilmiah diberi garis bawah yang
terpisah kepada nama genus dan
nama spesies.
4. Nama lengkap (untuk hewan) atau
singkatan (untuk tumbuhan) dari
autoritas boleh diberikan di belakang
nama spesies, dan ditulis dengan
huruf tegak (latin) atau tanpa garis
bawah (jika tulisan tangan). Jika
suatu spesies digolongkan dalam
genus yang berbeda dari yang berlaku
kini, nama autoritas ditulis dalam
tanda kurung. Contoh: Glycine max
Merr., Passer domesticus (Linnaeus,
1978).
5. Pada penulisan teks yang
menyertakan nama umum/trivial,
nama ilmiah pada umumnya
menyusul dan ditaruh dalam tanda
kurung.
6. Nama ilmiah ditulis lengkap apabila
disebutkan pertama kali. Penyebutan
berikutnya cukup dengan mengambil
huruf awal nama genus dan diberi
titik lalu nama spesies secara
lengkap.
7. Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec."
(botani) digunakan jika nama spesies
tak dapat atau tak perlu dijelaskan.
Singkatan "spp." (zoologi dan botani)
merupakan bentuk jamak. Contoh:
Canis sp., artinya satu jenis dari genus
Canis; Adiantum spp., artinya jenis-
jenis Adiantum.
8. Sering dikacaukan dengan singkatan
sebelumnya merupakan "ssp."
(zoologi) atau "subsp." (botani) yang
menunjukkan subspesies yang belum
diidentifikasi. Singkatan ini artinya
"subspesies", dan bentuk jamaknya
"sspp." atau "subspp."
Singkatan "cf." (dari confer)
digunakan jika identifikasi nama
belum pasti. Contoh: Corvus cf.
splendens artinya "sejenis burung
menyerupai dengan gagak (Corvus
splendens) tapi belum dipastikan
sama dengan spesies ini". Penamaan
fungi mengikuti penamaan
tumbuhan. Tatanama binomial
dikenal pula sebagai "Sistem
Klasifikasi Binomial".

9. Penamaan biologi dapat diperluas


hingga tingkat di bawah spesies
(subspesies). Dalam zoologi
penamaan ini dinamakan "trinomen"
sedangkan di bidang botani
penamaan ini dinamakan "trinomial".
III. Klasifikasi Hewan
- Kehidupan hewan setelah terjadinya evolusi
bentuk multiseluler dengan membangun
karakteristik berikut :

1.Dasar-dasar Klasifikasi Hewan


- Berdasarkan keragaman yang dijumpai
maka klasifikasi hewan dapat berdasarkan
kepada:
1. Berdasarkan Persamaan
2. Berdasarkan Perbedaan
3. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi
4. Berdasarkan Ciri Biokimia

Gambar Klasifikasi Hewan

2. Hubungan antara Chordata – Avertebrata


dan Vertebrata
- Hewan vertebrata yaitu hewan yang
bertulang belakang atau punggung
memiliki sel-sel saraf dan memiliki
perpanjangan kumpulan saraf dari otak
dan memiliki system kerja sempurna
peredaran darah berpusat organ jantung
dengan pembuluh-pembuluh menjadi
salurannya
3. Keragaman Vertebrata
- Meliputi enam kelas vertebrata
berahang, yaitu :
1. Kelas Chondrichthyes (Ikan
bertulang rawan, hiu dan pari)
2. Kelas Ostechthyes (Ikan bertulang
keras)
3. Kelas Amfibi (Katak dan
Salamander)
4. Kelas Reptilia (reptile)
5. Kelas Aves ( burung dan unggas)
6. Kelas Mammalia (binatang
menyusui)

Gambar . Keragaman Vertebrata

1. Kelas Chondrichthyes
- Kelas Chondrichthyes, hiu, ikan pari,
dan chimaera (berasal dari bahasa
Yunani,chondros=tulang rawan +
inchthyes=ikan) merupakan vertebrata
hidup tingkat terendah dengan tulang
belakang yang lengkap dan terpisah,
rahang dapat digerakan, serta embelan
berpasangan.
- Karakteristik Ciri-ciri umum dari
Chondrichthyes diantaranya yaitu :
1. Rangka tulang rawan; Kerangka
bertulang rawan
2. Ada yang bersisik dan ada pula yang
tidak;
3. Letak celah insang lateral dan ventral;
4. Mulut terletak pada sisi ventral;
5. Ada yang mempunyai spirakulum
dan ada yang tidak;
6. Sirip berpasangan;
7. Lubang hidung sepasang; Lubang
hidung pada kelas Chondrichtyes
hanya berfungsi untuk penciuman,
- Ciri-Ciri Khusus (Karakteristik)
1. Kulit keras, dengan sisik plakoid kecil
dan banyak kelenjar mukosa, terdapat
sirip median dan sisrip berpasangan,
semua ditopang oleh jejari sirip, sirip
pelvic dengan klasper pada jantan.
2. Mulut ventral, dengan banyak gigi yang
terlapisi email, kantung olfaktori
berjumlah 2 (atau 1), tidak terhubung
dengan rongga mulut, dengan rahang
bawah dan atas, usus dengan katup
spiral
3. Kerangka bertulang rawan, tidak ada
tulang yang berpasangan, cranium
bergabung dengan kapsul indra yang
berpasangan, notokorda bertahan,
tulang belakang banyak, lengkap, dan
terpisah.
4. Jantung beruang dua (1 atrium, 1
ventrikal), dengan sinus venosus dan
konus arteriosus, hanya mengandung
darah vena, beberapa pasang lengkung
aorta, sel darah merah berinti dan
berbentuk oval.
5. Respirasi dengan menggunakan 5 atau
7 pasang insang, masing-masing
terdapat pada belahan yang terpisah (3
pasang pada chimaera).
6. Sepuluh pasang sarap cranial, setiap
organ auditori dengan tiga kanalis
semisirkularis.
7. Suhu tubuh bervariasi (poikiloterm).
8. Jenis kelamin terpisah, gonad
berpasangan secara khas, saluran
reproduksi melepaskan isinya ke
kloaka, fertilisasi internal, ovipar atau
ovovivipar, telur besar, dengan banyak
kuning telur, segmentasi meroblastik,
tidak ada membran embrionik,
perkembangan langsung, tidak
mengalami metamorphosis.
Sistematik Kelas chondrichthyes
- Kelas chondrichthyes mencakup 2 sub
kelas yaitu:
1. Sub kelas Elasmobranchii, yang
dibedakan atas :
a. Ordo Squaliformes, mencakup
semua jenis ikan hiu
b. Ordo Rajiformes, mencakup jenis-
jenis ikan pari.
2. Kelas Amphibi
- Amfibi berasal dari kata dalam bahasa
Yunani amphis yang berarti rangkap dan
bios yang berarti hidup. Amfibi diartikan
sebagai hewan yang umumnya hidup di
dua alam yaitu di darat pada fase
dewasanya dan di air pada fase larvanya.
♦ (Apoda).
Amfibi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
:
a. Tubuh diselubungi kulit yang berlendir
b. Merupakan hewan berdarah dingi
c. Mempunyai jantug yang terdiri dari tiga
ruangan yaitu dua serambi dan satu
bilik
d. Mempunyai dua pasang kaki dan pada
setiap kakinya terdapat selaput renang
yang terdapat diantara jari-jari kakinya
dan kakinya berfungsi untuk melompat
dan berenang
e. Matanya mempunyai selaput tambahan
3. Kelas Reptilia
- Reptilia berasal dari kata reptum yang
berarti melata. Reptilia merupakan
kelompok hewan darat pertama yang
sepanjang hidupnya bernafas dengan
paru-paru.
- Reptilia juga dikatakan sebagai hewan
eksoterm, yaitu berdarah dingin.
- Klasifikasi reptilia didasarkan kepada
tengkoraknya yaitu dibagi kedalam 4
ordo Testudinata, Rhynocephalia,
Squamata, Crocodila.
4. Kelas Aves
- Kelas aves adalah kelompok hewan
vertebarata dengan ciri hampir semua
tubuhnya tertutup oleh bulu.
- Kelompok burung yang tidak bias terbang
secara kolektif disebut sebagai ratita
karena tulang dadanya tidak memiliki
taju dan otot dada besar yang bertaut
seperti pada burung yang dapat
terbang.
- Kelompok burung yang bias terbang
disebut karinata, karena memiliki suatu
carina atau taju dada yang menyokong
otot dadanya yang besar.
- Klasifikasi kelas aves terdiri dari berbagai
ordo, yaitu ordo yang sudah punah
yaitu:
• Ordo Aepyornithiformes
• Ordo Dinornithiformes
• Ordo Hesperornis dan Ichtyornis
• Ordo Archaeopteryx
• Ordo Diatryniformes
- Sedangkang ordo yang masih ada
hingga sekarang adalah
o Ordo Apterygiformes
o Ordo Struthioniformes
o Ordo Rheiformes
o Ordo Casuarriiformes
o Ordo Tinamiformes
5. Kelas Mamalia
 Mamalia merupakan kelas hewan
vertebrata dengan ciri seperti adanya
rambut dan kelenjar susu.
 Hewan pada kelompok mamalia
mempunyai glandula mammae yang
menghasilkan air susu, untuk diberikan
kepada anaknya.
 Hewan-hewan yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain adalah: tikus,
kelelawar, kucing, kera, ikan paus, kuda,
kijang, sapi, kerbau dan lain-lain.
Termasuk juga manusia atau Homo
sapiens.
 Struktur anatomi hewan mamalia
memiliki ciri-ciri khusus, dan baik
struktur, perkembangan dan susunannya
lebih sempurna.
 Bagian-bagian tubuh mamalia dapat
dibedakan dengan jelas antara caput,
truncus, dan cauda.

KB. 3 Klasifikasi Tumbuhan

I. Sistem Klasifikasi Tumbuhan


 Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan) meliputi
organisme multiseluler yang sel-selnya telah
terdiferensiasi, bersifat eukariotik, memiliki dinding
sel selulosa. Hampir seluruh anggota
tumbuhan memiliki klorofil dalam selnya sehingga
bersifat autotrof atau dapat menyusun makanan
sendiri.
 Organisme yang termasuk tumbuhan adalah lumut
(Briophyta), tumbuhan paku (Pteridopkyta), dan
tumbuhan bij (Spermatophyta) disebut juga dengan
tumbuhan berbunga (Anthopyta).
 Tumbuhan Lumut dapat diklasifikasikan menjadi 3
kelas yaitu: Lumut Daun (Bryopsida/Musci); Lumut
Hati (hepaticopsida); Lumut Tanduk
(Anthoceropsida).
 Divisi Pteridophyta dibagi menjadi 4 kelas, yaitu
Psilophytinae, Equisetinae, Lycopodinae dan
Filicinae.
 Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua
anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae).
 Klasifikasi Tumbuhan merupakan pembentukan
kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang
ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson
secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat
yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi
berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan
klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan
pengklasifikasian itu.
 Dasar klasifikasi digunakan dalam sistem filogenetik
adalah persamaan dan perbedaan sifat
morfologi, anatomi dan molekuler. Sistem tersebut
mencerminkan urutan perkembangan serta jauh
dekatnya kekerabatan antartakson, selain
mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat
berupa morfologi, anatomi.
 Klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan
persamaan fenotip yang mengacu pada sifat-sifat
bentuk luar, faal, tingkah laku yang dapat diamati,
dan pewarisan keturunan yang mengacu pada
hubungan evolusioner jenis nenek moyang hingga
cabang-cabang keturunannya.
 Filogenetik pemisahan ke dalam hubungan
evolusioner (clades), berdasarkan perbandingan
genom kemungkinan akan menggantikan
phenotypical (phenetic) taksonomi. Pengelompokan
organisme terdiri dari:
1. Phenetic sistem yaitu pengelompokan organisme
berdasarkan kesamaan saling fenotipik
(fisik dan kimia) karakteristik. Pengelompokan
Phenetic mungkin atau tidak mungkin
berkorelasi dengan hubungan evolusi.
2. Filogenetik sistem yaitu pengelompokan
organisme didasarkan pada kesamaan warisan
evolusi. Teknik sekuensing DNA dan RNA
dianggap memberikan filogeni paling berarti
terutama untuk menentukan nenek moyang dan
evolusi yang terjadi.
Tujuan dari sistematika yaitu untuk
menciptakan suatu klasifikasi yang
mencerminkan
sejarah evolusi organisme. Untuk melakukan
hal tersebut, diperlukan pengelompokan spesies
ke dalam taksa :
1. Monofiletik yaitu jika nenek moyang
tunggalnya hanya menghasilkan semua
spesies turunan dalam takson tersebut dan
bukan spesies pada takson lain.
2. Polifiletik yaitu jika anggotanya diturunkan
dari dua atau lebih bentuk nenek moyang
yang tidak sama bagi semua anggotanya.
3. Parafiletik yaitu jika takson itu tidak
meliputi spesies yang memiliki nenek
moyang yang sama yang menurunkan spesies
yang termasuk dalam takson tersebut.
II. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
 Bryophyte berasal dari bahasa Yunani, bryum yang
berarti lumut dan phyta artinya adalah
tumbuhan.
 Karakteristik Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Karakteristik sebagai berikut:
1. Bersel banyak dan berbentuk pipih, melekat
pada sunbstrat dengan ketinggian 1-2cm namun
ada pula yang mencapai 20cm.
2. Bersifat autotroph.
3. Dinding selnya terbentuk dari selulosa dan
tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh
lignin seperti jaringan penguat pada tumbuhan
tingkat tinggi.
4. Pada semua tumbuhan lumut terdapat
persamaan bentuk susunan gametangiumnya
(anteredium maupun arkegonium) terutama
susuna arkegoniumnya.
5. Sudah mempunyai rizoid dan daun tapi belum
mempunyai akar, batang dan daun sejati.
Fungsi rizoid adalah untuk melekatkan ke
substratnya (tempat tumbuhnya) dan menyerap
air dan garam-garam mineral (makanan).
6. Tumbuhan lumut tidak memiliki pembuluh
angkut sehingga proses pengangkutan dalam
tubuhnya menggunakan sel-sel parenkim.
7. Habitatnya ditempat lembab dan basah, kecuali
sphaginum yang hidup didalam air.
8. Lumut tersebar dimana saja, dari daerah tropik
sampai daerah tundra/kutub.
9.Pada tumbuhan lumut hanya terdapat
pertumbuhan memanjang dan tidak tumbuh
membesar.
10. Hidup secara berkoloni.

 Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Bryophyta dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelas
yaitu:
1. Lumut Daun (bryopsida/musci)
2. Lumut Hati (hepaticopsida)
3. Lumut Tanduk (Anthoceropsida)

1. Lumut Daun (Bryopsida/musci)


 Bryopsida dikenal sebagai lumut daun atau
lumut sejati, merupakan kelas yang terbesar
dalam Bryophyta.
 Lumut daun meliputi 12.000 jenis yang
mempunyai daerah pesebaran amat luas.
Lumut daun dapat tumbuh diatas tanah-
tanah gundul yang periodik mengalami
masa kekeringan, bahkan pasir yang dapat
bergerak pun dapat tumbuh.
 Lumut daun banyak terdapat ditempat-
tempat yang lembab, mempunyai struktur
akar yang disebut rizoid Dan struktur
seperti daun. Siklus hidup lumut ini
mengalami pergantian anatara generasi
haploid dengan diploid sporofit pada
umunya lebih kecil, berumur pendek dan
hidup tergantung pada gametofit
 Lumut daun (Musci) dapat dibedakan
menjadi 3 bangsa di antaranya yaitu :
1. Bangsa Andreacales
Bangsa ini hanya memuat satu suku,
yaitu suku Andreaceae dengan satu
marga Andrea. Protonema berbentuk pita
yang bercabang. Kapsul spora mula-
mula diselubungi oleh kaliptra yang
bentuknya seperti kopiyah bayi.
Contoh : Andrea pethrophila dan Andrea
rupestris.
2. Bangsa Sphagnales
Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku
Sphagnaceae dan satu marga Sphagnum.
Marga ini meliputi sejumlah besar jenis
lumut yang kebanyakan hidup di tempat-
tempat yang berawa-rawa dan
membentuk rumpun atau bantalan, yang
dari atas tiap-tiap tahun tampak
bertambah luas, sedang bagian-bagian
bawah yang ada dalam air mati dan
berubah menjadi gambut.
Contoh : Sphagnum actifolium,
Sphaghnum squarrosumn dan Sphagnum
fibriatum, spaghnum papillosum
3. Bangsa Bryales
Sebagian besar lumut daun tergolong
dalam bangsa ini. Sporogoniumnya
mempunyai suatu tangkai yang elastis
yang dinamakan seta. Tangkai dengan
kaki sporogoniumnya tertanam dalam
jaringan tumbuhan gametofitnya.
Contoh : Poganatum cirrhatum, Funaria
hygrometrica dan Eubryales pleurocarpi
dan Bryum gemmiferum.
2. Lumut Hati ( Hepaticeae)
 Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus
sehingga tampak seperti lobus pada hati.
Sikus
hidup lumut ini mirip dengan lumut daun.
Didalam spongaria terdapat sel yang
berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera
akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga
membantu memencarkan spora.
 Tumbuhan Lumut hati terdiri dari 3 ordo
yaitu ;
1. Ordo Anthocerolates (lumut tanduk).
Sporogonium tidak bertangkai,
mempunyai tangkai seperti tanduk,
panjangnya 10-15 cm. Jika telah masak
pecah seperti buah polongan.
2. Ordo Marchantiales. Sebagian lumut
hati yang tergolong dalam ordo ini
mempunyai susunan talus yang agak
rumit. Gametangium Marchantiales
didukung oleh suatu cabang talus yang
tumbuh tegak. Bagian bawah cabang
talus ini tergulung, merupakan suatu
tangkai.
3. Ordo Jungermaniales. Jungermanniales
adalah ordo terbesar tumbuhan lumut
hati. Ordo ini memiliki ciri khas berupa
"daun" di bagian kanan dan kiri
batangnya.
3. Lumut Tanduk
 Lumut tanduk merupakan kelompok
kecil yang berkerabat dengan bryophyta
lainnya tetapi cukup berbeda untuk
memisahkannya dalam kelas tersendiri
yang mencakup kira-kira 300 spesies.
 Bentuk tubuhnya seperti lumut hati
yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya
berupa kapsul memanjang. Sel lumut
tanduk hanya mempunyai satu
kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau,
atau sepanjang selokan. Reproduksi
seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp.
 Tumbuhan lumut anggota kelas
Anthocerotae mempunyai ciri-ciri, yaitu
:
a. Talus gametofit tidak dapat dibedakan
antara struktur “batang” dan “daun”,
sedangkan “akar” masih berupa
rhizoid.
b.Talus gametofit berbentuk pipih
dorsiventral.
c. Pada permukaan dorsal talus
gametofit dibentuk gametangium,
yaitu antheridium dan arkhegonium.
d. Talus sporofitnya berbentuk seperti
tanduk atau jarum yang ramping
(kecil), dan pertumbuhannya terjadi
karena pembelahan sel-sel dasar pada
daerah kaki.

III. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


 Tumbuhan paku disebut Pteridophyta yang
berasal dari bahasa Yunani. Pteridophyta
diambil dari kata pteron yang berarti sayap, bulu
dan phyta yang berarti tumbuhan. Di Indonesia
tumbuhan ini lebih dikenal sebagai tumbuhan
paku. Tumbuhan paku termasuk tumbuhan
kormus berspora, artinya dapat dibedakan antara
akar, batang dan daun. Namun demikian, pada
tumbuhan paku belum dihasilkan biji.
 Tumbuhan paku atau Pterydophyta tergolong
tumbuhan Kormophyta karena sudah memiliki
akar, batang, dan daun sejati.
 Tumbuhan ini juga mengalami metagenesis
seperti lumut tetapi bebeda pada fase yang
dominan. Pada tumbuhan paku fase yang lebih
dominan adalah pada fase sporofit dibandingkan
dengan gametofit sehingga tumbuhan paku yang
kita lihat sehari-hari merupakan fase sporofit.
 ada umumnya, tumbuhan paku banyak hidup
pada tempat lembap sehingga disebut sebagai
tanaman higrofit. Pada hutan-hutan tropik dan
subtropik, tumbuhan paku merupakan tumbuhan
yang hidup di permukaan tanah, tersebar mulai
dari tepi pantai sampai ke lereng gunung,
bahkan ada yang hidup di sekitar kawah gunung
berapi.
 Karakteristik Tumbuhan Paku
(Pteridophyta)
Secara umum, ciri-ciri tumbuhan paku
mempunyai :
1. Lapisan pelindung sel yang terdapat di
sekeliling organ reproduksi.
2. Embrio multiseluler yang terdapat di dalam
arkegonium.
3. Lapisan kutikula pada bagian luar tubuh.
4. Sistem transportasi internal yang berfungsi
sebagai pengangkut air dan zat-zat mineral
dari dalam tanah

5. Struktur tubuh terdiri atas bagian-bagian


akar, batang dan daun.
6. Akarnya berupa rizoid yang bersifat seperti
akar serabut dengan ujung dilindungi
kaliptra.
7. Batangnya pada umumnya tidak tampak
(kecuali tumbuhan paku tiang) karena
terdapat di dalam tanah berupa rimpang,
menjalar, atau sedikit tegak.
8. Daunnya yang muda umumnya melingkar
atau menggulung
 Klasifikasi Tumbuhan Paku ( Pteridophyta).
Tumbuhan paku dapat di klasifikasikan
berdasarkan jenis dan ukuran spora yang
dihasilkan, sifat anulus, letak sporangium, dan
sorusnya pada daun. Divisi Pteridophyta dibagi
menjadi 4 kelas, yaitu Psilophytinae, Equisetinae,
Lycopodinae dan Filicinae.
IV. Tumbuhan Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji
Terbuka)
o Karakteristik Tumbuhan Gymnospermae
Gymnospermae memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.
2. Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
3. Bentuk perakaran tunggang.
4. Daun sempit, tebal dan kaku.
5. Tulang daun tidak beraneka ragam.
6. Tidak memiliki bunga sejati.
7. Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat
dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat
dalam strobilus betina.
8. Struktur perkembangbiakan yang khas adalah
biji yang dihasilkan bunga ataupun runjung.
9. Sperma atau sel kelamin jantan menuju kesel
telur atau sel kelamin betina melalui tabung
serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan
berbiji.
10. Tumbuhan biji mempunyai jaringan
pembuluh yang rumit. Jaringan ini
merupakan saluran menghantar untuk
mengangkut air, mineral, makanan dan bahan
– bahan lain.
11. Tumbuhan berbiji terbuka memiliki pigmen
hijau (klorofil) yang penting untuk
fotosintesis yaitu suatu proses dasar
pembuatan makanan pada tumbuhan.
12. Gymnospermae memiliki batang yang tegak
lurus dan bercabang-cabang. Daunnya jarang
yang berdaun lebar, jarang yang bersifat
majemuk, dan system pertulangan daunnya
tidak banyak ragamnya.

o Klasifikasi Tumbuhan Gymnospermae


- Gymnospermae terdiri dari beberapa divisi
baik yang sudah punah maupun yang masih
ada sampai sekarang, yaitu mencakup 3
divisi yang telah punah dan 4 divisi yang
masih bertahan.
- Tumbuhan Gymnospermae yang sudah punah
ada tiga divisi:
1) Bennetophyta.
2) Cordaitophyta
3) Pteridospermophyta.
- Tumbuhan Gymnospermae yang masih ada
sampai sekarang ada empat divisi:
1).Ginkgophyta
2).Cycadophyta
3).Coniferophyta atau dapat disubut
Pinophyta
4. Gnetophyta

V. Tumbuhan Angiospermae (Tumbuhan Biji


Tertutup)
 Karakteristik Tumbuhan Angiospermae
1. Tumbuhan angiospermae memiliki bunga
sejati Bunga atau kembang adalah struktur
reproduksi tunggal pada tumbuhan berbunga.
Pada bunga terdapat organ reproduksi yang
merupakan(benang sari dan putik).

2. Biji dilindungi oleh bakal buah Angiospermae


merupakan tumbuhan berbiji yang mengalami
pembuahan ganda.
3. Daun buah berdaging tebal Tumbuhan
angiospermar memiliki daun buah yang
berdaging tebal.
4. Tubuh terdiri dari akar, batang, daun, dan bunga
5. Bunga terdiri kelopak, mahkota, benang sari
dan putik
6. Bentuk dan ukuran tubuh berbeda-beda
7. Memiliki akar tunggang dan serabut
8. Bentuk tulang daun bervariasi
9. Reproduksi secara generatif dan vegetative
10. Batang berkambium dan tidak berkambium
11. Makroskopik membentuk putik
12. Terjadinya pembuahan ganda
13. Pembuluh Xylem terdiri dari trakea dan
trakeida
14. Makroskofil dan mikrosporofil terpisah dan
bersatu
 Klasifikasi Angiospermae
Angiospermae dibedakan menjadi 2 class yaitu
monocotyledoneae dan dicotyledoneae.
1. Kelas Monocotyledoneae (Liliopsida)
 Ciri umum tumbuhan monokotil adalah
bijinya mempunyai satu daun lembaga
yang
berfungsi untuk menyerap zat makanan
dari endosperma pada saat biji
berkecambah. Ciri lainnya adalah
bunganya memiliki bagian-bagian yang
jumlahnya
berkelipatan 3. Daunnya tunggal dan
mempunyai tulang daun sejajar atau
melengkung. Tumbuhan monokotil
mempunyai sistem akar serabut.
 Berikut adalah ordo yang termasuk ke
dalam kelas Monocotyledoneae
(Liliopsida)
o Ordo Pandanales
o Ordo Helobiae
o Ordo Spathiflorae
o Ordo Glumiflorae
o Ordo Principes (Arecales)
o Ordo Farinosae (Bromeliales)
o Ordo Liliflorae (Liliales)
o Ordo Scitaminae (Zingiberales)
o Ordo Microspermae

2. Kelas Dicotyledoneae (Magnoliopsida)


 Dicotyledoneae (tumbuhan dikotil)
memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai
berikut.
a. Keping biji berbelah dua.
b. Berkas vaskuler (pembuluh angkut)
pada batang bertipe kolateral terbuka
(antara xylem dengan floem terdapat
kambium). Sementara berkas vaskuler
pada akar bertipe radial
c. (letak xilem dan floem di dalam batang
tersusun melingkar dengan kedudukan
xilem di sebelah dalam dan floem di
sebelah luarnya).
d. Batang dan akar memiliki kambium
sehingga terjadi pertumbuhan sekunder
dan dapat tumbuh membesar.
e. Batang bercabang-cabang dengan ruas
batang yang tidak jelas.
f. Berakar tunggang yang bercabang-
cabang.
g. Tidak memiliki pelindung ujung akar
(koleoriza) dan pelindang ujung batang
(koleoptil).
h. Berdaun tunggal atau majemuk, dengan
urat daun menyirip atau menjari, dan
umumnya tidak berpelepah.
i. Bagian bunga (kelopak bunga, mahkota
bunga, benang sari) berjumlah 4 atau 5,
atau kelipatannya.
 Kelas Dicotyledoneae (Magnoliopsida)
terbagi dalam 3 sub kelas yaitu
Monochlamydeae, Dyalipetalae dan
Sympetalae.
• Sub Kelas Monochlamydeae
1. Ordo Casuarinales (Verticillatae)
2. Ordo Piperales
3. Ordo Urticales
• Sub Kelas Dyalipetalae
1. Ordo Caryophylales
2. Ordo Ranales (Polycarpicae)
3. Ordo Rhoedales (Brassicales)
4. Ordo Rosales
5. Ordo Geraniales
6. Ordo Sapindales
7. Ordo Malvales
8. Ordo Parietales
9. Ordo Opuntiales
10. Ordo Myrtales
11. Ordo Apiales
• Sub Kelas Sympetalae
1. Ordo Contortae (Apocynales)
2. Ordo Solanales
3. Ordo Plantaginales
4. Ordo Rubiales
5. Ordo Ebenales
6. Ordo Cucurbitales
7. Ordo Asterales (Campanulatae)

KB. 4 Virus, Protista, Monera

1. Virus
 Virus merupakan agen infeksius yang
berukuran kecil dan komposisi sederhana yang
hanya dapat berkembang biak di sel hewan,
tumbuhan, atau bakteri (sel hidup).
 Virus bervariasi dalam strukturnya. Partikel
virus terdiri dari DNA atau RNA dalam lapisan
protein pelindung yang disebut capsid.
 Strukturnya (faga) terdiri atas kapsid, asam
nukleat, leher, selubung, serta ekor. Masing-
masing struktur dan fungsinya adalah:
1.Kapsid merupakan kulit protein yang
melindungi / menyelimuti genom virus.
2. Serabut ekor berfungsi untuk melekat pada
sel inang.
3. Asam nukleat, kegunaan asam nukleat yang
ada di dalam virus adalah untuk
memberikan instruksi pada bagian-bagian
virus yang lain
4. Leher Virus, leher merupakan tempat yang
menyambungkan antara bagian kepala dan
bagian ekor
 Reproduksi Virus
- Litik : perlekatan, penetrasi,
uncoating, replikasi, perakitan, dan
pelepasan.
- Lisogenik : perlekatan, penetrasi,
penggabungan, replikasi, pelepasan

2. Monera
 Domain Archaea
- Membran sel archaea disusun oleh lipid
gliserol berbasis isoprenoid (polimer alkyl).
tidak memiliki murein didalam dinding
selnya dan posisinya digenti oleh protein
tertentu.
Metanogen; membentuk CH4
(methan) Halofili; hidup di tempat
asin Termofil : kondisi optimum 60-
80°C
- 3 grub filogenetik :
Crenarchaeota : organisme termofilik
Euryorarcheota : pembentuk mhtehanogen
Korarchcheota : hidup di mata aair panas

 Domain Eubacteria
- Struktur Tubuh Bakteri
1. Nukleoid;
2. Ribosom
3. Membran
4. Dinding sel
5. Kapsul;
6. Flagelum atau bulu
7. Pilus dan fimbria
8. Klorosom
9. Vakuola gas
10. Endospora

 Penggolongan Monera
Kelompok monera dapat digolongkan
berdasarkan :
(1) Bentuk sel dan Susunan sel (kokus,
batang, spiral)
(2) Dinding sel (gram + dan gram -)
(3) Motilitas (bagaimana alat gerak sel),
Atrik, monotrik, lofotrik, amfitrik,
peritrik
(4) Cara hidup (autotrof dan heterotrof)
(5) Berdasarkan kebutuhan oksigen (aerob,
aerob obligat, an aerob, an aerob obligat,
anaerob fakultatif)

 Klasifikasi Kingdom Monera


1. Proteobacteria
2. Chlamydias
3. Cyanobacateria
4. Spirochetes

 Tata Nama Bakteri


- Sama dengan aturan binomial.
Ada beberapa ketentuan tentang bakteri :
1. Sifat-sifat struktural yang terdiri dari
bentuk, besar, cara pergerakan, reaksi
terhadap pewarnaan gram, serta sifat
koloni.
2. Sifat biokimia dan kebutuhan akan
nutrisi, produk akhir metabolisme,
susunan biokimiawi, dan komponen
metabolitnya.
3. Sifat-sifat fisiologis terhadap oksigen,
temperatur, pH, dan respon terhadap
zat anti bakteri
4. Sifat ekologi
5. Komposisi basa DNAhomologi dan sifat
genetik

 Reproduksi dan Pertumbuhan Bakteri


- Bakteri berkembang biak secara
seksual dan aseksual.
Perkembangbiakan
aseksual dilakukan dengan pembelahan
biner.
- Mikroorganisme dalam sistem tertutup
mengalami 4 fase pertumbuhan, secara
berurutan meliputi fase lag, fase
eksponensial, fase stasioner dan fase
kematian.
- Pertumbuhan mikroorganisme dalam
sistem tertutup menyebabkan fase
eksponensial mikroorganimse sangat
terbatas (Brock, 2012).

3. Protista
- Ciri-Ciri Kingdom Protista antara lain:
1.Mempunyai ukuran Mikroskopis dan
makrokopis
2. Umumnya Uniseluler
3. Tipe Sel Eukariotik
4. Hidup Bebas atau Simbiosis
5. Habitat Umumnya di Tempat Lembab
6. Bersifat Aerob dan Anaerob
7. Bersifat Heterotrof dan
8. Bersifat Motil
- Protista dapat dibagi menjadi tiga filum:
1. Protista Mirip Jamur
a. Myxomycota (Jamur lendir plasmodial)
b. Acrasiomycota (Jamur Lendir Seluler)
c. Oomycota : dikenal sebagai jamur air
(water molds), karat putih (white rust),
dan downy mildew.
2. Protista Mirip Tumbuhan
a. Euglenophyta
b. Chrysophyta (Alga Emas)
c. Baccilariophyta (Diatom)
d. Pyrrophyta/Dinoflagellata (Ganggang
Api)
e. Chlorophyta (Alga Hijau)
f. Phaeophyta (Alga Cokelat)
g. Rhobdophyta (Alga Merah)
3. Ptotista mirip Hewan
a. Rhizopoada / Sarcodina : bergerak
dengan kaki semu /peudopodia
b. Ciliata : bergerak dengan silia
c. Flagellata : bergerak dengan flagel
d. Sporozoa : tidak ada alat gerak
2 Daftar materi yang 1. membedakan berbagai hayati dan dari asalnya
sulitdipahami di modul (contoh berbagai penyu yang berbeda-beda
ini bentuk dan rupanya)
2. membedakan ke aneka ragaman jenis hayati
sesuai tingkat kecocokan
alam/tanah yang ada di Indonesia.
3 Daftar materi yang 1. membedakan ekosistem laut dan rawa
sering mengalami 2. membedakan lumut dan paku.
miskonsepsi 3. Membedakan protista dan monera

Anda mungkin juga menyukai